Semua Bab LIVING WITH THE DEVIL : ignite: Bab 21 - Bab 30

49 Bab

19. Room Of Black

Awalnya, Alicia berniat untuk tidak akan beranjang dari kamarnya sampai beberapa hari. Dia tidak ingin bertemu dengan Lucius, dia tidak akan tahan jika berada di ruangan yang sama dengan lelaki itu. Tubuhnya pun terlalu lemas dan sakit, Alicia tidak memiliki pemikiran apapun selain tidur. Ketika bangun, dia membersihkan diri dan pergi ke ruang makan, namun tidak menemukan Lucius di sana. Alicia mendesah lega.Beberapa hari berikutnya, Lucius pun tidak menampakkan diri sama sekali. Alicia baru menyadari, bahwa setiap kali Lucius selesai menyakitinya, maka lelaki itu pasti akan hilang dari hadapannya untuk beberapa saat. Kenapa dia melakukan itu? Apakah dia benar-benar sibuk sehingga tidak punya waktu untuk pulang?Tanpa sadar, Alicia pun jadi semakin sering memikirkannya setiap malam.Dia juga terbayang wajah orang tuanya di café siang itu. Dan hanya mampu menerka-nerka rencana apa yang sedang Lucius jalani.
Baca selengkapnya

20. First Terror (1)

Alicia bertemu dengan Fio di dapur. Setelah beberapa waktu lamanya Alicia tidak melihat pelayan muda itu. Fio berlari dan memeluknya dengan erat saat Alicia muncul. "Nona Alicia, aku senang Anda baik-baik saja," Fio berucap dengan air mata di sudut matanya. Alicia belum sempat menjawa karena setelahnya pelayan senior datang memanggil Fio dan Alicia mendengar pelayan tersebut sedikit mengomeli Fio yang telah bersikap tidak sopan padanya. Alicia merasa dia tidak pantas diperlakukan istimewa seperti ini, jadi dia menghampiri pelayan senior itu dengan Fio yang berdiri menunduk di hadapannya. "Tidak apa," kata Alicia. Dia ingin mengatakan sesuatu untuk membela Fio, tapi tidak satupun kata keluar dari bibirnya. "Hm... sebenarnya, aku akan pergi ke suatu tempat hari ini, bolehkah aku mengajak Fio bersamaku?" tanya Alicia. Pelayan senior itu tampak terkejut pada ucapan Alicia, dia menatap bergantian antara Fio
Baca selengkapnya

21. First Terror (2)

Sepanjang perjalanan, Fio begitu panik dan terus-terusan menangis. Sedangkan Alicia justru sibuk memikirkan alasan di balik kejadian hari ini. setelah mereka sampai di rumah, Fio langsung ke luar dan berlari ke belakang menuju kamar pelayan."Miss, Anda baik-baik saja?" tanya Ben.Alicia mengangguk dan tersenyum pada Ben. "Aku baik-baik saja, Ben."Ben mengangguk. "Kalau begitu, sebaiknya Anda cepat masuk ke dalam dan mengobati tangan Anda."Alicia melirik telapak tangannya yang memang terluka akibat bergesekan dengan jalanan. "Akan kulakukan," kata Alicia. "Terima kasih sudah menyelamatkan kami, Ben," lanjutnya."Itulah tugasku," sahut Ben kemudian dia pergi dari hadapan Alicia membawa mobil menuju garasi.Alicia masuk ke dalam mansion dan terkejut melihat para pelayan berlalu lalang di ruang tamu tampak sibuk bersih-bersih. Suara Maloma di
Baca selengkapnya

