All Chapters of CEO Yang Hilang Ingatan: Chapter 61 - Chapter 70

217 Chapters

61. Wulan Mencoba Menyembuhkan Mama.

"Ayo, masuk!" Aku mengajak Wulan dan Mama kembali masuk ke dalam villa.Matahari kian tinggi. Namun, cuaca tetap terasa dingin. Puncak Bogor, terlebih di kawasan villaku selalu berkabut. Hujan yang sering tiba-tiba datang walaupun cuaca panas sekalipun. Menoleh ke wajah Mama, di ujung bulu matanya ada setitik air. Cukup lama Mama menghilang, dan cuaca sangat dingin di luar. Aku menyeka embun di bulu mata Mama. Menggenggam tangannya yang dingin, "Jangan pergi lagi, Ma." Mama tak merespon kata-kataku. Aku merangkul pundak Mama agar berjalan lebih cepat menuju ke dalam villa. Rumput hijau yang kami pijak berair. Cuaca disini sangat dingin, sekitar 19°C. Di Jakarta bila hari sangat panas bisa mencapai 34-35°C.David membuka pintu
Read more

62. Kembali Ke Jakarta.

"Halo?" Terpaksa kuangkat panggilan itu.  Terdengar suara berat dari seberang panggilan. Seorang laki-laki! Entah kenapa aku merasa tak menyukai suara itu! Aku keluar dari kamar. Takut Mama akan terganggu bahkan terbangun jika kujawab panggilan telepon itu di sana. Baru kali ini kulihat Mama tidur dengan begitu nyenyak. Kutekan tombol pengeras suara. "Halo, siapa di sana?" "Hahahha!" Bukannya menjawab si penelepon malah tertawa. Aneh! "Halo, jika tak ada hal penting yang ingin kau sa
Read more

63. Mereka Menggertakku?

David mengangguk perlahan. Memberi kode untuk membuka kaca jendela. Aku menekan tombol, menurunkan kaca mobil pelan. Hanya memberi lebar sekitar sejengkal tangan. Hawa dingin langsung menerobos masuk. Menatap lelaki berpakaian serba hitam itu. Berhati-hati jika terjadi sesuatu."Ada apa?" tanyaku tegas.Lelaki dengan memakai kacamata hitam itu mengulurkan secarik kertas lewat sela jendela. Setelah memberikan kertas ia berbalik badan dan kembali menuju mobilnya.Aku dan David saling pandang, "Apa maksudnya?"David menggelengkan kepala, lalu menatap mobil hitam yang kian menjauh, "Coba bu
Read more

64. Memutarbalikkan keadaan!

"Tetapi Pa …." Aku tak dapat melanjutkan kata-kata. Papa benar-benar ingin menekanku. Apa ini adalah cara mereka menyingkirkanku dari The One Property? Bagaimana bisa Papa mengalihkan perusahaan pada si bedebah Jhonny. Anak haram Papa itu akan semakin besar kepala. Bagaimana mungkin Papa berbuat sangat tak adil seperti ini hanya karena aku menolak perjodohan. Nafsu makanku hilang. Aku segera berlalu dari meja makan. Tanpa sempat mencicipi bahkan duduk sedetik pun di sana. "Alex, kamu mau pergi kemana?" "Alex, kita belum selesai berbicara!" Suara Papa semakin tinggi. 
Read more

65. Ada yang ingin melawanku!

"Apa yang akan kau lakukan dengan rekaman itu, Alex?" Penjahat itu bertanya apa yang akan kulakukan dengan rekaman tadi? Bodoh! Aku mengangkat ponsel, menatap layarnya sebentar dan memutar ulang percakapan di dalamnya. "Aku tahu kamu lah dalang di balik penculikan Alicia." "Kalau memang aku yang melakukannya, kamu bisa apa? Kamu tak punya cukup bukti untuk memasukkanku ke penjara. Polisi saja telah menutup kasus itu." Rekaman di dalam ponsel kembali terputar. Pengakuan bodoh pertamanya terdengar di telinga kami. Jhonny menatap tajam padaku. Wajahnya memerah menahan amarah. Urat-urat halus di sekitar keningnya
Read more

