Beranda / Romansa / CEO Yang Hilang Ingatan / 64. Memutarbalikkan keadaan!

Share

64. Memutarbalikkan keadaan!

Penulis: Novica Ayu
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-30 15:54:55

"Tetapi Pa …." Aku tak dapat melanjutkan kata-kata. Papa benar-benar ingin menekanku.

Apa ini adalah cara mereka menyingkirkanku dari The One Property?

Bagaimana bisa Papa mengalihkan perusahaan pada si bedebah Jhonny. Anak haram Papa itu akan semakin besar kepala. Bagaimana mungkin Papa berbuat sangat tak adil seperti ini hanya karena aku menolak perjodohan.

Nafsu makanku hilang. Aku segera berlalu dari meja makan. Tanpa sempat mencicipi bahkan duduk sedetik pun di sana.

"Alex, kamu mau pergi kemana?"

"Alex, kita belum selesai berbicara!" Suara Papa semakin tinggi. 

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • CEO Yang Hilang Ingatan   65. Ada yang ingin melawanku!

    "Apa yang akan kau lakukan dengan rekaman itu, Alex?" Penjahat itu bertanya apa yang akan kulakukan dengan rekaman tadi? Bodoh! Aku mengangkat ponsel, menatap layarnya sebentar dan memutar ulang percakapan di dalamnya. "Aku tahu kamu lah dalang di balik penculikan Alicia." "Kalau memang aku yang melakukannya, kamu bisa apa? Kamu tak punya cukup bukti untuk memasukkanku ke penjara. Polisi saja telah menutup kasus itu." Rekaman di dalam ponsel kembali terputar. Pengakuan bodoh pertamanya terdengar di telinga kami. Jhonny menatap tajam padaku. Wajahnya memerah menahan amarah. Urat-urat halus di sekitar keningnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-30
  • CEO Yang Hilang Ingatan   66. Rencana Jebakan.

    "Kurang ajar, berani sekali mereka menggunakan cara licik untuk menyerangku!" "Bagaimana sekarang, Lex?" "Kita langsung berangkat ke Puncak, Bro!" Aku memerintahkan David untuk menuju Bogor. Nyawa Mama dan Wulan dalam bahaya, "Berapa lama waktu yang dibutuhkan?" "Kalo gak macet dalam satu setengah jam kita sudah sampai," jawab David. Ia menambah kecepatan mobil. Dalam perjalanan menuju villa keluarga David kami tak banyak berbicara. David benar-benar memasang wajah serius. Ia berkonsentrasi pada jalanan beraspal dan waktu yang terus berputar. ***CEO Yang Hilang Ingatan***

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • CEO Yang Hilang Ingatan   67. Membawa Mama Pulang.

    Mama mematung menatap kepergian para penjahat itu. Mata Mama bersemburat merah, ia berkaca-kaca.Aku memeluk mama, berbisik di telinganya "Alex akan membalaskan semua sakit hati Mama."Entah apa yang terjadi di masa lalu. Namun, saat melihat Mama begitu emosional menatap ibu dari Jhonny tadi, pasti hubungan mereka tak baik.Perlahan suara sirine mobil polisi semakin menjauh. Sepi kembali hadir menyelimuti.Kemenangan atas Paula Stephanie membuatku sedikit lega."Apa rencanamu sekarang, Lex?" David menghempaskan badan duduk di kursi sofa panjang.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-03
  • CEO Yang Hilang Ingatan   68. Siapa di balik pintu?

    "Ma, sebenarnya apa yang terjadi pada keluarga kita? Kenapa Papa mengatakan Mama telah meninggal sejak Alex kecil? Kenapa Mama berada di rumah sakit jiwa itu?"Lama Mamaku terdiam. Pandangan matanya kembali kosong. Namun, air mata mulai menuruni pipinya.Wulan mendekat dan duduk di sebelah ranjang. Mengelus pundak Mama."Mama …."Alicia mendekat ia memeluk Mama yang sedari kecil tak pernah dilihatnya. Adik kecilku itu menyeka air mata Mama, "Tenang Ma. Sekarang, Mama gak perlu takut lagi. Ada Kak Alex, dan Alicia yang akan melindungi Mama.""Sebaiknya biarkan Tante beristirahat dulu. Mungkin Tante sedang lela

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-04
  • CEO Yang Hilang Ingatan   69. Nenek Tua Datang Lagi.

    Seseorang terkejut menatapku. Kami bertatapan cukup lama, "Apa yang kau lakukan di sini?" selidikku."Sa-saya sedang …." Bik Asih terbata menjawab pertanyaanku. Bola matanya berputar seakan-akan mencari sebuah alasan, "Tadi, saya dengar suara orang teriak Den, jadi saya cari suara itu dan kesini!"Jarak dari kamar pembantu di bawah dan kamar Mama ini cukup jauh. Benarkah yang dikatakan Bik Asih? Jangan-jangan ini hanya alasan?Aku selalu merasa Bik Asih ada hubungannya dengan semua yang terjadi di rumah ini. Ia pasti tahu sesuatu!"Bik Asih, yakin mendengar teriakan Mama?" Aku mengulangi pertanyaan.Jarak kamar asi

