Semua Bab Penghancuran yang Berbahaya: Bab 161 - Bab 170

331 Bab

Bab 161 Dia Perlu Bertindak Cepat

Jane memandang langit. Saat itu akan turun hujan.Dia berdiri, berbalik, dan masuk ke dalam rumah dengan tenang.Tuan Summers memandang dengan tidak percaya saat Jane berdiri dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Dia bisa saja mengejarnya. Namun, ucapan pria yang telah dia layani sepanjang hidupnya siang ini masih bergema di telinganya.Ekspresi Tuan Summer berubah berulang kali.Tuan membelanya. Dia jelas tak dapat menghadapi Jane dengan tenang, maka satu-satunya cara adalah kembali ke sisi Tuan Tua. Tuan juga bilang akan memberinya banyak uang.Namun, bisakah semua uang itu menghidupkan kembali putrinya?Tuan membela wanita ini seperti itu!baru setelah Jane memasuki rumah, dia akhirnya merasakan perasaan tidak nyaman ditatap oleh seseorang di belakang punggungnya menghilang. Begitu Jane memasuki rumah, dia merasa energinya benar-benar habis. Jane melihat-lihat rumah itu… Sulit membayangkan betapa sulit hidupnya mulai sekarang.Konfliknya dan ayah Rosaline hari i
Baca selengkapnya

Bab 162 Ayo Menikah

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Dalam sekejap mata, sudah musim dingin.Semuanya sangat damai, namun kedamaian itu membuat Jane panik tanpa alasan.Sejak Sean Stewart membawanya ke manor Stewart, dia telah makan dan beristirahat dari fajar hingga senja. Dari sudut pandang orang luar, Sean merawatnya dengan sangat hati-hati tanpa dia sendiri menyadarinya dan melakukannya dengan sangat baik sampai tidak ada yang bisa dicela. Jika ini adalah orang lain, orang itu mungkin sangat tersentuh. Namun, semakin Sean bersikap demikian, semakin Jane merasa tidak nyaman. Sean suka duduk di samping tempat tidur membaca dengan lampu samping tempat tidur menyala setiap kali Jane mandi. Ketika dia keluar, Sean akan berdiri tanpa suara, mengambil pengering rambut, lalu berdiri di belakangnya dan menyisir rambut Jane dengan semua jarinya.Setiap pagi ketika dia menyikat giginya, dia juga suka meremaskan pasta gigi Jane untuknya sambil meremas punyanya.Dia juga menuntut ciuman dengan cara yang
Baca selengkapnya

Bab 163 Tahukah Kamu Apa yang Dianggap Menggoda

Dia telah menunggu terlalu lama untuk Sean mempercayainya, begitu lama sampai Jane kehilangan semua harapan nya. 'Sean Stewart, karena kamu telah begitu lama menolak untuk mempercayaiku, jadi tetap tak percayalah padaku sampai akhir!'Ketika hatinya dibiarkan sunyi seperti gurun, Sean datang dan bilang padanya kalau dia bersedia mempercayainya. “Sekarang sudah larut, Tuan Stewart. Anda harus kembali dan tidur,” kata Jane. Pria itu terlihat linglung, berdiri di satu sisi tempat tidur dan menatap wanita yang membelakanginya. Sean tidak yakin apa yang dia rasakan di hatinya… Rasanya seperti sebagian hatinya telah dibuang.Jane tidak lagi peduli bagaimana Sean memandangnya.Jane juga tidak peduli dengan rasa percaya dan ketidakpercayaannya. Berdiri di samping tempat tidur, sosoknya yang menjulang tinggi berdiri tegak dan tinggi, namun terlihat linglung di matanya yang dalam… Dia bertanya-tanya mengapa Jane telah berubah setelah bertahun-tahun.Orang ini jelas ada di sampingnya,
Baca selengkapnya

