"Tidak!!" Tolak Pram tegas. Masih kurang dari sebulan sejak kematian Amira, bagaimana bisa kini keluarganya memintanya menikahi Anara?? Pram tidak bereaksi apapun saat ibunya mengatakan rencana itu di bandara. Meskipun kemarahan langsung membara dalam hatinya, namun ia tidak mau membuat keributan di sana. Jadi ia membawa ibunya ke restoran terdekat untuk membicarakannya. "Apa maksudmu, Pram? Bukankah seharusnya kau bahagia dengan rencana ini?" "Ibu, makam Amira bahkan masih basah. Bagaimana mungkin aku langsung terpikir untuk mencari penggantinya?" "Tapi, Nak. Bukankah kau tidak mencintai Amira?" Pram terdiam. Ia menarik napas sebelum kembali menjawab, "Memang aku tidak mencintainya, Ibu. Tapi aku masih menghormatinya sebagai ibu dari puteriku." Tiba-tiba Sinta langsung bersemangat. "Karena itulah kami ingin menikahkanmu lagi, Pram!"
Baca selengkapnya