Felix berjalan ke mejanya dan bertanya, "Kakak, apa yang terjadi?"Dengan kepala tetap tertunduk, Farrel tidak menjawab pertanyaannya. Sebaliknya, dia bertanya tanpa ekspresi, "Apa kau memiliki sesuatu yang belum kau selesaikan? Berikan padaku."Felix tercengang mendengarnya. ‘Apa dia memakai narkoba?’"Jangan khawatir, Kak. Aku bisa mengatasinya, memang tidak terlalu banyak. Tapi aku mengkhawatirkanmu. Kau sepertinya perlu istirahat."Felix berjalan mendekatinya dan mengambil rokoknya dengan hati-hati.Farrel menatapnya dan berkata dengan suara dingin, "Keluar."Felix, melihat wajahnya yang suram, mencium jejak bahaya, dan dia terlalu takut untuk mengatakan apapun, sehingga keluar adalah satu-satunya pilihan dia.Dia merasa lega saat menghirup udara segar di sisi lain pintu. ‘Apa yang terjadi sehingga bisa membuatnya seperti ini?’‘Aneh. Dia tidak biasanya seperti ini. Biasanya dia mau membicarakannya padaku. Tapi sekarang ... dia benar-benar tidak mau mengatakan apa-apa.
Ketika Sally meninggalkan gedung kantornya, hanya Maybach hitam lah yang dia lihat sedang terparkir di luar. Tanpa firasat apa-apa, jantungnya berdetak kencang. Jendela sisi pengemudi diturunkan, memperlihatkan wajah Felix yang mempesona."Halo, Nona Jacob." Felix menyapanya dengan seringai sebelum keluar dari mobil.‘Ternyata buka Farrel.’Sally menghela napas lega, mengutuk dirinya sendiri dalam hati karena reaksi berlebihannya.Dia pergi ke pria itu dan bertanya, "Tuan Muda Kedua, apa yang membawamu ke sini?""Tentu saja, Kau! Ayo. Mari kita makan diluar.""Undangan makan malam?" Sally merasa malu. "Tuan Muda Kedua, aku rasa itu bukan ide yang bagus."Sally memiliki gagasan yang cukup bagus tentang untuk apa Felix ada di sini."Jangan begitu. Kau lupa, ya? Bagaimana aku telah banyak membantumu” Sudahlah..ayo kita pergi."Felix mempersilahkan Sally masuk ke dalam mobilnya saat dia berbicara, tidak menyisakan waktu baginya untuk menolak tawaran itu.Begitu berada di dalam
Ketika Sally mendengar pertanyaan Felix tentang masa lalunya, dia mendapatkan kembali kewarasannya entah datang dari mana. Dia mengerutkan bibirnya dan berkata, "Aku tidak tahu, aku tidak bisa mengatakan…"Dia tidak bisa memberitahu siapapun tentang insiden itu. Dan tiba-tiba, tubuhnya ambruk begitu saja di atas meja dan tertidur.Felix awalnya sangat bersemangat, berpikir siapa tahu dia akan mendapatkan jawaban. Sekarang, melihat wanita ini tertidur membuatnya jadi tidak bersemangat. ‘Kenapa rasanya sangat sulit untuk mendapatkan jawaban dari seseorang yang sedang mabuk?’Tetap saja, dia bisa melihat bahwa Sally telah menutupi hatinya. Dia menyukai kakaknya tapi merasa mereka tidak bisa bersama.‘Apa sebenarnya alasannya? Apa yang membuat Sally berpikir bahwa mereka tidak bisa bersama?’‘Apa yang sebenarnya terjadi di masa lalunya?’Felix sangat ingin menemukan jawaban atas pertanyaannya, tetapi ketika dia mempertimbangkan bahwa kakaknya dan kakak iparnya akan marah, dia men
Sally melihat ke luar pintu kantornya, khawatir Farrel juga akan ada di sana.Namun hatinya kembali tenang saat dia tidak melihat Farrel disana. Tiba-tiba, mata Xander mulai berkaca-kaca. Dia berkata dengan cemas, "Ayah sakit, sangat sakit. Dia juga menolak minum obat. Bibi Sally, tolong tengok dia!"Mata Sally mengejap-ngejap karena terbawa perasaan. Apakah dia benar-benar sakit? Hanya karena itu?Betapa campur aduk perasaannya, dia berhenti sejenak sebelum menjawab, "Bagaimana dia bisa sakit? Bagaimana dengan pelayan keluargamu? Kenapa kita tidak mencari pamanmu?""Pelayan kita sedang cuti hari ini, dan Paman tidak menjawab teleponnya. Bibi Sally, tolong lihat dia. Sebentar saja kumohon."Xander sangat gigih sehingga yang bisa dilakukan Sally hanya mengalah. Dia semakin serba salah. Sepertinya akan aneh baginya kalau dia mengunjunginya sekarang!"Xander ...""Kau tetap tidak mau pergi, ya, Bibi Sally? Kalau begitu tidak apa-apa. Aku akan menjaga Ayah sendiri!" Xander men
