Home / Horor / PERSUGIHAN / Chapter 101 - Chapter 110

All Chapters of PERSUGIHAN : Chapter 101 - Chapter 110

154 Chapters

101

“Sebentar lagi akan terkumpul semua,” gumam Ardi yang mematikan ponselnya dan bergegas tidur, karena ia harus kerja lagi di pagi hari. untuk mengumpulkan uang untuk biaya kuliah dan biaya kehidupan Narnia.***Seperti biasa biasa,  Darwin akan mengajak Narnia untuk ke kampus bersama-sama dan Anton akan ikut belakangan. Sambil melihat Darwin yang membonceng Narnia di belakang. pemandangan seperti ini sudah bosan di lihat oleh Anton, selama hampir dua tahun.Sesampai di tempat pakiran kampus, Narnia sempat melihat sosok Ardi yang keluar dari ruangan admitrasi. Dengan langkah cepat, Narnia mengejar bayangan tersebut dan ternyata benar. Ia tidak salah melihat.“Ardi?” sahut Narnia.Ardi seperti biasa hanya diam dan melirik ke arah lain, seolah-olah ia tidak mengenal Narnia. Narnia yang kesal dengan  sikap Ardi yang semakin menjadi-jadi, langsung mengajak Ardi ke tempat lain dan melayangkan tatapan kesal pada Ardi.
Read more

102

***Di bengkel, Ardi masih giat mengerjakan pekerjaanya demi mendapatkan uang untuk membiayai kuliah Narnia di luar negeri. tepatnya, Saat Ardi mengetahui bahwa biaya kuliah di luar negeri mempunyai harga yang sungguh membuat Ardi hampir muntah darah. Tapi ia tidak bisa mengeluh atau pun memilih kabur. setelah dosa yang pernah ia lakukan kepada Narnia selama ini.“Ar, ayo makan dulu. Jangan di paksaain kerja melulu!” perintah seorang pria yang tak lain adalah ayah dari Andi. yang sedang berkacak pinggang di samping mobil yang sedang di perbaiki oleh Ardi.Ardi telalu sibuk sampai melupakan makan siangnya, maka tidak heran. Jika sampai ayah dari Andi akan menegurnya seperti ini dan bukan pertama kali juga ayah dari sahabatnya menegur dengan nada memerintah.“Bentar lagi om, udah tanggung nih.”Ayah Andi tidak menyerah begitu saja, ia masih memaksa Ardi untuk segera makan. Karena jika sampai terjadi sesuatu pada Ardi. Dirinya
Read more

103

Setelah semua hening dalam waktu yang cukup lama. Anton memberanikan diri untuk bersuara.“Gimana kalau kita coba diskusi dengan dosennya?” saran Anton yang memecahkan keheningan di antara semuanya yang sudah beroto tegang.“Benar juga saranmu, ayo Nar. Kita coba bicarakan dengan dosen,” sambung Darwin yang lansgung menarik Narnia pergi dan secepatnya.Resti menatapi kepergian keduanya dengan tatapan iri, karena melihat Darwin lebih perhatian kepada Narnia. Daripada ke dirinya.“Ayo pergi menyusul mereka,” ajak Anton yang berjalan duluan tanpa menarik pergelangan tangan Resti.Dengan hati mengerutu, Resti berjalan di belakang Anton yang bersikap cuek. Sedangkan Wina masa bodoh. Ia hanya mengirim pesan singkat whatsapp kepada dosen untuk tidak membatalkan tempat KKN atau uang setengah tidak akan di transfer.Melihat ancaman dari Wina, dosen tersebut segera merespon pesan dari Wina dengan mengetik kata iya.
Read more

