Farrel mungkin sedang dalam suasana hati yang buruk, tetapi dia tidak kehilangan akal sehatnya begitu saja. Dia berkata dengan nada tidak tergesa-gesa, "Aku mungkin frustasi sekarang, tetapi aku yakin masih ada harapan untukku. Aku tidak pernah menyerah pada wanita yang aku cintai."Memang benar dia tidak akan pernah menyerah, tidak peduli apa yang dikatakan Sally. Karena dia yakin mereka ditakdirkan untuk bersama.Sean terkekeh. "Kau memang begitu, tapi itu bukan berarti kau tidak terlihat frustasi sekarang. Aku yakin kau pasti masih merasa kecewa sekarang, iya, ‘kan?"Dia dan Farrel berteman selama bertahun-tahun dan dia tahu betapa gigihnya dia. Tampaknya tidak ada kesulitan yang mampu menghentikan Farrel, dan karena karakter yang tidak mudah menyerah inilah yang membuat Jahn Group begitu sukses.Namun, ini adalah pertama kalinya Sean melihat Farrel berperilaku seperti ini terhadap seorang wanita.Setelah beberapa keraguan, Sean melanjutkan. "Jika kau benar-benar menyukainya,
Sebagai salah satu universitas terbaik di negeri ini, Universitas J adalah salah satu universitas bergengsi di kalangan siswa sekolah menengah dan telah terbukti menghasilkan cukup banyak alumni terkenal.Peringatan hari jadi tahun ini akan menjadi spektakuler seperti yang diharapkan, mengingat perayaan itu akan banyak mengundang tamu terhormat yang akan hadir.Tidak terkecuali Lynd. Dia akan hadir untuk memberikan kuliah, sebagai wakil pengusaha muda lulusan sana.Adapun Sally, dia hanya ingin datang sebagai alumni saja.Tentu saja dia juga akan menghadiri kuliah yang akan dibawakan Lynd untuk dukungan moral.Setelah makan malam, Sally dan Lynd saling berpamitan dan berpisah....Sementara itu, di Jahn Group ...Farrel sedang bekerja di mejanya ketika asistennya mengetuk pintu sebelum memasuki kantornya. Ada undangan di tangannya."Tuan Presiden, Universitas J mengadakan perayaan hari jadi lusa dan kau diundang untuk memberikan pidato penutupan."Untuk diketahui, Farrel telah
Sehari sebelum perayaan, Sally pulang kerja lebih awal dan langsung ke apartemennya.Pemandangan kamar kosong membuatnya sedih. Entah kenapa, dia tidak bisa berhenti memikirkan Farrel ketika dia sedang lowong.Dia harus mengakui, kehampaan selama beberapa hari terakhir ini membuat hidupnya tenteram tetapi juga kesepian dan menyedihkan. Seakan-akan Farrel dan Xander telah menghilang dari muka bumi ini. Dia juga tidak tahu apakah dia akan pergi menemui mereka lagi?Dia sadar dialah yang mengawali ini, tapi tentu ini tidak akan membuat hidupnya jadi lebih mudah.Di tengah lamunannya, telepon genggamnya tiba-tiba berdering. Jauh di lubuk hatinya, Sally selalu berharap kalau itu Xander atau Farrel.Namun, itu bukan lah keduanya, tapi Lynd. Sally berusaha mengeluarkan diri dari lamunannya dan menjawab telepon."Hai, Senior Lynd.""Sally, aku hanya menelepon untuk mengingatkan kau untuk perayaan besok. Ohya, kau tinggal di mana? Bagaimana kalau aku menjemputmu besok?"Sally tersenyum.