22. Playing Games In Darkness (1)

Alicia tahu apa yang terjadi saat dia pergi tadi. Dan dia secara langsung menghubungkan penyusup itu dengan pria berpakaian serba hitam yang menguntitnya di butik. Alicia juga memikirkan Lucius. Entah kenapa, dia tahu bahwa seharusnya dia merasa takut dan menjauhi lelaki itu, tapi Alicia tidak bisa menampik untuk segera bertemu dengannya dan menceritakan tentang kejadian hari ini.Alicia berjalan mondar-mandir di perapian sambil menggigit kuku jarinya karena gugup. Ketika Lucius menyuruhnya pergi, Alicia tidak kembali ke kamar melainkan ke tempat ini, menunggu Lucius turun makan malam dan mereka akan berakap-cakap. Tapi tubuh-tubuh itu... darah di kemeja putih dan tangan Lucius. Alicia tidak yakin lelaki itu masih memiliki nafsu untuk makan malam, sama seperti Alicia yang sudah kehilangan nafsu makannya bahkan mungkin untuk beberapa hari ke depan."Miss Alicia, makan malam Anda akan segera dingin," Maloma memperingati.Ali
Baca selengkapnya

23. Playing Games In Darkness (2)

"What are you doing here, Alicia?" Lucius berbisik ketika Alicia bernapas seolah seluruh oksigen telah direnggut darinya. Alicia mengangkat tangan, meraba wajah Lucius dan mengusap rahangnya yang mengeras."A-aku..." Alicia mencoba menjawab.Lucius menyentuh tangan Alicia di wajahnya, menghentikan gerakan lembut itu. "Apakah kau datang untuk ini?""Huh?" Alicia mengerjap beberapa kali, berharap sekali dapat melihat raut di wajah Lucius saat ini, tapi pikirannya masih dibalut kabut gairah.Terdengar suara kekehan mencemooh dari Lucius yang membuat Alicia semakin bingung. "Lihat, beberapa hari yang lalu kau menuduhku telah memerkosamu, padahal kau juga menikmatinya. Persis seperti sekarang. Apakah ini yang kau inginkan? Datang ke kamarku untuk menggodaku lagi, Alice?" nada dingin di suara Lucius itu membuat sekujur tubuh Alicia membeku dan dia pun mulai tersadar."Tu-tunggu sebentar
Baca selengkapnya

24. Too Late To Let Go

Maloma memasuki kamar Alicia membawa nampan berisi bubur, segelas air, dan sebutir aspirin. Alicia tengah duduk di ranjang sambil memegangi kepalanya yang pening. Dunia seolah berputar di sekitarnya dan Alicia bahkan tidak bisa melihat Maloma dengan jelas."Minumlah ini, Nona Alicia, setelahnya Anda akan merasa baik-baik saja."Alicia mengangguk, kemudian meminum obat yang diberikan Maloma dengan segelas air. "Terima kasih," ucap Alicia dengan suara lemah.Maloma kemudian meletakkan nampan kayu itu ke atas ranjang dan menatap Alicia lama.Alicia yang merasa diperhatikan pun mendongak membalas tatapan Maloma. "Apa ada sesuatu?" tanya Alicia.Maloma menggeleng, menyematkan senyum tipis. "Tidak ada. Habiskan sarapan Anda dan beristirahatlah. Semoga lekas sembuh."Setelah Maloma pergi, Alicia membaringkan kembali punggungnya ke ranjang dan menatap langit-langit yang berwarna p
Baca selengkapnya

25. The Casino

"Apa yang kau lakukan di sini, Landon?" Lucius bertanya pada lelaki yang saat ini berdiri di samping Alicia dengan tatapan terkejut, bukan karena kehadiran Lucius, tapi karena tatapan yang lelaki itu berikan padanya. Landon sontak saja melepas tangan Alicia dari genggamannya.Alicia menyadari suasana tegang di antara mereka karena kehadiran si tuan rumah, dan Alicia pun tidak siap melihat Lucius secepat ini. Dia berharap melihatnya besok atau lusa, seperti biasa. Maka Alicia pun mengundurkan diri dan pergi, Lucius tidak mencegahnya, Alicia pun melangkah semakin cepat."Kau pulang sedikit telat. Kakek menghubungimu, Luc.""Apa yang kau lakukan di sini, Landon?" Lucius mengulang pertanyaannya dengan nada yang lebih gelap, membuat Landon merinding seketika."Tenanglah, Sepupu, aku tadinya hanya datang untuk melaporkan sesuatu," Landon menjawab, dia kemudian terkekeh canggung, "tapi wanitamu membuatku penasara
Baca selengkapnya

