Home / Romansa / Oh My Husband / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Oh My Husband: Chapter 31 - Chapter 40

50 Chapters

Maka Berjuanglah

Keysia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju parkiran dimana mobilnya berada. Melihat majikannya yang tiba dengan barang belanjaannya, sontak Robby langsung bergegas membukakan pintu mobil bagian belakang– mengambil alih barang bawaan Keysia dan menyimpannya pada bagasi.Setelahnya, Robby langsung masuk kedalam mobil– menyusul Keysia yang sudah mendudukkan dirinya. Tetapi, ia di herankan dengan majikannya yang menangis.“Nona, apa Nona ada masalah?” tanyanya.“Aku tidak apa-apa,” ujar Keysia seraya mengusap air matanya.“Anda yakin? Kalau ada sesuatu yang terjadi dengan Nona Keysia, katakan saja!” pintanya.“Aku tidak apa-apa, Robby,” seru Keysia seraya menatap Robby dengan tatapan baik-baik saja namun penuh penegasan.Robby pun akhirnya memilih untuk terdiam, jika majikannya sampai menangis seperti itu, pasti sesuatu telah terjadi. Maka, sudah menjadi tugas Robby untuk mencari t
Read more

Tidak Ingin Mengganggu

Selepas mengantarkan Anna kembali ke apartemannya, Devan langsung bergegas kembali ke kantornya. Terlihat laki-laki itu melangkahkan kakinya memasuki gedung pencakar langit dimana tempatnya bekerja. Sapaan hangat pun Devan dapatkan dari para karyawan yang sedang berlalu lalang.Langkah Devan terhenti tepat didepan pintu lift yang masih belum terbuka, tangannya tergerak untuk menekan tombol open hingga tak berselang lama pintu lift tersebut pun terbuka dan Devan membawa tubuh tegabnya untuk masuk kesana sebelum akhirnya pintu lift tersebut pun tertutup dan membawa Devan menuju ke lantai 20__ lantai dimana ruang kerjanya berada.Tak berselang lama, pintu lift pun terbuka dan Devan pun segera bergegas menuju keruangannya. Nampak, Argan sudah mulai disibukkan dengan dengan layar computer yang ada dihadapannya.“Kau udah balik,” seru Argan saat Devan berjalan menuju kearahnya. Sejenak  ia menghentikan aktivitasnya saat merasakan derap langkah kaki me
Read more

Suatu Kebetulan

Satu jam  kian berlalu, tetapi Keysia sama sekali tak menampakkan tanda-tanda ia akan membuka mata. Gadis itu terlelap dengan begitu pulas, mungkin ia benar-benar merasa lelah hingga terlalu nyaman bersemayan dalam dunia mimpinya.Devan yang semula bergabung bersama dengan Nana dan juga Argan didepan kini pun sudah berpindah di kamar Nana__ dimana Keysia masih setia terlelap disana. Laki-laki itu senantiasa memandang wajah cantik Keysia yang terlihat semakin sembab karena kelamaan tertidur, tangannya terulur untuk menyentuh pipi Keysia yang sudah tidak lagi terasa lengket. “Key,” suara Devan yang memanggil Keysia pelan itu berhasil menarik gadis itu dari alam bawah sadar. Perlahan matanya yang terpejam mulai mengerjab pelan sebelum akhirnya terbuka dengan sempurna dan wajah Devan pun menjadi pemandangan yang pertama dilihatnya.Sejenak Keysia masih diposisinya dengan Devan yang menatap dalam manik matanya yang mengecil karena bengkak. “Bangun,&rd
Read more

