All Chapters of Bayi Mungil di Depan Pintu : Mama, Tolong Diterima: Chapter 101 - Chapter 110

1819 Chapters

Bab 101 Tolong Tinggalkan Dia

Sally pergi setelah mendapatkan alamat itu dan memberitahu rekan-rekannya tentang hal itu.Itu adalah restoran yang dekat dengan perusahaannya. Ketika dia tiba di sana dan menemukan Nyonya Jahn, dia duduk di seberangnya.Nyonya Jahn terlihat lebih sopan dari yang dia harapkan. Dengan senyum kecil dan ekspresi agak menyesal, dia berkata, "Nona Jacob, aku benar-benar minta maaf karena telah mengajakmu keluar dalam waktu sesingkat ini."Dia menilai wanita di depannya saat dia berbicara dan harus mengakui bahwa Sally tidak hanya cantik dan anggun, tetapi dia juga memiliki karakter yang sangat baik. Dia merasa nyaman untuk dilihat, namun sayangnya, persyaratan untuk menjadi rekan hidup Farrel lebih dari sekedar memiliki penampilan luar yang terlihat cantik.Sally tidak mempermasalahkannya. "Bibi, apakah kau ada urusan denganku?"Nyonya Jahn tampak bingung mau mulai darimana tetapi akhirnya memilih untuk langsung ke intinya."Ah, begini. Sepertinya aku akan langsung ke intinya. Nona
last updateLast Updated : 2020-12-18
Read more

Bab 102 Apakah Kalian Berdua Putus?

Selama sisa hari itu, Sally tidak menerima telepon atau SMS dari Xander atau Farrel. Ketika dia sampai di rumah, dia menatap rumahnya yang kosong dan merasa kesedihan menerpanya.Namun, dia tersenyum kecut dan langsung menghibur dirinya dengan berpikir bahwa dia memang akan selalu hidup sendiri dan tidak ada bedanya baginya untuk melanjutkan hidupnya sendiri.Setelah bebersih diri, dia langsung pergi tidur. Dan hari-hari pun berlalu begitu saja....Keesokan harinya, Sally mulai fokus bekerja.Dan saat ini dia sedang mengerjakan proyek dengan Zaden Group mengingat mereka telah meminta Jinse Group untuk membuat proposal untuk mengiklankan produk barunya.Dia menjadwalkan pertemuan dengan manajer Zaden Group untuk mendapatkan detail lebih lanjut.Siang hari, dia pergi ke restoran tempat mereka berjanji untuk bertemu.Dia berjalan ke pintu masuk dan memutuskan bahwa dia akan menghubungi manajer itu untuk menanyakan keberadaannya. Dia merogoh tasnya untuk mencari ponselnya saat dia
last updateLast Updated : 2020-12-18
Read more

Bab 103 Ada yang Memojokkan Kakak Ipar

Sally memperhatikan Lynd menyerahkan ponselnya dan berkata, "Mari tetap terhubung di WeChat. Akan lebih mudah bagi kita untuk berbicara."Dia tidak menolaknya. Dia mengambil ponselnya dan memasukkan ID WeChat-nya sebelum mengembalikannya."Kalau begitu aku pergi. Kapan-kapan kita bicara lagi.""Baiklah. Hati-hati di jalan, Senior Lynd.""Tentu."Suara Lynd yang lembut terdengar di telinganya saat dia kembali ke mobilnya. Dia bahkan menatapnya dengan lembut sebelum menyalakan mesin dan mematikannya.Adegan ini kebetulan disaksikan oleh Selene yang berada di luar baru saja pulang kerja.Dia menatap mobil yang berangkat dan bertanya, "Sese, siapa pria yang mengantarmu ke sini?""Oh, Manajer Jules. Itu manajer Zaden Group. Aku seharusnya bertemu dengannya untuk membahas proyek kita, tapi ternyata dia senior di kampusku dulu," Sally tidak menyembunyikan kebenaran.Keduanya kembali ke kantor saat mereka berbicara."Begitukah? Itu kebetulan sekali!" Selene tertawa, tapi ekspresinya
last updateLast Updated : 2020-12-18
Read more

