"Loh, Barry ngapain kamu di sini?" Kania mengangkat alis tinggi-tinggi. Hari minggu siang yang cerah, Kania baru saja selesai membuat pai buah kesukaan Nadin. Bi Darni sedang menidurkan Nadin di kamar, jadi saat bel pintu berdering, Kania sendiri yang bergegas membuka pintu. Ia berpikir Divia yang datang, rupanya Barry. "Boleh, kan, hari Minggu main? Aku suntuk di rumah." "Ya-ya, ya bolehlah, masak enggak boleh? Ayo masuk." Kania mempersilakan Barry masuk ke ruang tamu, sementara dirinya bergegas ke ruang ganti. Ia merasa seperti si upik abu dengan pakaian usang dan muka belepotan, sementara Barry seperti pangeran tampan dengan kaus polo warna navy dipadu jeans warna pudar. Bukannya ia ingin terlihat menarik di hadapan Barry, hanya untuk kesopanan saja, pikirnya. Kania memilih atasan crop warna cream dan celana kulot sebetis. Setelah membersihkan muka dan merapikan rambut, ia k
Terakhir Diperbarui : 2021-05-25 Baca selengkapnya