Home / Romansa / Bahasa isyarat / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Bahasa isyarat: Chapter 11 - Chapter 20

27 Chapters

Episode 11

Abi memalingkan wajahnya begitu ia mengenali mobil berwarna putih memasuki kawasan perumahan Elana. Ia tersenyum kecut begitu melihat Rony turun terlebih dahulu, dan membuka pintu dimana Elana berada. Tidak hanya sampai disitu saja, Rony pun mencium kening Elana sekilas, membuat Abi memilih pergi. Ia tidak ingin melihat kelanjutan dari dua sejoli itu. Abi memilih duduk di depan kamarnya. Semenjak ia tau Elana pergi tanpa mengikutsertakan dirinya, Abi pun langsung tau dengan siapa wanita itu akan pergi. Namun entah mengapa setelah melihat kedekatan mereka secara langsung, seperti beberapa menit lalu, Abi merasa sesuatu perasaan aneh menggelitik hatinya. Perasaan tidak suka, yang sulit sekali dijelaskan. Seharusnya ia menyadari posisinya, bahkan ini bukan kali pertama Elana pergi berdua bersama Rony, tapi begitu melihat mereka berdua secara langsung, rasanya terasa berbeda dan sedikit membuatnya kesal. Benar apa yang diucapkan Mila, wanita
Read more

Episode 12

Abi membuka pintu mobil, mempersilahkan Elana turun. Ia melakukan itu bukan karena mulai hari ini mereka resmi menjadi pacar dua minggu, tapi karena sudah menjadi kebiasaannya selama ini. Elana tidak mempermasalahkannya, karena sudah seharusnya seorang kekasih melakukan hal seperti itu. Mereka berdua tampak canggung, terutama Abi. Beberapa kali lelaki itu menggaruk kepalanya, meski tidak gatal. Elana menyadari kecanggungan diantara mereka berdua, "Mulai hari ini perlakukan aku seperti layaknya seorang pacar. Jangan bersikap seperti seorang ajudan. Mengerti?" Abi tidak mengiyakan dengan cepat, ia justru tersenyum canggung. Bagaimana bisa ia menganggap Elana sebagai kekasihnya hanya dalam waktu singkat. "Sampai ketemu lagi. Kekasihku," Elana tersenyum, sebelum akhirnya ia terlebih dahulu pergi meninggalkan Abi yang masih terpaku dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dialaminya. Begitupun
Read more

Episode 13

Abi benar-benar merasa kebingungan, harus kemana ia membawa Elana pergi. Hampir tiga puluh menit berlalu, namun ia masih belum menemukan tempat yang pas untuknya dan Elana berkencan. "Aku lapar," terdengar suara Elana, persis di sebelah telinganya. Abi semakin kebingungan setelah mengetahui Elana lapar. Kemana ia harus membawa Elana mencari makanan, mengingat nasib isi dompetnya yang hanya tersisa beberapa lembar uang kertas, rasanya tidak mungkin membawa Elana ke tempat makan yang biasa Elana kunjungi. Tidak ingin membuat kekasih sementaranya kelaparan, akhirnya Abi menepikan sepeda motornya di salah satu restoran cepat saji cukup terkenal. Meski namanya restoran itu cukup terkenal di semua kalangan masyarakat, setidaknya menyantap dua porsi makan disana tidak akan menguras habis isi dompet Abi. Sesekali Abi memperhatikan raut wajah Elana, mencari kekecewan di wajah Elana. Namun nyatanya jus
Read more

Episode 13

Abi benar-benar merasa kebingungan, harus kemana ia membawa Elana pergi. Hampir tiga puluh menit berlalu, namun ia masih belum menemukan tempat yang pas untuknya dan Elana berkencan. "Aku lapar," terdengar suara Elana, persis di sebelah telinganya. Abi semakin kebingungan setelah mengetahui Elana lapar. Kemana ia harus membawa Elana mencari makanan, mengingat nasib isi dompetnya yang hanya tersisa beberapa lembar uang kertas, rasanya tidak mungkin membawa Elana ke tempat makan yang biasa Elana kunjungi. Tidak ingin membuat kekasih sementaranya kelaparan, akhirnya Abi menepikan sepeda motornya di salah satu restoran cepat saji cukup terkenal. Meski namanya restoran itu cukup terkenal di semua kalangan masyarakat, setidaknya menyantap dua porsi makan disana tidak akan menguras habis isi dompet Abi. Sesekali Abi memperhatikan raut wajah Elana, mencari kekecewan di wajah Elana. Namun nyatanya jus
Read more

Episode 14

 Rony melempar gelas kaca di tangannya begitu mendapat laporan dari seseorang yang mengikuti Elana dan Abi. "Brengsek!" Gumamnya pelan, raut wajahnya memerah menahan amarah. Roni mengabaikan pecahan kaca yang berserakan di lantai, ia berjalan melewati pecahan gelas tersebut dan menginjaknya dengan sengaja. Pecahan gelas tersebut tidak akan melukai kakinya yang dibalut sepatu kulit berkualitas tinggi, seperti itulah ia akan menginjak siapapun yang mencoba menghalangi jalannya. Rony tidak akan tinggal diam. Meskipun Abi bukan lawan sepadan untuknya, namun kedekatan antara lelaki bisu itu dan Elana sedikit mengusik ketenangannya, terlebih jika Elana sampai menaruh hati pada Abi. Harga diri Rony jelas merasa terinjak. "Awasi kemanapun mereka pergi. Jangan sampai lengah!" Perintah Rony pada seseorang melalui ponsel. "Rupanya Elana ingin sedikit bermain-main. Baiklah, ak
Read more

