All Chapters of Pendekar Mayat Bertuah.: Chapter 161 - Chapter 170
255 Chapters
Raja Diminta Menikah
Lalu sang Prabu pun segera mengajak saudara sepupunya itu masuk ke dalam ruangan pribadinya dan nampak di situ Ratu Manika terlihat masih duduk-duduk santai di tempatnya yang tadi, Ratu termuda itu terlihat masih sibuk dengan pisau kecilnya dan juga satu keranjang berisi aneka macam buah."Mari Kakang silakan duduk," ujar Prabu Jayantaka sambil tangannya menunjukkan tempat duduk untuk saudara sepupunya itu."Terima kasih Gusti Prabu," jawab Rakryan Dipasena dengan segera menempati tempat duduk tersebut."Dinda Ratu Manika, mungkin Dinda bisa masuk ke kamar dulu, ada hal penting yang ingin aku bicarakan dengan Kakang Dipasena," pinta sang Prabu pada Permaisuri termudanya itu."Baik Kanda ... mari Tuan Dipasena ..." jawab Ratu Manika sambil menganggukkan kepalanya pada Rakryan Dipasena, dan Dipasena pun langsung membalas dengan menganggukkan kepalanya juga."Gimana Kakang Dipasena?" ucap tanya Prabu Jayantaka memulai pembicaraannya."Yah cuma
Read more
Pengaruh Dipasena
"Ya Kan katanya ini bukan masalah pingin? Kata Kakang Dipasena ini adalah sebuah kelaziman? Tapi meski begitu saya tidak ingin buru-buru kok Kang," jawab Prabu Jayantaka terdengar kurang memuaskan hati Dipasena."Lho kenapa Gusti ...?" tanya Dipasena mengejar."Ya karena saya merasa bahwa itu keperluan yang tidak begitu mendesak yang harus segera dilakukan dengan terburu-buru," jawab Prabu Jayantaka beralasan. Namun nampaknya jawaban Prabu Jayantaka itu langsung kembali ditimpali oleh Rakryan Dipasena."Begini lho Gusti ya ...? Sekali lagi ini bukan soal terbaru-buru atau lainnya ... tapi lagi-lagi ini adalah berbicara tentang kepatutan dan kesempurnaan seorang Raja! Coba sekarang saya mau tanya! Apakah waktu enam purnama masih kurang lama untuk merasakan ketidaksempurnaan ini? Lalu kalau misalkan calon Permaisuri itu sudah ada apa kira-kira Gusti Prabu tetap tidak berkenan?" tanya Rakryan Dipasena terdengar begitu sangat pengertian pada sang Prabu. Lalu begitu
Read more
Niat Busuk Dipasena.
Lalu Pardi pun langsung segera mengambil kuda dari kandang dan kemudian segera menungganginya dan langsung menggebraknya dengan cukup kencang."Heyaa, heyaa, heyaa!"Setelah kepergian Prajurit suruhannya itu Dipasena pun terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu.'Adhinata kamu boleh merasa unggul dariku karena beberapa kali kamu berhasil menjalankan tugas dari Gusti Prabu, tapi untuk kali ini aku lah yang lebih cerdas dibandingkan kamu, karena saat ini semua tugas yang diberikan Gusti Prabu telah aku ambil alih, dan itu berarti tidak lama lagi akulah yang akan menggeser kedudukan mu di hadapan Gusti Prabu,' gumam Dipasena."Apa sebaiknya aku sekarang menemui Adhinata ya? Ya memang sebaiknya begitu, aku akan temui dia dan aku akan bilang kepadanya kalau saat ini semua urusan mengenai pernikahan Putri Nirmalasari dengan Biswara sudah dilimpahkan kepadaku, dan kamu sekarang akan nganggur Adhinata! Dasar wakil Patih bodoh! Hehehe ..." ujar Dipasena sambil t
Read more
Menanti Darto dan Darso
