Home / Lain / ZOE / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of ZOE: Chapter 11 - Chapter 20

33 Chapters

BAB 11: (AR)MY

 Mobil membelah jalanan meninggalkan pertemuan membosankan semalam. Aku melepas kanzashi dan membiarkan rambutku jatuh terurai. Kubuka sedikit kaca mobil, membiarkan rambutku diterbangkan angin. Mataku terpejam menikmati suasana. Ini adalah hal yang paling kusuka; Berkendara dengan kecepatan penuh, kaca mobil yang terbuka, angin dingin yang membelai kepala dan musik kencang sepanjang perjalanan. Cara berlibur paling sederhana.Jack menepikan mobil. Tangannya bergerak melepas jas dan menyelimutkan ke tubuhku. Aku ters
Read more

BAB 12 : KCOREIVOM

 Malam jatuh di langit markas. Hitamnya pekat menggemakan gemerlap bintang dan rembulan. Lampu kota berkedip dari kejauhan, beberapa diantaranya nampak redup seolah mengingatkan hari mulai larut. Aku bersandar ditepian, membiarkan angin terus membelai puncak kepala. Tanganku masih keukeuh membolak-balikkan lembaran berkas laporan bulanan yang baru saja dihaturkan Jack. Menjelang awal bulan aku selalu sesibuk ini, banyak berkas yang harus ditanda tangani dan banyak masalah kecil yang harus segera dikuliti.“Semua laporan yang kau minta ada didalam sana, Non
Read more

BAB 13: A LONG NIGHT

Malam makin menyingsing sedang kepalaku makin bising. Kalimat-kalimat yang dilontarkan Shereen berlarian menganggu jam tidurku. Alpazoram yang biasanya berhasil membantu mataku terpejam kini mengaku kalah dan memilih mendengarkan debat panas antara hati dan logika. Hingga Domba dalam pikiranku usai dihitung, aku tak kunjung terlelap dan terus bergelut dengan malam.Tiba-tiba pintu kamarku diketuk. Mataku menangkap jam di dinding, hampir pukul tiga pagi. Itu jelas bukan Sora atau Kyrene. Karena jika itu mereka, pasti pintu sudah terbuka kasar. Lalu, siapa yang datang sedini ini?"Nona, ini aku. Apa kau sudah tidur?"Jack."Masuklah." ujarku sembari memiringkan tubuh menyambut terbukanya pintu, "Ada apa Jack?" tanyaku.
Read more

BAB 14: MENJADI MANUSIA

Pagi ini entah kenapa mataku masih terlalu malu menatap lukisan Haha yang bertengger anggun di dinding bangunan utama. Senyumnya menyungging angkuh seolah mengejekku karena tak mampu berdiri tegak dihadapannya tiga hari belakangan. Aku menunduk menatap layar ponsel yang menyala di telapakku. Sebenarnya, ada yang ingin kubicarakan.Dalam bisu, Paman Frank berdehem. Seolah menyuruhku segera berbicara setelah sekian lama berdiri canggung dihadapannya."Semalam, Shereen membagikan data-data tentang kasus perdagangan sel telur di Tuvallu padaku. Seperti biasa, gadis itu pantang menyerah." tanganku mengacungkan ponsel menunjukkan beberapa gambar, "Ini adalah foto kondisi terkini dari korban diruang bawah tanah rumah sakit. Seperti yang bisa kalian lihat, kondisi mereka buruk. Rahim membusuk, celana penuh darah, kotoran di sudut ruang dan pena
Read more

BAB 15: DEJAVU

Dua hari kemudian, mobil-mobil kami berhenti diseberang rumah sakit bersalin Tuvallu. Beberapa saat kemudian, beberapa mobil berkaca hitam beriringan memasuki ruang parkir basement. Rumah sakit ini benar kumuh dan terlalu kecil untuk lalu lalang penumpang sebanyak itu didalamnya. Aku memberi kode kepada Kyrene untuk segera memasang radar pengintai. Kami harus paham situasi sebelum masuk kedalam."Wah, gila." komentar Sora. Aku menoleh, turut memperhatikan layar monitor Kyrene.Mobil-mobil itu berhenti didepan pintu kaca yang telah terbuka lebar. Seorang lelaki dengan badan kekar meloncat turun membuka pintu penumpang. Perempuan-perempuan yang langkahnya tertatih bergandengan keluar. Kamera radar bergerak menyusuri ruangan putih yang menuntun mereka pada suatu tempat."96 perempuan." Ky
Read more

