Semua mata saling bertatapan satu sama lain, lalu melihat ke arah kepala desa untuk meminta penjelasan lagi. dengan keanehan yang mereka rasakan ini. kenapa penglihatan setiap orang berbeda-beda.
"Begini ceritanya, kawasan ini merupakan kawasan pemakaman angker. jadi ada penghuni yang suka memainkan penglihatan manusia, tepatnya untuk menakut-nakutin. jika datangnya berkelompok seperti ini," dusta kepala desa.
"Selain untuk mengingatkan para manusia, kalau kawasan ini adalah makam sesuai kepercayaan masing-masing. dengan begitu penglihatan setiap orang berbeda," jelas kepala desa dengan dustanya yang berhasil menyakinkan semua orang.
Apa yang di katakan oleh kepala desa, langsung di catat oleh keempat mahasiswa di dalam buku masing-masing.
Dalam hati, kepala desa bernafas sedikit lega. setidaknya tidak ada yang akan bercuriga lebih jauh soal makam yang di depan mereka ini. yang merupakan makam para korban bakso persugihan yang di makamkan di sekitar
"Sayang sekali, padahal aku mau makan?" ucap Resti dengan nada sedih.Seketika, kepala desa timbul sebuah ide di kepalanya untuk mengabulkan keinginan Resti."Ada berapa rumah warga yang membuka jualan bakso untuk berapa warga dari desa lain. jika mau kita bisa mampir ke sana," ajak kepala desa yang tidak ingin mengecewakan Resti. karena tumbal selanjutnya untuk di kuras lendirnya adalah Resti. setelah Wina di peras habis-habisan hari ini."Baguslah kalau begitu, aku tidak sabar untuk makan. aku sudah kelaparan sejak tadi," seru Resti dengan semangat.Darwin dan Narnia tidak ada niat untuk makan bakso. begitu juga dengan Anton. sejak kejadian bakso belatung, ia jadi jijik untuk makan bakso sembarangan. lebih baik, Anton memilih untuk buat dan masak sendiri. lebih terjamin kualitas dan kebersihannya. tapi mereka juga tidak bisa menolak, saat kepala desa mengajak mereka ke salah satu rumah warga yang jual bakso. ketiganya hanya memilih oder minuman dengan a
Kepala desa melihat ke arah kedua Anton dan Darwin yang kaget dengan ucapan yang ada gunung."Coba berdiri dekat sini, dari sini kamu bisa melihat gunung yang tertutup oleh lebatnya hutan!" ucap kepala desa dengan mengeser tempat dirinya berdiri saat ini untuk kedua pemuda yang penasaran.Anton dan Darwin segera mendekati kepala desa untuk melihat gunung yang di maksud. Narnia yang penasaran, ikutan melihat ke arah gunung yang tertutup pepohonan lebat."Jadi itu gunung?" tanya Narnia heran dengan keandaan gunung yang kelihatan kecil."Iya, itu gunung banyak misteri. tapi banyak pendaki yang menguji nyali di sana, saya saranin kalian untuk tidak pergi kesana. karena rintangannya berat," jelas kepala desa yang masih ramah."Apa karena jaraknya jauh, sehingga terlihat kecil?" timpal Resti yang menerobos masuk ke bagian Narnia yang di ampit oleh kedua pria. karena ia tidak ingin Narnia mendapatkan perhatian kedua pria yang di mana salah satu menjadi in
Sekian lama mandi, akhirnya keduanya keluar bersama-samaan. "Giliran aku, kalian harus menunggu aku selesai mandi!" perintah Narnia kepada keduanya dengan nada kesal. Resti dan Wina menjawab oke. tapi kenyataanya mereka meninggalkan Narnia sendirian dengan tawa jahat keluar dari bibir keduanya. mereka memilih pulang ke rumah tanpa Narnia. Berapa pemuda yang sejak tadi mengintai para wanita pendatang. bergegas keluar untuk menangkap keduanya dan pemuda lainnya berniat untuk mendekati area mandi. tapi tidak jadi di lakukan karena ada seorang pria dengan mata tajam menatapi mereka dengan tatapan membunuh. tangannya yang bekas terbakar mengepal kuat yang siap melayangkan tinju yang bisa menghancurkan wajah orang dalam satu pukulan. Berapa pria menyadari hawa menakutkan dari pria berpakai serba hitam tersebut memilih menjauh. karena merasa bukan tandingan pria itu yang seperti hewan buas dengan mata bersinar di malam hari. Narnia yang s
