Home / Romansa / Bukan Istri Cadangan / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bukan Istri Cadangan: Chapter 11 - Chapter 20

73 Chapters

Part 11

“Pertanyaan saya, kenapa saya?” Tanpa segan gadis itu mengajukan pertanyaan yang ada dalam kepalanya. Adskhan seketika turut mengerutkan dahi mendengar pertanyaan gadis itu, namun sebelum dia bertanya, Caliana kembali bersuara. “Bukannya saya tidak ingin membantu. Seperti yang saya katakan pada Anda sebelumnya. Saya tidak terlalu dekat dengan Syaquilla. Dan sejauh yang saya tahu, Anda memiliki keluarga yang lebih dekat dengan Syaquilla. Sir Lucas misalnya. Jadi kenapa Anda tidak meminta bantuan beliau?” Masuk akal. Pikir Adskhan. Seperti yang sudah Adskhan duga sebelumnya, Caliana memang berbeda daripada wanita kebanyakan. Jika wanita pada umumnya justru akan menjadikan ini semua kesempatan untuk mencari perhatian Adskhan, maka Caliana tidak. J
Read more

Part 12

Mereka membereskan peralatan makan dan kembali ke dalam rumah. Hampir pukul delapan malam saat mereka meletakkan cucian ke dalam bak cuci piring. Tanpa diperintah Carina dan Syaquilla langsung mencuci piring kotornya. "Udah tinggalin aja, biar nanti Carina yang nyuci. Kasihan Papa kamu, bete." "Ih Itan mah kejam. Biarin dong Qilla bantuin Carin. Itu namanya tanggung jawab bersama." Ucapnya yang dijawab anggukan Syaquilla. "Itan yang harusnya sopan sama tamu. Kasih minum kek, bukannya malah ngusir." Gerutunya dengan suara keras yang pastinya didengar oleh Adskhan yang duduk di ruang keluarga yang memang tak bersekat itu. Caliana mengangkat sebelah alisnya memandang sang keponakan dengan tatapan mengejek, namun mengikuti saja instruksi Carina.
Read more

Part 13

Jum'at siang, di Coskun Company memang memiliki waktu istirahat paling lama. Pukul sebelas sampai pukul dua siang karena Coskun Company memberi waktu bagi para pria muslim untuk melaksanakan ibadah Jum'at mereka. Dalam jeda tiga jam itu biasanya Caliana memilih pulang ke rumah untuk masak makan siangnya, atau jika malas dia lebih memilih tidur siang. Tapi kali ini, Carina—yang memang masih tinggal di rumahnya karena nenek dan ayah ibunya belum kembali—akan menjemputnya di kantor. "Makan siang diluar yuk, Itan." Bujuknya di telepon dengan manja. "Kan istirahatnya juga lama." 
Read more

Part 14

Syaquilla kembali ke rumahnya bersama Carina pada jum'at sore dengan maksud mengambil pakaian ganti yang akan ia gunakan untuk weekend. Mereka cukup terkejut dengan keberadaan sosok wanita cantik yang duduk di atas sofa ruang tamu dengan majalah di pangkuannya. Gayanya lebih seperti pemilik rumah daripada seorang tamu. "Assalamualaikum.." Salam Syaquilla dan Carina bersamaan.Wanita yang mengenakan dress seks
Read more

Part 15

"Tuh orang gak punya kaca gitu di rumahnya?" Tanya Carina heran. Syaquilla hanya mengedikkan bahu. "Papa.." Syaquilla menarik tangan Carina menuju ruang kerja ayahnya. ayahnya tampak tengah berdiri dengan punggung menghadap pintu, sampai pria itu tidak menyadari keberadaan Syaquilla dan juga Carina. “Pa?” panggil Syaquilla dengan nada yang lebih keras. Adshkan menoleh. Memandang Carina dan Syaquilla bergantian. Tak menyangka jika kedua remaja itu ada di hadapannya. "Qilla berangkat dulu ya." Pamit Syaquilla.
Read more

Part 16

Adskhan bukannya tipe pemilih makanan. Makanan Korea, Jepang, Italy ataupun jenis makanan lainnya, ia bisa konsumsi dengan baik. Tapi kali ini. Bukan makanannya yang membuat  ia tidak bisa menikmati, namun suasananya. Melihat Caliana dan si Uncle itu saling perhatian satu sama lain membuat selera makannya hilang. Semua makanan yang dimakan lahap oleh putrinya dan sahabatnya terasa hambar di mulut Adskhan.  Namun tanpa Adskhan sadari, ada dua pasang mata yang sejak tadi memperhatikan gerak-geriknya dan mencoba
Read more