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • CEO Yang Hilang Ingatan   70. Membongkar Rahasia Masa Lalu

    "Wulan, sepertinya aku punya ide untuk mengungkap kebenaran yang terjadi di rumah ini lima belas tahun yang lalu!""Caranya?" Wulan menatapku penuh tanya."Tolong jaga mamaku di sini."Setelah memberikan pesan aku beranjak keluar dari kamar. Menyusuri koridor di lantai dua. Tujuanku ruang kerja Papa.Jika dugaanku benar, komputer di meja kerja Papa dapat mengakses seluruh CCTV yang terpasang di rumah ini. Namun, sepertinya tak semua ruangan terpasang kamera pengawas. Aku harus mencari tahu sendiri.Kamar Alicia tertutup. Adik kesayanganku itu mungkin sudah berangkat ke sekolah. Melewati kamar Papa di sebelahnya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-06
  • CEO Yang Hilang Ingatan   71. Hipnoterapi Mama.

    "Jadi siapa yang menyelingkuhi siapa sekarang?" sindirku sambil melirik pada Papa."Alex? Kamu!?" Papa membelalakkan mata, terlihat marah padaku."Ini adalah kenyataan yang terjadi Pa, ada Paula Stephanie yang saat itu nyata-nyata naik ke ranjang Papa. Dari hubungan kalian itu melahirkan Jhonny! Lihatlah Mama, ia adalah korban. Namun, kalian tega memasukkan Mama ke rumah sakit jiwa?!""Papa, jahat!" ketus Alicia.Terdengar suara ketukan di pintu. Bik Asih berjalan menuju pintu. Tak berapa lama Bik Asih kembali berjalan ke ruang tamu. Di belakangnya ada seorang lelaki dengan setelan celana kain berwarna hitam dan kemeja berwarna putih.

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-09
  • CEO Yang Hilang Ingatan   72. Tes DNA.

    Segera keluar dari kamar. Menyusuri lorong kemudian menuruni tangga. Di lantai dasar Bik Asih berdiri di tepi pintu. Sepertinya menungguku mendekat."Den," ucap Bik Asih pelan. Wajahnya terlihat serius, "Kata Tuan Besar, Den Alex harus ke Rumah Sakit Medica, sekarang.""Untuk apa, Bik?"Aku mengernyitkan alis. Benarkah Papa menyuruhku ke sana? Kenapa tadi saat berbicara di kamarnya ia tak menyuruhku langsung?"Anu, Tuan Besar akan mengadakan tes DNA!""Apa?!"Apa maksud Papa sebenarnya? Kukira masalah ini sudah selesai dengan Jhonny dan Paula Stephanie yang

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-10

Bab terbaru

  • CEO Yang Hilang Ingatan   216. I Love You Wulan

    ~Perpisahan paling menyakitkan adalah terpisahnya dua hati tanpa kejelasan alasan. Saling memendam perasaan tanpa bisa menjelaskan.~"Wulan sedih Ali, ternyata selama ini Emak Wulan masih hidup, tapi dia gak pernah kasih kabar sedikit pun," ungkap Wulan di sela isak tangisnya."Sudahlah Wulan. Mungkin semua ini sudah takdir."Aku menepuk-nepuk punggung Wulan. Setelah bertemu dan saling mengungkapkan isi hati dengan ibunya beberapa jam, kami kembali pulang."Emak Jahat, Ali. Dia tega ninggalin Wulan dan abah.""Bukan ibumu yang meninggalkan, tetapi takdir memaksanya meninggalkan kalian. Dia juga terpaksa."

  • CEO Yang Hilang Ingatan   215. Bertemu Ibu Wulan

    "Nak order ape?" Pelayan tadi kembali mengajukan pertanyaan. Menatap bingung pada kami berdua. Duduk di kursi restoran tapi tak memesan makanan. "Emak …." Suara Wulan bergetar. Matanya berkaca-kaca dan memerah. Pramusaji yang mendatangi meja kami refleks. Menatap Wulan dengan serius, kedua alisnya mengernyit, "Wulan?" "Kamu teh, Wulan Kirana?" Akhirnya. Perjumpaan yang kubayangkan seperti perkiraan. Istriku $ berdiri dari kursinya memeluk pramusaji di depannya. Sang pramusaji membeku. Kertas catatan order dan bolpoinnya terjatuh.

  • CEO Yang Hilang Ingatan   214. Tujuan Bulan Madu Pertama

    "Terima kasih untuk malam yang indah ini, Sayang." Wulan mencium bibirku setelah berkata. "Sudah tugasku untuk membahagiakanmu," ucapku sambil menatap mata bulat Wulan, "tidurlah, besok kita akan mulai jalan-jalan." Wulan tersenyum, wajahnya lebih ceria dari saat pertama aku mengenalnya dulu. Tak terlihat wajah lelah bahkan mengantuk seperti sebelum kuajak dia mengunjungi Suria KLCC. "Kemana? Besok kita akan kemana?" tanya Wulan bersemangat. "Tidurlah, besok kamu akan tahu kemana tujuan kita." Aku menaikkan selimut sampai dadanya. Ia menurut dan mulai memejamkan matanya. Malam ini akan menjadi malam yang takkan terlupakan oleh Wu

  • CEO Yang Hilang Ingatan   213. Tempat Ternyaman.