"Sungguh rapat," erang pria kurus yang menyemprotkan semua cairan kehidupan di dalam tubuh Resti lalu bergerak lagi dengan cepat. untuk menarik semua cairan keluar dari tubuh Resti.pria yang berbadan gemuk menatapi cairan yang menetes masuk ke dalam mulut gelas. dengan wajah bahagia. karena ia akan mendapatkan banyak uang setelah ini tanpa bersusah payah bekerja."Jangan lama-lama bermain, sepertinya teman wanita ini pasti akan pulang. kita tidak boleh ketahuan oleh siapapun," saran seorang pria yang sejak tadi mengawasi di luar.Dengan hati terpaksa, kedua pria itu yang sedang enak-enaknya melakukan trisome. harus mengakhiri permainan enaknya. karena teguran temannya yang sudah memperingati.Kedua pria itu melepaskan ikatan di tubuh Resti dan memakaikan pakaian di tubuh Resti yang tidak sadarkan diri berapa menit lalu. karena di trisome dengan benda tumpul berisi dan panjang secara bersamaan.Kedua pria itu segera mengembalikan Resti ke kamar yan
Narnia terkejut dengan perkataan Resti yang mendadak."Maksudmu apa? bukannya kau yang tingalin aku semalam?" balas Narnia geram."Aku tidak meninggalin kamu, aku masuk lagi ke dalam kamar mandi untuk B.A.B. saat keluar, kau dan Wina tidak ada. jadi aku memncari kalian berdua berapa jam lamanya, hingga aku memilih kembali. karena yakin kalian sengaja mengerjain aku," dusta Resti.Narnia mengerutkan keningnya, ia merasakan apa yang di katakan oleh Resti memang ada benarnya. karena kemarin malam memang ada hawa menyeramkan dan tidak nyaman."Ya sudah, jangan di bahas lagi. mau sarapan pagi tidak?' tanya Narnia ramah."Boleh, sama dengan punya mu. untuk menunya," balas Resti yang memilih untuk mencuci wajah dan mengosok gigi di belakang dapur yang terdapat tempayan penampungan air hujan.Mata Resti menatap rumah sebelahnya yang terlihat kosong dari kemarin dan tetiba ia teringat di setubuhi di salah satu tempat yang sunyi. sampai bagian di anal
"Bukan urusanmu," balas Wina acuh tak acuh. lalu segera masuk ke dalam kamarnya dengan cara membanting pintu. sontak saja, hal itu mengaketkan semuanya yang duduk di kursi."Tabiat buruk," ucap Narnia.Ketiganya orang hanya bisa menatapi kepergian Wina dengan mengeleng-ngeleng kepala.Tidak ingin berdebat dengan Wina. Darwin mengajak yang lain segera pergi mandi. Karena hari semakin siang dan cuaca terasa panas.Sepanjang perjalanan ke area sungai yang mengalirkan air jernih. Berapa penduduk yang berpapasan dengan Darwin dan lainnya. Hanya menyapa dan ada yang cuek. Sedangkan para pria melirik Narnia dan Lesti dengan tatapan berliur. mereka tidak sabar ingin merasakan liang hangat kedua wanita yang berpapasan dengan mereka kali ini.Tatapan mata pria membuat Narnia risih. ia tidak suka dengan cara pria memandangi sejak insiden bakso berlendir yang di alaminya. Sedangkan Lesti sangat cuek, ia tidak perduli pada pa
"Lelah," ujar Lesti memijit kedua kakinya sembari melihat Anton dan Darwin bersamaan. berharap ia mendapatkan pertolongan dari kedua pria. untuk memopong dirinya. Sayangnya Darwin mencuekin Lesti. Anton hanya beralasan tidak enak badan, karena sedari tadi ia merasa tubuhnya tidak sehat. Melihat sikap Anton yang seperti itu, Darwin mendekati Anton dan berbisik sesuati di telinga Anton. "Tutup matamu," kata yang sederhana tapi majur untuk Anton yang takut melihat sosok dunia lain. Seketika mata batin Anton di tutup oleh Darwin. semua ini di lakukan oleh Darwin karena ia tidak ingin Anton melihat sosok dari dunia lain yang bisa mempengaruhi mental Anton yang lemah. buktinya saja Anton sudah mengalami gejala demam. karena fisiknya memang lemah dengan hawa jahat yang level tinggi. "Ieeehh.. dasar gay kalian berdua ini," celoteh Lesti yang tidak terima melihat Anton yang dapat perhatian dari Darwin. Darwin tidak per
