Home / Thriller / Make A Wish (Indonesia) / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Make A Wish (Indonesia): Chapter 51 - Chapter 60

67 Chapters

51. Bekas gigitan

Eros POV Dasar wanita keras kepala. Namun, aku juga yang salah terlalu bersemangat, hingga Kanya pingsan tiga kali. Aku tidak dapat mengontrol diriku dan menyakiti wanita ini. Jadi, mungkin tidak akan ada lain kali lagi, hanya karena kebodohanku tadi malam. Jika saja aku dapat mengontrol diriku, maka pasti akan ada lain kali. Dia sangat manis tadi malam, hingga aku merasa dipenuhi kehangatan sampai aku tidak mau berhenti begitu saja dan tetap melanjutkan. Bahkan jika aku minta maaf berkali-kali pun, Kanya pasti tidak akan memaafkan aku. “Kanya, kalau kamu tidak mau diperiksa dokter, bagaimana kalau aku obati lukamu.” “Luka?” Kanya bertanya seraya melahap bubur yang akus suapi. Dia tampak menikmati bubur yang aku buatkan untuknya. Aku sengaja membuat banyak pilihan makanan karena aku takut dia akan bosan jika sarapan bubur terus. Namun,
Read more

52. Mandi

Eros POV “Kalau begitu, kamu harus menunggu sebentar. Kanya ... dia tidak dapat ditemui sekarang.” Benar. Rudy tidak bisa bertemu Kanya saat ini. Kanya sedang telanjang dan badannya penuh dengan bitemark. Aku tidak bisa membiarkan orang lain melihatnya, dan juga dia pasti sedang berusaha bangkit dari rajang. Aku harap dia bisa bangun sendiri. “Jadi, berapa lama saya harus menunggu, Pak—” “Eros!” suara Kanya dari kamarku menginterupsi pertanyaan Rudy. Wajah Rudy yang tampak terkejut itu membuatku gelisah. Dia pasti sudah dapat menebak kalau Kanya ada di kamarku saat ini. Namun, aku harus memeriksa keadaan Kanya lebih dulu. Aku bangkit dan akan melangkah ke kamarku, tapi suara Rudy yang berdehem dari belakang menghentikan langkahku. “Pak Direktur. Apakah Nona Kanya ada di
Read more

53. Siska

Kanya POV Aku merasa malu karena Eros menyentuh seluruh tubuhku ketika memandikan aku. Meskipun dia tidak melihatnya karena ditutupi oleh busa, tetap saja aku merasa malu. Terlihat dari wajahnya yang memerah, Eros juga pasti merasa malu, tapi dia pasti lebih senang lagi karena dapat menyentuh badanku lebih banyak. Kalau saja aku memiliki tenaga untuk berjalan sendiri. Dia pasti tidak akan mendapatkan kesempatan untuk memandikanku. Ngomong-ngomong, ini pertama kalinya aku dimandikan oleh seorang pria dewasa, dan dia adalah pria yang tidak memiliki hubungan yang jelas denganku. Aku bukan wanita agresif yang akan menyatakan isi hatiku lebih dulu, tapi Eros juga kelihatannya adalah pria pasif atau mungkin saja dia tidak berniat untuk memiliki hubungan yang jelas denganku. Apa aku harus sabar menunggu Eros? Bisakah aku sabar untuk menunggu pria ini berbicara lebih dulu? “Eros, n
Read more

54. Memilih Gaun

Eros POV Aku sengaja membeli gaun untuk Kanya dan menaruhnya dalam almari karena kau tahu, dia akan sering menginap di sini dan akan memakai kemejaku. Jika hanya ada kami berdua, sudah pasti aku akan membiarkan dia memakai kemejaku, tapi sekarang ada satu orang pria yang akan bertemu Kanya. Jadi, aku tidak boleh membiarkan Rudy melihat Kanya keluar mengenakan kemejaku. Itu sama sekali tidak pantas untuk dilihat. “Kamu terlihat cantik mengenakan gaun itu.” Aku memujinya untuk pertama kali. Belum pernah aku melihat Kanya memakai gaun dan ini yang pertama kalinya. Dia sangat cantik ketika memakai gaun, bahkan hanya memakai blouse dan celana jeans pun sudah membuatnya cantik. Namun, sekarang lebih cantik lagi. Kanya tersipu malu, saat ini dia mengenakan gaun berwarna peach dengan motif bunga mawar yang tersulam di bagian bawahnya. “Gaun ini pasti mahal, kan? Jangan
Read more

55. Bolehkah aku berharap

Kanya POV Eros sungguh perhatian padaku. Apakah aku boleh senang dan berharap kali ini? Agak sedikit canggung dan malu ketika aku melihat pada asisten Rudy. Aku tidak tahu apa yang dia pikirkan tentang aku yang sering menginap di rumah atasannya. Tidakkah dia menganggapku sebagai wanita yang menggoda Eros, hingga Eros tidak mau menikah dengan Siska? Apalagi sekarang aku memakai sweter dan syal melingkar pada leherku. Itu sudah membuktikan kalau sesuatu terjadi semalam, sehingga aku harus menutupi bagian tubuhku. Semoga saja dia tidak berpikir aneh-aneh, atau reputasiku akan habis. Namun, sejak aku keluar dari kamar dan duduk di sini, asisten Rudy hanya melihatku sekali, setelah itu dia menurunkan tatapannya. Kemudian aku mengelih pada Eros yang tengah menatap Rudy dengan intens. Jadi, karena tatapan pria ini seperti badai hitam. Oleh karena itu, Rudy menunduk
Read more