Reyhan = Penuh Dengan Rasa Penasaran

Waktu makan malam pun akhirnya tiba, Keysia terlihat menghampiri meja makan bersama dengan Devan, Reyhan dan juga Argan. Terlihat, Nana sudah mendudukkan dirinya pada kursi yang biasa ia tempati, diikuti dengan Keysia dan juga Devan yang berada disebelahnya dan juga Argan dan Reyhan yang berada disebrangnya.“Udah semua, ayo kita langsung makan aja, kalian ambil aja jangan sungkan,” ujar Nana seraya menatap Argan dan juga Reyhan secara bergantian.“Iya,” balas Reyhan. Sejenak ia melirik kearah Keysia yang mulai menyendokkan nasi pada piringnya.“Mau pakai udang, ikan, ayam atau sayur?” Keysia bertanya seraya menoleh kearah Devan yang sedang memperhatikan makanan yang ada dihadapannya.“Udang aja sama sayur,” ujarnya.“Em baiklah,” ujarnya seraya mengambilkan lauk yang diinginkan oleh Devan. Setelahnya ia langsung meletakkan makanan yang sudah diambilnya itu dihadapan Devan dan menukar piri
Read more

Menjadi Yang Terbuang

“Kemana anak ini, apa dia tidak tahu kalau kamu akan datang?” tanya seorang wnita patuh baya kepada gadis cantik dengan pakaian seksi yang membalut tubuhnya.“Tentu saja dia tahu, Tante. Karena, aku tadi sudah mengirimkan pesan kepadanya!” serunya dengan wajah kesal.“Bersabarlah sebentar, dia pasti akan segera pulang,” ujar wanita paruh baya itu kemudian.Tak berselang lama dari percakapan yang keduanya lontarkan, deru mesin mobil terdengar. Chelsy, gadis cantik berpakaian seksi itu lantas beranjak dari tempat duduknya, bergegas menuju kedepan untuk melihat siapa yang datang.“Itu pasti dia sudah pulang,” seru wanita paruh baya yang tadi duduk disebelahnya seraya mengikuti Chelsy yang sudah terlebih dahulu berjalan menuju pintu depan.Seorang laki-laki tampan kini terlihat memasuki rumah mewah melewari pintu yang baru saja terbuka. Sosok pertama yang ia temui adalah Chelsy dan juga mamanya yang sudah
Read more

Kecelakaan

“Terima kasih,” ujar salah seorang gadis cantik yang kini sedang mendudukkan dirinya berhadapan dengan seorang laki-laki tampan dengan setelan pakaian formal saat seorang pelayan mengatarkan makanan yang sebelumnya telah ia pesan. Pelayan itupun memberikan jawaban berupa anggukan serta seulas senyum sebelum akhirnya memutuskan untuk mengundurkan diri.“Ada apa kau meminta ku untuk bertemu disini?” Keysia kembali membuka suara dengan pandangan yang sudah beralih menatap Reyhan yang ada dihadapannya.“Bukankah besok adalah acara pembukaan restaurant dan cafe milik mu?” tanya Reyhan.“Iya,” Keysia menganggukkan kepalanya. “Kalau kau tidak sibuk datanglah,” tambahnya kemudian meminum jus alpukat miliknya.“Akan aku usahakan untuk datang sekalian aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu besok,” ujarnya.Keysia mengangkat wajahnya menatap Reyhan yang masih setiap memandangi wajahnya. &l
Read more

Devan = Ingin Kamu Sepenuhnya

Devan, Argan, Reyhan juga Chelsy kini salin pandag bergantian. “Kalian sudah saling mengenal?” ujar Chelsy membuka suara.“Iya, mereka berdua adalah rekan kerjaku,” balas Reyhan seraya mengalihkan perhatiannya pada Chelsy.“Tuan Reyhan, apakah Nona ini memiliki hubungan dengan anda?” tanya Argan.“Iya, kita sepasang kekasih,” balas Chelsy cepat.“Apa yang kau katakana?!” seru Reyhan kesal mendengar jawaban yang Chelsy berikan.“Aku hanya mengatakan kalau kita sepasang kekasih, memangnya salah?” balas Chelsy.Mendengar itu Reyhan hanya terdiam, ia tidak ingin berdebat dengan wanitanya itu dihadapan cliennya.Reyhan kembali mengalihkan perhatiannya pada Devan dan juga Argan yang sejak tadi terdiam memperhatikan interaksi antara dia dan Chelsy. “Tuan Dev, Tuan Argan bagaimana bisa kalian bersama dengan Chelsy?” tanyanya.“Jadi gini, sebelumnya saya minta maaf karena saya tadi hampir saja menabrak kekasih anda, Tuan Reyhan,” terang Argan.“Baiklah, tidak masal
Read more

Will You Marry Me?

