Setelah mendengar itu, Madeline dengan muram menggenggam gagang cangkirnya.Menatap cairan di dalam cangkir, dia tak bisa menahan dirinya untuk tidak mengingat tatapan lembut Jeremy ketika pria itu menatapnya beberapa hari yang lalu.Dilihat dari matanya, Madeline pikir pria itu tidak sedang berpura-pura.Entah kenapa, jantungnya mulai berdetak lebih cepat.“Vera, apa yang sedang kau pikirkan?”“Tidak ada." Madeline kembali sadar dan menyesap tehnya. “Aku tidak ingat apa yang terjadi di tengah-tengah. Tapi, Jeremy dulu memang menyakitiku. Dia membiarkan perempuan simpanannya dan keluarganya mempermalukan dan menghina aku. Aku tahu semua tentang itu. Aku pasti akan membalas dendam untuk itu.”Saat Madeline mengatakan ini, muncul sebuah kilatan kebencian di kedua matanya.Felipe memandang ekspresi Madeline dalam diam, melengkungkan kedua bibirnya menjadi seringai.“Vera, lakukan saja apa yang perlu kamu lakukan. Aku akan mendukung dan menunggumu.”“Terima kasih, Felipe. Aku tahu kaulah y
Baca selengkapnya