"Nasib kita bagaimana, Pak? Saya khususnya, sudah nggak mau tinggal di sana. Seperti yang kami inginkan sebelumnya. Tolong, carikan rumah untuk kami bisa tinggal."Dengan wajah tenangnya, Pak Lurah menjawab. Sungguh, pria tua itu memiliki daya tarik sendiri, yang membuatku hatiku teduh saat melihatnya. "Seperti yang sudah, Bapak, janjikan. Bapak akan mencarika tempat tinggal baru untuk adek-adek. Tapi, Bapak mohon, adek -adek bisa sabar. Mencari warga yang mau rumahnya.di tempati itu tidak gampang.""Malam ini ... kami masih harus tidur di sana?" "Betul, Dek Sahira.""Apa nggak ada solusi lain, Pak. Maaf bukan saya lancang." Seketika aku berdiri. "Semakin lama kami tinggal di sana itu sangat berbahaya.""Fi, duduk. Nggak sopan!" sentak Siti pelan."Ora iso, Ti. Iki sudah menyangkut nyawa. Bagaimana kalau hantu sialan itu malah menjadi dan mencelakai kita secara fisik. Lihat itu Faris. Sampai harus dirawat di rumah sakit, k
Terakhir Diperbarui : 2022-02-16 Baca selengkapnya