66. Rencana Jebakan.

"Kurang ajar, berani sekali mereka menggunakan cara licik untuk menyerangku!" "Bagaimana sekarang, Lex?" "Kita langsung berangkat ke Puncak, Bro!" Aku memerintahkan David untuk menuju Bogor. Nyawa Mama dan Wulan dalam bahaya, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan?" "Kalo gak macet dalam satu setengah jam kita sudah sampai," jawab David. Ia menambah kecepatan mobil. Dalam perjalanan menuju villa keluarga David kami tak banyak berbicara. David benar-benar memasang wajah serius. Ia berkonsentrasi pada jalanan beraspal dan waktu yang terus berputar. ***CEO Yang Hilang Ingatan***
Read more

67. Membawa Mama Pulang.

Mama mematung menatap kepergian para penjahat itu. Mata Mama bersemburat merah, ia berkaca-kaca.Aku memeluk mama, berbisik di telinganya "Alex akan membalaskan semua sakit hati Mama."Entah apa yang terjadi di masa lalu. Namun, saat melihat Mama begitu emosional menatap ibu dari Jhonny tadi, pasti hubungan mereka tak baik.Perlahan suara sirine mobil polisi semakin menjauh. Sepi kembali hadir menyelimuti. Kemenangan atas Paula Stephanie membuatku sedikit lega."Apa rencanamu sekarang, Lex?" David menghempaskan badan duduk di kursi sofa panjang. 
Read more

68. Siapa di balik pintu?

"Ma, sebenarnya apa yang terjadi pada keluarga kita? Kenapa Papa mengatakan Mama telah meninggal sejak Alex kecil? Kenapa Mama berada di rumah sakit jiwa itu?"Lama Mamaku terdiam. Pandangan matanya kembali kosong. Namun, air mata mulai menuruni pipinya.Wulan mendekat dan duduk di sebelah ranjang. Mengelus pundak Mama."Mama …."Alicia mendekat ia memeluk Mama yang sedari kecil tak pernah dilihatnya. Adik kecilku itu menyeka air mata Mama, "Tenang Ma. Sekarang, Mama gak perlu takut lagi. Ada Kak Alex, dan Alicia yang akan melindungi Mama.""Sebaiknya biarkan Tante  beristirahat dulu. Mungkin Tante sedang lela
Read more

69. Nenek Tua Datang Lagi.

Seseorang terkejut menatapku. Kami bertatapan cukup lama, "Apa yang kau lakukan di sini?" selidikku."Sa-saya sedang …." Bik Asih terbata  menjawab pertanyaanku. Bola matanya berputar seakan-akan mencari sebuah alasan, "Tadi, saya dengar suara orang teriak Den, jadi saya cari suara itu dan kesini!"Jarak dari kamar pembantu di bawah dan kamar Mama ini cukup jauh. Benarkah yang dikatakan Bik Asih? Jangan-jangan ini hanya alasan?Aku selalu merasa Bik Asih ada hubungannya dengan semua yang terjadi di rumah ini. Ia pasti tahu sesuatu!"Bik Asih, yakin mendengar teriakan Mama?" Aku mengulangi pertanyaan.Jarak kamar asi
Read more

70. Membongkar Rahasia Masa Lalu

"Wulan, sepertinya aku punya ide untuk mengungkap kebenaran yang terjadi di rumah ini lima belas tahun yang lalu!""Caranya?" Wulan menatapku penuh tanya."Tolong jaga mamaku di sini." Setelah memberikan pesan aku beranjak keluar dari kamar. Menyusuri koridor di lantai dua. Tujuanku ruang kerja Papa.Jika dugaanku benar, komputer di meja kerja Papa dapat mengakses seluruh CCTV yang terpasang di rumah ini. Namun, sepertinya tak semua ruangan terpasang kamera pengawas. Aku harus mencari tahu sendiri.Kamar Alicia tertutup. Adik kesayanganku itu mungkin sudah berangkat ke sekolah. Melewati kamar Papa di sebelahnya. 
Read more
PREV
1
...
56789
...
22
DMCA.com Protection Status