Setelah berkeliling kampus, Sally memeriksa waktu dan melihat bahwa sudah hampir waktunya untuk pergi ke auditorium. Namun, dia bertemu Nathalie dan Landom dalam perjalanan ke sana.Mereka lulusan Universitas J juga jadi tidak aneh jika bertemu mereka di sini, namun yang dia tidak sangka adalah melihat mereka dari jarak dekat. Landom dan Nathalie belum melihat Sally. Yang sedang mereka lakukan adalah bernostalgia kenangan manis mereka semasa kuliah dulu. Nathalie berkata dengan suara malu-malu, "Kakak Landom, apakah kau ingat tempat itu? Disitulah kau menciumku untuk pertama kalinya.""Tentu saja," kata Landom dengan lembut sambil tersenyum."Saat itu aku cuma seorang mahasiswa baru dan hampir tidak tahu apa-apa. Kau sangat baik padaku dan menjagaku dengan segala caramu. Tidak terasa waktu berlalu begitu cepat. Tidak lama lagi kita akan punya anak. "Mereka tersenyum satu sama lain dan terlihat sangat bahagia.Sally tersenyum sinis. Nathalie setahun di bawah Sally, dan saat itu,
Sally tidak punya pilihan selain memberinya anggukan, dengan canggung.Farrel tersenyum. Dengan lengan yang masih melingkari pinggang Sally, dia berkata dengan lembut, "Haruskah kita pergi ke tempat lain?"Semakin banyak orang berkumpul, dan ketika Sally dan Farrel pergi berpegangan tangan, sikap para penonton yang semula menghinanya menjadi iri. Mengingat apa yang dikatakan Farrel, pendapat mereka berubah 180 derajat."Wah, pria itu sangat seksi! Dia berjalan sungguh gagah! Astaga, kuharap aku bisa punya kekasih seperti dia!""Sama! Tapi pasangan yang satu laginya itu tidak tahu malu, ya! Padahal sang adik lah yang telah merebut kekasih kakaknya, tapi dia mencoba membuatnya terdengar sebaliknya.""Dia begitu pasti karena iri! Tidak ada yang pantas memiliki saudara perempuan seperti itu. Untung saja kakaknya tidak bersamanya lagi. Dia kini bahkan telah mendapatkan pria yang jauh lebih baik.""Kudengar pasangan tak tahu malu itu lulus dari sini juga. Sayang sekali, mereka berdua a
Charlotte seketika mengepalkan tinjunya dan menatap Sally dengan tatapan sinis.‘Ternyata itu semua karena dia. Pantas saja Farrel telah menunda janji kerja untuk menghadiri acara peringatan ini. Itu semua karena Sally.’‘Bisa-bisanya dia mengabaikanku dan bergegas ke sini untuk menemui Sally,’ gerutu Charlotte dalam hati.Bagaimana tidak, dia kesal karena bisa menemukan Sally di mana-mana. Tak heran dia yakin bahwa Sally dilahirkan untuk menyabotase hidupnya. Dia seharusnya menikmati hari itu bersama Farrel, tetapi rencananya itu tidak berjalan dengan lancar karena Sally ada dengannya.Charlotte tahu bahwa Sally telah menolak Farrel tempo hari. Dan dengan hati Farrel yang melunak, Charlotte tidak bisa memahami kenapa dia masih saja mau berbicara dengan wanita itu.Menggertakkan giginya, Charlotte cemburu setengah mati.Di sisi lain, Farrel masih tidak mau melepaskan tangan Sally. Mengambil napas dalam-dalam, Sally menatap pria itu dan berkata pelan, "Farrel, aku mohon padamu. To
Charlotte tampak sedikit malu-malu ketika dia membicarakan tentang rencana lamarannya."Keluarga Jahn telah mengundang orang tuaku untuk makan malam, malam ini. Sepertinya mereka akan membicarakan lamaran pertunangan. Karena aku baru saja kembali dari luar negeri, Nona Jacob, aku tidak punya banyak teman. Dan aku merasa seperti kita benar-benar cocok, jadi jika Farrel dan aku bertunangan suatu hari nanti, kau akan diundang ke pesta pertunangan kami. "Seolah-olah hati Sally telah diinjak. Wajahnya pucat dan dia menggerakkan bibirnya. "Baik."Dia sudah menerima kenyataan bahwa dia dan Farrel tidak bisa bersama. Tetapi sekarang, ketika mendengar bahwa keluarga mereka akan mendiskusikan pernikahan dan mereka mungkin akan segera bertunangan, itu semakin menyiksa bagi Sally, seolah-olah ribuan serangga sedang menggerogotinya. Dan sulit baginya untuk menyembunyikan emosi itu.Charlotte mendapatkan apa yang diinginkannya. Jadi, dia tersenyum dan pamit lebih dulu."Oh, maaf. Mungkin aku s
Setelah Lynd menyelesaikan pidatonya, tibalah waktunya untuk tanya jawab. Beberapa orang secara acak mengajukan pertanyaan.Ada seorang gadis yang sedang bergosip bertanya, "Tuan Zaden, bisakah kau berbagi dengan kami jika akhirnya kau menaksir wanita yang bekerja denganmu? "Begitu banyak penonton yang ingin menanyakan hal itu, jadi mereka semua menatap Lynd dengan rasa ingin tahu di mata mereka. Dia sekarang sangat sukses dan tampan. Wajar jika gadis-gadis itu mengaguminya. Tetapi mereka tidak tahu bahwa hatinya selalu menjadi milik orang lain.Charlotte menatap Farrel dan tersenyum. "Sepertinya bukan hanya aku yang bertanya-tanya tentang itu."Farrel tidak mempedulikannya. Dia menatap Lynd dengan dingin dan menunggu pria di atas panggung ini memberikan jawaban.Lynd menjawab sambil tersenyum, "Tidak, kami tidak berpacaran. Dia jatuh cinta dengan orang lain. Tetapi baru-baru ini aku mengetahui bahwa dia single sekarang. Kali ini aku harus mendapatkan hatinya."Sambil mengatakan