Rachel menutup pintu dengan kencang, menimbulkan getaran yang lumayan mengganggu pendengaran Devan. Devan ingin mengumpat pada orang yang sudah dengan lancang mengusirnya, tapi yang dia hadapi adalah seorang wanita. Devan menahan diri dari emosi, terlebih Rachel masih ibu mertuanya karena Devan masih belum mengurus perceraian dengan Raina. Devan memutar badan, berjalan lunglai hingga menuju tempat di mana mobilnya terparkir. Dia bersandar pada mobil, masih enggan menaikinya. Dia masih butuh waktu untuk berpikir, apakah Rachel berbohong atau jujur tentang keberadaan Raina. Lagipula, mau ke mana lagi Raina jika bukan ke rumah orang tuanya. Dan lagi-lagi, Devan merasakan sesak di dadanya. Rasa cemburu mengubur akal sehatnya. Entah keyakinan dari mana, hingga dia bisa berpikir Raina berada di kediaman Dhaka. Pikirannya terbayang-bayang bahwa Raina dalam dekapan pria itu. Devan membuka aplikasi W******p, dia membuka kembali pesan dari Arka. Hampir saja, Deva
Read more