Saat-saat yang ditunggu Keysia kini tiba, hari dimana restauran beserta café miliknya kini telahresmi dibuka. Tepuk tangan meriah pun Keysia terima saat pita kini telah terputus dengan sempurna.“Selamat Keysia sayang,” seru Nana seraya memberikan pelukan pada sahabatnya.“Makasih,” seru Keysia seraya memberikan balasan pada sahabatnya.Setelah puas salin memeluk satu sama lain, keduanya sama-sama merenggangkan pelukannya.“Semuanya silahkan masuk dan menikmati hidangan yang sudah kami siapkan,” ujar Keysia pada tamu undangannya. Setelah mendapat perintah dari pemilik restauran, para tamu itupun bergegas untuk masuk dan menikmati hidangan yang ada. Kini, di luar hanya menyisakan Keysia, Devan, Nana dan juga Argan.“Keysia, selamat ya atas peresmian café dan restauran milikmu, semoga kedepannya lancar,” ujar Argan seraya mengulurkan tangan untuk berjabatan.“Aamiin, terima kasih, Argan,” balas Keysia.“Ekhem,” dehem Devan saat melihat tan
Read more

Jealous

“Key, aku ingin memiliki kamu sepenuhnya,” bisik Devan seraya melingkarkan tangannya pada pinggang Keysia membuat gadis itu sontak berjingkat seraya membelalakkan matanya.Sebisa mungkin Keysia mencoba untuk tetap tenang, diletakkannya pisau yang kini digenggamnya lantas mencoba menjauhkan tangan Devan yang memluk erat pinggangnya. Namun, hasilnya sia-sia karena pelukan Devan seperti sebuah cengkraman, begitu kuat dan erat namun tidak menyakiti.“Devan, lepaskan aku, apa kau sedang bercanda dengan ucapanmu?” ujarnya.“Aku tidak bercanda, aku memang menginginkan dirimu,” Devan memutar tubuh Keysia menghadap pada dirinya, kedua tangannya bertumpu pada kabinet meja dapur untuk menahan Keysia.Keduanya lantas sama-sama terdiam dan saling beradu pandang, rasa gugup kini tidak lagi bisa Keysia tutupi. Dadanya berdegup teramat cepat, dan darahnya terasa seperti berdesir hebat. “Aku senang, namun ini terlalu mengejutkan,&
Read more

Malam Pertama Yang Tertunda

“Devan kau___?” Anna tidak melanjutkan kata-katanya, ia merasa begitu tidak mengenali Devannya hari ini.“Anna, tolonglah untuk kali ini saja,” ujar Devan dengan suara pelan dan tatapan penuh permohonan.“Baiklah, hari ini aku benar-benar tidak mengenali dirimu, Devan!” ujaranya lantaran segera melepaskan sealtbetnya yang mengait tubuhnya dan bergegas keluar dari mobil milik Devan.Air mata Anna merembes melewati pipi mulusnya menatap nanar mobil Devan yang melaju dengan kencang meninggalkan dirinya ditepi jalan.“Bodoh, kenapa aku harus menangisi kepergiannya?!” serunya seraya mengusap dengan kasar air mata yang membanjiri pipi mulusnya.Lantaran Anna mengambil ponsel dari dalam tas jinjing yang dibawanya kemudian langsung menghubungi kekasihnya dan meminta untuk menjemputnya. ***************“Bagaimana bisa Devan meninggalkan kamu sendirian ditepi jalan?”
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status