Dia mengangkat telepon dan mendengar suara sok Lana. “Apa kau menerima bunga wijaya kusuma dariku, Mr. Whitman? Aku yakin kau mengerti mengapa aku mengirim bunga itu.”“Untuk terakhir kalinya, Lana Johnson, jangan ganggu aku lagi. Aku tidak tertarik, juga tidak akan tertarik nanti, pada perempuan sepertimu.”Lana hanya mencibir saat intonasinya menunjukkan kalau dia kepincut. “Kau tak akan pernah tahu apakah dirimu tertarik sampai kau mencobanya. Kudengar istrimu sedang hamil empat bulan, Mr. Whitman.”Tindakan dan perkataan perempuan ini terlalu keterlaluan. Membuatnya muak.Tak mau membuang-buang ludahnya buat perempuan ini, dia menutup telepon dan memblokir nomor Lana sebelum dia pergi mempersiapkan peluncuran parfum Madeline akhir minggu ini.Namun, dia sama sekali tak menyangka Lana kembali muncul.Berpakaian menggoda, bau unik menguar dari tubuh Lana―bau yang Madeline bisa cium saat dia mendekati Lana.Baunya sendiri enak, namun Madeline merasa kalau bau itu mengacaukan pikiranny
Baca selengkapnya