"Jadi sekarang kamu mau menemui Bapak Dang Acarya Brahma?" tanya Prabu Jayantaka."Benar Gusti Prabu, sebelum nanti beliau menentukan hari untuk acara pernikahan itu, " jawab Adhinata."Tidak usah Adhinata, karena aku juga sudah meminta kepada Kakang Dipasena untuk sekalian membahas masalah ini dengan Bapak Dang Acarya Brahma, sekarang kamu di sini saja dulu, karena masih ada sesuatu yang ingin aku sampaikan kepadamu," pinta sang Prabu.'Aneh kenapa Gusti Prabu tiba-tiba saja berubah sikap seperti ini? Tidak biasanya beliau mempercayakan tugasnya kepada Gusti Dipasena, pasti Tuan Dipasena sedang merencanakan sesuatu,' ujar batin Adhinata nampak keheranan.Jujur dengan cara Gusti Prabu membebastugaskan dirinya itu Adhinata merasa kurang nyaman, karena memang dengan cara sepihak, namun meski begitu dia juga tidak bisa menolak manakala sang Prabu memintanya untuk tetap menemaninya di situ."Hal penting Apakah yang hendak Gusti Prabu sampaikan kepada h
Read more
Mencari Calon Permaisuri
"Sejak kemarin sore Pardi kok belum datang-datang juga ya? Padahal biasanya gak sampai lama kayak gini dia sudah muncul, apa perlu aku kirim Prajurit susulan untuk memastikan keadaan yang sebenarnya?" lagi-lagi tanya Dipasena terlihat sangat gusar.Tidak lama kemudian disaat Dipasena masih mondar-mandir di halaman kediamannya tersebut tiba-tiba dari kejauhan terlihat ada tiga orang menunggang kuda bergerak menuju ke arahnya."Oh itu rupanya mereka, kenapa baru pagi ini mereka datang?" ujar tanya Dipasena. Dan begitu ketiga anak buahnya itu sudah sampai di halaman rumahnya Dipasena pun segera menyambutnya dengan agak emosi."Hei kalian! Kenapa baru sekarang datangnya?" tanya Dipasena sambil menatap wajah Darto, Darso dan Pardi secara bergantian.Tahu kalau majikannya itu sedang marah maka Pardi pun tidak berani untuk menjawab, dia terlihat malah menyenggol lengan Darto dengan menggunakan sikunya sebagai isyarat agar supaya Darto lah yang menjawab."
Read more
Melamar Putri Tumenggung
"Sepertinya rencanaku akan berjalan dengan baik dan mulus, setelah nanti berhasil aku mencarikan Permaisuri untuk Jayantaka maka langkah selanjutnya adalah mempersiapkan cara untuk membunuh dia, Hehehe ... tunggu saja sampai tiba saatnya untuk berpesta," ujar Dipasena sambil tersenyum sinis.Sementara itu Darto dan Darso yang telah berangkat ke rumah Tumenggung Sutojoyo yang berada di daerah Gejayan terlihat juga sudah hampir sampai di saat hari mulai bergerak memasuki siang, cuaca yang tidak terlalu panas dikarenakan tersebarnya mendung tipis yang menutupi, sehingga membuat perjalanan mereka berdua tidak begitu terasa melelahkan.Hihiyyeh ...! Hihiyyeh ...! Suara ringkikan kuda Darto dan Darso terdengar begitu menyeringai manakala tali kendalinya itu ditarik dengan cukup mendadak."Gimana ini Darto, bukankah kita ini sudah tiba di daerah Gejayan?" tanya Darso."Ya kayaknya sih iya, tapi dari tadi aku kok belum melihat gapuranya kota Gejayan, mungkin kita
Read more
Lamaran diterima
"Oh begitu, ya gak masalah, mau dia itu anak Tuan Tumenggung Sutojoyo sendiri atau hanya anak asuh menurut saya itu tak jadi masalah, yang penting dia itu siap untuk dijadikan Permaisuri Gusti Prabu, bagaimana Tuan Tumenggung?" lanjut tanya Darso."Ya inilah yang belum bisa saya jawab sekarang, karena itu mesti saya tanyakan dulu pada anaknya langsung Tuan," jawab Tumenggung Sutojoyo dirasa masih kurang memuaskan oleh Darto dan Darso."Tapi sekarang anak gadis Tuan Tumenggung itu ada kan?" lanjut tanya Darto."Ada," jawab Tumenggung sutojoyo singkat."Boleh kami berdua melihatnya Tuan Tumenggung?" pinta Darso dengan ekspresi muka berharap."Ya boleh-boleh saja Tuan, tapi kayaknya kalau untuk memberi jawaban mau atau tidaknya Saya masih belum yakin apakah dia bisa memberi jawaban itu sekarang atau tidak," balas Tumenggung Sutojoyo nampak masih ragu."Ya gak apa-apa, nanti jawabannya bisa menyusul, yang penting sekarang ini saya pingin lihat d
