“Jadi … kau sudah menyuruh anak buahmu menculik perempuan sialan itu?” tanya Arminda, dengan wajah sumringah.“Ya. Apa kau puas sekarang?”“Aku tidak akan puas jika kau hanya menculiknya, aku ingin kau membunuhnya,” jawab Arminda.“Kau sungguh tidak punya hati, Arminda, dia adikmu, dan kau setega itu mau membunuhnya?”“Dia bukan adikku, jadi tolong untuk tidak mengatakan hal itu, Axen, kau sudah tahu aku, bukan? Aku bukan saudaranya, jadi bunuh saja dia untukku,” kata Arminda, seraya berjalan melihat ke arah jendela.“Sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, namun aku seorang pria yang menjaga ucapannya, jadi ku lakukan ini, karena kau sudah membayarku dengan tubuhmu yang kotor itu,” kata Axen, menunjuk Arminda dengan tegas, meski Axen tak bersikap baik padanya, dan selalu menghinanya, namun Arminda hanya memiliki Axen saat ini.“Syukurlah. Jika kau menjaga ucapanmu. Buat apa kau menyukai perempuan seperti itu? Dia tidak secantik kelihatannya.” Arminda menyunggingkan senyum s
Baca selengkapnya