Home / Fantasi / Queen of The Dark Hill / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Queen of The Dark Hill: Chapter 71 - Chapter 80

91 Chapters

71. Back to New Bluex

Part 71 “Be strong enough to let go and patient enough to wait for what you deserve.” — Unknown ***** Alexandra pamit pada Evander, tetapi pria itu tak menyadarinya. Ia hanya berpikir kalau permaisurinya hanya akan pergi sebentar bersama naga Ares. "Lekas kembali, ya! Aku akan merindukanmu dengan segera," ucap Evander. "Aku akan segera kembali, sampai jumpa sayang...." Alexandra tersenyum dan melambaikan tangannya pada Evander lalu menaiki punggung sang naga menuju Bukit Kegelapan atau The Dark Hill. Sesampainya di sana, Obis dan Shakira sudah menunggunya. "Apa kau siap?" tanya Ares. "Tapi, bagaimana denganmu nanti, Tuan Ares?" "Aku akan selalu abadi berada di hati dan ingatanmu," ucap Ares. "Alexandra, terimalah kalung mutiara buatanku, Obis membantu mencari mutiara ini. Kami membuatkannya untukmu agar kau mengingat kami selalu," ucap Shakira seraya menyerahkan kalung mutiara yang ia bantu kenakan di le
Read more

72. Hiding Again

Part 72  "A respectable person always remains honourable even if he is afflicted with difficulties".— Unknown. ***** Alexandra memutuskan melangkah menuju ke terminal bus. Ia memesan tiket untuk menaiki bus menuju ke panti asuhan tempat ia berada dulu. Ia menghubungi Tania untuk memberitahukan kalau ia ingin kabur sementara ke kampung halamannya. Gadis itu memandangi deretan pohon pinus yang seolah pergi meninggalkannya dari jendela bus tersebut. Ia berharap bisa menenangkan diri di sana demi menyelesaikan permasalahannya. Malam itu, Alexandra tiba di sebuah desa bernama Heaven Field. Bagian wilayah pinggiran yang merupakan kota kecil di New Bluex. Desa yang sangat indah yang menjadi desa terindah di kota tersebut.  Deretan rumah yang terbuat dari kayu tertata dengan rapi dan menjadi pemandangan yang sangat indah yang membuat para wisatawan merasa kagum akan itu semua.  "Semua masih tetap sama, betapa aku rindu d
Read more

73. Help The Orphanage

Part 73   Love can change the concept of time. Hours feel like seconds when we are together. Days feel like years when we are apart. — unknown.   *****   Sore itu, saat ia menggunakan sepeda pulang dari Asrama Heaven, ia melihat sebuah bukit. Bukit yang mengingatkannya akan The Dark Hill. "Hmmm... Aku begitu merindukan Evander dan yang lainnya. Sebaiknya aku bergegas pulang," ucap Alexandra lalu mengayuh sepeda milik anak panti menuju panti asuhan. Satu bulan berlalu, Alexandra mulai betah bekerja menjadi pengajar di asrama tersebut. Perlahan-lahan, ia mulai mencicil hutangnya sedikit demi sedikit. Hari itu, Brian mengajak Alexandra menuju ke  sebuah perpustakaan sekolah di desa yang kecil itu. Pemuda itu terlihat mulai menyukai Alex. Kala itu, saat Alex sibuk mencari buku - buku yang menjelaskan mengenai keadaan zaman kerajaan Anathema yang ternyata ada sejarahnya, Brian datang mengh
Read more

74. At E Sky Building

Part 74 “Never regrets being a good person, to the wrong people. Your behavior says everything about you, and their behavior says enough about them.” — unknown. ***** Brian mengantar Alexandra ke kota New Bluex menuju ke gedung E Sky di jalan Fork Street. Gadis itu juga menghubungi Tania untuk menemuinya. Sayangnya uang hasil penjualan apartemen dan barang-barang mewahnya sudah ia gunakan untuk melunasi hutang dan masih belum cukup juga menurut Tania. "Duh, berapa ya hutang Tante Emma, mana semua hartaku sudah aku jual untuk melunasi hutangku sendiri," gumam Alexandra dalam mobil yang dikendarai Brian. "Aku punya tabungan, kau boleh pinjam dulu, Lex," ucap Brian seraya fokus menyetir. "Jangan! Aku tak ingin memanfaatkan dirimu. Aku akan coba berjuang sendiri terlebih dahulu. Ini saja aku sudah merepotkanmu begini," ucap Alexandra. "Aku tak merasa repot, kok, aku malah senang bisa membantumu," ucap Brian. Akhirny
Read more

75. Design

Part 75 "Set your goals high, and don’t stop till you get there." - Bo Jackson. ***** Alexandra merebahkan bokongnya. Kursi besar du hadapannya itu lalu berputar 180 derajat dan langsung membuatnya tersentak. "Evan?" "Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya pria yang ternyata sangat mirip dengan Raja Evander dari Kerjaan Anathema. "Tentu saja aku mengenalmu, kau kan Raja Evander penguasa Anathema dan kau itu merupakan —" Alexandra sadar kalau ia telah kembali ke dunia nyata. Tak mungkin juga baginya untuk menceritakan mengenai Kerajaan Anathema. Pastinya pria yang mirip Raja Evander ini nanti akan menertawainya dan menganggapnya gila. Begitu juga dengan Miss Hillary yang menatap aneh pada Alexandra. "Sepertinya aku pernah melihat Anda di suatu majalah bisnis, makanya aku seperti mengenalmu." Alexandra menjawab dengan alasan palsu. Namun, Evander juga mengamati gadis itu dengan saksama. "Apa memang kit
Read more

