Bab 5

Apa?

Ucapan singkat ini membuatku tercengang untuk sangat lama.

Aku menatap Stanley dengan tatapan kebingungan.

Bukankah dia mengatakan bahwa dia menitipkan Peter pada ibunya?

Ibunya Stanley mengetahui kondisi kesehatan Peter, jadi dia tidak akan memberikan makanan yang tidak sehat untuk Peter.

Kalau begitu, mengapa Peter bisa masuk rumah sakit?

Selain itu ....

Mengapa Luna bisa mengetahui kondisinya Peter?

"Rumah sakit mana?" Stanley bergegas memungut pakaian di lantai dan mengenakannya dengan terburu-buru.

Di ujung telepon lainnya, Luna menangis sambil memberi tahu Stanley nama rumah sakit tersebut.

Aku mengkhawatirkan anak kami, jadi aku hanya bisa mengikuti di belakang Stanley.

Pada saat ini, Stanley baru menyadari keberadaanku.

Aku tahu bahwa pada saat ini, ekspresiku sangat masam. Emosiku seperti sudah hampir meledak, tetapi akhirnya aku tetap menahannya.

Dia membuka pintu mobil dan langsung naik mobil.

Aku juga duduk di kursi penumpang.

Sepanjang perjalanan, kami tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Dalam perjalanan 20-an menit ini, informasi kacau yang memenuhi benakku perlahan-lahan menjadi jelas.

Artinya ....

Sambil mengatakan bahwa dia akan memutuskan hubungannya dan Peter dengan Luna, Stanley mengkhianatiku dan mengantarkan Peter pada Luna.

Supaya aku tidak menyadari kejanggalan ini ....

Dia bahkan tidak ragu-ragu untuk mengorbankan dirinya dan mengalihkan perhatianku dengan alasan dia menginginkan anak kedua denganku.

Aku menoleh dan memandang ke luar jendela.

Ternyata, dalam keluarga ini, hanya akulah yang ingin kembali ke hidup kami yang sebelumnya dan menjalani hidup dengan baik.

Sedangkan hati mereka sudah lama mengarah pada Luna ....

...

Setibanya di rumah sakit, aku langsung menerjang ke daerah infus.

Aku pun melihat Peter sendirian di dalam ruangan yang besar ini.

Dia memiringkan kepalanya dan bersandar di dinding, jelas-jelas dia sudah terlelap.

Aku melangkah ke sisinya dan menatap wajahnya yang manis dengan perasaan sedih, tetapi juga marah.

Aku merasa sedih karena dia masih kecil dan masih belum bisa membedakan yang baik dari yang buruk.

Namun, orang dewasa yang sudah memahami hal ini, yang jelas-jelas mengetahui bahwa pencernaan anak ini tidak baik, malah menuruti keinginannya, sehingga dia harus terus-menerus diopname.

Aku merasa marah karena ....

Setelah pelakunya mengantarkan Peter ke rumah sakit, dia malah tidak menemani anak ini di rumah sakit dan membiarkan anak ini sendirian di tempat ini.

Dia bahkan tidak memedulikan apakah Peter akan ketakutan atau tidak.

Aku menarik napas dalam-dalam dan memaksa diri untuk tetap tenang.

Kemudian, aku duduk di sisi Peter. Aku tidak ingin mengganggunya, tetapi aku menarik kepala kecilnya agar dia bersandar dalam pelukanku.

"Annie, putraku menyayangimu dan membiarkan menjadi ibu rumah tangga, agar kamu menjaga anak dengan baik, tapi apa yang terjadi?"

Suara kritikan yang tajam terdengar dari arah pintu.

Aku pun menoleh.

Pendatang itu adalah Clara Anthony, ibunya Stanley.

Dia baru saja datang, tetapi untuk menutupi kelalaiannya, dia malah menyalahkanku terlebih dahulu. "Di bawah pengamatanmu yang baik, pencernaan Peter terus bermasalah ...."

Apakah dia ingin melemparkan tanggung jawab ini padaku?

Saat terjadi konflik dengan tetua dari keluarganya Stanley, aku tidak ingin membuat Stanley kesusahan, jadi aku selalu menahan diri.

Namun, Peter adalah batas kesabaranku.

Dalam masalah yang menyangkut Peter, aku sama sekali tidak akan mengalah!

Aku tidak ingin membuat Peter yang sedang terlelap terbangun, jadi aku merendahkan suaraku, tetapi amarahku tetap saja tidak bisa disembunyikan. "Ibu, Ibu tahu jelas siapa yang merusak pencernaan Peter!"

"Tentu saja aku tahu!" Clara tersenyum dengan sinis dan berkata, "Annie, Peter berada paling lama denganmu. Kalau kamu menjaganya dengan baik, pencernaannya nggak akan menjadi selemah ini, hingga dia selalu masuk rumah sakit setiap dia makan!"

Aku mengangkat kepalanya dan menatap mata Clara.

Pada saat ini, amarah yang sudah kutahan sepanjang hari meluap. Akhirnya, aku berseru dengan suara rendah, "Justru saat aku menjaga Peter, Peter nggak pernah masuk rumah sakit karena sakit perut."

Clara seketika terdiam. "Kamu ...."

Namun, aku juga tidak bermaksud untuk berhenti berbicara. "Sebaliknya, sejak Ibu bilang Ibu merindukan Peter dan meminta Stanley untuk mengantarkan Peter ke tempat kalian saat Stanley pulang kerja ...."

"Pencernaannya baru mulai terus bermasalah."

"Setelah itu, aku juga pernah mengingatkan kalian untuk nggak asal memberinya makan."

"Tapi, apa yang kalian lakukan?"

