Dengan penuh kemarahan, tanganku gemetar saat mencoba menelepon ulang Sheldon. Namun kali ini, menara kontrol benar-benar memutuskan semua komunikasi dengan pesawat kami. Bukan hanya Sheldon yang tidak mau membantu, aku juga tak bisa lagi menghubungi rekan-rekan lainnya untuk meminta pertolongan.Pesawat terus berguncang hebat. Suara ribut, teriakan, dan tangisan dari kabin penumpang terdengar hingga ke dalam kokpit. Ketika seorang pramugari masuk, suara makian penumpang pun terdengar jelas."Pesawat macam apa ini? Apa aku akan mati di sini hari ini?""Aku dengar ini semua karena masalah pribadi si pilot! Gila, perempuan sialan ini menyeret kita semua ke dalam bencana!""Apa lagi yang dia tunggu? Cepat keluar untuk minta maaf!"Bahkan ada yang memaki putriku, "Katanya anak ini anak pilot! Kalau bukan karena dia, kita nggak akan mengalami kecelakaan ini!"Namun, ada juga yang masih berpikir jernih dan mencoba menenangkan yang lain, "Tolong jaga sikap kalian! Kita semua belum mati, 'kan?
Aku menerima surat kematian yang terasa begitu ringan di tanganku. Seseorang yang pernah hidup, kini hanya tersisa sebagai selembar kertas. Dalam kebingungan, aku berbalik hendak pergi. Namun tiba-tiba, Sheldon mengulurkan tangan dan merampas kertas itu dariku.Raut wajahnya tampak sedikit pucat. "Mana mungkin ...," gumamnya pelan.Di sampingnya, Wina mendekat dan melihat surat itu, lalu menutup mulutnya dengan ekspresi terkejut, "Wah, stempelnya kelihatan asli. Jeanette, di mana kamu buat ini?"Sheldon tampak tersadar. Tanpa berpikir panjang, dia langsung merobek surat kematian itu menjadi potongan-potongan kecil dan melemparkannya ke arahku! Ujung kertas yang tajam melukai pipi kananku.Dia mengabaikan luka itu dan tertawa sinis, "Membuat surat kematian palsu adalah tindakan ilegal! Suster, kamu nggak takut terseret masalah kalau kerja sama dengan Jeanette untuk memainkan sandiwara ini?"Perawat itu mengerutkan alisnya, "Kamu bicara apa? Putrinya memang sudah ....""Cukup," Sheldon m
Setelah kelahiran kembali, aku terus merasa ada yang kelupaan. Kini, ejekan Wina membuatku tersadar.Di kehidupan sebelumnya, setelah aku dan putriku dikurung, aku memohon kepada Sheldon. Aku bilang kami adalah istri dan anaknya. Kenapa dia tega memperlakukan kami seperti ini?Sheldon malah menyahut, "Istri? Anak? Belum tentu dia anakku!"Aku bertanya dengan terkejut, "Apa maksudmu?""Jeanette, kamu dan Hector pernah berhubungan intim, 'kan?"Sekujur tubuhku sontak bergetar.Sheldon meneruskan, "Jangan kira aku nggak tahu apa-apa. Aku melakukan kesalahan dan hampir dipecat waktu itu karena melihat catatan check-in kalian!""Saat aku membutuhkanmu di sisiku untuk menghiburku, kamu malah menghilang seminggu. Kamu bilang kamu liburan, pasti liburan dengan Hector! Kamu masih berani bilang dia putriku?"Aku hanya bisa menjelaskan dengan putus asa, tetapi balasan yang kudapat malah cambukan tanpa henti. Aku ingin memberitahunya bahwa kami check-in di hotel karena dinas. Aku menghilang seming
Sheldon bak disambar petir. Dia terus mundur sambil bergumam dengan syok, "Ini nggak mungkin. Dia cuma menderita penyakit jantung ringan, 'kan? Ini pasti palsu! Ya, pasti palsu!"Sheldon menengadah dan meneruskan dengan geram, "Jeanette, dari mana kamu dapat jasad palsu ini! Kenapa begitu mirip?"Namun, terlihat jelas dari tatapan Sheldon bahwa keyakinannya telah goyah. Sebenarnya dia tahu bahwa ini adalah putrinya. Hanya saja, dia tidak berani memercayainya.Di tengah kerumunan, seseorang bertanya dengan ekspresi masam, "Apa yang sebenarnya terjadi? Putri Bu Jeanette benaran meninggal. Kenapa suaminya malah bicara begitu?""Kamu masih nggak ngerti? Kamu nggak lihat pelakor di sampingnya? Sudah pasti dia yang merusak rumah tangga orang! Pria ini memang berengsek!"Obrolan ini langsung membalikkan situasi. Orang-orang mulai menghujat Sheldon dan Wina. Wina segera bereaksi dan membisikkan sesuatu kepada Sheldon.Ekspresi Sheldon berubah drastis. Dia menegakkan tubuhnya sambil berseru, "K
