***
Hari semakin pagi, ketiga wanita pamit untuk kembali ke kamar yang mereka tempati semalam.
Anton mengemas barangnya untuk siap-siap cek out. pakaian kotornya dengan punya Darwin di gabung dan di simpan di satu kantong plasik. agar tidak mengotori pakaian bersih.
"Dar, menurutmu. apa kita sedang di incar oleh seseorang?" tanya Anton tetiba.
"Bisa jadi atau memang dari awal aku belum lepas dari masalah yang di perbuat oleh keluarga aku," balas Darwin yang mengangkut tasnya dan berjalan ke luar dari dalam kamar.
Sebelum Anton keluar, ia melihat sesosok wanita dengan wajah hancur berdiri di cermin. bulu romannya langsung berdiri, ia melangkahkan kakinya dengan langkah cepat untuk segera menyusul Darwin yang sedang berjalan di depan.
Keduanya duduk di lobi sembari menatapi nuasa lobi yang terasa gimana gitu dengan hawa dingin dan lukisan seperti hidup.
Anton menelan saliva dengan gugup. saat ia melihat satu lukisan menatapnya dengan ta
"Dar," bisik Narnia yang merasa aneh. karena sepanjang perjalanan, penduduk sekitar tidak ada yang bicara sedikitpun."Semoga hanya perasaan kita saja," balas Darwin dengan suara kecilnya dan masih mengendarai motor mengikuti para warga yang diam. tepatnya, terkesan di kendalikan oleh sesuatu yang tidak nampak di mata.Hari semakin gelap dan hutan semakin sepi. Darwin dan Narnia semakin merasa tidak nyaman dengan suasana seperti ini. yang menurut kata berapa warga yang tidak ikut. di mana hutan yang sepi dan sunyi di temui menuju ke desa Lendir yang seorah menyimpan rahasia resep bakso Lendir secara rapat-rapat.Sebagian warga mengatakan desa tersebut melakukan perjanjian dengan iblis, maka bakso lendir sangat enak di lidah dan siapa pun yang memakannya. tidak akan bisa melupakan bakso tersebut. walau hujan badai sekalipun, para penikmat bakso lendir sanggup menempuh perjalanan ke desa Lendir demi semangkok bakso.Hujan panas dengan rintih-rintihan
Kepala desa melihat kedua pria yang memasang gerak-gerik aneh. langsung menyempitkan kedua matanya. saat tiba di salah satu rumah sederhana yang akan di tempati oleh Anton dan Darwin."Rumah ini untuk kalian berdua dan untuk para wanita di rumah satunya lagi," ucap kepala desa ramah untuk menghilangkan kecurigaan kedua pria. karena ia sengaja memisahkan para wanita dengan jarak yang jauh agar bisa di kulas lendirnya setiap malam tanpa ada yang mengetahui."Terima kasih dan kalian menginap di mana?" tanya Anton tetiba."Para wanita akan di tempatkan di rumah satunya lagi untuk menghindari zina," balas kepala desa yang sok ramah."Kalau begitu, saya ikut sampai ke tempat tujuan. untuk melihat di mana teman-teman wanita akan menginap," ucap Darwin yang ingin tahu di mana tempat yang akan di tempati Narnia, Wina dan Resti untuk 6 minggu depan.Awalnya kepala desa tidak setuju. tapi memikirkan ia akan di curigai. maka kepala desa bersikap santai dengan
Merasa risih dengan tatapan Resti, Anton langsung menghindar sedikit demi sedikit menjauhi Resti yang mempunyai keinginan bernafsu kuat."Kok menghindar?" tanya Resti yang mengelus lengan Anton.Seketika Anton semakin menjauh, ia anti dengan wanita nakal. bukan takut karena tergoda, tapi takut di nikahkan secara paksa oleh penduduk sekitar dan berakibat akan mempermalukan nama keluarganya."Res, mau mandi atau mengoda Anton?" tanya Narnia yang sudah selesai mandi dan ia melihat ke arah Resti yang masih berusaha mengoda Anton.Resti mengumpat Narnia dengan kata-kata kasar dengan suara pelan. ia tidak suka Narnia yang menganggunya."Mandi cepatan, jangan suka mengoda lelaki. ini sudah malam!" perintah Narnia kepada Resti yang masuk ke dalam bilik dengan hati mengerutu.Di dalam bilik, Resti melihat kendi berisi air dalam jumlah banyak. seolah tidak pernah di gunakan. walau kendinya sudah tumbuh lumutt. antara jijik dan ragu untuk menggun
Tanpa mereka sadari, sesuatu berbayangan hitam dari sinden memperhatikan ke empat orang yang berjalan menjauh. "Bercanda soal apa? kau cemburu?" tanya Resti yang tidak ingin melepaskan Darwin dengan sengaja memeluk tangan Darwin semakin erat dan mengesekkan ke arah kedua dadanya. Anton yang melihat ke genitan Resti, langsung memilih berjalan di belakang Narnia untuk memastikan keselamatan Narnia yang pulang ke penginapan. "Dar, kok menghindar terus?" tanya Resti dengan centilnya dan berusaha meraih lengan Darwin kembali. "Tolong jaga sikap! ini kampung orang lain dan bukan di kota," balas Darwin dengan menekan kata tolong, agar Resti paham dengan apa yang ia ucapkan barusan. Resti menulikan telinganya, ia seolah ingin melanjutkan aksi mengodanya tapi kini harapan kembali pupus. karena mereka sudah tiba duluan di rumah yang saat ini di huni. "Sudah sampai dan segera tidur," perintah Darwin kepada Narnia dan Resti. "Terima kasih,
