Segera Raisa menutup teleponnya. Lalu dia berjalan menuju sebuah ruang yang cukup luas. Di sana Delon dan Hamaz sudah duduk di atas karpet yang tergelar."Silakan duduk, Mbak Raisa!""Makasih Mas Hamaz. Pondoknya kok sepi ya Mas?""Pondoknya di belakang Mbak Raisa. Kalau ini tempat tinggal saya."Terlihat Raisa manggut-manggut."Coba keluarkan lagi foto usang itu, Mas Delon!""Baik, Mas."Saat Delon menarik koper coklat itu. Tiba-tiba Raisa berteriak kencang. Dia manehan agar Delon tak membukanya."Jangan, Mas Delon!""Ta-tapi, kenapa Raisa?""A-aku takut dia datang lagi."Mendengar ketakutan Raisa. Hamaz mencondongkan wajahnya. Hingga mendekat ke arah mereka."Apa yang membuat Mbak Raisa takut?" bisik Hamaz."Makhluk hitam itu. Kukunya tajam, hitam, terus kedua matanya juga hitam besar. Dia bisa jadi wanita itu. Wanita yang aku lihat di kamar.""Kamar?""Iya, Mas. Kamar rumahnya
Baca selengkapnya