Share

Bab 3

Kata-kata Felix bagaikan pukulan keras yang menghancurkan semua keberanianku sejak terlahir kembali.

Kenapa setelah diberi kesempatan kedua, aku tetap tidak bisa mengubah semua ini?!

Apakah aku tidak akan pernah bisa berkarya dalam dunia musik lagi? Haruskah aku terus hidup di bawah bayang-bayang Sherwin?

Untuk menghindari masalah, kali ini aku menyimpan ponsel yang sering kupakai di balkon dan tidak menggunakan komputer sama sekali untuk menyusun lagu.

Bagaimana Sherwin bisa tahu lagu-lagu yang kutulis?!

Di Instagram, dua lagu yang dirilis Sherwin langsung menjadi topik viral selama tiga hari berturut-turut.

Dua lagunya menguasai peringkat teratas di berbagai tangga musik.

Kepopulerannya bahkan membuat berita tentang pernikahan rahasia seorang artis pop jadi tenggelam.

Beberapa penggemarnya bertanya kenapa dia tiba-tiba mengubah gaya musiknya.

“Lagu baruku sebelumnya ditiru orang lain. Untung saja aku merilisnya lebih awal. Kalau nggak, aku mungkin akan dituduh. Lagu baru ini adalah peringatan bagi mereka yang meniru karyaku. Bakat adalah modal utama seorang musisi sejati dan aku adalah orang yang nggak akan pernah bisa kamu kejar!”

Pernyataan itu sontak membuat kehebohan di media sosial.

Beberapa orang yang mengikuti video singkat lagu baruku melalui akun perusahaan langsung datang membanjiri komentarku.

“Jangan-jangan plagiat yang disebut Sherwin itu kamu? Bukannya mau merilis lagu? Di mana lagunya? Kami sudah menunggu lama.”

“Katanya musisi berbakat, jangan-jangan albumnya juga dikerjakan orang lain?”

Kali ini, aku memang belum sempat merilis lagi, tapi tetap saja dijuluki sebagai plagiat.

Namun, tanpa bukti nyata, penggemar setiaku juga tak tinggal diam.

Mereka langsung menyerang balik di kolom komentar.

Sherwin yang baru saja debut tidak memiliki banyak penggemar setia. Kebanyakan adalah penggemar musiman.

Alhasil, citranya justru semakin merosot dalam situasi ini.

Di tengah keramaian ini, pacarku Elaina mulai tidak tahan.

“Ada pesta kemenangan untuk Sherwin besok, kamu harus datang!”

Ujar Elaina dengan nada memaksa. Aku tertawa sinis dan bertanya, “Kenapa aku harus datang?!”

“Masih berani tanya kenapa?! Penggemarmu menyerang Sherwin, dia terus minum alkohol beberapa hari ini!”

“Kalau kamu masih mau menjadi pacarku, kamu wajib datang ke pestanya besok untuk meredakan gosip!”

Sherwin yang meniru laguku malah mengundangku ke pestanya. Meski merasa muak, aku tetap mengiyakannya.

Karena aku masih harus mencari tahu rahasia Sherwin.

Di pesta kemenangannya, Elaina menggandeng tangan Sherwin dan dikelilingi banyak orang.

“Kedua lagu ciptaan Sherwin telah memecahkan rekor di Musik KK dan sudah menduduki puncak tangga lagu selama seminggu!”

“Lagu Sherwin benar-benar menyentuh hati. Tak disangka, dia juga bisa membawakan lagu rock yang begitu menggugah jiwa. Dia memang layak dijuluki musisi jenius!”

Ujar seorang staf di belakangnya, sambil melirik sinis ke arahku.

“Nggak seperti orang yang memakai gelar musisi, tetapi malah mencuri karya orang lain.”

Aku tersenyum tipis, “Sherwin memang musisi berbakat. Kalau begitu, bolehkah menjelaskan mengapa kamu menggunakan nada minor di lagu pertamamu?”

Sherwin tidak langsung menjawab, sebaliknya dia bertukar pandang dengan Elaina.

“Cukup, Yonatan! Sherwin bukan mengundangmu datang untuk membuat keributan!”

Ujar Elaina membela Sherwin. Seketika aku sadar, Elaina pasti tahu kebenarannya.

“Bukannya dia musisi berbakat? Tapi kenapa nggak bisa menjawab pertanyaan sederhana ini?”

Sherwin menyingkirkan Elaina di depannya dan menjawab, “Nggak ada yang tak bisa dijawab. Nada mayor terdengar ceria, sedangkan nada minor lebih menyentuh hati. Lagu [Cahaya Reruntuhan] kalau diperlambat menjadi 0.75 kali kecepatan, baru terasa kalau itu bukan lagu yang ceria. Jadi, nada minor lebih pas dengan inti lagunya.”

Jantungku berdebar kencang. Pemikiran Sherwin dalam menciptakan lagu itu sama persis denganku.

Terutama soal memperlambat lagu hingga 0.75 kali, yang sengaja kusembunyikan sebagai elemen tersembunyi di lagu itu. Bagaimana dia bisa tahu hal itu juga?

Penglihatanku mulai gelap.

“Terima kasih atas penjelasannya. Maaf, aku masih ada urusan, harus pergi sekarang.”

Begitu aku keluar dari ruangan, Elaina menyusulku.

“Apa maksudmu tadi? Kenapa harus mempermalukan Sherwin di depan orang banyak?”

Aku sudah benar-benar kecewa pada Elaina dan tidak mau membuang waktu dengannya lagi.

“Kita putus saja.”

“Aku akan mengundurkan diri dari industri musik dan kembali ke kampung halaman. Semoga kamu dan Sherwin bisa cepat bersama!”

“Kamu cemburu lagi?! Memangnya kamu mau menjadi apa di kampung halaman? Menjadi kuli bangunan seperti ayahmu?”

Elaina mencemooh, “Apa ayahmu mampu membayar denda kontrakmu?”

Aku tertawa ringan dan langsung pergi tanpa menoleh lagi.

Elaina tidak tahu kalau sebenarnya aku adalah anak konglomerat.

Ayahku memang pernah menjadi kuli bangunan belasan tahun lalu, tetapi dia memanfaatkan kesempatan besar hingga kini menjadi kontraktor properti terkenal di negeri ini.

Denda tinggi untuk kontrak hanya berarti ayahku perlu menjual beberapa rumah saja.

Jika tidak berkarya di dunia musik, aku masih bisa meneruskan bisnis keluarga.

Sebaliknya aku ingin melihat, selama aku tidak menuliskan lagu, aku ingin melihat bagaimana Sherwin bisa terus menjadi musisi berbakat!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status