    ~Tempat ternyaman~ Aku memeluk Wulan dari belakang. Kami menikmati malam pertama di tengah kota Kuala Lumpur dari balkon hotel. Gedung-gedung tinggi menjulang membuat kota ini terlihat seperti kota metropolitan. Bias lampu warna-warni berpendar menyemarakkan malam. Di bawah sana jalanan beraspal padat oleh berbagai kendaraan. Bunyi klakson dan mesin mobil menggema hingga balkon, tempat kami berdiri. "Apa kau suka dengan bulan madu kita?" "Tentu saja, ini pertama kalinya Wulan keluar negeri." Wulan mendongak ke wajahku. Aku menghadiahinya sebuah ciuman hangat. Ia tersenyum.

  • CEO Yang Hilang Ingatan   212. Tiba Di Hotel.

    KLIA 2, Malaysia. Aku menggandeng istriku, telapak tangan Wulan terasa sangat dingin, "Apa kamu kedinginan?" Wulan menggeleng pelan, "Wulan kalo gerogi emang suka panas dingin begini." Tersenyum menatap wajah istriku itu. Ini pengalaman pertamanya naik pesawat terbang. Aku berjalan lebih cepat. Satu langkah kakiku sama dengan dua kali langkah Wulan. Sontak istriku itu menarik tangan, "Kenapa sih, cepet-cepet?" "Pelan-pelan," katanya lagi. Aku tersenyum tak menjawab pertanyaan Wulan, hanya memelankan jalan. Keluar dari koridor para penumpang berbelok ke arah kiri menuju baggage claim area. Ada banyak passenger lain yang juga mencari koper mereka.

  • CEO Yang Hilang Ingatan   211. Penerbangan Pertama Wulan.

    Pukul sembilan pagi aku dan Wulan sudah selesai bersiap-siap. Abah Dadang dan dua asisten rumah tangga mengantar sampai di teras. "Abah jaga diri ya, Jangan lupa makan. Kalau Wulan telepon harus diangkat." "Iya, Neng geulis." Keduanya melepaskan pelukan. Aku ganti bersalaman dengan Abah Dadang. "Kami berangkat dulu," pamitku kemudian. Mengajak istriku segera masuk ke dalam mobil. Dua jam dari sekarang pesawat akan take off. Perjalanan dari villa menuju bandara memakan waktu sekitar satu setengah jam. "Ini pertama kalinya Wulan, naik pesawat."  

  • CEO Yang Hilang Ingatan   210. Ketakutan Wulan.

    ~Hidup terlalu singkat untuk digunakan membahas masa lalu. Kehidupan yang sekarang adalah sebaik-baiknya pilihan yang sudah kita ambil.~***Kucium kening Wulan. Istriku mengerjap, bulu mata lentiknya bergetar ia menatapku sejenak, "Gak tidur?"Aku menggelengkan kepala pelan. Mengelus rambut sehitam jelaganya."Jam berapa sekarang?""Pukul 00.15 Sayang," jawabku.Sejak kami resmi menjadi suami istri, entah sudah berapa kali aku bercinta dengannya. Seakan-akan tak pernah puas, dan selalu kurang. Wulan pasti kelelahan meladeni keinginanku.

  • CEO Yang Hilang Ingatan   209. Ronde Tambahan

    Tok … tok … tok!Seseorang mengetuk pintu kamar. Aku dan Wulan sama-sama kelelahannya. Setelah bercinta di sofa kami melanjutkannya di kamar."Sayang, bangun." Aku mencoba membangunkan Wulan. Ia mengerjapkan mata, menoleh ke arahku."Ada apa?""Ada yang mengetuk pintu.""Ahhh, kamu yang bukain. Aku males," sahutnya sambil membelakangiku. Menarik selimut untuk menutupi tubuhnya lebih erat.Terpaksa aku bangun. Meraih celana pendek dan kaos yang tercecer di lantai. Membuka pintu dan keluar dari kamar.

  • CEO Yang Hilang Ingatan   208. Ronde Selanjutnya

    Aku merangkul Wulan, membimbingnya masuk ke dalam villa kami. Menutup pintunya kembali. Aku mengajak Wulan duduk di sofa."Apa?" tanya Wulan dengan penasaran.Langsung saja kulumat bibir ranum Wulan. Suasana rumah sangat sepi, tak ada orang lain selain kami. Tentu saja kesempatan ini tak boleh dilewatkan.Kali ini aku ingin mencoba sesuatu yang berbeda. Kuarahkan istriku untuk duduk di atas pangkuan. Wulan bahkan mungkin tak sadar jika sudah berada di atasku. Ia memejamkan mata, sementara bibir kami terus bertaut. Sesekali li*ahnya ikut terhisap.Tanganku mulai bergerak lincah menjamah tubuh sintal Wulan. Aku mulai hapal dimana saja titik sensitif istriku ini. Menghentikan pagutan kami, beralih pad

DMCA.com Protection Status