76. D****e

Part 76 Never stop fighting until you arrive at your destined place – that is, the unique you. Have an aim in life, continuously acquire knowledge, work hard, and have perseverance to realise the great life.” — A. P. J. Abdul Kalam. ***** "Kenapa kau sangat percaya sih dengan gadis ini?" tanya Evander. "Dia memang punya hasil karya yang bagus dan aku suka," jawab Julian. Wanita itu melingkarkan tangannya di lengan Evander. "Bagaimana kalau setelah ini kita pergi makan bersama?" tanya Julian. "Baiklah." Ms. Hillary lalu masuk membawa surat kontrak yang baru saja dia buat. "Sini aku baca dulu surat kontraknya!" pinta Julian meminta surat kontrak tersebut. Setelah ia membacanya dengan saksama lalu wanita itu menyerahkan kontrak pada Alexandra. "Kau tanda tangani di sini!" Julian menunjuk letak dalam surat kontrak yang harus Alex tanda tangani. "Aku baca dulu, ya," pinta Alex. "Lekas,
Read more

77. Ready to Work

Part 77 "It was love at first sight, at last sight, at ever and ever sight." - Vladimir Nabokov ***** Alexandra selesai memasak Fettuccine Alfredo atau fettuccine al burro, adalah sebuah hidangan pasta Italia yang terbuat dari fettuccine yang dicampur dengan mentega dan keju Parmesan. Saat keju mencair, bahan tersebut kemudian dijadikan saus yang dicampur dengan pasta tersebut. Tania dan keluarganya, yaitu ayah ibu dan adiknya mengagumi cita rasa yang dihasilkan dari masakan Alexandra yang terasa lezat. Selama membantu Ibu Rose saat di Anathema, ia mulai belajar memasak. Sayangnya, ia teringat kembali dengan kematian wanita itu. "Semoga Ibu Rose tenang di sana," lirihnya. "Aku boleh minta lagi untuk bekal di sekolah?" tanya Edwin. "Eh, bocah gembul! Kau sudah makan dua piring barusan," ucap Tania mengacak-acak rambut adiknya. "Tak apa, Tan, aku kebetulan masak banyak."  "Terima kasih ya, Alexandra." 
Read more

78. Can't Forget

Part 78 Who would have thought, eventually love will come at an unexpected time. We just need to be patient and continue to improve in order to be worthy of it. — unknown. ***** Evander penasaran dengan yang dilakukan Alexandra di ruang kerjanya. Ia berpura-pura untuk melintas. Setelah mimpi malam itu, ia jadi sering memikirkan gadis itu. Ia melihat Alexandra sedang menyantap pasta buatannya sendiri seraya mengerjakan sketsa dengan tekun. Gadis itu benar-benar tak mau membuang waktu dalam mengerjakan tugasnya. Dia benar-benar ingin bertanggung jawab dan memperbaiki diri. "Apa aku sebaiknya membawakan dia kopi, ya?" gumam Evander. Setelah berjalan mondar-mandir, akhirnya ia menghubungi pekerja pantry di lantai tersebut untuk membuatkannya kopi latte. Setelah kopi ada di tangannya, ia memberanikan diri menuju ruang kerja Alexandra. "Hai, permisi, apa aku mengganggumu?" tanya Evander. "Hai, sini masuk! Kau tidak mengganggu
Read more

79. At Rooftop

Part 79 "Jika cinta tidak dapat mengembalikan engkau kepadaku dalam kehidupan ini, pastilah cinta akan menyatukan kita dalam kehidupan yang akan datang."— Khalil Gibran ***** Setelah seminggu berlalu, Alexandra akhirnya menyelesaikan sketsa pakaian yang berhubungan dengan kerajaan Anathema.  "Terima kasih, Alexandra... dengan begini aku akan segera memerintahkan para pegawai di konveksi milik ayahku untuk menjahit pakaian ini," ucap Julian. "Memangnya kapan acara pameran itu akan diselenggarakan?" tanya Alex. "Kemungkinan bulan depan, tenang saja aku akan mengundangmu dalam acara pameran tersebut," ucap Julian. "Baiklah, terima kasih Nona, kalau begitu aku pamit dulu. Jangan lupa kembalikan surat tanah milik Nyonya Lorena," ucap Alexandra menoleh pada Evander.  "Aku akan menepati janjiku," ucap Evander. "Terima kasih."  Alexan
Read more

80. What Is Going On?

Part 80   "Love, it could make you sad.It could even make you lonely sometimes. But that love can also make you happier than you'll ever be." - Fruit Basket.   *****   Alexandra makin liar sampai beralih menciumi ke bagian dada bidang milik Evander. Pria itu sangat menikmati sensasi menggairahkan yang gadis itu ciptakan di malam dingin tetapi terasa makin panas. "Alexandra, hentikan!" lirih Evander seraya mendesah. Gadis itu kemudian kembali menghisap leher pria tersebut dan meninggalkan bekas kepemilikan ke tempat yang berbeda sampai ke bagian dada bidang milik Evander. Untuk sesaat pria itu menikmati sensasi menggairahkan yang Alexandra  ciptakan malam itu. Gadis yang mabuk itu tak menyadari telah membangunkan harimau yang sudah tertidur terlalu lama itu. Hasrat seorang pria yang sudah lama i
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status