Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Ojol Menantu CEO: Chapter 31 - Chapter 40

345 Chapters

Restu Dari Bayu

Tidak berapa lama setelah makan siang, terdengar bunyi telepon saat mereka sedang santai bercengkrama di ruang keluarga. Nilam wajahnya memerah melihat nama di layar ponselnya. Wanita itu menggigit bibir bawahnya. Seolah hatinya bimbang. Apakah mau mengangkatnya atau membiarkannya. Eliana yang menyadari perubahan tingkah laku adik iparnya angkat bicara. “Angkat saja tidak usah malu. Irwan ya?” Eliana menyenggol lengan Nilam. Dengan malu-malu Nilam mengangkat telepon itu. Suara bariton Irwan menyapa dengan ramah dan terasa lembut di telinga Nilam. “Kau sudah makan siang? Apakah sudah sampai di rumah?” Nilam menepuk keningnya. Dia lupa mengabari. Saat pamit pulang tadi, dia berjanji akan menghubungi lelaki itu saat sudah sampai di rumah. “Kenapa?” Suara Eliana sampai ke telinga Irwan. “Oh, apa kamu ada di rumah kakakmu? Boleh aku bicara sam
Read more

Aku Pingin

“Kenapa musti malu? Aku pulang hari ini. Kamu tidak mau mengantarku pulang?” Irwan memang tidak begitu parah lukanya. Jadi dia meminta rumah sakit hanya mengijinkannya istirahat saja. “Benarkah? Jam berapa, Mas?” Nilam antusias mendengarnya. “Iya, kamu mau ke mari lagi?” Irwan menawarkan. “Ih, kenapa tadi nggak bilang?” Nilam mulai manja dan merajuk. Seberapa kuat wanita memang memiliki sisi manja yang akan keluar di depan seseorang yang dicintainya. “Aku sengaja. Kalau aku bilang, kamu nggak akan pulang. Bau tau, dua hari nggak mandi.” Di seberang Irwan tertawa. Sedangkan Nilam sendiri tersipu malu. Sepertinya
Read more

Cemburu Buta

Sore menjelang. Nilam sudah bersiap akan ke rumah sakit. Wanita itu tampil secantik mungkin. Sepertinya wanita tomboi akan bertransformasi menjadi wanita feminim demi sang kekasih. Dia ingin menggunakan make-up, tapi tidak percaya diri. Alhasil dia menghapus kembali seluruh make-up itu. Kembali pada gaya awalnya kaos oblong dengan celana bolong-bolong. Wanita itu keluar dari rumah kakaknya. Nilam tidak pamit sama sang kakak. Entah mengapa mereka tidak menyahut ketika Nilam mengetuk pintu kamar. Para orang tua juga entah pada kemana? Nilam langsung saja menyetarter motornya.Dengan seluruh kepercayaan dirinya wanita berkuncir kuda itu melaju ke rumah sakit. Senyumnya sumringah karena akan ketemu dengan pujaan hatinya. Wanita itu bersiul masuk ke area rumah sakit. Namun kemudian dia sadar telah berdendang tidak pada tempatnya. Dia menutup mulutnya. Nilam langsung ke lantai lima untuk menuju ke ruang rawat Irwan. Dia tampak sumringah. Nilam berjalan pasti dengan langkah-langkah
Read more

Keresahan Irwan

Akhirnya Irwan menyerah. Dia pulang dengan Jenny dan membawa sejuta kecewanya karena pujaan hatinya tidak datang. Ini sungguh tidak adil untuknya. Nilam tidak memberikan alasan apa pun. Irwan akan berjuang untuk hatinya. Semoga saja tidak terjadi sesuatu dengan Nilam. Irwan hanya diam sepanjang jalan. Jenny yang di sampingnya merasa bosan melihat tingkah adik sepupunya yang menjadi naif itu.“Sudahlah, Wan. Besok kuantar kau ke sana, menemuinya. Kenapa dia tidak datang. Kalau berani dirinya mempermainkanmu, biar kusate atau jadi kambing guling.” Irwan menoleh saja ke arah Jenny. Dia tidak bereaksi apa pun. Lelaki tiga puluh tahun itu hanya mencelos ke arah jendela saja. dia hanya melihat lalu-lalang kendaraan yang menyalip mobil yang ditumpanginya, atau berlawanan arus. Sopir Jenny mengendarai mobil dengan hati-hati.“Wan, sekarang saja ke sana, yuk? Biar malam ini bisa 
Read more