104

"Maka di tutupi oleh Darwin," ucap Anton yang tidak merasa bersalah sedikitpun membocorkan apa yang di rahasiakan oleh Darwin."Apa yang kalian bisikkan?" tanya Darwin tetiba."Bicara apa yang mesti di bawa saat KKN selain obat-obatan," alasan Narnia."Enaknya bawa senter kepala dan powerbank buat jaga-jaga," timpal Anton untuk memuluskan apa yang di katakan Narnia."Benar juga, kita mesti bawa berapa barang penting. untuk jaga-jaga, karena tidak tahu bagaimana dengan desa lendir. apakah wilayahnya seperti desa sebelumnya atau sebaliknya," jelas Darwin dengan pemikirannya."Aku setuju, kita bawa berapa alat penting lagi seperti alat tajam buat jaga-jaga. siapa tahu terjadi sesuatu?" timpal Anton dengan pemikirannya yang banyak melihat film rambo selama ini. alias fans fanatic rambo sejak kecil hingga sekarang."Aku bawa kebutuhan wanita saja, takut ada yang bocor gitu. kan termasuk aku ada 3 wanita," jelas Narnia dengan wajah memerahnya. wal
Read more

105

"Aku mau pakai mobil, masa pakai motor panas-panas gitu. bisa hitam dan luntur make di wajah, kau tahu harga cosmetik yang aku pakai berapa tidak?" pekik Wina dengan suara kerasnya kepada Anton.Anton tidak menjawab, karena ia memang tidak pernah mau kasar pada wanita. tepatnya, bukan sikapnya terpancing oleh amarah."Tinggal minta lagi sama om-om yang kau kencani," timpal Narnia dengan nada sinisnya. karena ia tidak suka melihat tingkah Wina dan akhirnya ia tahu, kenapa Ardi dan Wina bisa putus hubungan. walau ia kesal dengan Ardi, tapi Narnia merasa Ardi sudah banyak berubah dan tidak sepantasnya mendapatkan wanita seperti Wina yang super egois.Darwin dan Anton langsung melihat ke wajah Narnia bersamaan."Sabar Nar," ucap Anton dengan nada halusnya dan tidak lupa dengan senyuman di bibirnya."Kau telalu baik Ton, sampai di maki-maki seperti itu. sesekali sakat saja wanita tidak tahu diri seperti Wina," celoteh Narnia dengan jari menujuk ke arah
Read more

106

Setelah mendapatkan berapa petunjuk penting. Ardi segera pergi dari kantin kampus secara diam-diam. ia kembali ke tempat kerjanya seolah tidak terjadi apapun dan kedua orang tua Andi tidak curiga sama sekali dengan apa yang ia lakukan di luar barusan."Ar, ayo makan?" ajak Ayah Andi seperti biasanya dan Ardi segera bergegas mencuci tangan yang penuh dengan oli."Ayah senang kamu menjadi penurut," ucap ayah Andi yang berdiri di samping Ardi yang menatapi Ardi mencuci tangan.Ardi hanya menampakkan senyuman tipis, untuk membalas perkataan ayah sahabatnya."Ayo makan," ajak Ayah Andi yang menarik pergelangan tangan Ardi untuk segera ke ruang makan.Seperti biasa, Ibu Andi akan menyambut kedatangan Ardi seperti anak sendiri.Ardi menyatap makanan dengan banyak pikiran berkelana, ia harus mencari tahu di mana keberadaan ayah kandungnya dan apa yang di recanakan oleh ayahnya itu.***Hari H, merupakan hari pergi ke KKN.Darwin
Read more

107

Hujan semakin deras, akhirnya kelima orang memutuskan untuk menginap di salah satu wisma bernuasa jawa kuno. awalnya Narnia ingin menolak, tapi ia tidak jadi melakukannya melihat hari semakin malam dan jalanan sudah sepi. bahkan penduduk yang biasa jalan kaki tidak menampakkan diri satu pun. Seorang petugas wisma mempersilahkan kelima orang masuk ke dalam ruangan lobi. mata Narnia melihat banyak lukisan menyeramkan yang terasa ada hawa. sedangkan Anton bersikap tenang dengan menggunakan namanya untuk cek in menginap di dua kamar. satu kamar untuk pria dan satu kamar unuk ketiga wanita.Sesampai di kamar, Narnia merasa hawa kamarnya berbeda dengan kamar hotel kebanyakkan. ia hanya bisa duduk di pinggir ranjang. sembari menunggu Wina untuk mandi dan Resti duduk di ranjang satunya. sambil melepaskan jaketnya yang basah."Nar, apa hanya perasaan saja. kok rasanya?" ucap Resti yang mengantungkan perkataannya."Mungkin," balas Narnia yang juga ikutan mele
Read more

