Seingatku, aku tertembak disaat mentari baru bersinar. Tapi entah mengapa, ruang tempatku merebah ini begitu gelap pekat. Tubuhku terbaring lemah, lengan dan kakiku begitu perih walau kuyakin luka telah terjahit sempurna. Aku mencoba merangkai kesadaran, mengingat-ingat apa yang terjadi setelah pergantian kemudi dengan Dario. Tapi nihil, aku hanya ingat tentang langit yang ku kutuki dari balik kaca jendela.Pintu berderit terbuka, sesosok bayangan hitam berjalan masuk. Entah sekutu atau musuh. Aku kembali menutup mata berpura-pura tertidur. Langkah kakinya terus mendekat. Ada jeda gerakan sebelum tangannya membelai kepalaku. Aku diam tak bergerak, mulai menghitung mundur serangan. Tiba-tiba, satu kecupan hangat mendarat di keningku."Jack?" lirihku."Nona, kau sudah sadar? Apa kau baik
Terakhir Diperbarui : 2020-12-07 Baca selengkapnya