Kanya POV “Eros!” aku berteriak ketakutan di depan apartemen Eros, bahkan sampai menggedor pintu beberapa kali. Saking paniknya, aku lupa kalau setiap apartemen bisa membunyikan bel. Perlahan pintu terbuka dan memperlihatkan wajah Eros. Ya, wajah yang ingin aku lihat saat ini. Tanpa berpikir panjang, aku menghempaskan diriku ke pelukan Eros, melingkarkan lenganku pada lehernya dengan erat. “... Kanya, ada apa?” “Aku takut Eros,” jawabku seraya membenamkan wajahku pada bahu bidangnya. “Kamu tenang dulu. Jelaskan dengan tenang.” Pinta Eros. “Sam, dia marah dan ....” aku tidak sanggup untuk melanjutkan. Apalagi ketika wajah marah dan kesal Samuel Wijaya terlintas. “Samuel Wijaya? Dia melakukan apa sama kamu? Coba cerita pelan-pelan, Kanya.” Dari nada Eros, dia tampak marah saat ini.
Baca selengkapnya