108

Mata ketiga wanita melihat atasan Darwin yang tidak mengenakan apapun. wajah ketiganya memerah dan Anton melempar satu kaos abu-abu ke arah Darwin. "Jangan pamer badan," nasehat Anton. "Aku tuh mau pakai kaos tadi, hanya kalian yang memancing rasa penasaran aku dari tadi. maka jadi lupa," jelas Darwin yang memakai kaos abu-abu ke tubuhnya. "Jadi kita tadi lihat?" ucapan Narnia tergantung. "Ieehh.. masa sih," balas Resti yang ketakutan dan memeluk tubuh Narnia. Darwin dan Anton saling melihat satu sama lain dan tetiba bunyi pintu di ketuk. Darwin memilih mendekati pintu, sedangkan para wanita bersembunyi di belakang Anton. "Dar, makan yuk..." sahut seorang wanita di balik pintu dengan menggunakan suara Narnia.  Anton dan lainnya melihat ke arah Narnia dan wajah Narnia semakin pucat. begitu juga dengan Darwin yang melihat ke arah Narnia. Darwin memberikan kode kepada Narnia dan lainnya untuk bersembunyi di pojokkan l
Read more

109

Setelah hening dalam waktu yang cukup lama. debaran jantung satu persatu mulai kembali ke irama awalnya."Malam ini, kita bersama-sama semuanya di sini. para pria akan tidur di lantai dan para wanita akan tidur di atas ranjang," ucap Anton dengan idenya."Aku setuju," ucap Narnia dan resti bersamaan. karena mereka tidak mau kembali ke dalam kamar mereka. setelah apa yang terjadi barusan. Wina melihat sekitarnya, ia pun langsung ikutan setuju daripada bernasib ampes dan sial.Darwin tidak banyak berbicara. ia menarik satu selimut untuk turun dari atas ranjang dan menjadikan sebagai alas tidur beserta dua bantal. karena ia dan Anton akan tidur di lantai malam ini.Para wanita menaiki atas ranjang masing-masing dan Wina hanta tidur sendirian di satu ranjang dengan menatap ke arah bawah. di mana Anton sudah tidur duluan dan Darwin masih merapikan masih berjaga-jaga."Cepat tidur sana," perintah Darwin kepada Wina."Tidur bersama-sam
Read more

110

***Hari semakin pagi, ketiga wanita pamit untuk kembali ke kamar yang mereka tempati semalam.Anton mengemas barangnya untuk siap-siap cek out. pakaian kotornya dengan punya Darwin di gabung dan di simpan di satu kantong plasik. agar tidak mengotori pakaian bersih."Dar, menurutmu. apa kita sedang di incar oleh seseorang?" tanya Anton tetiba."Bisa jadi atau memang dari awal aku belum lepas dari masalah yang di perbuat oleh keluarga aku," balas Darwin yang mengangkut tasnya dan berjalan ke luar dari dalam kamar.Sebelum Anton keluar, ia melihat sesosok wanita dengan wajah hancur berdiri di cermin. bulu romannya langsung berdiri, ia melangkahkan kakinya dengan langkah cepat untuk segera menyusul Darwin yang sedang berjalan di depan.Keduanya duduk di lobi sembari menatapi nuasa lobi yang terasa gimana gitu dengan hawa dingin dan lukisan seperti hidup.Anton menelan saliva dengan gugup. saat ia melihat satu lukisan menatapnya dengan ta
Read more
PREV
1
...
910111213
...
16
DMCA.com Protection Status