Sayangnya, hal itu tidak di hiraukan oleh Lesti yang semakin berteriak keras. hingga semakin membuat Wina dan Narnia juga semakin panik dengan keandaan mereka saat ini. di mana senter ponsel berkedap-kedip berulang kali. Darwin berusaha menenangkan semuanya dan membujuk Lesti untuk melakukan perjalanan. jika tidak maka akan semakin berbahaya untuk semuanya. Akhirnya Lesti mau berjalan lagi setelah matanya di tutup oleh Darwin dengan sapu tangan. Dengan cara ini, Lesti tidak lagi histeris. tapi jalan yang di tempuh semuanya menjadi luar biasa lambat. Sepanjang jalan mata Darwin masih terus melihat kelebatan-kelebatan hitam. Kadang semak-semak yang bergoyang sendiri. Suara-suara dalam bahasa jawa yang tidak bisa di pahami oleh Darwin. Berapa menit kemudian, badan Anton gemetar ketika ada sebuah bayangan diujung jalur. sosok itu berjongkok dibawah pohon. Kali ini bayangan itu tidak
Kedua pria masih saling tatapan penuh kebencian mau pun persaingan.Smith yang sejak tadi diam dengan rasa penasaran tinggi. Kini ia memilih bersuara untuk mendamaikan kedua pria tersebut sebelum terjadi tumpah darah.Bukannya damai, Ardi dan pria itu langsung menyerang secara dadakan.Smith yang terkejut berhasil menghindar dari keduanya. Sehingga ia selamat dari tendangan mau si pria berpakaian formal tersebut."Duhh... sial," umpat Smit yang hampir saja jadi Samsat tinju oleh kedua pria tersebut.Ardi berulang kali menghindari tendangan kaki pria tersebut yang mengarah ke arah kepala."Ternyata sekarang kau sudah bisa ilmu beladiri," Ardi yang masih menghindari tendangan dari pria itu mulai mencibir.Kesal dengan kemampuan Ardi yang meningkat tajam. Pria itu mengubah teknik berkelahi secara mendadak.Ardi yang sudah malas bermain-main. Ia segera mengayunkan salah satu kaki ke arah dada pria itu.Tubuh pria itu terpental mengenai Smith.Smith yang mencoba kabur berakhir na'as di tim
Bartender bar itu tidak bertanya lagi setelah pria itu memilih diam. Ardi yang tidak sabaran, ia berjalan ke arah pria itu dengan sikap percaya diri dan berwibawa. "Vodka satu gelas," ucap Ardi yang memesan minuman keras di saat suasana perutnya tidak baik. Pria itu menatapi Ardi sejenak di saat Ardi tidak sadar. "Anak sialan ini ternyata lebih tampan dari aku, termasuk tubuhnya juga kekar. Benar-benar tipe yang aku inginkan. Kapan aku bisa mendapatkan tubuh seperti itu," batin pria itu menatapi Ardi dari atas hingga bawah tanpa melewatkan sedikitpun. Pria itu menelan saliva dengan susah payah. Ia terobsesi untuk mendapatkan tubuh Ardi yang sempurna seperti yang di inginkan selama ini. Ardi menoleh ke arah pria itu dengan tatapan mencibir. "Ada yang salah dengan penampilan aku?" ucap Ardi dengan kata sinis. Pria itu menurunkan tatapan matanya, kemudian menghabiskan semua minuman di gelas dengan tergesa-gesa. Sejujurnya pria itu sangat takut dengan Ardi yang bisa membokar inden
