Home / Romansa / RINTIK YANG MENGGENANG / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of RINTIK YANG MENGGENANG: Chapter 1 - Chapter 10

28 Chapters

PROLOG

    Bagi Ganindra Violeta, kehidupan itu harus dijalani. Kesakitan dan kenyaman harus ia rasakan setiap hari. Duka yang mendalam dan kehampaan kini menjadi teman sejati. Siang dan malam tidak perlu dinanti karena tidak ada perubahan yang berarti, begitu pula dengan mencintai.    Kehidupan yang dijalani Ganindra seperti roda yang berrputar. Kesedihan sudah tidak bisa ia rasakan lagi. Meskipun semua tercukupi tetap saja kekosongan akan selalu menanti. Orang terkasih kini telah pergi, meninggalkan dirinya untuk meresapi. Menicptakan Zona sendiri untuk ketenangan hati    Hingga suatu hari seorang pria bernama Ganesha Erlangga hadir merusak semua yang Ganindra ciptakan. Menyisakan perasaan asing yang perlahan menyesakan hati. Memberi sesuatu yang sudah lama tidak Ganindra rasakan. Sanggupkah Ganindra menerima perlakuan yang diberikan Ganesha atau haruskah Ganindra tetap pada zona nyaman yang ia ciptakan, mengabaikan semua perlakuan yang telah
Read more

PART SATU

Delapan tahun lalu****"Dengan  berat hati saya harus menyampaikan bahwa orang tua  anda dan Tuan muda Axell meninggal dunia akibat kecelakaan nona.."Bak disambar petir, Ganindira Violeta perempuan belia yang baru berumur tujuh belas tahun hari ini harus mendengar kabar menyedihkan sebagai kado ulang tahun nya. Berharap hari ini kedua orang tua dan kekasihnya yang ia tunggu kehadirannya sejak kemarin datang mengucapkan selamat dan memberikan kado yang ia suka, kini tinggal kenangan. Sesak dan sedih mendominasi dirinya saat ini. Pengacara sekaligus teman ayahnya pagi - pagi datang kerumah dan memberi tahu kenyataan tersebut. Ganinidra yang masih terpaku berusaha mengeluarkan air matanya, namun setelah di tunggu air mata tersebut tidak turun sedikit pun keluar dari matanya.Mauh terpaku dan syok, pelayan yang berkerja di rumahnya memberi nya air untuk diminum, namun bukannya di ambil malah ia
Read more

PART DUA

Ganindira sedang sarapan bersama nenek dan Stefana. Sambil mengunyah roti yang telah diolesi selai nanas terlebih dahulu, Ganindira mengabaikan ucapan yang dikatakan neneknya sedari tadi. Meskipun Ganindira mengabaikan ucapan tersebut,, telinganya menangkap kata - kata yang di lontarkan neneknya sedari tadi."Apa aku harus mengenalnya dulu..?", ucap Ganindira sambil meminum jus jeruk yang sudah disediakan. Stefana yang mengamati percakapan kedua orang itu hanya bisa melihat tanpa bisa menyela karena Stefana tahu kalau yang mereka bahas ini bukan masalah pekerjaan, melainkan pertemuan dua keluarga yang akan di jodohkan  dengan Ganindira."Setidaknya kau kalian harus bertemu dulu untuk pertama kalinya...", jawab Miranda.Sambil menghela nafas keras Ganindira menatap Miranda yang juga menatapnya. "Baiklah, aku akan mencoba, tetapi hanya untuk kali ini. Aku tidak mau lagi ada rencana seperti ini lagi.Masa depanku aku yang menentukan dan kebahagiaanku aku juga y
Read more

PART TIGA

Suasana apartement terlihat lengang. Entah kemana neneknya dan Stefana pergi, Ganindra tidak mau ambil pusing. Dengan meletakkan mantel di gantungan balik pintu serta melepas boots di kaki nya, Ganindira melangkah menuju ruang tamu. Dengan duduk disalah satu sofa, Ganindira mengadahkan kepalanya menatap langit - langit ruangan. Mengingat pertemuan singkatnya dengan pria bernama Ganesha Erlangga membuat darahnya mendesir. Sudah lama sekali Ganindira tidak merasakan hal seperti ini, delapan tahun yang lalu ternyata waktu yang sangat panjang. Mengingat kembalu hal itu membuat dirinya kembali sedih.Namun disaat Ganindira  sedang mengingat masa lalunya, tiba - tiba Stefana hadir dan duduk disalah satu sofa dekat Ganindira. "Apa yang kau fikirkan...?"Ganindira menatap Stefana dengan datar. "Pergilah...."Stefana menghela nafas keras. "Berhentilah memikirkan hal itu...?!". Tidak seharusnya kau terjebak dengan masa lalu. Kau harus bergerak meraih masa depanmu Gan
Read more