Kedatangan Irwan

Bayu dan Eliana mempersilakan lelaki berparas tampan dan wanita seksi itu duduk. Irwan dan Jenny duduk di sofa warna maroon itu. Eliana tampil memperkenalkan Irwan sebagai penyelamat suaminya. Eliana menghatakan bahwa Irwanlah yang mendonorkan darahnya saat mencari darah AB sangat susah. Bayu berterima kasih karena hal itu. Lelaki berkulit sawo matang itu menanyakan hal ihwal kedatangan Irwan.“Begini, saya menunggu Nilam datang ke rumah sakit. Tapi sampai pukul enam tadi dia tidak juga datang dan tidak bisa dihubungi. Apa dia baik-baik saja?” Eliana dan Bayu saling melihat. Sore tadi Nilam antusias untuk menengok Bayu di rumah sakit. Apakah terjadi sesuatu?“Sebentar, aku tengok di kamarnya, ya?” Eliana bangkit melepaskan genggaman tangannya pada sang suami. Sementara Eliana pergi, Bayu mengobrol dengan Irwan. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui sejauh mana lelaki itu serius dengan adiknya. Irwan maklum dengan tinmgkah Bayu. Semua kakak pasti
Read more

Kau Cemburu?

Irwan mendekat ke arah Nilam yang beringsut menjauh dari tempat Irwan duduk. Wanita muda itu juga tidak mau memandang wajah Irwan. Wanita dengan baju yang lusuh karena gelelengan di kasur itu tetap membuang muka.“Nilam, boleh aku memanggilmu sayang?” ijin Irwan. Diam,Nilam tetap diam membatu tidak bicara. Irwan mengembuskan napas sangat lelah melihat sang kekasih merajuk. Dia belum mengerti mengapa sang kekasih marah padanya. Dengan sedikit kesusahan Irwan berdiri. Irwan dengan berani membalikkan tubuh Nilam agar berhadapan dengannya.“Sayang, katakan sesuatu. Jika kau diam seperti ini, bagaimana aku tahu kesalahanku. Please! Jangan buat aku bingung.” Irwan memohon kepada Nilam untuk jujur tentang perasaannya. Air mata Nilam menerobos tanpa permisi. Hatinya terkoyak memutar kembali memori beberapa jam lalu.“Mas, aku rasa semakin mencoba layak untuk bersanding denganmu, semakin aku tidak sepadan. Wanita cantik itu mung
Read more

Kawin Yuk

“Sayang, kawin yuk? Aku pingin kamu jadi istriku.” Irwan mengulang lagi pertanyaannya. Nilam berbalik badan. Dalam hati, dia sangat ingin. Tapi kata mama dan kakaknya, jadi wanita harus mau dan jaga harga diri. Maka Nilam tidak langsung setuju. Dia memandnag Irwan sangat intens.“Kok gitu mandangnya? Mas serius. Sudah nggak tahan pingin itu.” Irwan membisikkan kata-kata itu sekali lagi. Nilam merasa geli dengan tingkah Irwan tersebut.“ Mas kira aku ayam main kawin-kawin saja?” Irwan tertawa.Ini sungguh ajaib. Semula dia hanya ingin memanfaatkan Nilam saja. Namun kali ini dirinya semakin dalam jatuh ke lembah cinta Nilam. Bahkan wanita itu mampu membangunkan syaraf-syaraf nafsu yang sudah lama membeku karena putus ada mencari Eliana.“Ya habis gimana, dong? Mau ya? Kalau kamu sudah setuju, aku tinggal bilang ke kakak dan mama.” Irwan memegang kedua pinggang Nilam dengan kedua tangannya.“Ada ujian untu
Read more

