“Ya, Uncle Winston. Mungkin Madeline benar-benar tidak bersalah. Akan buruk jika ternyata kita salah menuduhnya." Yvonne juga berlagak memihak Madeline.Madeline tahu betul kalau keduanya hanya bertindak secara pragmatis. Mereka melakukan ini hanya karena ada Jeremy.Winston bangkit dengan ekspresi mengerikan di wajahnya. "Aku tak punya nafsu makan lagi.”“Win, Win!” Karen mengejarnya sambil berpura-pura khawatir.Lalu, Yvonne juga menemukan alasan untuk pergi.Setelah mereka bertiga pergi, Jeremy merasa jauh lebih baik. Dia menatap Madeline dengan rasa kasihan saat Madeline melanjutkan menyuapi Old Master. “Linnie, sebaiknya kamu makan dulu. Biarkan aku yang melakukannya.”“Tidak usah. Aku tidak lapar.”“Linnie, jangan pedulikan apa yang barusan diomongkan mereka. Aku akan mempercayaimu apa pun yang terjadi." Pandangan Jeremy lembut. “Karena Grandpa makan dengan lahap dan tidur nyenyak akhir-akhir ini, aku yakin bukan kamu pelakunya.”Madeline menatap sorot mata lembut Jeremy. “Dengan
Yvonne mulai berteriak. Segera saja, dia memberitahu semua orang di rumah.Namun, Madeline terkejut dengan kata yang baru saja Yvonne teriakkan.Dianiaya?Tak berapa lama kemudian Karen dan Winston tiba di tempat kejadian.Ketika mereka melihat memar dan luka di lengan Old Master, mata mereka membelalak.“A-apa yang terjadi?” Winston bertanya. Kemudian, dia bergegas ke depan untuk memeriksa kondisi beliau.Karen juga mendekat dengan wajah khawatir. Saat dia sampai, dia mendorong Madeline menjauh. “Oh, Old Master, apa yang terjadi padamu? Apa kau jatuh dari tempat tidur?”“Aunty Karen, luka dan memar itu sepertinya bukan karena jatuh. Jelas sekali ada seseorang dengan sengaja menganiaya Grandpa!" Yvonne dengan sengaja mengipasi api ke arah Madeline. "Madeline, kaulah yang mengurus Grandpa setelah beliau sampai disini. Apakah luka-luka pada Grandpa…’“Jaga mulutmu." Suara dingin Jeremy datang dari luar kamar.Yvonne spontan gemetar. Dia mengangkat kepalanya dengan takut-takut dan melihat
Luka-luka Old Master telah dibalut. Ketika melihat Yvonne, beliau melebarkan kedua mata beliau dan mulai merintih dan mengerang.Beliau ingin mengatakan sesuatu, tapi tak sepatah kata pun yang keluar.Ketika Yvonne melihat reaksi Old Master, dia mulai mengeluarkan tangisan palsu dan menyalahkan Madeline yang berdiri tidak jauh darinya. “Uncle Winston, Aunty Karen, lihat! Grandpa emosional sekali saat melihat Madeline. Dia pasti orang yang menyiksa beliau! Grandpa begitu menyedihkan!”Winston langsung terhasut. “Madeline, aku akan mencari buktinya dan menggelandang mu sendiri ke kantor polisi!”Madeline tersenyum dengan percaya diri. “Kurasa aku akan lebih cepat menemukan buktinya untuk membuktikan bahwa aku tidak bersalah.”“Aku juga akan membuktikan bahwa istriku tidak bersalah." Jeremy berjalan ke depan dan menghampiri Madeline. Dia tetap mendukung istrinya.“Jeremy, jika kau terus dibodohi oleh perempuan ini, keluarga kita akan hancur!" Winston menggelegar saat dia mendorong Old Mas
Yvonne berjemur di bawah sinar kegembiraan saat dia menunggu polisi membawa Madeline pergi. Namun, dia tak menyangka Jeremy akan pulang tepat pada waktunya.Karena dia khawatir rencananya akan gagal jika mereka menunda ini, Yvonne tak bisa menahan diri dan berkata, "Jeremy, kamu pulang tepat waktu. Madeline menganiaya Grandpa lagi! Lihat! Lengan beliau dipenuhi banyak luka baru.“Aku menelepon polisi. Perempuan ini terlalu jahat. Dia harus dihukum sesuai hukum yang berlaku!" Wajah Winston menjadi hijau karena marah. Bahkan api amarah telah menyala di kedua matanya.Karen pura-pura mengeluarkan keluhan putus asa. “Madeline, semuanya sudah lewat, jadi kenapa dirimu masih bertekad untuk membalas dendam pada kami? Meredith adalah orang yang menyakiti dan menuduhmu secara salah. Apa hubungannya semua itu dengan kami, Keluarga Whitman? Kau telah menyebabkan Jeremy kehilangan segalanya. Apa kau akan berhenti hanya jika Old Master sudah wafat?”Dia memaksakan air mata keluar dari kedua matanya