Bab 104 Seorang Farrel yang Mabuk

Setelah bertemu dengan klien mereka di klub, mereka melanjutkan diskusi dengan senang hati. Karena kliennya menyukai alkohol, Farrel pun mau tak mau menyipinya.Felix duduk di samping kakaknya dan tanpa sadar terus menuangkan minuman untuknya.Siapa yang tahu kalau kandungan alkohol dalam minuman pada pertemuan itu ternyata cukup tinggi, Farrel pun dengan segera mendapati dirinya agak mabuk dan pusing.Dia menjadi benar-benar mabuk saat pertemuan dengan kliennya berakhir.Ketika dia pamit untuk pergi ke kamar kecil, Felix sedang menjawab panggilan. Dia tidak terlalu memperhatikan situasi di kamar pribadi.Charlotte ragu-ragu sejenak sebelum menuju ke kamar kecil.Dia menunggu di koridor. Ketika Farrel keluar dari kamar kecil, dia segera menghampirinya. "Farrel, kau baik-baik saja?"Farrel tidak menjawabnya.Charlotte melangkah maju, ingin menopang lengannya, tetapi dia menghindarinya.Tangannya berhenti di tengah gerakan. Dia tidak berpikir bahwa bahkan Farrel yang mabuk tetap
last updateLast Updated : 2020-12-18
Read more

Bab 105 Diliputi oleh Cinta

Mata mereka kini saling bertemu. Tidak dapat menahan keinginannya, Farrel menyentuh halus dagunya dan mencium bibirnya.Sontak, Sally membelalak, benar-benar tercengang. Dia terjebak dengan perasaan yang berkecamuk.Pada saat dia tersadar, dia mulai berjuang melawan genggamannya. Sebaliknya, Farrel malah memeluknya erat-erat.Dia semakin mendekapnya di dalam pelukannya. Kini ciumannya makin dalam.Bau alkohol dari nafasnya samar tercium saat bibir mereka terjalin. Ambiens di ruangan itu tiba-tiba hangat, suhu di dalam ruangan pun tiba-tiba menjadi beberapa derajat lebih tinggi.Ketika dia mengira dia akan kehabisan udara, Farrel perlahan melepaskannya.Dia menutup matanya dan kembali tertidur.Sally meninggalkan kamar tidurnya seperti dia sedang berlari menyelamatkan nyawanya.Dengan aliran darah yang terasa mengalir cepat, pipinya merah merona dan jantungnya berdebar kencang. Dia pergi ke kamar mandi dan membasuh wajahnya. Butuh waktu lama sebelum dia akhirnya benar-benar tera
last updateLast Updated : 2020-12-18
Read more

Bab 106 Bukan Kekasih

Sontak Sally melihat Farrel berdiri di belakangnya saat dia berbalik."Benar-benar kebetulan," katanya dengan canggung.Tidak ada yang bisa memahami perasaannya selain yang diinginkannya adalah hanya ingin mati. Padahal, alasan dia bangun pagi-pagi sekali dan mencoba meyakinkan Zaden Group untuk memilih platform periklanan lain selain Jahn Group adalah karena dia tidak perlu bertemu Farrel.Dia tidak menyangka kalau Farrel akan menghampiri mereka di restoran dan bahkan tidak sengaja mendengar percakapan mereka.Farrel mengenakan setelan hitam. Wajah tampannya terlihat datar saat dia menatap Sally. Dia mengerucutkan bibirnya. "Kenapa kau di sini?"Sally mengumpulkan akal sehatnya dan mengeluarkan gelak tawa tanpa humor. "Untuk membahas sebuah proyek, tentu saja!" Dia berhenti sejenak sebelum menambahkan, "Ini Presiden Zaden Group, Lynd. Dia klien baru kita."Lynd juga ikut terkejut, karena dia mengenali pria itu sebagai Presiden Jahn Group, Farrel. Zaden Group adalah perusahaan y
last updateLast Updated : 2020-12-24
Read more

Bab 107 Dia yang Tak Bisa Dikendalikan

Sally memandang Farrel dengan ekspresi defensif di wajahnya. Dia bertanya, "A-apa yang kau lakukan di sini?"Farrel bergerak selangkah lebih dekat kemudian dia berkata dengan suaranya yang dalam dan karismatik, "Aku di sini untuk bertanya padamu kenapa kau harus bertingkah seakan kita tidak saling kenal? Kenapa kau tidak ingin bekerjasama dengan Jahn Group? Kenapa kau berasumsi bahwa kami tidak akan menyediakan ruang iklan untuk proyekmu? ""Kita tidak sedekat itu untuk memulai, dan aku hanya tidak ingin mengganggu kau dengan proyek periklanan ini."Keduanya berdiri sangat dekat satu sama lain. Sally merasa agak tidak nyaman jadi dia sedikit menjaga jarak dengan mundur beberapa langkah.Mendengar "tidak sedekat itu" membuat Farrel menyipitkan mata padanya, dan dari bibir tipisnya keluar ucapannya yang bernada pelan, "Lalu bagaimana dengan sekarang?"Dia menundukkan kepalanya dan merangkul bagian belakang kepalanya dan menciumnya.Ciuman itu sangat tidak terduga sehingga Sally ter
last updateLast Updated : 2020-12-24
Read more

Bab 108 Kenapa Kau Tidak Menungguku?