Bab 164 Kata-Kata yang Tidak Dia Pahami

Rasa dingin ujung jari Sean menyentuh kulit Jane, dan sensasi sejuk menjalar ke ujung jarinya.“Sentuhan lembut adalah tahap pertama dalam proses menggoda.” Suaranya yang dalam dan rendah terdengar bercanda. Ujung jari Sean jatuh di lehernya tapi tidak meluncur ke bawah. Hanya mengelus lehernya dengan asal.Jane secara alami menahannya.Orang itu terkekeh. Suaranya yang dalam dan rendah terdengar di atas kepala Jane. “Kamu mengerti sekarang?”"...?""Ini." Melihat ekspresi bingung di wajahnya, Sean bersabar saat ujung jarinya dengan lembut mengusap leher Jane yang sudah kegelian. “Apakah sekarang kamu tahu cara melakukannya?”Jane tiba-tiba tersadar, dan wajahnya menjadi merah padam.Sejak kapan orang ini menjadi begitu tidak tahu malu?Bagaimana mungkin dia masih berani bertanya padanya apakah dia telah mempelajari caranya atau tidak!"Aku lelah, Tuan Stewart." Maksud Jane sebenarnya adalah, 'Bisakah kamu pergi sekarang?'Tidak perlu dikatakan lagi, Sean tahu dia diminta un
Baca selengkapnya

Bab 165 Aku Tidak Akan Mengemis Padamu Lagi

Bersamaan dengan suara terengah-engah, gairah dibangkitkan, tetapi hati telah menjadi dingin."Aku akan membencimu, Sean Stewart."Ujung jari pria itu bergetar sejenak, namun dia masih mengulurkan tangannya saat dia perlahan menyeka butiran keringat dari dahinya. Matanya yang dalam tampak seolah-olah menyembunyikan konflik emosinya. Jane tidak bisa mengerti. Meskipun saat dia bertatapan dengan mata itu, rasa sakit yang sudah lama hilang namun familiar menembus jantungnya yang sudah mati rasa… Dia menggertakkan gigi, merasa bingung dan sekaligus menyesal. Sekarang dia seharusnya sudah mati rasa, tapi kenapa dia masih merasa satu tatapan Sean sudah cukup untuk mengirimkan rasa sakit yang mengoyak hatinya seperti di masa lalu?Di dahinya, dia merasakan sensasi datang dari jari-jari Sean yang dengan lembut menyeka keringat di dahinya… Plak!“Jangan sentuh aku!” Jane menatap pria dingin di atasnya dengan dingin. “Aku akan membencimu, Tuan Stewart. Aku akan membencimu selama aku masih hi
Baca selengkapnya

Bab 166 Seandainya Ia Mati

Satu minggu berlalu begitu cepat semenjak Jane dan Sean menghabiskan malam bersama. Sean sudah pulang kerja dari Stewart Industries. Ia mengambil kunci mobil dari atas meja dan langsung bergegas menuju ruang bawah tanah. Dihidupkannya mesin mobil lalu mengendarainya keluar dari sana. Mobil pun melaju kencang di atas jalan raya. Sembari menyetir, jantungnya serasa mau melayang kembali pulang. Sterwart Manor akan dipenuhi langit temaram lembut kala senja musim dingin. Terkadang, langitnya juga akan berubah menjadi gelap begitu cepat. Hanya tinggal dua lajur lampu jalan yang masih mati hidup. Gerbang besi hitam rumah pun tampak lebih kentara dibanding saat musim panas. Namun, warna hitam ini membuat Stewart Manor terlihat kurang hidup dan membosankan. Bentley hitam Sean sedang bergerak menuju pintu gerbang yang sudah dibuka dengan lampu depan yang masih menyala. Ada banyak dedaunan kering di tanah yang belum sempat disapu oleh si tukang kebun Manor. Ketika si Bentley lewat, daun-dau
Baca selengkapnya

Bab 167 Menyingkap Sebagian Kebenaran Atas Insiden Tiga Tahun Lalu

”Michael Luther!” Si kepala pelayan tua itu memelankan suaranya dan kemudian berteriak.“Aku yakin kau pasti tidak ingin Tuan Stewart tahun tentang insiden itu, kan?!” Mata tua lelaki ini jelas menunjukkan umurnya namun berbeda dengan orang seusianya, matanya menyiratkan jika ia orang yang kejam dan seram. Orang yang ada di ujung gagang telepon diam beberapa saat. Dahi si kepala pelayan tua yang tadinya berkerut kini tampak kembali sedikit normal. “Bagus, kalau kau takut juga!” “Summers, apakah sudah ada orang yang memberitahumu...” Di ujung telepon, Michael menggodanya dengan kalimat sarkas.“Kau ini sungguh tidak tahu malu!” Gigi si kepala pelayan tua itu bergemeretak setelah mendengar kalimat Michael. Akan tetapi, ia masih bisa menanggapi dengan suara kasarnya,”Kalau si wanita jalang ini mati, bukankah ini bagus untuk kita berdua? Siapa yang peduli soal kejadian di masa lalu. Ketika seseorang mati maka masalah selesai.”Kalimatnya secara gamblang menyindir bila orang
Baca selengkapnya

