Beranda / Romansa / Dear Gavin (INDONESIA) / Bagian Ke Dua Dimulai

Share

Bagian Ke Dua Dimulai

Penulis: Blezzia
last update Terakhir Diperbarui: 2021-06-14 15:10:16

*Tiga Setengah Tahun Kemudian*

Udara pagi di Kota Boston berembus dingin, hingga membuat beberapa mahasiswa yang keluar dari asrama merapatkan jaket masing-masing. Termasuk pula gadis bertubuh petit dengan wajah cantik yang mengalihkan beberapa fokus para mahasiswa ketika melewatinya. Rambut blonde strawberry gadis itu berayun seirama dengan langkahnya yang anggun saat melewati beberapa kerumunan mahasiswa laki-laki di dekat parkiran.

Salah satu dari mahasiswa di sana sampai terpaku, sehingga teman di sebelahnya harus menepuk bahu pria tersebut untuk menyadarkan dari pesona seorang Krista Reid, si dewi kampus, yang menjadi incaran banyak pria di universitas.

“Kau lihat, bagaimana mungkin aku bisa mengalihkan mata dari makhluk Tuhan yang sesempurna itu,” gumam pria berambut auburn itu.

“Wajahnya memang sempurna, tetapi kelakukannya …”

Seketika kumpulan itu pun hening dan serentak mereka menarik napas panjang.

&l

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 44

    Suara musik dari loudspeaker di dekat tangga mengisi seluruh ruangan mansion yang berada tidak jauh dari pinggiran Kota Boston. Rumah besar itu dipadati mahasiswa dan beberapa undangan yang Krista yakini masih usia SMA.Orang-orang di sana tampak menikmati musik dan pasangan dansa di hadapan, namun ternyata Krista tidak memiliki perasaan yang sama.Gadis itu tampak bosan setengah mati di sudut ruangan. Berkali-kali dia menghela napas dengan segelas minuman di tangan, sedang matanya menyapu seluruh kepala yang berada di lantai dansa, namun dia tidak memiliki keinginan untuk bergabung di sana.“Kupikir kau tidak akan datang,” ucap Evan yang datang belakangan.Krista hanya mengangkat bahu sembari melirik ke arah Linda yang kini kembali dalam pelukan kekasihnya, Adrian. Kedua lengan kekar dari pemain football dengan posisi bek itu tampak seakan melahap tubuh Linda yang mungil, membuat Krista penasaran bagaimana mereka melakukan sesi panas di atas

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 45

    Baru saja Krista membuka pintu kamar besok paginya, saat dia menemukan buket bunga mawar yang kemarin dibuang ke tong sampah berada di bawah pintu. Pandangan gadis itu langsung tertuju pada buket tersebut.Ada dorongan untuk memijak bunga-bunga itu sampai hancur dengan sepatu hak tinggi yang dipakai, ketika tiba-tiba dia melihat sebuah kartu ucapan menyembul keluar dari setangkai mawar di tengah-tengah rangkaian.Kakinya kembali ke posisi berdiri, dan gadis itu pun mengurungkan niat untuk menginjak-injak benda tidak berdosa tersebut.“Kenapa kau masih di sana? Apa kau lupa sesuatu?” tanya Linda yang tetap berbaring di kasur.Seketika Krista tersadar dan matanya berkedip-kedip, mengusir lamunan akan siapa pengirim bunga tersebut, dan dia pun berdehem sebelum akhirnya menjawab.“Tidak apa-apa,” ujarnya sembari mengambil bunga yang tergeletak di lantai.Dia membungkuk sedikit dan memungut bunga itu dengan tidak minat.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-16
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 46