Chap 15

Matahari tenggelam di ufuk barat, sinarnya perlahan berwarna jingga membuat siapapun pasti akan terkagum-kagum dengan keindahannya. Dua manusia berbeda jenis kelamin tengah menikmati pemandangan indah, namun sesaat. Kedua tangan mereka saling bertautan, seolah saling menguatkan karena sebentar lagi kegelapan akan menghampiri. "Indah, namun sesaat." Gumam Elana pelan, samar-samar terdengar membuat Abi menoleh, menatap wajah Elana dari samping. Siluet wajahnya semakin indah dipandang, terpapar sinar matahari berwarna jingga. "Impianku untuk masa depan yang penuh dengan ketidakpastian yaitu, aku ingin kembali melihat matahari tenggelam bersama lelaki yang sangat aku cintai. Meski hanya satu kali, dan mungkin itu yang terakhir kalinya." Abi mengeratkan pegangan tangannya, menarik tubuh Elana semakin dekat. Tiba-tiba ia membalik tubuh Elana dan memeluknya dengan sangat erat. Pelukan hangat penuh makna. Banyak kata yang
Read more

Episode 16

Bukan ciuman pertama, namun rasanya begitu membekas dan mampu melumpuhkan seluruh sarafnya.  Elana seperti kehilangan jiwanya, setiap kali ia bercermin dan memegang bibirnya, tanpa sadar ia tersenyum sendiri. Meski hanya ciuman biasa, bahkan Abi hanya menempelkan bibirnya saja, namun Elana mampu merasakan sengatan luar biasa di tubuhnya. Hampir saja ia tidak bisa memejamkan matanya semalam suntuk, dan terus saja memegangi bibirnya tanpa henti. Benar-benar ciuman manis yang begitu membekas di ingatan. Beruntunglah semalam ia mendapatkan sebuah ciuman manis, setidaknya pagi harinya begitu Elana harus kembali berhadapan dengan Rony, suasana hatinya tidak terlalu buruk. Bahkan meski tubuhnya berada di meja makan bersama Erlangga dan Rony, tapi pikirannya justru melayang entah kamana. Erlangga memperhatikan putrinya, raut wajah Elana tampak berbeda dari biasanya. Sorot matanya terlihat begitu bersinar, bahkan Erlangga bisa melihat seulas
Read more

Episode 17

Elana melempar kuas dari tangannya hingga membentur cermin. Memikirkan apa yang belum tentu terjadi sungguh menguras tenaganya, tidak ada pekerjaan yang dilakukannya dengan selesai. Bahkan seharusnya hari ini Elana mengunjungi salah satu butik ternama untuk mencoba gaun pengantin yang sudah dipesannya beberapa bulan lalu. Elana membatalkan janji sebelah pihak, hari nya benar-benar kacau hanya karena kehadiran calon istri Abi. Sesekali Elana melirik ke arah jendela kamar, ingin rasanya ia memiliki teropong untuk memastikan apa saja yang dilakukan mereka berdua, karena menurut informasi yang didengarnya dari Ana, wanita yang diketahui bernama Mila itu masih berada di kamar Abi. "Kenapa gak pulang-pulang sih!" Gerutu Elana, kemudian ia menutup tirai kamar dengan kasar. Tiba-tiba ponselnya berdering. Elana segera memeriksa panggilan masuk di ponselnya. Sempat ia berharap itu Abi, namun nyatanya itu panggilan Juan dari
Read more

Episode 18

Elana semakin tidak tenang, setiap kali ia melihat ke arah luar jendela kamar untuk memastikan Abi sudah kembali atau belum. Nyatanya sudah hampir dua jam lamanya Elana menunggu, Abi belum juga terlihat pulang. Kejadian di toilet beberapa jam lalu, ternyata berdampak buruk karena Rony menghajar Abi tanpa henti. Sementara Abi tidak melakukan perlawanan sama sekali, lelaki itu hanya diam dan menerima setiap pukulan demi pukulan yang dilayangkan Rony. Kegaduhan mereka berdua ternyata sampai ke telinga Erlangga. Setelah kedua lelaki itu dilerai oleh beberapa petugas keamanan, Erlangga segera bergegas meminta keduanya datang langsung ke ruang kerjanya. Sementara itu Elana dipaksa pulang terlebih dahulu, dan tidak diberikan izin ikut serta. Meski awalnya menolak, namun Erlangga tetap tidak bisa dibantah. Elana benar-benar khawatir dengan kondisi Abi, lelaki itu pasti terluka parah. Suara deru kenda
Read more

Episode 19

Dua hari berlalu, Abi masih bersembunyi di kediaman Mila. Ia tidak berani mengunjungi kediaman Elana atau hanya sekedar membalas pesan. Sesekali Abi memeriksa ponselnya, dan ratusan pesan bahkan puluhan panggilan dari Elana memenuhi notifikasi ponselnya. Sebelum Elana kembali menghubunginya, Abi segera mematikan kembali ponselnya dan untuk kebutuhannya berkomunikasi, Abi menggunakan ponsel Mila. Semenjak memutuskan untuk berhenti bekerja, tidak ada yang bisa dilakukannya dengan benar. Bahkan alasannya berhenti karena ingin fokus mencari informasi mengenai kematian Neneknya, ternyata tidak berjalan sesuai keinginannya. Ia lebih banyak membuang waktu dengan menyendiri, memikirkan bagaimana keadaan Elana. Sulit memfokuskan pikirannya disaat hati dan otaknya justru berjalan melawan arah. Mila dan Juan gemas sendiri melihat sikap Abi beberapa hari terakhir. Untuk mempercepat proses penyelidikan lebih lanjut, sebelum Rony resmi menjadi penerus
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status