Suasana seketika menjadi makin heboh. Dengan ekspresi suram, Sheldon menyahut, "Itu karena Jeanette ingin mendarat duluan ....""Kamu sudah jadi pemandu lalu lintas udara bertahun-tahun, tapi lupa peraturan? Kalau ada pasien kritis, pesawat boleh mendarat duluan!" sergah Conan.Sheldon sontak tidak bisa berkata-kata. Conan meneruskan, "Kamu penasaran alasan Bu Jeanette menghilang seminggu, 'kan? Biar kuberi tahu! Supaya kamu nggak dipecat, dia memohon kepada semua orang sampai lambungnya berdarah karena terus minum alkohol! Dia diopname seminggu!""Dia nggak ingin kamu cemas, makanya nggak memberitahumu apa pun! Dia bertahan sendirian! Kamu kira kenapa bandara masih mengizinkanmu kerja? Dengan kesalahanmu itu, kamu seharusnya dipecat!"Conan mengembuskan napas dengan kecewa. "Sayang sekali. Bu Jeanette begitu tulus padamu, tapi malah mendapat pengkhianatan. Putrinya meninggal, tapi dia masih difitnah."Sheldon hanya bisa mematung di tempat. Dia menoleh dengan kaku untuk meminta penjela
Dengar-dengar dari Conan, ketika mereka membawa Sheldon untuk diinterogasi, Sheldon seperti kehilangan akal sehatnya.Sheldon berlutut dan meminta waktu kepada mereka hanya untuk melakukan tes DNA. Setelah hasilnya keluar, hasil tes menunjukkan bahwa mereka memang ayah dan anak. Sheldon langsung menangis histeris. "Putriku, Ayah telah mencelakaimu .... Maafkan Ayah ...."Selanjutnya, aku tidak memperhatikan masalah Sheldon lagi. Setelah mendapat piagam dan bonus besar, aku memutuskan untuk mengundurkan diri.Conan menyuruhku untuk mempertimbangkan keputusanku lagi. Aku menghela napas dan berucap, "Sebenarnya aku sudah melanggar aturan saat memohon untuk Sheldon. Kalau banyak orang yang tahu, reputasi bandara bisa rusak. Kalau aku pergi, kalian bisa memberi penjelasan kalau ada yang tanya."Conan menyahut, "Sekarang kamu pahlawan. Siapa yang berani tanya begitu banyak?"Aku tersenyum. "Internet adalah pedang bermata dua. Mungkin suatu hari, pedang akan berbalik menyerangku."Conan meren
Ketika mendapat kabar Sheldon lagi, aku sudah tinggal di Atarika selama sebulan. Tidak ada sinyal di sini. Aku bersenang-senang dengan tim yang berangkat bersama. Tempat ini sangat dingin, tetapi hatiku justru terasa hangat.Hari itu, kami tiba-tiba mendapat sinyal. Semua orang sibuk menelepon keluarga masing-masing, hanya aku yang tidak tahu harus mencari siapa.Aku membuka WhatsApp-ku, lalu mendapati ada banyak pesan yang belum dibaca. Aku menggeser layar ke bawah, hingga akhirnya melihat pesan dari Hector. Hector memberitahuku kondisi Sheldon terkini.Tidak lama setelah aku pergi ke Atarika, Sheldon akhirnya menjalani sidang. Dia bukan hanya kehilangan pekerjaan, rumah tangga, dan putrinya, tetapi juga harus dipenjara selama lima tahun.Sheldon merasa frustrasi. Dia menghabiskan sejumlah besar uang untuk mempekerjakan detektif swasta demi mencari jejak Wina.Saat itu, Wina telah membuat visa dan bersiap-siap untuk bersembunyi di luar negeri. Sheldon pun mencegatnya. Di bandara, Shel
Putriku memegangi dadanya dengan penuh kesakitan. Tubuhnya terkulai lemas di lantai, wajah kecilnya sudah membiru keunguan. Penumpang di pesawat berteriak panik dan segera mengelilingi putriku.Dengan suara gemetar, aku mencoba menghubungi menara kontrol. Namun, yang terdengar hanya tawa dingin dari Sheldon, "Jangan cari alasan! Anakmu cuma punya masalah jantung ringan. Ini cuma akal-akalanmu biar bisa mendarat duluan!""Demi kepentinganmu sendiri, kamu mengabaikan nyawa ratusan orang di pesawat ini. Kamu benar-benar menjijikkan!" Mendengar kata-kata itu, tubuhku seolah-olah terjatuh ke dalam lubang es. Tampaknya, Sheldon juga telah bereinkarnasi.Ingatan masa lalu tentang api yang menyiksa dan membakar tubuhku masih terasa jelas. Rasa sakit yang menjalar dari kedalaman jiwaku membuatku menghela napas berat. Sambil tetap mengendalikan pesawat, aku berseru, "Sheldon, kamu nggak paham kondisi putrimu! Atas dasar apa kamu bicara seperti itu?""Dia benar-benar ...."Tiba-tiba suara listrik