    Ketika lelehan air mata itu mulai bergulir jatuh, jemari pria di hadapan Krista pun mengusap lembut pipi yang mulai basah, tetapi dengan cepat kepala gadis itu berputar menjauhi sentuhan, sehingga jemari-jemari tidak berdosa itu menggantung di udara sebelum akhirnya kembali ke sisi tubuh pria tersebut.“Mau apa kau ke sini?” Gadis dua puluh satu tahun itu mendelik tajam dan dengan cepat bergerak menjauhi pria yang mulai menyesaki ruang privasi.Mata biru pria itu memperhatikan kegelisahan Krista dengan pandangan tidak biasa.“Aku ingin melihatmu,” ucap pria itu pelan.Dia hendak menyentuh lagi wajah gadis di hadapan, tetapi Krista memilih untuk mundur beberapa langkah hingga mereka berjarak.Ujung bibir pria itu berkedut menahan senyuman, dan dengan sangat pelan dia pun bergumam lebih pada dirinya sendiri; “Tiga tahun kita tidak pernah berjumpa.”Mendapati ada kesedihan bergelayut di bawah mata pria di had

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 47

    Setibanya di basement hotel, Krista melirik Gavin tajam.“Aku tidak akan masuk ke dalam sana,” desis gadis itu sembari berusaha keluar dan berniat untuk mencari kereta bawah tanah, tetapi pintu yang berusaha dia buka tidak juga bergerak seinci, membuatnya menggeram frustrasi. “Keluarkan aku!”Untuk sesaat Gavin diam memerhatikan Krista yang kesulitan dan beberapa kali memukul jendela kaca menggunakan telapak tangan dengan keras.“Aku mau keluar!”Mendengar jeritan keras gadis itu yang diikuti suara bergetar hendak menangis, Gavin pun menghela napas panjang dan membuka pintu, sebelum akhirnya keluar dari sana dan memutari mobil, lalu berdiri di depan pintu di mana Krista berada.Melihat gadis itu terus memukul kaca jendela, Gavin pun mengeluarkan Krista yang seketika menghambur keluar dan berjalan cepat untuk menghindarinya.“Urusan kita belum selesai,” ucap Gavin sembari menarik tangan gadis it

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-18
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 48

    Pandangan Gavin lurus ke depan, sedang kedua tangan menggenggam erat pada pembatas rooftop. Dari ketinggian ini, dia dapat menikmati suguhan pemandangan sore Kota Boston yang terbentang di hadapan.Beberapa kali dia menghela napas, dan juga menyugar rambut sebanyak itu pula."Shit," umpatnya sembari menghembuskan napas keras, kemudian menyesap air mineral dari botol yang dia bawa ke atap gedung hotel.Fokus Gavin kembali pada ingatan seorang gadis yang masih tidur di atas kasur dalam kamar yang dia sewa sementara.Ketika Gavin hendak menyesap minumannya kembali, tiba-tiba saja ponsel yang berada di saku celana berdering nyaring dan nama

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-21
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 49

    Krista terbangun saat dia merasakan hangat tubuh seseorang tengah membungkusnya. Seketika gadis itu berputar cepat untuk berbalik badan dan melihat siapa yang memeluk dari belakang.Mata gadis dua puluh satu itu mengerjab-ngerjab hingga bulu mata lentiknya mengipas wajah begitu mendapati sosok pria berwajah rupawan yang terlelap di hadapan.Awalnya Krista hanya terdiam, memandangi pria yang mendengkur halus. Gurat wajah tampannya membuat Krista ingin meraba setiap lekuk yang membingkai dengan sempurna.Namun, dia pun menepis perasaan itu ketika ingatan banyak wanita mungkin telah melakukannya lebih dulu, membuat Krista meremas dada yang terasa n

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-22
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 50

