Home / Romansa / TOXIC (INDONESIA) / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of TOXIC (INDONESIA): Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Part 1: Maaf

 “Zi ... maaf, Zi. A-aku khilaf, Zi. Maaf, Zi ....” Jejak air mata masih belum kering, kini kembali ditimpa oleh air mata yang terus mengalir di kedua kelopak mata perempuan itu. Di hadapannya—yang enggan untuk dilihatnya, bersimpuh seorang pria yang juga sedang menangis sembari menggenggam jemarinya.
Read more

Part 2: Ksatria Berkuda Putih

 Di dalam kamar miliknya, Zia menangis. Menumpahkan rasa sakit akibat perkataan kedua sahabatnya.Sebenarnya ... tidak ada yang salah dari perkataan Naya dan Gwen. Zia hanya tidak bisa terima bahwa semua yang dikatakan mereka adalah kebenaran.Zia masih ingin terus percaya kepada pemikiran idealisnya bahwa Eza pasti bisa berubah. Dia masih ingin percaya bahwa Eza pasti akan berubah suatu hari
Read more

Part 3: Namamu ...

 “Jadi ... Zia diselametin sama itu cowok, gitu?” tanya Gwen usai Naya bercerita panjang lebar tentang apa yang terjadi hari ini di ospek.Naya mengangguk-anggukkan kepalanya keras. “Bener! Bener banget! Gwen, pernah ga sih kamu nemuin cowok pemberani yang membelamu di hadapan para senior? Aaaaa! Pokoknya gila deh, heroik paraah!” puji Naya tak habis-habis.“Jadi
Read more

Part 4: Sekelas!

 “Zia masih waras, kan?” tanya Gwen kepada Naya.Naya mengendikkan kedua bahunya bersamaan. “Entahlah. Kurasa tidak,” jawabnya sekenanya.“Sejak kapan dia jadi seperti itu?”
Read more

Part 5: Zia Panda

 “Zi? Kok bisa bareng sama si Tapai Busuk?” Naya memincingkan matanya, berusaha untuk mencari tahu.Bukannya menjawab, Zia malah menarik sebelah alisnya. “Kamu ninggalin aku tadi pagi, kenapa?” tanyanya.“Ya maaf, Zi. Tadi kan aku kebelet pipis.” Naya berkilah.
Read more

Part 6: Jealous

 “Zi, hape kamu ada notifnya, tuh!” Gwen yang sedang menonton televisi merasa terusik dengan notifikasi ponsel Zia.“Bentar, lagi sakit perut, nih!” Zia mengerang dari kamar mandi. Hari ini perutnya mules sekali, padahal rasanya Zia tidak ada makan makanan yang aneh selain bekal dari rumah dan es kopyor dari kantin. Saat akan membersihkan, Zia melihat jejak darah di closet.
Read more

Part 7: Ciuman Tidak Langsung?

 “Dipanggil ama Eza tuh, Zi.” Dengan malas, Zia menoleh ke belakang. “Ada apa?” tanya Zia.Eza berjalan ke arah Zia, kemudian bernegosiasi dengan perempuan yang duduk di sebelah kanan Zia. Setelah perempuan itu pergi, Eza langsung mendaratkan bokongnya ke kursi tersebut. “Semalam aku chat lagi lho, kok ga dibales?” tanya Zia.
Read more

Part 8: Pesona Tak Terelakkan!

  Gara-gara botol mineral, malam ini Zia jadi tidak fokus mengerjakan laporan awal fisika dasar, padahal besok jadwal kelasnya praktikum untuk pertama kali.Zia pikir kalau masuk Matematika dia tidak perlu repot-repot bertemu fisika, kimia, dan biologi. Ini malah dia bertemu ketiga makul tersebut di awal perkuliahan sebagai ‘makul kemipaan’ katanya.
Read more

Part 9: Ditembak?

 “Ini dia tempatnya.”Motor Eza berhenti tepat di parkiran yang telah dipadati oleh kendaraan roda dua.Zia turun dari jok motor Eza dan melihat tenda di hadapannya, benar-benar ramai dan aroma kuah baksonya terendus hingga tempat dia berdiri.
Read more

Part 10: Kita Jadian, Nih?

 Zia berhenti mengerjakan kalkulus di hadapannya, menggantinya dengan layar ponsel yang sedang digunakan olehnya.Satu pesan baru dari Eza.E Z A : Zi, lagi sibuk?Zia Anastasya : Ngga, kenapa?
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status