PART EMPAT

Ganesha mematung di tempatny saat menyadari kehadiran dua orang perempuan yang sedang duduk di salah satu meja yang telah dipersiapkan ayahnya. Namun yang lebih menarik perhatian Ganesha adalah sosok perempuan yang sangat cantik. Perempuan yang bertemu dengannya saat sedang sarapan di cafe tadi pagi. Ganindira Violeta."Ganesha, kau sudah datang nak...?", Tom berdiri dan memeluknya. Ganesha membalas pelukan ayahnya. "Ya ayah...Apa ayah sudah lama menungguku...?", tanyanya.Tom mengurai pelukan mereka. "Ayah juga baru tiba. ayo kita duduk...", lanjut Tom kembali duduk di kursi. Ganesha sendiri duduk di samping Ganindira yang masih diam di tempatnya. "Apa kabar...?" sapa Ganesha.Ganindira menoleh kearah Ganesha sambil tersenyum kecil. "Baik..."Disaat Ganesha mau mengatakan sesuatu lagi, Suara Tom mengalihkan perhatiannya. "Karena Ganesha sudah datang, lebih baik kita mulai pembicaraan kita".Ganesha memandang Tom. "Apa maksud ayah? Mak
Read more

PART LIMA

Damai dan tentram, setidaknya itulah yang bisa dirasakan Ganindira untuk saat ini. Bisa terbebas dari segala macam fikiran yang sangat membebaninya membuat Ganindira bisa sedikit menghembuskan nafas dengan tenang.Duduk sendirian di taman yang baru ia jumpai membuat dirinya bisa merasakan ketenangan yang melanda hatinya akhir - akhir ini. Ganindira mencoba melupakan semua permasalahan yang terus datang menghampirinya. Otaknya juga  merangkum semua kejadian yang terjadi. Dimulai dari kedatangan neneknya dan Stefana ke apartement nya untuk merusak hari tenangnya, pertemuan tak sengajanya dengan pria yang sialan sexy dan tampan, acara pernikahan dirinya dengan  pria yang ia temui di cafe saat brakfeast sampai dengan acara pertunangan yang akan dilaksanakan lusa. Memikirkannya saja membuat Ganindira pusing.Namun semua pemikiran itu buyar akibat deringan ponsel miliknya. Dengan enggan Ganindira mengambil ponselnya dari dalam tas dan melihat siapa yang menelfonnya
Read more

PART ENAM

Di dalam ruangan berwarna  nude, terdapat banyak manekin dengan gaun yang sangat indah.  Kebanyakan yang ada di butik ini adalah gaun pengantin dan gaun pesta. Saat ini Ganesha dan Ganindira sedang berada di sebuah butik pengantin di pusat perbelanjaan terbesar di Kanada. Rencananya pernikahan Ganesha dan Ganindira akan di laksanakan di Amsterdam, Belanda. Ya. Sangat jauh  memang. Tapi memang seperti itulah keinginan dari neneknya dan nenek Ganesha. Alasannya adalah Negara tersebut merupakan pertemuan dan awal persahabatan mereka berdua, singkat cerita mereka ingin mengingat kenangan
Read more

PART TUJUH

Berawal dari pertemuan tak sengaja di sebuah cafe, Ganindira harus rela dinikahkan dengan pria yang tidak ia kenal. Berencana untuk melupakan masa lalu yang kelam, mengharuskan Ganindira mengikuti rencana neneknya untuk menikah. Sejak awal Ganindira sudah menolak, namun sepertinya kuasa neneknya lebih kuat dari pada dirinya, ditambah lagi dengan Stefana yang secara tidak langsung mendukung neneknya agar dirinya cepat – cepat menikah.Mereka tidak tahu kalau selama ini Ganindira berusaha melupakan semua kenangan buruk yang menimpa dirinya. Namun sangat mustahil baginya untuk melakukan itu semua karena dirinya yang selalu dilanda kesedihan dan kegundahan setiap harinya.
Read more

PART DELAPAN

Suara tepuk tangan bergema di dengan kuat. Pemasangan cincin keduanya telah selesai dilaksanakan. Yang terlihat adalah tatapan kebahagiaan dari kedua belah pihak, termasuk Ganindira dan Ganesha. Terutama Ganindira, sekuat tenaga dirinya menahan gejolak dari dalam hatinya yang paling dalam. Dulu dirinya memang menginginkan pertunangan dan pernikahan dengan Axell. Namun kenyataannya, bukan dengan Axell, melainkan dengan pria yang sudah sedikit mencuri hatinya dalam waktu yang singkat, Ganesha Erlangga.Pria tampan dengan tampilan memukau yang membuat pesonanya semakin terlihat. Tatapan kagum terang – terangan di perlihatkan oleh para wanita yang menghadiri acara pertunangan mereka. Dengan Tuxedo berwarna hitam yang melekat sempurna di tubuh nya yang atletis,
Read more

PART SEMBILAN

Ganindira sedang mengambil makanan untuk mengganjal perutnya yang lapar. Setelah acara ini selesai, ingatkan Ganindira untuk mengajak Ganesha makan di salah satu restoran yang ada di tempat ini.Ketika sedang menikmati hidangan yang tersaji, tidak sengaja matanya menangkap tubuh Ganesha yang dipeluk dari belakang oleh Celia. Tatapan Ganindira datar saat menyaksikan tayangan langsung tersebut. Sambil tersenyum miring, Ganindira menunggu apa yang akan di perbuat Ganesha kepada wanita murahan itu. Sesuai dengan apa yang difikirkannya, Ganesha menyentak tangan Celia. Ganindira juga
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status