Biar Cepat Kawin

Pagi hari, Bayu sudah ganteng dengan seluruh asesorisnya. Dari tukang ojol yang berpakaian sederhana berubah menjadi pakaian formal yang sangat memikat. Eliana mengalungkan dasi ke leher suaminya itu. Satu kecupan mendarat di kening Eliana tanda terima kasih. Mereka bergandengan menuju ke ruang makan.“Ih, kalian ini ngiming-ngiming aku aja.” Nilam manyun melihat kemesraan Bayu dan Eliana.“Cie, cie yang baru ditembak.” Eliana menggoda Nilam.“Ih, siapa juga.” Wajah Nilam sudah seperti udang rebus.“Hmmm, benarkah? Apakah mama melewatkan sesuatu?” tanya ibu Eliana.“Oh, gadisku sudah besar sekarang. Suruh lelaki itu menghadap papa.” Tuh ‘kan jadi horor. Nilam menelan salivanya sangat susah. Ini tidak seperti yang dibayangkan. Tak semudah mengatakannya. Sepertinya para orang tua itu punya tanduk.“Nilam, dengan kata papa nggak? Kok nggak jawab?” Bayu memperingatkan
Read more

CEO Bayu Sasmita

Bayu dengan gagah membukakan pintu untuk sang Sitri. Mereka melaju menuju ke perusahaan. Sudah beberapa minggu ini Eli ssapaan akrab Eliana tidak bertandang ke kantor. Wanita cantik itu memilih mengurus suaminya.sedangkan urusankantor diserahkan kepada Pak Han. Lelaki paruh baya yang loyal terhadapperusahaannya semenjak ayahnya yang berkuasa.Mereka sudah sampai di pelataran gedung perkantoran. Bayu membukakan pintu untuk Eliana. Seluruh pasang mata melihatnya. Apalagi langganan ojek Bayu. Mereka terlihat frustrasi karena driver ojol favoritnya memilih untuk menjadi sopir pribadi direktur cantik.“Pagi, Bu.” Sapa sang satpam. Satpam tersebut dalam hati mengumpat. Ah, mendapatkan pulung apa ojol itu? Kok bisa menggandeng tangan Ibu Eliana yang cantik dan seksi. Jangan lupa bokong besarnya terasa aduhai jika bisa memegangnya. Demikian pikir sang satpam. Dia belum tahu rupanya jika Bayu adalah suaminya. Sama seperti orang-orang itu.Eliana dan Bayu masu
Read more

Ih Nakal Deh

Eliana dan Bayu masih ada di ruang rapat ketika Miranda, Stefan dan beberapa orang sudah membubarkan diri. Lelaki tinggi tegap itu mendapatkan ucapan selamat dari mana saja. Handoyo sebagai sekretaris senior bahkan memuji kepintaran lelaki itu. Bukan rahasia lagi, jika Bayu memang menjadi kandidat menantunya Agung karena kecerdasannya. Sebenarnya ada banyak, termasuk Stefan. Namun Bayu yang memenangkan hati Eliana karena kesantunannya dan kesederhanaannya.“terima kasih, Pak Han. Semua juga karena Anda yang selalu membimbingku. Masih ingat waktu pertama saya datang ke Jakarta?” tanya Bayu sambil menggandeng istrinya. Mereka keluar dari ruangan itu.“Hahaha, mana mungkin saya lupa, Pak Bayu. Anda membetulkan mobil Pak Agung hingga seluruh baju kena oli. Anda hampir diusir dari ruang wawancara oleh penguji.” Pak Handoyo tertawa renyah karena hal itu.
Read more
PREV
123456
...
35
DMCA.com Protection Status