    Mata Krista yang basah menatap Gavin lekat. Dia bahkan tidak tahu harus berbuat apa pada pria yang telah berkali-kali membuat hatinya pecah berkeping-keping.“Tidak perlu peduli padaku,” ucap Krista sembari menarik tangan yang berada dalam genggaman hangat pria itu.“Aku tahu kau merasa nyeri di sini,” ucap Gavin dengan suara sedikit serak sembari menghembus pelan-pelan permukaan kulit Krista yang masih berdenyut akibat tamparan tadi.Rasanya hati Krista seperti diremas begitu perhatiannya teralih ke wajah rupawan yang berusaha meredakan nyeri bekas tamparan tadi. Bahkan, alam bawah sadarnya ingin mengelus pipi pria itu yang memerah bekas jejak telapak tangan. Namun dengan cepat dia menepis semua perasaan itu.“Mengapa kau tidak menjauh saja seperti tiga tahun ini,” bisik Krista dengan nada suara berderak dan bibir bergetar.Dia tidak kuat membendung air mata yang perlahan berlinang jatuh ke atas tangan mereka ke

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-27
  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 51

    Wajah Gavin seketika basah karena tiba-tiba saja wanita di hadapan menyiramnya dengan air mineral di depan semua orang. Untuk sesaat pria itu terpaku.Atmosfir di sekitar dengan sangat cepat berubah menjadi tegang.Dalam posisi berdiri, Krista memegang erat gelas yang berada dalam genggaman, di mana benda berbahan kaca tersebut menggantung di sisi tubuh sedang matanya sembab dengan manik mata bergetar ketika menatap pria di hadapan.Terdengar suara terkesiap dari segala arah, namun tidak mereka pedulikan.Setelah menarik napas, perlahan-lahan Gavin membuka kelopak mata yang tadi sempat tertutup karena refleks tubuh. Dia berkedip beberapa kali, sebelum akhirnya mata Gavin terbiasa dengan air di sekitar wajah.Pria itu tidak mengulas senyum, tidak pula terlihat marah. Ekspresinya sangat datar, tanpa ada emosi mengitari.Pandangan Gavin pun terarah pada gadis bertatapan melankolis di depannya begitu dia menyadari apa yang sedang terjadi.

    Terakhir Diperbarui : 2021-06-28

Bab terbaru

  • Dear Gavin (INDONESIA)   -TAMAT-

    “Kemana kau akan membawaku?” tanya gadis itu ketika Gavin mengemudikan mobil menuju ke jalanan yang jauh dari kota, seolah-olah mereka menuju sebuah tempat terpencil.Dengan tatapan ingin tahu, Krista tidak bisa melepas pandangan pada pria yang menyetir di sebelah.Cukup lama Gavin akhirnya menjawab.“Kau akan tahu bila kita tiba,” ucap pria itu dengan senyuman simpul.Bahkan, Krista melihat sesuatu yang sangat tidak biasa dari cara Gavin menatapnya, seolah pria itu melihat bongkahan berlian dengan ekspresi antusias, yang seketika menghangatkan pipi gadis itu hingga bersemu merah.Bukannya kecanggungan yang tercipta, suasana di sekitar beruba

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 68

    Saat terbangun pagi itu, Krista meraba sisi ranjang di sampingnya hanya untuk mendapati tempat itu terasa dingin, seolah-olah tidak ada tubuh yang berbaring di sana dalam waktu yang cukup lama. Seketika dia pun terkesiap dan terduduk sembari memperhatikan ke sekitar ruangan.Perlahan-lahan rasa takut mulai menjalari diri, membuat kepanikan menyelimuti hingga dia merasakan getir pada mulut.“Gavin,” panggil gadis itu, layaknya seseorang yang kehilangan.Dengan tergesa-gesa, Krista menyibak selimut sembari berlari keluar kamar menuju tangga ke lantai bawah.Napas gadis itu memburu ketika dia tiba-tiba saja melihat sosok Gavin tengah berdiri di dekat jendela di ruang keluarga dengan ponsel di telinga. Sembari menata napas, Krista memperhatikan pria di hadapan yang berpakaian sangat rapi dengan kemeja biru dongker membalut tubuh, lengkap dasi dan sepatu kulit hitam mengkilat.Mendengar suara yang berasa dari balik tubuhnya, pria itu p

