Home / CEO / Ojol Menantu CEO / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Ojol Menantu CEO: Chapter 21 - Chapter 30

345 Chapters

Tolong Aku

Tidak berapa lama, ada seorang laki-laki paruh baya dan perempuan datang menyambangi.“Kamu siapa?” tanya wanita itu.“Saya sahabat Eliana, Nyonya. Saya Irwan.” Irwan menangkupkan kedua tangannya memberikan hormat pada Mamanya Eliana. Sedangkan Eliana, baru saja tersadar dari tidurnya. Dia mengerjapkan matanya, kemudian menoleh ke arah mama dan papanya yang baru datang. “Ma ....” Eliana berlari ke arah mamanya dia menangis dipelukan mamanya. “Kenapa, Sayang? Dia siapa?” “Dia temanku, Ma. Dia yang mendonorkan darah untuk mas Bayu.” Eliana menghapus jejak air matanya. “Oh, terima kasih, sudah menyelamatkan mantuku.” Agung menyalami Irwan. Irwan menambatkan senyum, untuk menyambut tangan Agung mertua Bayu. Lelaki itu mengucapkan banyak terima kasih kepada pemuda itu. Irwan merasa, kebahagiaan Eliana begitu lengkap. Sea
Read more

Nilam

Note : Maaf ya reader, baru bisa up. Semoga suka hari ini. Happy reading!Wanita itu ikut ambulance ke rumah sakit. Sedangkan salah satu petugas, membawa motornya dari belakang. Dalam perjalanan ke rumah sakit, wanita itu terlihat menelpon seseorang. “Halo, Kak Eli. Nilam terlambat sampai rumah sakit. Aku nolongin orang yang kecelakaan tadi.” Rupanya, Nilam adalah adik Bayu . Dia dihubungi Eliana kalau kakanya mengalami kecelakaan. Akan tetapi, dia tidak diperkenankan untuk bilang kepada ibunya Bayu. Bisa gawat, jika ibunya tahu kondisi Bayu. Nilam kuliah di Jakarta juga. Hanya beda lokasi saja. “Oh, iya. Mas Bayu sudah ditangani. Sudah mendapatkan donor juga. Tadi, aku menghubungi kamu secepatnya, karena sudah bingung cari darah bergolongan AB.” Eliana sudah lebih santai dalam berbicara, karena Bayu sudah melewati masa kritis. “Baiklah, kalau begitu, Kak.” Nilam memutuskan samb
Read more

Siapa Yang Ganteng?

“Silakan, Nona. Anda tidak perlu khawatir. Dokter Irwan adalah salah satu dokter di rumahs akit ini. jadi, kami akan berusaha semampu kami.” Nilam menganggukkan kepala. Kemudian, dia melangkah untuk pulang. Sebelum benar-benar pergi, dia menengok Irwan terlebih dahulu. Nilam tersnyum. Lelaki itu memang misterius. Walau dengan mata terpejam, bisa menghipnotisnya. Tapi, sayangnya dia tidak mungkin mengenal lebih jauh. Ini hanya pertemuan kebetulan saja. Nilam berbalik dan menuju ke ruang sekretariat untuk meminta kunci motornya. Setelah kunci motor dia dapat, maka Nilam melajukan motornya ke rumah sakit, yang sudah di berikathukan Eliana kaka iparnya, temtat Bayu dirawat. Nilam senyum-senyum sendiri, membayangkan dokter tampan itu. Ini hal yang sangat aneh. Akan tetapi, tentu sangat mendebarkan juga. Irwan memang memiliki semua yang disukai wanita. Namun, Nilam berbeda. Dia wanita tomboy yang memiliki selera berbeda dari wanita pada umumnya. Dia suka c
Read more