Bab 168 Ia Menebaknya

”Bos, saya telah mengecewakan Anda.” Dos terlihat begitu bersalah di ruang kerja yang gelap ini. Sementara itu, Sean tak menunjukkan ekspresi wajah datar. “Kau tidak bisa menemukan apa pun?”Dos semakin merundukkan kepalanya. Hatinya telah dipenuhi rasa malu. “Saya tidak bisa menjalankan tugas yang Anda berikan. Ini semua salah saya karena saya tidak mampu. Saya yakin jika Uno ada di sini dia pasti bisa menemukan sesuatu.”Dos diminta oleh Sean untuk menginvestigasi apa yang terjadi tiga tahun yang lalu. Karena sudah cukup lama, maka ini tentu bukanlah tugas yang mudah untuk dijalankan. Ia telah lama habiskan waktu untuk mencari informasi, namun sampai kini ia masih belum menemukan sesuatu yang berguna. Ke mana pun Dos melihat, semua bukti yang ada semakin memberatkan Nona Dunn. Dos berbeda dengan Uno. Yang kedua demikian yakin kalau Nona Dunn memang bersalah. Sejak awal Dos tidak pernah percaya kalau Nona Dunn seperti yang dituduhkan oleh Uno. Itulah mengapa Dos sangat senang beg
Baca selengkapnya

Bab 169 Aku Tidak Menerima Jawaban ‘Tidak’

”Tidak, Tuan Besar tidak punya alasan untuk...”“Aku yang ceroboh,” kata Sean pelan. Dia masih melihat keluar jendela. Badan Dos gemetar, bahunya terlihat merosot. Bosnya kini yakin kalau Tuan Besarnyalah yang menjadi dalang semua ini. “Tolong pikirkan baik-baik, Bos. Mungkin ada yang terlewat. Beri saya kesempatan satu bulan lagi, saya pasti akan menemukan lebih banyak petunjuk!” Dos langsung berlutut dan begitu gigih mengatakan kalimatnya. Ia berhutang budi pada Keluarga Stewart. Kalau sampai investigasinya gagal untuk mengembalikan nama baik Nona Dunn dan justru menyebabkan konflik internal di antara anggota keluarga Stewart maka ia tidak akan bisa tenang menjalani hidupnya. Ketika Sean mendengarkan perkataan Dos, dia menoleh dan melihat ke arah anak buahnya itu. Dos sedang bersujud di hadapannya. Ia langsung tahu kekhawatirannya dan justru tertawa kecil. “Aku memintamu untuk menginvestigasi kasus ini diam-diam, tapi kalau dilihat-lihat lagi, apa kau pikir tidak ada orang
Baca selengkapnya

Bab 170 Tiga Tahun Itu Telah Mengajarkan Badannya Untuk Memohon

”Seseorang akan datang membantumu menyiapkan baju dan meriasmu setengah jam lagi.”Selesai mengatakan kalimat ini, Sean menutup pintu tanpa suara. Jane melihat ke arah pintu yang telah ditutup sambil mengepalkan kedua tangannya.Bagaimana bisa mereka sampai sejauh ini bertindak?Kenapa dia mengurungnya di dalam rumah mewah ini? Sekarang, Alora menjadi satu-satunya orang yang membuat Jane bisa berkomunikasi dengan dunia luar. ....Jane duduk di depan jendela, melihat keluar. Dari sini, ia bisa melihat sebagian besar bagian rumah mewah ini. Dua pintu besi yang masih diingatnya dengan jelas terbuka dan memberi jalan pada sebuah mobil van. Jendela di depannya terbuka sedikit hingga ia bisa mendengar deru mesin mobil yang kemudian mati. Setelah itu, didengarnya suara kaku si kepala pelayan. “Ikut aku.”Jane masih duduk di depan jendela ketika ia mendengar suara orang tua ini dan langsung bisa membayangkan wajah datarnya. Tiba-tiba, Jane berdiri dan berlari ke arah pintu kam
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1516171819
...
34
DMCA.com Protection Status