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 67

    Langit tampak mendung di pemakaman, membuat Krista mendongak sebentar sebelum memusatkan perhatian kembali pada dua batu nisan di hadapan.Lama dia terdiam, dengan kepala menunduk, menyembunyikan tangisan yang tadi sempat mengering.Sementara itu, Gavin yang berada di sampingnya sejak tadi hanya diam sembari mengawasi. Pria itu menatap batu nisan yang sering dia kunjungi selama beberapa tahun terakhir dengan tatapan sama sendunya dengan langit yang hendak menurunkan hujan.Dalam kesunyian yang menyelimuti, keheningan itu pun pecah dengan suara serak Krista yang berkata; “Terima kasih.”Mendengar ucapannya, Gavin hanya menoleh pelan.Kini, gadis itu memandang ke arahnya dengan mata yang basah kembali.“Terima kasih sudah merawat keduanya selama aku tidak ada,” lanjut Krista yang mendapat senyuman lemah.“Bagaimana kau tahu?” tanya Gavin lembut.Dia merapikan anak rambut gadis itu yang diterban

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 66

    Sentuhan lembut di bahu membangunkan Krista. Tubuhnya menggeliat pelan sembari menoleh ke samping dengan mata sedikit terbuka. Kemudian, dia pun terdiam ketika mendapati wajah Gavin yang mengulas senyuman halus di wajah rupawannya.“Bangunlah sleepy head,” bisiknya pelan sembari mengelus pipi gadis itu.Krista tampak masih dikusai kantuk, membuat Gavin sedikit merasa bersalah telah membangunkan.“Kita ada di mana?” tanya Krista sembari melirik ke luar jendela.Dia pun terdiam saat mendapati bangunan yang sangat familiar.“Kita sudah tiba,” bisik Krista itu gugup saat menyadari mereka telah berada di dalam Kota Denver.Dengan cepat Gavin menggamit lengan gadis itu, lalu meremasnya hati-hati.“Ya. Aku akan membawamu ke tempatku,” ucap Gavin, tanpa melepaskan pegangan keduanya.Kepala Krista menunduk seketika, dia tahu bahwa Gavin mengerti perasaannya saat ini.“Ok

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 65

    Gavin hendak membawa Krista ke dalam kamar hotel, saat tiba-tiba gadis itu menahannya.Mendapati mata Krista yang mendelik tajam, hati Gavin pun meringis melihat itu.“Masuklah, kita bisa bicarakan di dalam,” ucapnya, membuat Krista tampak ingin pergi, sehingga Gavin pun menangkup wajah gadis itu di antara kedua telapak tangan.Dia mendekatkan wajah dan berbisik pelan dengan tatapan mata yang lembut.“Kau tahu bahwa tidak ada pilihan untuk menghindariku, Baby Girl,” tambahnya sembari mengusap dagu Krista dengan kedua ibu jari penuh kehati-hatian. “Berkali-kali aku meminta kesempatan, namun kau tidak memberikannya. Dan ini satu-satunya cara yang kutahu untuk menghilangkan egomu itu.”Krista meremas jas yang melekat di tubuh Gavin. Dia ingin menumpahkan kemarahan, akan tetapi tatapan pria itu yang tulus membuatnya merenggangkan pegangan. Mata gadis itu berubah panas, sebelum akhirnya lelehan air mata bergulir pelan

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 64

    Esok paginya, sebuah nada dering membangunkan Krista dari tidur lelap. Seketika dia terjaga dan meraba permukaan meja untuk mencari-cari benda pipih yang sangat ribut sejak tadi menjadi alarm pengganti.Namun, ketika melihat nama yang tertera di layar, seketika Krista menggeram kesal. Dia tidak ingin berbicara dengan pria tua itu di jam sepagi ini. Bisa-bisa mood-nya rusak seharian karena pastilah yang dibicarakan tidak jauh-jauh dari masalah hutang dan bank.Setelah mematikan ponsel, Krista kembali menarik selimut dan mengundang alam mimpi menyelimuti. Akan tetapi, suara gedoran keras yang berasal dari depan pintu membuat Krista menyibak selimut dengan gerakan marah.“Ini masih pagi!” hardiknya kesal.Kepala Krista berputar ke seluruh ruangan, mencari-cari keberadaan Linda yang ternyata tidak pulang sejak semalam.Sembari memijit pelipis, dia bergumam pelan; “Di saat semua orang memiliki kisah cinta yang berbunga, aku malah mende