Sally masih merasa linglung ketika dia kembali bekerja. Apa yang terjadi di restoran, terutama yang terjadi di dekat kamar kecil, masih terngiang. Jantungnya masih berdebar-debar saat teringat ciuman itu.Sally harus cepat-cepat menghilangkan pikiran itu dengan fokus pada pekerjaannya.Dia menyelesaikan pekerjaannya untuk hari itu sekitar pukul lima. Dia memberi tahu Selene bahwa dia ingin pulang lebih awal karena pekerjaannya sudah selesai."Sally, apa yang terjadi? Apa ada sesuatu?" Selene bertanya.Sally menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang mendesak, tapi aku akan pergi dan menemui ibuku di rumah sakit."Tetapi kenyataannya, dia hanya pulang lebih awal untuk menghindari Farrel, mengingat dia berkata akan menemuinya nanti. Sally takut dia akan menunggunya di tempat kerja, jadi untuk menghindari bertemu dengannya lagi, dia memutuskan untuk keluar dari kantor lebih awal. Sebenarnya dia ingin langsung pulang tetapi dia khawatir Farrel menemuinya disana, jadi dia memutuskan untu
last updateLast Updated : 2020-12-24
Read more

Bab 109 Kita Tidak Usah Bertemu Lagi

Keluarga Sack dan Jacob boleh saja berhasil mempertahankan perusahaan mereka. Tapi mereka masih harus menanggung beban reputasi mereka yang buruk di mata publik dan membutuhkan waktu untuk memulihkan itu. Rasanya tidak mungkin bagi mereka untuk muncul depan Farrel dan terlalu berisiko melewatinya.Nathalie sangat kesal karena dia benar-benar berpikir bahwa Sally telah ditinggalkan. Tapi nyatanya dia seperti sedang menelan ludahnya sendiri dengan asumsinya itu. Wajahnya yang padam, seakan-akan menyiratkan perasaannya. ‘Mengapa jadi aku yang harus menderita karena semua gosip ini? Bahkan kakakku tidak pernah menganggapku ada dan tidak pernah menghiraukanku.’‘Sementara itu, Sally masih memiliki kehidupan damai dengan Farrel masih mendekatinya.’Nathalie menggertakkan gigi. ‘Mari kita lihat berapa lama seorang Farrel menganggap dirinya menarik. Dia pasti akan segera bosan, dan aku akan membalas dendam ketika dia meninggalkannya.’...Setelah keduanya meninggalkan rumah sakit, S
last updateLast Updated : 2020-12-24
Read more

Bab 110 Kesempatan Bagus untuk Masuk

Felix berjalan ke mejanya dan bertanya, "Kakak, apa yang terjadi?"Dengan kepala tetap tertunduk, Farrel tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, dia bertanya tanpa ekspresi, "Apa kau memiliki sesuatu yang belum kau selesaikan? Berikan padaku."Felix tercengang mendengarnya. ‘Apa dia memakai narkoba?’"Jangan khawatir, Kak. Aku bisa mengatasinya, memang tidak terlalu banyak. Tapi aku mengkhawatirkanmu. Kau sepertinya perlu istirahat."Felix berjalan mendekatinya dan mengambil rokoknya dengan hati-hati.Farrel menatapnya dan berkata dengan suara dingin, "Keluar."Felix, melihat wajahnya yang suram, mencium jejak bahaya, dan dia terlalu takut untuk mengatakan apapun, sehingga keluar adalah satu-satunya pilihan dia.Dia merasa lega saat menghirup udara segar di sisi lain pintu. ‘Apa yang terjadi sehingga bisa membuatnya seperti ini?’‘Aneh. Dia tidak biasanya seperti ini. Biasanya dia mau membicarakannya padaku. Tapi sekarang ... dia benar-benar tidak mau mengatakan apa-apa.
last updateLast Updated : 2020-12-24
Read more
PREV
1
...
910111213
...
182
DMCA.com Protection Status