Share

Bab 5

Aku kembali datang ke rumah Pak Nelson dan dia menyambutku dengan ramah. Tatapan tajamnya seakan bisa menembus tubuhku, membuatku merasa datang ke sini adalah keputusan yang impulsif.

Bagaikan peribahasa, menjual bedil kepada lawan.

Namun, saat membayangkan uang yang akan kudapat setelah ini, aku kembali menyemangati diri sendiri.

Aku langsung menuju kamar bayi seperti biasa. Bayi itu tampak bersemangat, melambaikan tangan sambil bersuara riang.

Melihatnya, perasaan keibuan dalam diriku muncul. Tanpa peduli dengan Pak Nelson yang masih ada di sana, aku mengangkat bajuku dan mulai menyusuinya.

Tiba-tiba, aku mendengar suara seseorang menelan air liur di belakang, membuat dadaku terasa semakin penuh dan berat.

Bayi yang masih berusia dua bulan ini tidak bisa minum terlalu banyak. Biasanya, suamiku yang membantu mengurangi rasa penuh di dadaku.

Namun, setelah kejadian semalam, kami malah perang dingin.

Setelah bayi itu kenyang, tanpa peduli dengan keberadaan Pak Nelson, aku mengambil temp
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status