26. Unexpected Encounter (1)

"Ada apa, Alicia? Apa kau baik-baik saja? Pagi ini kau tampak sedikit pucat." Alicia hanya membalas pertanyaan Landon dengan senyuman tipis. Pagi ini, Landon menyadari ada yang sedikit tidak beres dengan kelakuan Alicia. Gadis itu menjadi lebih pendiam dan jarang tersenyum, dia bahkan tidak mau membalas tatapan Landon. Semalam, Landon tahu bahwa Lucius pulang, apa lelaki itu melakukan sesuatu pada Alicia? Rasa untuk ingin menjaga itu muncul pada diri Landon. Dia baru mengenal Alicia kemarin, namun rasa-rasanya sudah lama sekali. Dan sekarang Landon khawatir Lucius akan melakukan seperti yang sudah-sudah pria itu lakukan pada wanita-wanitanya. Atau mungkin Alicia tidaklah seperti yang Landon kira. Landon pun menghabiskan sarapannya pagi itu dalam kebisuan yang terasa menyesakkan. Tidak sampai di sana, ketika Landon mengajak Alicia untuk berbincang-bincang di ruang keluarga sembari meng
Baca selengkapnya

27. Unexpected Encounter (2)

Setelah kepergian mereka, Alicia sontak merasakan kesedihan yang aneh menderanya, rasa sepi yang tiba-tiba terasa begitu pekat. Dan ketika Lucius berbalik, Alicia semakin merasakannya.Lucius menatap Alicia beberapa saat, rahangnya mengencang, dan Alicia bisa melihat bayangan gelap dari janggutnya yang belum dicukur."Ikut aku!" kata Lucius dingin.Alicia tahu lebih baik untuk tidak membantah jadi dia mengikuti langkah Lucius yang ternyata mengajaknya ke garasi. Maloma mendekat bersama dua orang pelayan yang sama-sama membawa mantel tebal untuknya dan Lucius. Alicia diam saja ketika Lucius memakaikan mantel itu ke tubuhnya dan sepatu bepergian.Garasi Lucius dipenuhi oleh mobil-mobil mengilap yang Alicia duga harganya pasti sangat mahal. Tidak seperti sebelum-sebelumnya di mana mereka akan diantar oleh sopir, Lucius menggunakan mobil lamborghini hitamnya dan menyetir sendiri. Alicia sempat terdiam beberapa
Baca selengkapnya

28. Breaking Cold (1)

Alicia terisak-isak di dalam mobil dengan Lucius yang duduk di sampingnya. Mobil itu melaju dengan cepat di jalan raya yang lenggang, Lucius mengemudi dalam diam, begitu tenang dan leluasa, seolah Alicia tidak ada di sana.Alicia benci rasa diabaikan itu, terlebih di dalam kondisi di mana dia begitu butuh dukungan seperti iniSelama bertahun-tahun lamanya, Alicia mengharapkan pertemuan dengan kedua orangtuanya, tapi tidak pernah sekalipun Alicia membayangkan akan seperti ini. Alicia membayangkan air mata kebahagiaan, pelukan hangat, dan kata-kata penuh cinta yang membantah semua pemikiran negatif dari pikiran Alicia selama ini, bahwa mereka meninggalkannya karena tidak menyayangi Alicia lagi. Itu adalah ketakutan terbesar Alicia. Dan dia tidak menyangka bahwa hal yang ditakutkannya itu akan benar-benar terjadi.Lamborghini hitam itu menderu pelan, lalu berhenti di depan teras mansion. Lucius keluar lebih dulu, lalu melempa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status