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 63

    Suasana hening di dalam mobil tampaknya tidak sedikit pun mengusik Gavin, karena sejak tadi dia terus mengulas senyuman sembari mengelus permukaan kulit Krista yang berada dalam genggaman.Sejak mereka berhenti di parkiran asrama, tidak satu pun dari keduanya keluar dari sana. Bahkan, rasa enggan berpisah terlihat jelas dari wajah Gavin yang terus memegangi tangan Krista.Pandangan pria itu tidak sedikit pun lepas, walau hanya sekedip saja. Seakan tidak ingin gadis itu pergi dan mereka kembali pada situasi semula.“Sebentar lagi libur semester, ikutlah denganku ke Denver,” ucap Gavin lembut.Mendengar itu, Krista membuang wajah dan menatap ke luar jendela. Tampaknya, dia masih belum menerima Gavin sepenuhnya. Atau mungkin, Gavin saja yang terlalu percaya diri bahwa hubungan mereka sudah lebih baik dari sebelumnya.“Jika kau tidak mau ke sana, aku akan menemanimu di sini,” tambahnya yang masih tidak Krista pedulikan.M

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 62

    Sebuah tamparan mendarat di pipi Gavin hingga meninggalkan jejak merah seukuran lima jari.Seketika pria itu memejamkan mata, dan dia menarik napas panjang sebelum akhirnya membuka kelopak matanya kembali dengan tatapan mengunci pandangan mereka.Mata sebiru samudra yang diarahkan pada Krista menatap tulus, seolah mengisyaratkan bahwa dia akan menerima tamparan dari wanita itu sebanyak apa pun itu. Dan dengan jari-jemari yang mengelus pipi Krista lembuat, Gavin pun melontarkan pertanyaan yang sama kembali.“Maukah kau menikah denganku, Princess?” Tatapan matanya lurus ke depan, dan tidak sedikit pun dia membiarkan pandangan keduanya lepas.Lagi, satu tamparan mendarat di pipi Gavin yang seketika membuat kepalanya berputar Sembilan puluh derajat ke kiri.Tanpa mengatakan apa-apa, pria itu pun menoleh pelan untuk menatap Krista yang mendelik tajam dari balik bulu matanya yang basah. Bahkan, sebulir air matanya tampak menetes jatuh hingga

  • Dear Gavin (INDONESIA)   BAB 61

    “Aku tidak bisa melakukannya,” jawab Jaxon dari seberang sambungan, membuat Krista terdiam seketika.Detak jantung gadis itu memompa cepat hingga keringat dingin membasahi telapak tangan.Susah payah Krista menata diri akan rasa tidak percaya yang perlahan menguasai.Saat dia hendak bertanya alasannya, pria itu pun menjawab dengan sendirinya.“Dengar, aku tahu bahwa kita punya kesepakatan, tapi untuk masalah ini aku benar-benar tidak bisa membantu. Kau bisa saja meminta yang lain, tapi kali ini aku angkat tangan.”Pembicaraan keduanya pun menjadi hening. Dan saat itulah Krista dapat mendengar suara serangga yang berasal dari danau di taman.Kini, matanya menatap lurus, pada siluet pria yang sabar menunggu di ujung jalan.Bila saja dia meneriakkan nama pria itu, maukah dia berlari ke tempatnya berdiri?Merasa diperhatikan, Gavin memiringkan kepala dan balas menatap dengan seksama. Seolah-olah dia me

DMCA.com Protection Status