Jantungku Mau Lepas

Bayu sudah siuman. Nilam mengajak kakanya tersebut bicara. Nilam sedikiit mengajaknya bercanda agar tidak diliputi dengan ketegangan. Terlihat alat pernapasan juga sudah dilepas dari tubuh Bayu. “Mas, kamu itu mau sok sakti atau bagaimana? Sebenernya apa yang terjadi?” Bayu melirik ke arah adiknya tersebut. “Sok sakti bagaimana? La wong aku juga tidak menyangka jika akan jadi korban. Kerjaanku ‘kan di Jalan Nilam.” Bayu memperbaiki posisi tdurnya dibantu oleh Eliana. “Jantungku terasa ada di ujung mau lepas tau?” Nilam mengubah posisi duduknya lebih dekat dengan Bayu. “Baru mau ‘kan? Belum beneran lepas?” Bayu membalas celoteh adiknya. “Ye, metong dong kalau lepas beneran?” Mereka bercanda hingga malam semakin larut dan suster jaga memperingatkan agar pasien istirahat. Eliana dan Niam kelauar dari ruangan Bay
Read more

Ciuman Singkat

Esok hari sudah menjelang. Pagi-pagi sekali Eliana sudah mengelap tubuh Bayu. Sambil melakukannya, Eliana berpamitan untuk menjenguk Irwan. Bayu mengijinkannya. Eliana memeluknya sambil mengucapkan terima kasih. “Hutang satu, ya?” Bayu mengedipkan mata. “Kok hutang?” Eliana tidak mengerti yang dimaksud Bayu. “Aku minta bayaran untuk ijinku hari ini.” Eliana belum juga mengerti yang diinginkan suaminya. “Kalau aku sudah sembuh, kamu harus memberikanku service terbaikmu. Aku merindukanmu di ranjang, Sayang.” Eliana membelalakan matanya mendengar kata suaminya. Dia mencubit lengan suaminya tersebut. “Dasar mesum! Aku juga merindukanmu. Mungkin besok kita pulang semoga .... “ Eliana menjeda kaliamatnya. ‘Semoga apa?” Bayu memegang kedua pipi Eliana dengan kedua tangannya. 
Read more

Rencana Irwan

Eliana bertemu dengan Nilam diintu masuk. Kepergiannya mengundang tanya Nilam hingga seutas tanya dilontarkan oleh Nilam kepadanya. “Kak Eli mau pulang?” tanya Nilam. “Aku mau menjenguk sahabatku. Katanya kecelakaan.” “Aku mengenalnya? Pingin kenal juga dong?” Nilam seperti tertarik untuk mengenal seseorang yang akan ditemui Eliana. “Boleh! Lagi pula paling cuma sebentar. Kamu nggak kuliah?” Eliana balik bertanya. “Aku sduah habis kelas. Tinggal buat skripsi saja. Satailah sejenak.” Eliana mengangguk. Kali ini, dia bersama dengan Nilam menemui Irwan. Setidaknya, ada teman saat bertemu dengan Irwan tidak beduaan. Sebab, walau pun sudah mendapat ijin dari suaminya, bisa saja fitnah timbul dari pertemuan itu. Sebab Irwan adalah cinta pertama Eliana. Wanita itu mengendarai mobil mewahnya dengan sangat ha
Read more

Kau Cantik

Irwan melongok untuk melihat rupa Nilam yang berada di belakang Eliana tereksan bersembunyi. Memang benar, wanita dua puluh satu tahun itu bersembunyi karena malu.“Aku tidak bisa melihat kecantikannya, Eli. Dia bersembunyi di belakangku. Selain cantik, dia juga baik. Jika tidak ada dia yang menolongku mungkin aku sudah tidak selamat. Nona, jangan malu! Kau tidak mau kenala denganku?” Irwan mencoba mulai menggodanya. Nilam yang memang sudah ada rasa dengan irwan menjadi terlihat salah tingkah.“Benarkah? Mungkin kalian memang jodoh. Sepertinya aku akan jadi obat nyamuk di sini. Wan, kau baik-baik saja ‘kan?” Eliana mulai serius menanyakan keadaan Irwan.“Lebih baik dari sebelumnya. Apalagi, kau datang membawa bidadari cantik.” Irwan menggeser duduknya supaya Nilam duduk di sebelahnya.“Wow, apa itu bentuk dari rasa suka? Kau menyukai adikku?” Eliana yang sudah mengenal Irwan lebih berani menanyakannya.
Read more