BAB 16: CRAB MENTALITY

Dua hari setelah Tongatapu mengumumkan kematian Mr. Tonga dan melantik kepala keluarga baru, The Boss menggelar pertemuan mendadak di Foxwoods. Seolah menyongsong hadirnya maut, balairung senyap tak semewah dulu. Tidak ada barisan sambutan pelayan. Tidak ada minuman selamat datang. Tidak ada Dario yang berdiri di ambang pintu masuk. Tidak ada apapun, kecuali berpasang mata yang menyelorot marah menatap kami. Rupanya, hari ini die Waffe menjadi tamu utama.Mr. Thomas berdehem menatap Sora yang menguliti apel dengan wakizashi. Setelah sadar berpasang mata menghardik diam-diam, ia menghentikan pergerakan dan membalas satu persatu tatapan mereka. "Ada yang salah?" tanyanya.Seluruh ruangan diam dan menghindari kontak mata saat seorang putri Jenderal besar sedang berbicara. Aku tersenyum kecut mengejek dalam bisu. Tidak sal
Read more

BAB 17: COLOUMBINE

Semenjak Tongatapu diam-diam berada dikekuasaan kami, pertemuan rutin organisasi makin sering diadakan. Banyak hal yang harus didiskusikan terkait kepemimpinan baru; kerjasama, keuntungan, hubungan persahabatan dan hal-hal yang bisa membawa die Waffe ke puncak kejayaan lainnya. Seperti sore ini, seluruh pucuk kepemimpinan Die Waffe melingkar di balik meja pertemuan. Sudah lima jam kami berbaur dengan laporan-laporan, panggilan telepon dan beberapa makan ringan."So, anything else?" tanyaku.Sora memutar kursinya, ia kembali dari memeriksa beberapa persediaan senjata Tongatapu dilayar monitor, "Me! Me!" ujarnya mengacungkan tangan."God!" keluh Kyrene, "Pertemuan ini tidak memiliki ujung.""Ssstt!" S
Read more

BAB 18: CELANDINE

God! Kepalaku pening mendengar hirupikuk gelegar tawa dan decitan lantai dansa. Aku tidak menyangka akan seramai ini. Seharusnya, aku mendengar saran Kyrene untuk tetap tinggal.Semua ini bermula dari empat minggu lalu ketika pertemuan rutin The Boss digelar. Kami datang dengan beribu satu alibi untuk menutupi upacara pengeboman mobil pemimpin The Marrakesh. Tapi, ternyata hari itu dewi Fortuna menjelma menjadi jamuan makan malam di Foxwoods. Tak ada lagi mata yang menghardik kami diam-diam. Usut punya usut, bersamaan dengan datangnya Mr. Pierre ke markas kami, sekelompok organisasi mafia yang berada dibawah kekuasaannya membelot. Mereka merusak markas dan menghancurkan aset bisnis The Marrakesh. Akhir kata pertemuan itu berjalan mulus, seluruh kecurigaan diletakkan di bawah kaki pemimpin pemberontakan. The Marrakesh bulat dikeluarkan dari asosiasi.
Read more

BAB 19: MISIL HIPERSONIK

Libur telah usai. Tak ada lagi ombak berkejaran yang menyambut di beranda, tak ada lagi keramaian pasar tradisional yang menjajahkan berbagai pernak-pernik kayu dengan harga murah, bahkan tak ada lagi malam-malam dingin penuh bintang yang selalu kami sambut meriah bersama sebotol wine dan ikan bakar. Semua telah usai, kami harus bergegas kembali pada kenyataan.Setibanya di markas, beribu macam kabar dari berbagai situasi menyapa. Salah satunya, kabar dari Dario tentang Mr. Thomas yang menjalani operasi pergantian jantung palsu tiga minggu lalu. Ia sengaja mengirim kabar tersebut ke markas karena tidak ingin menganggu liburan kami. Hari ini, kami bergegas pergi berkunjung demi menebus keterlambatan."Aku rasa laporan ini tidak beres." ujarku sembari terus meneliti angka per angka di layar tablet, "Mana laporan dari tim audit?"
Read more

BAB 20: POLITICAL WEDDING

Dari lorong bangsal, kini seluruh anggota The Victory membanjiri pelataran taman rumah sakit. Mata mereka nyalang menatap satu persatu pasien yang seketika bangkit tak nyaman. Dihadapanku, Mr. Thomas terus berusaha menelan makanan sembari diam-diam berusaha mengendalikan keadaan sekitar. Ia berulang memanggil satu dua anggotanya agar berhenti bersikap keterlaluan."Kau harusnya ikut mereka ke markas, Zoe. Perjalananmu jauh, kau belum beristirahat dan kini harus menyuapiku makan."Aku tersenyum sembari menyendokkan suapan lain, "Hidup pula adalah perjalanan jauh. Tak sewaktupun aku sempat beristirahat. Ini bukan masalah besar, Mister. Aku hanya ingin membiarkan Dario istirahat sejenak, karena kudengar ia tak sekalipun meninggalkan rumah sakit sejak kau dirawat. Lagipula, tak pantas seorang putri lelah merawat orang tuanya."
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status