Share

Part 20

Penulis: Restianirista
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Mereka sudah kembali ke rumah Caliana dengan menggunakan mobil Caliana sementara nantinya mobil Adskhan akan diambil supirnya dengan kunci cadangan yang ada di rumah. Sebelum kembali ke rumah, mereka mampir ke warung kaki lima untuk membeli makan malam. Dan sekarang mereka sedang menikmati ayam penyet di halaman belakang Caliana dengan masing-masing segelas es teh manis.

Gadis itu kini sudah kembali segar setelah mandi dan berganti pakaian. Mengenakan kaus kebesaran yang sepertinya menjadi favoritnya dan celana legging sebetis berwarna krem.

Diantara wanita-wanita yang Adskhan kenal. Hanya Caliana lah yang tidak pernah memedulikan penampilannya. Apakah itu berarti gadis itu begitu tidak menyukainya hingga selalu berpenampilan seadanya? Ya, Adskhan pernah mendengar kalau wanita itu biasanya selalu menunjukkan penampilan terbaiknya jika akan bertemu pria yang disukainya. Dan Caliana selalunya tampil apa adanya, kecuali tadi siang. Apa gadis it

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Istri Cadangan   Part 21

    Caliana sudah mengenakan setelan kerjanya. Hari Senin sudah datang menyapa. Anak-anak remaja yang beberapa hari lalu tinggal bersamanya kini sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Carina ke rumah ayahnya, begitu juga Syaquilla. Sepi memang. Tapi mereka juga punya keluarga mereka masing-masing kan?Meraih tas kerja dan kunci mobilnya, Caliana keluar dari rumahnya. Mengunci pintu rumah lalu membuka gerbang rumahnya. Setelahnya ia memasuki mobil dan mengeluarkannya. Mesin dibiarkan menyala sementara Caliana kembali menutup pintu gerbang dan menggemboknya.

  • Bukan Istri Cadangan   Part 22

    Satu jam sebelumnya.Adskhan sedang sibuk dengan laporan di hadapannya. Karena Lucas masih berada di Turki. Semua pekerjaan kini ada di tangannya. Hal itu sebenarnya sudah biasa. Namun entah bagaimana belakangan ini, bekerja bukan menjadi prioritasnya lagi. Dan dia merasa sedikit jenuh menghabiskan waktu bersama benda-benda mati yang sebenarnya menghasilkan banyak angka nol ke dalam rekeningnya.Ia mendongak ketika melihat pintu ruangannya terbuka begitu saja. Anastasia berdiri di sana dengan sekretarisnya yang tampak sedang mencoba menahan wanita itu untuk masuk."Maaf,Sir.Nona ini terus memaksa masuk." Ujar sekretarisnya. Adskhan mengibaskan tangannya dan menyuruh sekretaris itu kembali ke tempatnya. Sementara itu Anastasia masuk ke dalam dengan gaya bak ratu nya dan duduk di sofa yang ada disana"Apa yang kamu inginkan? Apa yang aku katakan sebelumnya belum cu

  • Bukan Istri Cadangan   Part 23

    Ruang kerjanya tampak ramai ketika Caliana dan Gita kembali selepas makan siang. Para karyawan wanita tampak berkerumun dalam satu kubu, memperhatikan benda persegi yang semua orang jelas tahu apa."Ngapain sih loe pada? Ngegosip ya? Bukannya malah kerja." Gita berkomentar. Seperti halnya Caliana, Gita pun enggan memasuki kerumunan itu dan memilih untuk duduk di kursinya dan menekuni pekerjaannya."Ini, Git. Gosip hangat." Jawab salah satu rekan se-divisinya. "Katanya disini si model Anastasia udah putus sama pengusaha ternama yang selama ini menjadi kekasihnya.” Gita mendekat dan membaca artikel yang dibaca oleh temannya itu. “Udah jelas kan kalau dia itu selama ini kencan sama Sir Adskhan. Tapi kenapa gosip bilang mereka putus, sementara hubungan mereka berdua kayaknya lagi panas-panasnya gitu.”Gita kembali menegak dan mengedikkan bahu. Entah itu berarti dia tak tahu atau tak peduli.

  • Bukan Istri Cadangan   Part 24

    Mobil sudah masuk ke parkiran belakang rumah. Adskhan masuk setelah mengucap salam. Di halaman belakang sudah ada Syaquilla dengan teman baiknya, Carina. Dan seorang lagi bocah yang tak Adskhan kenal. Ketiga remaja itu tampak sedang asyik membahas sesuatu."Papa!" Seru gadis itu. Tubuh mungilnya berjalan mendekat dan ia meraih tangan Adskhan seraya mencium punggung tangannya. "Papa pulang cepat." Kalimat itu bagai cambukan sendiri bagi Adskhan. Karena memang harus ia akui bahwa 'lembur' adalah kebiasaannya selama ini."Iya. Kerjaan Papa gak terlalu banyak." Jawab Adskhan jujur. Tak mungkin dia mengatakan kalau dia pulang cepat supaya bisa pulang bersama dengan Caliana yang sayangnya tak bisa ia lakukan. Karena selain fakta bahwa Caliana membawa kendaraannya sendiri, gadis itu juga tampak akan menolak seandainya Adskhan menawarinya pulang bersama. Jelas sekali, terlihat dari sikapnya yang dingin. "Itu teman kamu?" Adskhan bertanya pada sosok

  • Bukan Istri Cadangan   Part 25

    Carina menopang dagunya di atas meja bar. Matanya memperhatikan gerak-gerik sang tante yang saat itu tengah memasak hidangan makan malam mereka."Mata kamu gak pusing apa Cuma lihatin doang? Gak mau gitu ngambil pisau trus ngiris sesuatu?" Tantenya bicara tanpa sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari tumisan yang sedang diaduknya."Carin kan tamu. Dimana-mana, tamu itu disuguhin. Bukannya malah disuruh bantu-bantu." Jawabnya dengan santai. Caliana hanya bisa menggelengkan kepala. Kalau saja bukan keponakannya, mungkin dia sudah memukul bibir Carina dengan spatula. Beruntung saja Carina itu keponakannya.Caliana berbalik dan meletakkan tumisan yang masih mengepul itu di atas meja. Setelahnya ia mengambil piring lain yang akan ia isi dengan ayam goreng tepung yang sudah ia tiriskan sebelumnya. ia kemudian meletakkan piring berisi ayam itu di meja yang sama dan kemudian kembali berbalik untuk mengulek sambal dalam cobek ba

  • Bukan Istri Cadangan   Part 26

    Keesokan harinya Caliana masih dibuat kesal karena pernyataan Carina mengenai menjadi mama Syaquilla. Alhasil, hal itu membuatnya mendelik setiap kali ia melihat Adskhan. Gita yang tampaknya melihat perbedaan aura dari sahabatnya itu bahkan tak ingin bertanya karena takut kena cipratan amarahnya. Ya, Caliana memang semenakutkan itu kalau sedang marah.Sementara Carina, saat ia mengatakan yang sebenarnya pada sahabatnya, ia benar-benar merasa kasihan karena ekpresi wajah sahabatnya itu langsung berubah sedih.Carina dan Syaquilla sedang duduk di ruang tengah kediaman Syaquilla saat mereka mendengar pintu depan dibuka dan muncullah sepasang lanjut usia mengucap salam.“Granny! Baba!” Syaquilla seketika menegak dan berlari menyongsong kedatangan kakek dan neneknya. Ia memeluk kedua paruh baya itu dengan sangat antusias. Menghilangkan rindu karen sudah berhari-hari tidak bertemu. “Kenapa pulang lebih awal?&

  • Bukan Istri Cadangan   Part 27

    Divisi Caliana sedang ramai karena adanya pengumuman bahwa salah satu rekan kerja mereka akan menikah di akhir pekan ini. “Bakalan ada pesta lajang?” tanya seorang pria di divisi mereka.“Mepet bro, waktunya.” Ucap Chandra, si tokoh utama. “Sorry, tapi sebagai gantinya, besok malem sebelum gue balik, gue bakalan traktir kalian pada.” Janjinya yang mendapat sorakan dari teman-temannya.“Ada apa ini?” Bu Shelly yang baru saja kembali dari rapat diluar kantor bersama bos besar mereka memandang anak buah divisinya bergantian.“Teruntuk Bu Shelly tercinta, disini saya ingin mempersembahkan sebuah undangan.” Chandra mendekati atasannya itu dengan gaya berlebihan.“Undangan? Undangan apa?” Bu Shelly menerima undangan berwarna silver itu dengan terkejut sebelum kemudian senyum terkembang di wajahnya. “Ya Allah, akhirnya umpan kamu

  • Bukan Istri Cadangan   Part 28

    "Gile aje spa sampe ke Hongkong. Cucu Sultan, loe?" Gita berkomentar. Caliana hanya tertawa saja. Faktanya, saat itu mereka tidak sedang melakukan spa atau perawatan apapun. Mereka justru sedang dalam perjalanan meninggalkan Bandung untuk menghadiri pernikahan Chandra yang akan diadakan esok hari.“Bebas, mulut gue ini yang ngomong.” Jawab Caliana datar.“Loe lagi berantem sama si kembaran beda umur?” tanya Gita ingin tahu. Lagi-lagi Caliana mengedikkan bahu. Gita hanya bisa geleng-geleng kepala. Dia tidak bisa memaksa Caliana untuk banyak bicara jika memang gadis itu tidak menginginkannya. Ahirnya ia memilih untuk mengalihkan pembicaraan. "Enak banget si Ican. Dia milih kawin di tanggal cantik." Komentarnya seraya membalikkan kartu undangan di tangannya.Caliana yang masih fokus menyetir mengerling dengan sebelah alis terangkat memandang rekan kerjanya."Loe kurang vita

Bab terbaru

  • Bukan Istri Cadangan   Part 73

    “Kenyang?” tanya Caliana dengan dahi berkerut.Adskhan dengan sengaja kembali menekankan bagian bawah tubuhnya sehingga Caliana terbelalak. “Kau tahu apa maksudku, kan?” Bisik Adskhan di telinga gadis itu sehingga mau tak mau membuat Caliana bergidik ngeri. Bibir pria itu menggodanya, mulai mengusap bagian sisi wajahnya sehingga tanpa sadar Caliana mendongak dan memberikan pria itu kesempatan untuk menjelajah ceruk lehernya yang ramping. “Bisakah aku meminta hak ku sekarang?” tanyanya dengan nada memohon.Caliana menggelengkan kepala. “Kenapa lagi sekarang?” tanya Adskhan dengan nada merengek.“Tubuhmu bau,” ucap Caliana seraya mengernyitkan hidungnya. “Pergi sana mandi.” Perintahnya seraya membalikkan tubuh Adskhan dan mendorongnya masuk ke dalam kamarnya hingga pria itu mencapai kamar mandinya.Adskhan ingin menolak, namu

  • Bukan Istri Cadangan   Part 72

    Adskhan menghentikan mobilnya di luar rumah Caliana. Membuka gerbangnya dengan kunci cadangan yang sudah ia miliki sejak lama.Mobil Caliana belum beranjak dari tempatnya. Masih disana sejak kali terakhir Adskhan datang ke kediaman calon istrinya itu sebelum akhirnya keluarga Caliana melakukan pingitan pada mereka berdua.Entahlah, mungkin Caliana bisa mendengar kala pintu gerbang rumahnya dibuka atau tidak. Tapi yang jelas, istrinya itu sama sekali tidak menyambutnya karena kediaman Caliana terasa hening. Apa Gilang mengerjainya? Siapa yang tahu bahwa sebenarnya Caliana tidak benar-benar kembali ke rumahnya.Ia membuka pintu depan dan masuk dengan mengucapkan salam. Namun lagi-lagi, tidak ada yang menjawabnya. Saat Adskhan melihat pintu kamar Caliana sedikit terbuka, ia masuk ke dalamnya. Caliana tidak ada disana. Yang ada hanya koper kecil yang tadi Caliana bawa dari ruang ganti kamar hotel.&ldquo

  • Bukan Istri Cadangan   Part 71

    Dengan cepat Anastasia berlari mengejar Adskhan. Wanita itu memanggil nama Adskhan berulang-ulang namun Adskhan memilih mengabaikannya. Hingga akhirnya stiletto Anastasia berhasil membawanya mendekati Adskhan. Wanita itu seketika mengulurkan tangannya dan meraih lengan Adskhan yang kemudian Adskhan tepis dengan kasar.“Adskhan, dengarkan aku. Kumohon. Aku benar-benar menyesal. Aku minta maaf.” Ucapnya dengan nada merengek. Wanita itu kembali mencoba meraih tangan Adskhan yang kemudian kembali Adskhan tepis sehingga membuat wanita itu kali ini terjatuh sampai bersimpuh di atas lantai marmer yang dingin. tak ingin kalah, Anastasia memeluk kaki Adskhan dengan kedua tangannya hingga Adskhan terpaksa menghentikan langkahnya. “Aku sungguh-sungguh minta maaf.” Ucapnya lagi dengan nada memelas. Memohon belas kasihan pria itu setelah akhirnya ia tersadar bahwa semua ucapan yang Adskhan katakan di dalam kamar tadi bukanlah perkataan main-main. “Aku.. aku&h

  • Bukan Istri Cadangan   Part 70

    Ia tiba di sebuah hotel berbintang lima yang mewah yang masih berada di sekitaran Dago. Segera setelah memarkirkan mobilnya Adskhan langsung menuju ke kamar hotel yang disebutkan oleh Dilara saat ia menghubungi sepupunya itu tadi. Disana, didalam kamar mewah yang disewa mantan istrinya itu, ada ibu Adskhan, Nyonya Helena yang duduk berdampingan dengan suaminya, Sir Ahmed. Sementara Dilara, berdiri dengan pinggul bersandar pada kursi bar dengan kedua tangan terlipat di depan dada. Jangan tanyakan dimana anak dan suaminya. Adskhan tebak bahwa iparnya itu sedang menunggu mereka di suatu tempat.Ketiga anggota keluarganya itu tampak menunjukkan ekspresi yang berbeda. Tentu dengan isi kepala yang berbeda pula yang berisikan pertanyaan-pertanyaan yang mungkin sebenarnya ada di dalam kepala Adskhan sendiri.Sementara itu, di sisi lain ruangan. Tepat di atas sofa yang memunggungi jendela, tampak dua wanita duduk bersisian. Satu Anastasia, wanita yan

  • Bukan Istri Cadangan   Part 69

    Kemeriahan yang berakhir dengan perasaan kacau balau itu akhirnya selesai. Caliana kembali ke ruang ganti dengan langkah cepat yang ia bisa. Gita yang mengikutinya hanya bisa melihat sahabatnya itu dengan tatapan tanya. Apa yang terjadi pada jam-jam terakhir pesta? Itulah pertanyaan yang ada di kepalanya namun tak berani gadis itu utarakan pada sahabatnya. Padahal sebelumnya Gita melihat Caliana begitu gembira dan selalu penuh senyum setiap bertemu tamunya. Apa yang membuat ekspresi itu hilang dalam sekejap?Caliana duduk di atas kursi dengan tatapan terarah pada cermin besar di hadapannya. Para MUA sudah mulai membantu untuk melepas riasan kepalanya sementara yang lain mulai membersihkan make-up yang menempel di wajahnya. Tak lama setelahnya, Adskhan masuk dengan tatapan terarah langsung pada Caliana.“Sayang.” Panggil pria itu dengan lirih.Caliana menoleh sejenak sebelum kemudian berkata dengan pelan. &ldq

  • Bukan Istri Cadangan   Part 68

    Acara demi acara berlangsung sesuai dengan instruksi dari pembawa acara.Bahagia? Tentu saja Caliana bahagia. Terlebih melihat bagaimana tingkah konyol Gita yang bahkan tak segan untuk meramaikan acara bersama Gilang dan beberapa teman kantornya yang diundang dalam acara pernikahan yang sebetulnya membuat mereka sendiri heran. Pasalnya, keabsenan Caliana di kantor pun sudah cukup mengejutkna, sekarang mereka tiba-tiba dihadiahkan dengan kabar pernikahan yang tak pernah mereka lihat tanda-tanda hubungannya.“Gue udah curiga waktu si boss datang ke nikahan gue. Taunya emang ada keju dibalik bakso ya Na.” itulah bisikan Chandra saat temannya itu datang bersama istrinya. Caliana hanya bisa tersenyum menjawab kalimat bernada tuduhan itu.Tak sampai disana. Sahabat baiknya yang juga kini sudah sah menjadi iparnya, Gisna. Kini sedang berdiri di atas panggung bersama seorang penyanyi pria yang ternyata juga diundang

  • Bukan Istri Cadangan   Part 67

    Waktu berlalu begitu saja. Disela waktunya mengurus café, Caliana disibukkan dengan persiapan pernikahannya yang bisa dikatakan teramat singkat. Jika normalnya semua urusan pernikahan menjadi urusan keluarga wanita. Berbeda dengan Caliana. Dia lebih banyak membicarakan urusan pernikahan dengan ibu dan tante Adskhan. Karena sampai saat ini, ibunya masih saja menjaga jarak dan bersikap dingin padanya.Sejak saat pertunangan mereka, Caliana juga tidak pernah kembali ke kediaman Rafka. Dia lebih memilih untuk tinggal di rumahnya sendiri dan menghabiskan waktunya lebih banyak dengan Gilang, Carina dan juga Syaquilla yang belakangan lebih sering menginap di kediamannya. Sementara untuk penjembatan urusan pernikahan dilakukan oleh Gilang.Seperti saat ini. Saat Caliana, Adskhan, Carina dan Syaquilla baru saja selesai makan malam. Kakak kembarnya itu datang dengan sebuah buku catatan yang ia gulung dan ia masukkan kedalam saku celananya. Pria itu memberikan buku i

  • Bukan Istri Cadangan   Part 66

    Acara selesai dengan cepat. Setelah penukaran cincin, sisanya dilakukan dengan berbasa-basi sampai semua tamu undangan bubar dan kembali ke kediaman masing-masing. Hanya tersisa keluarga inti di kediaman Caliana dan keluarga Adskhan juga semuanya sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Kini, Adskhan dan kedua kakak laki-laki Caliana sedang berbincang serius mengenai masalah bisnis. Sementara Gilang sudah kembali ke kediamannya karena nanti malam dia harus bekerja, dan ibunya? Wanita itu kini sedang merajuk dengan bersembunyi di kamarnya.Caliana bukannya ingin menjadi anak durhaka dan membiarkan ibunya marah terus menerus. Tapi dia hanya ingin memberikan dirinya dan juga ibunya waktu. Waktu bagi dirinya untuk merangkai kata demi meminta pengampunan ibunya. dan waktu bagi ibunya untuk tahu bahwa sudah waktunya dia membiarkan Caliana memilih pilihannya sendiri.Saat waktu hendak beranjak magrib, Adskhan memilih untuk mengundurkan diri. Tak ingin berdiam diri di ruma

  • Bukan Istri Cadangan   Part 65

    Nyonya Nurma jelas memandang anak-anaknya dengan tatapan tajam. Semua orang berkonspirasi melawannya. Sekarang dia bisa apa? Bahkan si sulung yang biasanya menurut saja kini sudah mengikuti tingkah adik-adiknya.Matanya juga memandang para tamu undangan yang tampak memandang ke arah mereka. Meskipun tidak saling berbisik, jelas sekali tatapan mereka mengandung tanya. Dan Nyonya Nurma merasa dirinya sudah kalah. Telak!Sebuah senyum penuh kepura-puraan yang ditemani dengan antusiasme yang juga sama hanya sekedar sandiwara terpaksa ia tunjukan. Wanita itu mengulurkan tangannya pada pasangan tertua Levent dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke bagian dalam rumah dimana kursi-kursi yang tadinya disiapkan untuk calon menantu pilihannya dan calon besannya kini akan dikuasai oleh keluarga Levent.Sementara keluarga Adskhan yang dibimbing Rafka dan istrinya menuju kursi mereka. Nyonya Nurma menarik lengan Caliana dengan

DMCA.com Protection Status