Mengetahui Xander yang tidak akan membuka pintu dalam waktu dekat, Sally pasrah pada takdirnya dan menemukan tempat duduk untuk dirinya sendiri.Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak menatap Farrel. Pria itu sedang memejamkan matanya. Dia bertanya-tanya apakah dia tertidur.Dia tidak berani mengucapkan sepatah kata pun. Yang dia lakukan hanyalah menatap wajahnya untuk waktu yang lama. Melihat dia tidak menunjukkan reaksi apapun, dia pasti tertidur.Ini hanya membuatnya merasa lebih tidak berdaya dari sebelumnya. Pertama-tama, Felix membuatnya mabuk tadi malam untuk mendapatkan jawaban darinya. Sekarang, Xander menguncinya di sebuah ruangan dengan Farrel, yang sedang beristirahat dengan damai di sana. ‘Benar-benar keluarga yang aneh! Bisakah mereka mempertimbangkan perasaanku?’Sally ingin membangunkan Farrel dan membuatnya menemukan cara untuk membuka pintu, tetapi ketika dia ingat Felix memberitahunya betapa kakaknya telah lembur, dia menebak bahwa Farrel tidak sempat tidur se
Melihat Sally kembali berusaha menghindarinya, Farrel menghela nafas pasrah, lalu berkata, "Beri aku waktu sebentar. Aku akan mengantarmu kembali setelah aku mandi."Vila itu berada di pinggiran kota dan tidak mungkin Sally bisa kembali sendiri. Dia mengangguk tanpa mengucapkan sepatah kata pun dan melihat Farrel pergi ke kamar mandi.Farrel menuju ke pintu setelah dia keluar dari kamar mandi dan pintu terbuka hanya dengan disentuh. Sally menatap pintu yang terbuka dengan takjub. Baru setelah itu dia tersadar bahwa Farrel tidak mengunci pintu sebelumnya!Pintu vila terbuka ketika mereka mencapai lantai pertama. Charlotte dan Ibu Jin ada di sana.Baik Charlotte atau Nyonya Jahn tidak mengharapkan pemandangan pasangan ini muncul di depan mereka. Dan pemandangan ini menjadi canggung. Terlebih lagi bagi Sally yang seketika gelisah saat melihat Nyonya Jahn disana. Hanya beberapa hari yang lalu dia berjanji kepada wanita itu bahwa dia akan menjaga jarak dari Farrel, tetapi di sanalah dia
Farrel mungkin sedang dalam suasana hati yang buruk, tetapi dia tidak kehilangan akal sehatnya begitu saja. Dia berkata dengan nada tidak tergesa-gesa, "Aku mungkin frustasi sekarang, tetapi aku yakin masih ada harapan untukku. Aku tidak pernah menyerah pada wanita yang aku cintai."Memang benar dia tidak akan pernah menyerah, tidak peduli apa yang dikatakan Sally. Karena dia yakin mereka ditakdirkan untuk bersama.Sean terkekeh. "Kau memang begitu, tapi itu bukan berarti kau tidak terlihat frustasi sekarang. Aku yakin kau pasti masih merasa kecewa sekarang, iya, ‘kan?"Dia dan Farrel berteman selama bertahun-tahun dan dia tahu betapa gigihnya dia. Tampaknya tidak ada kesulitan yang mampu menghentikan Farrel, dan karena karakter yang tidak mudah menyerah inilah yang membuat Jahn Group begitu sukses.Namun, ini adalah pertama kalinya Sean melihat Farrel berperilaku seperti ini terhadap seorang wanita.Setelah beberapa keraguan, Sean melanjutkan. "Jika kau benar-benar menyukainya,
Sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini, Universitas J adalah salah satu universitas bergengsi di kalangan siswa sekolah menengah dan telah terbukti menghasilkan cukup banyak alumni terkenal.Peringatan hari jadi tahun ini akan menjadi spektakuler seperti yang diharapkan, mengingat perayaan itu akan banyak mengundang tamu terhormat yang akan hadir.Tidak terkecuali Lynd. Dia akan hadir untuk memberikan kuliah, sebagai wakil pengusaha muda lulusan sana.Adapun Sally, dia hanya ingin datang sebagai alumni saja.Tentu saja dia juga akan menghadiri kuliah yang akan dibawakan Lynd untuk dukungan moral.Setelah makan malam, Sally dan Lynd saling berpamitan dan berpisah....Sementara itu, di Jahn Group ...Farrel sedang bekerja di mejanya ketika asistennya mengetuk pintu sebelum memasuki kantornya. Ada undangan di tangannya."Tuan Presiden, Universitas J mengadakan perayaan hari jadi lusa dan kau diundang untuk memberikan pidato penutupan."Untuk diketahui, Farrel telah