Read more
Cayapata tersinggung
Begitulah akhirnya setelah semua tahapan pernikahan baik yang untuk Putri Nirmalasari dengan Biswara maupun Prabu Jayantaka dengan Adhiti Sharma, mulai dari melamar menyerahkan seserahan, hingga penentuan hari pernikahan selesai maka kesibukan dilingkungan Istana pun langsung terlihat, pernikahan yang semula hanya akan dilaksanakan dengan sederhana sekarang telah dirubah menjadi pernikahan yang mewah dan megah, terlebih yang menjadi pengantin adalah Gusti Prabu Jayantaka sendiri.Sementara itu Rakryan Dipasena yang dalam hal ini menjadi pengatur semuanya juga terlihat sangat super sibuk, bahkan karena saking sibuknya sampai-sampai petinggi kerajaan yang sekaligus juga sepupu Prabu Jayantaka itu jadi makin sulit untuk ditemui termasuk Pangeran Cayapata pun juga merasa kesulitan untuk bisa menemui Pamannya itu.Siang itu sang Pangeran yang juga sudah diberi tahu tentang akan dilaksanakannya pernikahan Putri Nirmalasari dengan Biswara dan Prabu Jayantaka dengan Adhiti Sha
Read more
Penjelasan untuk Cayapata
"Tenang dulu Nanda Pangeran ... tenang dulu ... sabar ... bukannya saya tidak mau memberi tahu kepada Nanda Pangeran ... Saya tidak bilang itu karena saya mengira kalau Nanda Pangeran itu sudah diberi tahu langsung oleh Gusti Prabu ..." ujar Dipasena beralasan."Enggak!" sergah Pangeran Cayapata nampak begitu sewot."Ayahanda Prabu tidak pernah ngomong apa-apa denganku!" lanjut ujar Pangeran Cayapata."Oh jadi begitu, ya sudah kalau begitu sekarang saya akan ceritakan semuanya kepada Nanda Pangeran ..."Akhirnya Rakryan Dipasena pun menceritakan semuanya dari awal, mulai dia mengusulkan pada sang prabu untuk menikah lagi, hingga mencarikan calon Permaisuri yang hendak dinikahi oleh sang Prabu. Lalu setelah mendengar penjelasan dari Pamannya itu Pangeran Cayapata pun kembali melontarkan pertanyaannya."Lalu untuk apa semua ini Paman lakukan? Bukankah kita sudah merencanakan untuk membunuh Ayahanda Prabu? Kenapa sekarang kok tiba-tiba Paman berubah m
Read more
Menjemput Biswara
"Mari Kang duduk disini dulu," ajak Biswara pada Kang Sembur. Lalu dua sahabat beda usia itu pun segera duduk bersebelahan di pinggiran ladang."Gimana ... kamu mau ngomong apa Wara ...? Kok kelihatannya penting dan serius banget," ujar Kang Sembur sembari membenahi posisi duduknya."Begini Kang, saya ke istana itu memang atas undangan dari Gusti Prabu tapi bukan dalam rangka diminta oleh beliau untuk mengobati," ucapan Biswara pun langsung dipotong oleh Kang Sembur."Lalu untuk apa?" tanya Kang Sembur."Saya akan dijadikan menantu oleh Gusti Prabu Kang," jawab Biswara sambil tersenyum."Apa kamu bilang Wara? Kamu mau dijadikan menantu oleh Gusti Prabu Jayantaka?" tanya Kang Sembur yang nampak tidak bisa menutupi rasa kagetnya."Lhoo tadi katanya tidak akan kaget ...?" timpal Biswara mengingatkan sahabatnya itu."Kamu serius Wara?!" kembali Kang Sembur mempertegas kembali pertanyaannya."Ya serius to Kang ... memangnya temanmu
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
26
DMCA.com Protection Status