‘Apa?’Jantung Yvonne mulai berdebar kencang saat mendengar itu. Dia melebarkan kedua matanya sambil merasa seolah-olah dia sedang bingung. Kemudian, dia memelototi Madeline dengan tidak percaya.‘Bagaimana mungkin?’‘Dia memasang kamera di kamar? Apakah itu berarti dia tahu apa yang telah aku lakukan?’‘Jika dia tahu, lalu kenapa dia tidak mengekspos ku?’‘Ini pasti palsu! Dia pasti mencoba memancingku keluar!’Yvonne berusaha keras menghibur dan menenangkan dirinya sendiri.“Apa? Sebuah kamera? Berani-beraninya kau memasang kamera di kamar Grandpa? Madeline, bagaimana bisa kau begitu mesum?” Karen menggunakan kesempatan ini untuk mengejek Madeline.Namun, Madeline tidak terpengaruh. “Grandpa tak bisa berbicara atau bergerak. Aku memasang ini agar aku bisa memantau keadaan Grandpa. Jangan memaksakan otak kotor dan mesummu padaku.”“K-kau bilang aku kotor dan mesum? Kau…” Wajah Karen memerah. Dia tak jadi mendebat saat menyadari sekelebat aura membunuh di kedua mata Madeline.Sebalikny
Setelah Jeremy mendengar apa yang dia katakan, lapisan es muncul di kedua matanya. “Kami memiliki bukti konkret, tapi kau masih mengatakan bahwa Linnie menjebakmu?”Yvonne gemetar. Dia tak berani menatap mata Jeremy. "A-aku tidak melakukan itu. Aku telah memperlakukan Old Master seperti kakekku sendiri selama ini. Bagaimana mungkin aku…”Winston sangat marah. Dia memukulkan tangannya ke atas meja dengan keras. "Aku tak menyangka itu adalah dirimu!”“Tidak, itu bukan aku. Aku tidak melakukannya! Uncle Winston, kau harus percaya padaku—”“Kebenaran berada tepat di depan mata kita dan kau masih berbohong kepada kami!” Winston sangat marah, dan wajahnya berubah dari merah menjadi hijau.Setelah Karen mengatasi keterkejutannya, dia merasa gugup.Sebelum dirinya dilibatkan dalam hal ini, dia memutuskan untuk meraih inisiatif dengan menyerang lebih dulu. Oleh karena itu, dia menampar wajah Yvonne dengan keras.Plaaak!“Yvonne, kau benar-benar mengecewakan! Kau telah merusak reputasi Keluarga
“Linnie.”“Mungkin karena aku begitu tercela. Sepupumu jelas melakukan itu untuk menyingkirkanku. Menurutku … dia mungkin sangat menyukaimu.”“Dasar bodoh, tak ada yang bisa menyingkirkanmu dan tak ada yang bisa menyingkirkan posisimu di hatiku." Dia menggenggam tangan Madeline dan menatapnya dengan tulus. “Linnie, bisakah kau berjanji padaku satu hal?”Madeline mengerutkan kening dengan penasaran. "Apa itu?”Jeremy menggerakkan bibirnya. Kemudian, dia tersenyum dan tidak mengatakan apa-apa. "Tidak apa-apa. Aku akan memberitahumu lain kali.”Madeline tidak bertanya lagi padanya tentang itu, tapi sedikit kegembiraan melintas di kedua matanya yang menakjubkan.Setelah Yvonne dibawa pergi oleh polisi, rumah menjadi lebih damai.Karen tak punya kekuatan untuk melakukan apapun karena dia sendirian sekarang. Apalagi dia merasa Madeline bertingkah ganjil beberapa hari ini.Madeline terlihat lemah dan mudah diintimidasi. Namun, jika mereka memutuskan untuk membuat wanita itu terlibat masalah,
Setelah mendengar itu, Madeline dengan muram menggenggam gagang cangkirnya.Menatap cairan di dalam cangkir, dia tak bisa menahan dirinya untuk tidak mengingat tatapan lembut Jeremy ketika pria itu menatapnya beberapa hari yang lalu.Dilihat dari matanya, Madeline pikir pria itu tidak sedang berpura-pura.Entah kenapa, jantungnya mulai berdetak lebih cepat.“Vera, apa yang sedang kau pikirkan?”“Tidak ada." Madeline kembali sadar dan menyesap tehnya. “Aku tidak ingat apa yang terjadi di tengah-tengah. Tapi, Jeremy dulu memang menyakitiku. Dia membiarkan perempuan simpanannya dan keluarganya mempermalukan dan menghina aku. Aku tahu semua tentang itu. Aku pasti akan membalas dendam untuk itu.”Saat Madeline mengatakan ini, muncul sebuah kilatan kebencian di kedua matanya.Felipe memandang ekspresi Madeline dalam diam, melengkungkan kedua bibirnya menjadi seringai.“Vera, lakukan saja apa yang perlu kamu lakukan. Aku akan mendukung dan menunggumu.”“Terima kasih, Felipe. Aku tahu kaulah y