56. Bingung

Kanya POV Tubuhku seperti mati rasa beberapa saat yang lalu, tapi untunglah Eros memberikan aku obat pereda nyeri. Sekarang aku bisa kembali menulis, meski pikiranku terganggu aku harus menyelesaikan tulisanku. Aku tidak bisa bermalas-malasan hanya karena alasan tubuhku sakit. Bisa-bisa aku menjadi manja dan berhenti menulis hanya karena alasan kecil, tidak bisa dibilang alasan kecil juga, sih. Sejujurnya aku lelah, tapi tanganku terus menari di atas keyboard laptopku. Aku senang karena aku masih bisa menulis dengan produktif, dan jika aku tidak menulis, maka aku tidak akan memiliki pemasukan, dan menjadi pengangguran sepenuhnya. Itu merupakan hal terburuk. Aku tidak bisa membiarkan diriku kelaparan. Meskipun Samuel yang sedang sakit di luar kota mengganggu pikiranku, tapi aku harus tetap fokus untuk menulis agar tidak menjadi gelandangan. Aku telah menyelesaikan beberapa chapter
Read more

57. Jangan samakan aku dengan wanita lain

Eros POV Aku belum mengungkapkan maksudku pada kakek, tapi wajah Siska sudah terlihat murung. Benar! Wajah itulah yang ingin aku lihat, sekali-sekali pasanglah wajah murung dan gelisah. Seperti tidak ada hari esok untukmu. Tidakkah kamu tahu kalau aku bahagia ketika bisamu tidak dapat melukaiku? Namun, ular hijau tetaplah ular hijau. Semurung apa pun wajahnya sekarang, dia pasti bisa menemukan jalan keluar untuk dirinya. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Kamu harus jatuh ke dalam lubang agar aku bisa tenang. “Kakek, belakangan ini aku tidak bisa tidur. Aku terus bermimpi buruk; ada ular yang ingin menggigitku.” Itu bukanlah basa-basi karena kalimat itu mengarah pada Siska. Ular yang aku maksud adalah dia, dan aku khusus mengatakan itu seraya melirik padanya. “Begitukah? Apa kamu takut pada ular itu?” Irwin bertanya seakan dia sudah mengerti maksud
Read more

58. Semakin manis

Kanya POV Wanita itu menyuruhku untuk datang ke gedung Sun secepatnya, tapi aku masih harus berpikir lagi. Bisa jadi itu hanya sebuah jebakan, atau ada hal berbahaya yang menantiku di sana. Aku akan menjadi bodoh jika mengikuti perkataan wanita itu, tanpa berpikir dulu. Siapa peduli jika dia mengatakan paket penting sekalipun. Nyawaku lebih penting daripada isi paket itu. Lebih baik aku makan pizza dan beberapa makanan yang aku pesan, daripada harus mengantar nyawa ke sebuah gedung yang bahkan aku tidak pernah ke sana sebelumnya. “Pizza ini enak banget. Coba kalau ada Eros di sini. Dia udah makan siang belum, ya?” Drrt! Ponselku bergetar lagi, aku segera mengambil ponselku dan itu merupakan panggilan dari nomor tidak diketahui. Sial! Wanita itu sepertinya mau menerorku. Kalau saja dia menunjukkan nomornya, aku pasti sudah melaporkannya ke polisi.
Read more

59. Menghancurkanmu jika perlu

Eros POV “Eros!” Siska menggebrak meja. Amarahnya tampak menggebu-gebu. Tadi dia bersikap layaknya seorang istri yang dibuang oleh suaminya. Benar, tadi dia hanya berakting polos di depan kakek. Wanita ular tetaplah wanita ular, dia tidak akan bisa menjadi manusia seutuhnya. “Heh, sudah selesai berakting?” aku mencibir. Wanita ini penuh akan kepura-puraan. Dia tidak perlu diberikan hati sama sekali. Mereka semua buta setelah melihat wajah polos dan aktingnya. Namun, dia tidak akan bisa membohongiku, mau sekeras apa pun dia berusaha. Sekarang sudah terlihat jelas kalau dia marah setelah aku permalukan di restoran tadi. Dia sendiri tidak menolak ketika kakek mengajaknya, dan malah dengan senang hati menerima. Aku tidak segan untuk mempermalukannya di depan banyak orang. Mungkin lain kali, aku akan mempermalukannya lebih dari ini agar kes
Read more

60. Ngumpet

Kanya POV Aku bosan diganggu oleh wanita itu, dengan berat hati aku memutuskan untuk pergi ke gedung Sun. Memang tidak jauh dari gedung apartemenku, tapi aku menggunakan taksi juga. Entah apa yang akan aku temukan di sana karena wanita itu mengatakan paket itu penting, dan juga berhubungan dengan sahabatku, tapi aku hanya punya satu sahabat di sini, dan itu adalah Samuel. Dia sedang di luar kota sekarang, dan sakit pula. Kemungkinan ada yang mengirim paket padanya, dan meninggalkannya di gedung Sun, atau mungkin ada yang berniat jahat pada Samuel. Sepertinya aku harus mencari tahu, dan keputusanku untuk datang mungkin bisa benar, bisa juga salah. Serius, aku tidak tahu apa yang menungguku di dalam sana. Aku sudah berada di depan gedung Sun, dan dua bodyguard itu tengah mengawasi aku dari jauh. Jika terjadi sesuatu padaku, mereka bisa menolongku dan juga menelepon Eros kalau aku t
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status