"Dasar pria lemah," cibir Smith yang melihat ke arah Ardi yang muntah berulang kali. Daripada mendengar cibiran Smith yang seperti anak bebek yang berisik, Ardi memilih untuk mengeluarkan isi perut yang masih tersangkut. "Sudah aku nasehati untuk bawa kantong untuk berjaga-jaga, Kau ini kenapa bandel sih?" Smith masih tiada henti-hentinya mencibir Ardi. Kemudian bersedekap dada melihat Ardi yang mengalami penderitaan. Ardi ingin memaki-maki Smith dengan sumpah serapah, Tapi niat tersebut tidak bisa di lakukan sekarang. Melihat Ardi masih muntah, Smith berinsiatif membawa Ardi keluar dari dalam ruangan. Sedangkan para pekerja masih mengumpulkan bukti yang ada di TKP untuk menemukan siapa pelaku pembunuhan dan indentitas korban. Di dalam mobil, Smith menyerahkan satu tablet obat mual dan satu botol air mineral untuk Ardi. Ardi menatapi kebaikkan Smith dengan tatapan curiga. Tahu apa maksud tatapan Ardi yang menyebalkan itu. Smith menghela nafas panjang. Kemudian memperlihatkan w
Narnia yang sedang makan roti panggang, ia menaikkan sebelah alis dengan memperlihatkan wajah binggung atas perkataan Ardi barusan."Jangan sok polos, kita bukan anak kecil lagi. Apa kau lupa dengan apa yang kita lalui bersama," ucap Ardi yang berjalan mendekati Narnia. Kemudian menaikkan dagu Narnia dengan jemari.Narnia menatapi pria di depan dengan tatapan benci,marah, jijik dan sebagainya. "Bagaimana aku bisa lupa sikap bejadmu itu," batin Narnia yang asli marah kepada Ardi.Melihat Narnia yang hanya diam diri tanpa perlawanan, Ardi semakin semangat untuk bisa mencicipi tubuh Narnia di pagi hari."Bagaimana jika kita olahraga pagi sebentar," bisik Ardi secara sensual dengan jemari menjempol menyentuh bibir merah Narnia."Amit-amit deh," seru Narnia mengempis tangan Ardi secara kasar."Wah... kau masih seperti dulu," goda Ardi yang semakin bernafsu akan perlawanan Narnia."Jangan sentuh aku," pekik Narnia merontah-rontah ketika tubuh mungil di himpit oleh Ardi.Ardi memperlihatkan
Desa xxx. Seorang pria menatapi sosok tampan yang terpantul di air sungai yang mengalir. Pria itu tersenyum lebar. Apa yang di harapkan dan di korbankan di masa lalu, kini menjadi kenyataan. “Aku kembali untuk mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini,” tawa pria itu terbahak-bahak di dalam hutan yang tidak berpenghuni. Berulang kali, pria itu masih menatapi sosok tampan yang masih terpantul di dalam air. Pria itu seakan terhipnotis akan sosok tampan yang kini menjadi wadah. “Inilah yang aku harapkan, wajah tampan, tubuh seperti atletik. Kedepan akan sangat menyenangkan,” seru pria itu yang sudah puas menatapi sosok yang kini di dapatkan. Pria itu berjalan santai tanpa busana menuju ke arah tempat dirinya pernah di korbankan 10 tahun lalu. Kedua mata pria itu melihat segala sisi tempat yang sudah di tutupi rumput tinggi. “Tidak terasa sudah 10 tahun berlalu sejak kejadian itu,” gumam pria itu menyentuh rahang yang di tumbuhi jambang tipis. Kedua mata pria itu menatapi bekas
Ardi kembali diam dan tidak tahu harus bagaimana, tetiba Ardi merasa tangisan Narnia menghilang dan tubuh Narnia lemas. "Nar, apa yang terjadi padamu?" seru Ardi yang cemas, ia berusaha mengendong Narnia ke arah ruang perawatan dan beruntungnya masih ada dokter di sana. Dokter yang kebetulan di ruangan adalah dokter spesialis tulang. "Aku tidak tahu pasien ini sakit apa, lebih baik di bawa ke rumah sakit untuk di periksa!" perintah dokter yang menyarankan Ardi membawa Narnia kerumah sakit. Ardi yang panik, segera menghubungi Andi. karena hanya Andi yang membawa mobil. Andi yang sedang makan di kagetkan oleh pangilan ponsel dari Ardi. "Iya... aku segera ke sana," ucap Andi yang meraih gelas berisi cocacola dan sempat meraih kentang goreng. Andi berjalan cepat ke arah pakiran dan ia melihat Ardi sudah mengumpat kepadanya. "Aduh.... apa yang kau lakukan padanya?" tanya Andi yang membuka pintu penumpang untuk Ardi.
