Setibanya di rumah, Ayah pun membukakan pintu, dan matanya langsung tertuju ke arah parkiran, namun dia tidak menemukan siapa-siapa di sana.Kembali dia mengarahkan matanya padaku, dan dari balik pandangannya yang teduh, aku dapat membaca sebuah pertanyaan; ‘Di mana dia?’Yang kuyakini Ayah pasti sudah mendengar kemana saja aku semalaman.“Aku lelah,” kataku dengan suara serak karena nyeri menahan tangis yang menolak untuk tumpah sejak tadi.Mendengar ucapanku yang memiliki dua makna, Ayah pun membalas dengan senyuman lemah, dan setelahnya dia mempersilahkanku untuk masuk ke dalam rumah dengan membukakan pintu lebar-lebar.“Apa kau sudah makan?” tanya Ayah begitu aku berajalan hendak ke kamar.Mendengar nada khawatir yang kentara, ingin rasanya aku berbalik dan memeluk Ayah, tetapi aku tidak ingin terlihat lemah.“Tidak,” jawabku lagi, enggan memulai percakapan.Dapat kurasakan ma
Last Updated : 2021-06-12 Read more