Aku juga bukannya tidak memiliki keluhan apa pun terhadap keluarga suamiku.

Hanya saja, sebelumnya, aku selalu mengira bahwa masalahnya tidak besar. Terlebih lagi, mereka juga menyayangi Peter, jadi aku hanya perlu berpesan pada mereka.

Kemudian, mereka pasti akan memperhatikan hal tersebut dan tidak lagi melakukannya.

Namun, ternyata, aku sudah memandang tinggi orang-orang itu. "Kalian bukan hanya mengabaikan ucapanku, tapi juga mengirimkan anakku pada Luna!"

"Hingga anakku berhubungan dengan Luna, wanita simpanan yang mencoba untuk mengganggu hubungan suami istri kami!"

"Begitu pula dengan hari ini!"

"Sepulangnya ke rumah, Stanley bilang, dia membawa anak kami ke rumah neneknya."

"Baru beberapa jam berlalu, anak itu sudah berada di tempatnya Luna dan makan hingga muntah-muntah, lalu diantarkan ke rumah sakit!"

"Setelah itu?"

Saat aku teringat akan adegan yang kulihat begitu aku tiba di rumah sakit, aku merasa sangat sedih.

"Dia langsung pergi begitu saja, meninggalkan Peter sendirian di sini."

Clara membuka mulutnya untuk melawan, tetapi dia tidak tahu apa yang harus dia katakan.

"Ibu." Aku berkata dengan susah payah, "Aku tahu Ibu selalu meremehkanku."

"Aku juga mengerti, menantu yang benar-benar Ibu akui itu Luna ...."

"Tapi, kalau Ibu membenciku dan ingin menyiksaku, Ibu bisa menyerang diriku!"

"Bagaimanapun, Peter itu cucumu, dia masih kecil ...."

"Dia nggak bisa menerima siksaan seperti ini!"

Clara juga tidak menyangka bahwa menantunya yang selama ini patuh dan hormat berani melawannya. Saat dia tersadar, dia ingin memarahiku.

Dia ingin mendidik menantunya yang tidak patuh ini.

Namun, sebelum dia sempat berbicara, dia disela oleh Stanley yang berlari kecil ke ruangan ini. "Ibu, sudahlah."

Saat aku berselisih dengan keluarga Stanley, Stanley selalu memihak pada diriku.

Inilah salah satu alasan mengapa aku mengabdikan hatiku padanya.

Karena dihentikan oleh putranya, Clara menjadi makin marah. "Dasar nggak punya hati nurani! Kamu nggak dengar ucapan istrimu barusan?"

Dengan ekspresi dingin, Stanley berdiri di sisiku sambil berkata, "Memangnya ucapannya salah?"

Clara seketika terdiam.

Stanley berkata lagi, "Aku sudah berkata dengan jelas kalau ke depannya, aku nggak akan menghubungi Luna lagi. Tapi, Ibu malah mengirimkan Peter ke Luna di belakangku."

"Masalah ini sudah memengaruhi hubungan suami istri kami."

Mendengar hal ini, aku menatap Stanley dengan kebingungan.

Ternyata, dia juga tidak mengetahui masalah ini, ya?

Clara seperti ingin mengucapkan sesuatu, tetapi akhirnya dia menahan diri dan hanya memelototiku dengan penuh kebencian.

Namun, seluruh perhatianku tertuju pada Peter, jadi aku sama sekali tidak bisa meluangkan waktu dan energiku untuk menghiraukan Clara.

Setelah berpikir sejenak, aku memutuskan untuk berkata, "Ibu, ke depannya, aku nggak akan membiarkan Peter pergi ke tempat kalian lagi."

Aku tidak tahu kapan tepatnya Luna mulai berhubungan dengan putraku.

Namun, aku berharap ....

Mulai sekarang, mereka sama sekali tidak akan berhubungan lagi.

Secara bersamaan, aku juga akan meluangkan lebih banyak waktu untuk menemani dan membimbing Peter ....

Asalkan aku cukup sabar, dia pasti akan berubah menjadi anak yang sehat dan patuh seperti sebelumnya.

Clara langsung menolak. "Nggak bisa!"

Akan tetapi, aku hanya mengabarkan hal ini padanya. Penolakan atau dukungannya tidak akan mengubah keputusanku.

Karena aku tidak menanggapi penolakannya, Clara menatap Stanley.

Namun, Stanley hanya berkata, "Aku mendukung keputusan Annie."

"Kalian!" Clara benar-benar marah, tetapi hal ini juga tidak bisa mengubah apa pun. Setelah terdiam sangat lama, melihat kami tidak berniat untuk berkompromi dengannya, dia hanya bisa pergi.

Di ruangan yang luas ini, hanya tersisa kami sekeluarga.

Aku memeluk Peter.

Sedangkan Stanley duduk di sisiku.

Peter tidur dengan sangat nyenyak, hingga saat jarumnya dicabut, dia baru tiba-tiba terbangun. Dia membuka kedua matanya dan menatapku dengan linglung.

Aku menepuk-nepuk punggungnya dengan lembut dan berkata dengan pelan, "Sayang, jangan takut, ya. Ibu ada di sini."

Peter memonyongkan bibirnya, dia jelas-jelas tidak senang. "Semuanya salahmu. Kenapa kamu harus datang ke rumah sakit?"

Mungkin karena aku adalah seorang ibu, melihatnya marah dan jelas-jelas sedang merajuk, aku malah tetap merasa bahwa dia sangat imut.

"Peter nggak mau Ibu datang, ya?"

"Ya." Peter langsung menjawab, "Kalau kamu nggak datang, Bibi Luna pasti akan menemaniku di sini."