Slow Saja

Eliana meninggalkan Nilam sendiri di rumah sakit bersama Irwan. Dia kembali ke rumah sakit tempat suaminya dirawat. Setelah memarkirkan mobilnya, wanita itu latas ke ruangan suaminya. Dia menenteng beberapa buah dan makanan yang dibelinya.“Sayang, sudah lapar belum?” Satu kecupan mendarat di bibir Bayu.“Yang lapar bawah sana. Pulang yuk!” Eliana mencubit lengan Bayu sebagai gantinya perut. Biasanya perut sixpack Bayu yang menjadi incaran cubitannya.“Ih, kebiasaan deh.” Bayu meneruskan ciumannya dengan memegang tengkuk sang istri dan melumat habis bibir seksi itu. Mereka melakukannya beberapa menit. Sampai petugas pembawa makanan melongo menyaksikan live konser ciuman begairah mereka.“Maaf.” Suara itu menghentikan aksi mereka.“Oh, taruh saja, Mbak.” Eliana menoleh dan mengatakan kepada wanita itu.“Ih, kamu si. Kita akan pulang setelah ketemu dokter. Tahan ya? Emang sudah
Read more

Rindu Yang Mencair

Bayu sudah siap-siap untuk ikut pulang dengan Eliana. Lelaki kekar yang kini ringkih karena luka itu. Elina  membimbing sang suami yang sudah berdiri untuk jalan menuju ke tempat parkir. Dia menawarkan untuk duduk di kursi roda dan didorong. Namun Bayu menoleknya. Dia memilih jalan saja. Dia merasa lebih baik sekarang. Bahkan dalam sakitnya seperti ini, Bayu masih sempat bercanda dengan sang istri hingga Eliana mencubit lengannya berkali-kali. Bayu duduk di kursi penumpang. Sedangkan Eliana menyetir sekarang. Mereka menuju ke rumah.’Hanya butuh waktu setengah jam untuk sampai ke rumah besar itu. Di sana sudah ada Agung dan istrinya yaitu orang tua Eliana. Selain itu, ibunya Bayu juga sudah hadir. Mereka menyambut kepulangan Bayu. “Di mana adikmu, Yu?” Ibu Bayu menanyakan.“Tadi malam sampai pagi dia di rumah sakit. Mungkin sekarang kuliah.” Eliana sendiri malah tersenyum karena tebakan sang suami salah. Nilam bukan kuliah namun berad
Read more

Nilam Jatuh Cinta

Bayu dan Eliana keluar setelah mandi. Terlihat mama dan papa Eliana seta ibu Bayu. Mereka semua menunggu Eliana dan bayu untuk makan siang bersama. Bayu terlihat lebih segar. Dia menarikkan kursi untuk sang istri. Setelah itu, dengan anggun Eliana duduk di kursi yang sudah ditarikkan oleh Bayu. Sedangkan Bayu sendiri duduk di sampingnya. Mereka memulai acara makan siang itu.“Bayu sudah sehat?” kata itu yang pertama keluar dari mulut mama Eliana.“Sudah lebih baik, Ma. Besok mau ke kantor. Kasihan Eliana kerja sendiri.” Agung mengerutkan keningnya. Sepertinya menantunya ini lebih mencintai pekerjaannya dari pada dirinya. Selain itu, lelaki muda itu seperti foto kopi dirinya. Selalu total dalam melakukan pekerjaan. Sepersekian detik Agung tersenyum. Acara makan siang itu terasa sangat mesra dan bersahabat. Keluarga seperti hangat saling bercengkrama.
Read more
PREV
123456
...
35
DMCA.com Protection Status