Part 17

Sabtu pagi Carina dan Syaquilla sudah merecoki Caliana dengan rangkaian rencana mereka. "Pokoknya kita beli tiket dulu, habis itu makan siang, nonton, ke toko buku, abis itu baru Itan boleh ke cafe ngunjungin Om Yudhis." Carina mendetailkan rencananya. Caliana yang sedang menjemur pakaian hanya bisa memutar bola matanya. "Pokoknya hari ini, kita peras Papa kamu, La." Keponakannya itu memandang Syaquilla dengan semangat menggebu. Anehnya, bukannya marah, Syaquilla malah ikut-ikutan mengangguk antusias.
Read more

Part 18

Ia membawa dua gadis remaja itu meninggalkan resto Caliana. Sengaja menjadikan dirinya sendiri penjaga dengan berjalan di belakang keduanya. Dua remaja itu berjalan sambil memainkan ponsel di hadapannya. Meskipun Adskhan menegurnya, keduanya tidak mendengarkan. Keduanya langsung berjalan menuju area komik dan novel. Adskhan sendiri merasa perlu memantau keduanya, takutnya mereka mengambil bacaan berbau dewasa. Saat Adskhan tengah melihat sebuah buku bergenre thriller karangan Dan Brown. Tiba-tiba saja Adskhan mendengar keduanya bicara. "Om Yudhis ganteng, kan?" Bisik Carina yang masih bisa didengar Adskhan. Adskhan mengerutkan dahi. "Dia itu udah dari dulu suka sama Itan. Menurut kamu keduanya cocok gak?" "Cocok-cocok aja. Itan juga kan lagi jomblo." Terdengar Syaquilla menyetujui sahabatnya. Adskhan mengerutkan dahinya semakin dalam karena tak suka. "Iya. Mana Oma terus-terusan maksa Itan cepet nika
Read more

Part 19

Carina mendelik ke arah Caliana. "Itan suka marahin kami kalo nontonnya deketan." Jawabnya polos. "Kenapa?" lagi-lagi Adskhan bertanya karena heran. "Karena mereka berisik." Jawab Caliana dengan datar. Gadis itu berjalan mendahului Carina dan Syaquilla lalu berbelok ke kanan menuju tempat duduknya. Sementara Carina dan Syaquilla duduk di kolom sebelah kiri. Film yang ada di layar besar itu menceritakan tentang perjuangan seorang ayah dan anak untuk bisa terbebas dari serangan mayat hidup. Namun sayang, selama film tayang, Adskhan sama sekali tidak menikmatinya karena tubuhnya malah terus tertarik untuk menghirup aroma tubuh gadis di sampingnya. Tangannya terus menerus mengepal sebagai reaksi pertahanan diri supaya dirinya tidak menyentuh lengan gadis itu yang berada dekat di sampingnya yang sesekali meraih popcorn yang Adskhan letakkan si tengah-tengah tempat duduk mereka. Bahkan kepalanya terasa ber
Read more

Part 20

Mereka sudah kembali ke rumah Caliana dengan menggunakan mobil Caliana sementara nantinya mobil Adskhan akan diambil supirnya dengan kunci cadangan yang ada di rumah. Sebelum kembali ke rumah, mereka mampir ke warung kaki lima untuk membeli makan malam. Dan sekarang mereka sedang menikmati ayam penyet di halaman belakang Caliana dengan masing-masing segelas es teh manis. Gadis itu kini sudah kembali segar setelah mandi dan berganti pakaian. Mengenakan kaus kebesaran yang sepertinya menjadi favoritnya dan celana legging sebetis berwarna krem. Diantara wanita-wanita yang Adskhan kenal. Hanya Caliana lah yang tidak pernah memedulikan penampilannya. Apakah itu berarti gadis itu begitu tidak menyukainya hingga selalu berpenampilan seadanya? Ya, Adskhan pernah mendengar kalau wanita itu biasanya selalu menunjukkan penampilan terbaiknya jika akan bertemu pria yang disukainya. Dan Caliana selalunya tampil apa adanya, kecuali tadi siang. Apa gadis it
Read more
PREV
123456
...
8
DMCA.com Protection Status