tubuh Wina bergetar ketakutan, ia tidak menikmati gairah kenikmatan dari pria tersebut lagi yag sejak tadi memainkan celah intinya.Berapa menit kemudian, seorang pria masuk ke dalam kamar Wina. seakan menunggu giliran untuk menikmati tubuh Wina yang kini tidak mengenakan apapun.Wina yang semakin ketakutan berusaha melepaskan diri. tapi berakhir sia-sia, pria yang menindih tubuhnya kini memberikan jarak untuk pria satunya lagi. sehingga tubuh Wina terhimpit oleh dua pria sekaligus dengan merasakan kedua celah di isi penuh. di depan dan belakang bahkan bergerak bersama-sama."Bagimana rasanya di nikmati oleh kedua pria," ucap pria di belakang yang masih menghentakkan lubang anus membuat Wina menjerit kesakitan dan pria satunya lagi menyiksa celah inti utama yang merupakan sumber kelezatan bakso lendir.Suara langkah seorang pria tua masuk ke dalam ruangan kamar yang di huni oleh Wina. dengan membawa satu panci kuah bakso mendidih.Mata Wina di tutu
Semua mata saling bertatapan satu sama lain, lalu melihat ke arah kepala desa untuk meminta penjelasan lagi. dengan keanehan yang mereka rasakan ini. kenapa penglihatan setiap orang berbeda-beda."Begini ceritanya, kawasan ini merupakan kawasan pemakaman angker. jadi ada penghuni yang suka memainkan penglihatan manusia, tepatnya untuk menakut-nakutin. jika datangnya berkelompok seperti ini," dusta kepala desa."Selain untuk mengingatkan para manusia, kalau kawasan ini adalah makam sesuai kepercayaan masing-masing. dengan begitu penglihatan setiap orang berbeda," jelas kepala desa dengan dustanya yang berhasil menyakinkan semua orang.Apa yang di katakan oleh kepala desa, langsung di catat oleh keempat mahasiswa di dalam buku masing-masing.Dalam hati, kepala desa bernafas sedikit lega. setidaknya tidak ada yang akan bercuriga lebih jauh soal makam yang di depan mereka ini. yang merupakan makam para korban bakso persugihan yang di makamkan di sekitar
"Sayang sekali, padahal aku mau makan?" ucap Resti dengan nada sedih.Seketika, kepala desa timbul sebuah ide di kepalanya untuk mengabulkan keinginan Resti."Ada berapa rumah warga yang membuka jualan bakso untuk berapa warga dari desa lain. jika mau kita bisa mampir ke sana," ajak kepala desa yang tidak ingin mengecewakan Resti. karena tumbal selanjutnya untuk di kuras lendirnya adalah Resti. setelah Wina di peras habis-habisan hari ini."Baguslah kalau begitu, aku tidak sabar untuk makan. aku sudah kelaparan sejak tadi," seru Resti dengan semangat.Darwin dan Narnia tidak ada niat untuk makan bakso. begitu juga dengan Anton. sejak kejadian bakso belatung, ia jadi jijik untuk makan bakso sembarangan. lebih baik, Anton memilih untuk buat dan masak sendiri. lebih terjamin kualitas dan kebersihannya. tapi mereka juga tidak bisa menolak, saat kepala desa mengajak mereka ke salah satu rumah warga yang jual bakso. ketiganya hanya memilih oder minuman dengan a
Kepala desa melihat ke arah kedua Anton dan Darwin yang kaget dengan ucapan yang ada gunung."Coba berdiri dekat sini, dari sini kamu bisa melihat gunung yang tertutup oleh lebatnya hutan!" ucap kepala desa dengan mengeser tempat dirinya berdiri saat ini untuk kedua pemuda yang penasaran.Anton dan Darwin segera mendekati kepala desa untuk melihat gunung yang di maksud. Narnia yang penasaran, ikutan melihat ke arah gunung yang tertutup pepohonan lebat."Jadi itu gunung?" tanya Narnia heran dengan keandaan gunung yang kelihatan kecil."Iya, itu gunung banyak misteri. tapi banyak pendaki yang menguji nyali di sana, saya saranin kalian untuk tidak pergi kesana. karena rintangannya berat," jelas kepala desa yang masih ramah."Apa karena jaraknya jauh, sehingga terlihat kecil?" timpal Resti yang menerobos masuk ke bagian Narnia yang di ampit oleh kedua pria. karena ia tidak ingin Narnia mendapatkan perhatian kedua pria yang di mana salah satu menjadi in
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar