Dava memeluk Airaa, menenangkan wanita itu yang terisak. Barusan saja pesawat yang ditumpangi Haikal lepas landas, Airaa menangisi kepergian Haikal."Sssssst, Haikal hanya pergi ke Turki. Bukan mati!" sentak Dava kesal, Airaa kenapa jadi cengeng gini sih?Airaa mencubit lengan kekar Dava. "Kau mendoakan sahabatku mati ya?" Dava menggeleng."Dulu, waktu kalian berpisah untuk yang pertama kalinya. Bagaimana reaksimu? Apakah menangis lebay seperti ini?" tanya Dava penasaran.Airaa melepaskan pelukannya di tubuh Dava, menghapus sisa air matanya yang menempel di kedua pipinya."Biasa saja," jawabnya enteng."Lhaa, kenapa sekarang nangis bombay gini?" Airaa mengedikkan bahu tanda tak tahu. "Entahlah, kali ini aku memang tak ingin Haikal kembali ke Turki.""Alasannya?" "Sudah kubilang, aku tidak tahu mengapa begitu. Yang jelas, aku menginginkan Haikal tetap berada di Indonesia."Mata Dava menyipit curiga. "Jangan bilan
Last Updated : 2020-12-09 Read more