Narnia yang kesal, langsung mendorong pria itu menjauh dari tubuhnya."Aku akan melaporin kamu atas pelecehan sexual, ini Amerika dan hukum adil di sini?" lanjut Narnia dengan ancamanya kepada pria yang masih duduk terdiam membisu.Andi yang sudah naik darah dan sebentar lagi akan darah tinggi. segera berjalan ke arah pria itu. lalu menarik helm pembalap dari belakang secara mendadak. hingga memperlihatkan wajah pria itu di depan Narnia.Kedua mata Narnia terbelalak besar. menatapi pria yang memiliki wajah seperti anaknya. sekaligus pria yang ia rindukan selama ini."Ardi?" ucap Narnia dengan suara bergetar."Maaf," gumam Ardi yang bergegas berdiri untuk mejauhi Narnia. ia tidak ingin ada maksud memperlihatkan diri kepada Narnia. karena kata terakhir Narnia masih tergiang-giang di telinganya.Andi menepuk dahinya dengan keras.Narnia yang sadar dari keterkejutannya, segera berlari mengejar Ardi yang berjalan menjauh dari hadapannya de
***Butuh waktu untuk Narnia menata perasaan dan segala apa yang ia lalui saat membesarkan Ardiansyah.Narnia kembali menghubungi Darwin, ia mengatakan kepada Darwin tidak bisa menerima perasaan Darwin. karena hatinya tidak ada rasa.Darwin tidak keberatan, ia menghargai keputusan Narnia yang menolaknya. karena ia sadar diri tidak akan bisa memaksa perasaan Narnia untuknya."Kapan-kapan pulang ke sini," ucap Darwin yang kini berpakaian formal yang mengajar di salah satu kampus ternama di indonesia."Iya, kapan-kapan aku akan kembali. sekarang sedang sibuk-sibuknya mendesain mobil pembalap dan bagaimana kabar yang lain?" tanya Narnia yang penasaran."Anton kini menjadi ustad dan sudah berkeluarga, Resti dan wina masih di rumah sakit jiwa. aku dan anton kadang-kadang menjenguk keduanya. tapi ya sepertinya tidak ada perkembangan sama sekali, hanya tahu dari desas desus yang beredar saja. keduanya mencuri sesuatu dari desa Lendir. hingga jadi se
***KKN desa Lendir akhirnya berakhir dengan tragedi menyedihkan dan juga membahagiakan karena banyak yang terselamatkan dan Wina terpaksa di kirim ke rumah sakit jiwa oleh kedua orang tuanya. hal ini tidak membuat Narnia bahagia. karena ia kehilangan Ardi untuk selamanya.Sedangkan Lesti merasakan ketakutan luar biasa, ia takut akan seperti Wina. sehingga selalu mengkonsumsi obat-obatan yang membuatnya mengalami depresi berat dan akhirnya berakhir di rumah sakit jiwa menyusul Wina.Darwin selalu di sisi Narnia untuk mendapatkan jawaban Narnia yang tak kunjung di jawab oleh Narnia.Berapa bulan kemudian, Pihak kampus mengatakan kepada Narnia untuk melanjutkan kuliah di luar negeri sudah bisa di laksanakan. karena segala biaya sudah di bayar oleh seseorang hingga semester kuliah berakhir.Narnia tahu siapa yang melakukan semua itu, air matanya semakin deras. bersamaan dengan pihak asuransi mendatangi dirinya untuk tanda tangan surat wasiat dar