Share

Bab 7

Penulis: Raina_K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 18:37:17
Dia mengangkat kepalanya yang kecil dan menatap Stanley.

Matanya yang basah menunjukkan kepolosan dan ketidaktahuan seorang anak kecil yang khusus.

Dia terlihat sangat kasihan.

Stanley berjongkok.

Peter pun tidak perlu mendongak lagi. Dia menatap Stanley sambil berkata dengan terisak tangis, "Ayah, berjanjilah padaku."

"Kamu masih kecil." Stanley tentu saja menyayangi putranya ini. Dia mengangkat kepalanya dan mengelus kepala Peter sambil berkata, "Peter, kalau kamu marah-marah seperti ini pada Ibu, di masa depan, kamu akan menyesal."

Peter menggeleng sambil berseru, "Nggak akan!"

Peter seperti takut Stanley tidak memercayainya, jadi dia menyeka air matanya sambil berkata pada Stanley, "Ayah, tinggalkanlah Ibu dan hidup dengan Bibi Luna! Aku ingin sekali Bibi Luna menjadi ibuku!"

Dia mengucapkan kata-kata ini dengan sangat tegas.

Sedangkan Stanley tidak menjawab, dia hanya menepuk-nepuk bahu Peter dan berdiri.

Aku menoleh dengan susah payah dan menatap Peter.

Aku selalu mengira bahwa dia hanya iseng mengatakan bahwa dia ingin menjadi keluarganya Luna ....

Namun ....

Kali ini, amarahnya menunjukkan bahwa dia tidak sedang bercanda!

Dia benar-benar menginginkan Luna untuk menjadi ibunya.

Bagaimana dengan aku?

Bagaimana dengan aku, ibunya yang sudah mengorbankan diri untuknya tanpa syarat ini?

Apakah aku pantas dibuang olehnya?

Rasa sakit meluap dalam hatiku.

Aku merasa seakan-akan ribuan semut sedang menggerogoti jantungku.

"Sayang." Stanley memelukku dan menepuk-nepuk punggungku dengan lembut sambil berkata dengan pelan, "Jangan bersedih. Peter masih kecil, dia masih nggak mengerti maksud ucapannya sendiri."

Aku sudah berulang kali mengingatkan diriku untuk tidak memasukkan ucapan Peter dalam hatiku.

Dia masih kecil, jadi aku seharusnya menoleransi dirinya ....

Namun, ucapan Peter yang polos dan terus terang selalu menyakitiku dengan mudah.

Aku mengiakan ucapan Stanley dalam pelukannya. Setelah emosiku stabil kembali, aku baru melepaskan diriku darinya dan berkata, "Ayo makan."

Stanley pun melepaskanku.

Aku berbalik dan pergi ke dapur untuk menyajikan masakan ke atas meja.

Stanley khawatir aku akan terkena luka bakar, dia pun berinisiatif mengambil panci besar itu.

Peter yang tidak mendapatkan apa yang dia inginkan jelas-jelas sangat kecewa. "Ayah!"

"Makan!" Stanley berkata dengan tegas, "Jangan sampai aku mengulangi ucapanku."

Peter baru duduk dengan patuh, lalu mengambil mangkuk kecilnya dan makan dengan pelan.

Ada terlalu banyak pecahan kaca di rumah. Aku takut mereka akan terluka, jadi saat mereka sedang makan, aku membereskan kekacauan ini.

Sambil makan, Peter mengayunkan kedua kakinya dan bergumam, "Aku benci Ibu, aku benci Ibu!"

Gerakanku menyapu lantai pun terhenti.

Sebelum aku sempat merasa sedih, aku langsung memberi tahu diriku ....

Bukankah aku sudah menduga hal ini akan terjadi?

Awalnya, saat Peter dilarang untuk menghubungi Luna, Peter pasti akan melawan ....

Ucapannya juga pasti akan menjadi makin keterlaluan.

Namun, kami hanya perlu melewati hal ini bersama.

Setelah aku menyapu semua pecahan kaca di lantai, mereka sudah selesai sarapan.

Stanley membawa anak kami ke pintu sambil berkata pada Peter, "Katakan sampai jumpa pada Ibu."

"Nggak mau!" Peter mendengus dan memalingkan wajahnya.

Aku berdiri di dalam rumah sambil menatap kedua orang itu.

Akhirnya, rasa sakit dalam hatiku seperti mereda ....

"Sayang." Stanley menggenggam tanganku dan berjalan maju, lalu diam-diam mencium bibirku dan berkata, "Jangan terlalu memedulikannya. Semuanya akan berlalu."

"Baiklah."

...

Taman Kanak-Kanak tempat Peter bersekolah berakhir pada sore hari.

Sebelum pukul delapan pagi setiap harinya, dia diantarkan ke sekolah, lalu dijemput lagi pada pukul enam sore.

Biasanya, Stanley selalu mengatakan bahwa dia tidak ingin merepotkanku, jadi dialah yang sekaligus menjemput Peter pulang saat dia pulang kerja ....

Namun, mulai hari ini, aku memutuskan untuk menjemput Peter pulang.

Aku hanya berharap agar aku bisa lebih sering menghabiskan waktu dengan Peter, untuk memperkuat perasaan anak ini terhadapku.

Akan tetapi, hari ini, aku tidak memberi tahu Stanley terlebih dahulu. Aku hanya berpikir bahwa kami bisa pulang bersama.

Untuk meluangkan waktu untuk menjemput Peter pulang, aku secara khusus menyelesaikan pekerjaan rumah tangga secepat mungkin dan bahkan keluar dari rumah satu jam lebih awal, lalu tiba di depan gerbang Taman Kanak-Kanak lebih awal.

Setelah menunggu selama puluhan menit, Peter pulang sekolah.

Gerbang otomatis terbuka, para guru pun membawa anak-anak pada orang tua mereka setelah mereka memastikan nama masing-masing orang tua murid.

"Peter Clark!" teriak seorang guru. "Apakah orang tua Peter sudah tiba?"

"Ya!"

Aku mengangkat tanganku sambil berjalan cepat ke depan.

Secara bersamaan, seseorang juga menerjang ke sisiku.

Aku sontak menoleh.

Aku melihat Luna yang mengenakan gaun berwarna merah, dengan rambutnya yang panjang dan bergelombang, tergerai di bahunya.

Dengan riasan yang cantik, dia tersenyum dengan hangat sambil berkata, "Halo, aku orang tuanya Peter."

Aku seketika tercengang.

Mengapa Luna bisa datang ke depan gerbang Taman Kanak-Kanak dan menjemput Peter dengan status sebagai orang tuanya Peter?

Jangan-jangan ....

Stanley membohongiku?

Dia mengatakan bahwa dia menjemput Peter saat dia pulang kerja, tetapi kenyataannya ....

Dia malah membiarkan Luna datang menjemput Peter?

Supaya Luna memiliki waktu yang cukup untuk mengembangkan hubungannya dengan anakku?

Tebakan ini membuatku terdiam di tempat, dengan perasaan sakit hati.

"Ibunya Peter." Sambil berbicara dengan Luna, gurunya Peter mengamatiku dengan tatapan waspada. "Tadi, saat aku memanggil orang tuanya Peter, wanita ini juga menjawab. Apakah kamu kenal dengannya?"

Apa?

Gurunya Peter mengenal Luna sebagai ibunya Peter?

Pikiranku benar-benar kacau!

Perlahan-lahan, aku seperti tiba-tiba menyadari sesuatu ....

Di Taman Kanak-Kanak, tidak ada satu pun orang yang mengetahui bahwa aku ibu kandungnya Peter.

Sebaliknya, semua orang malah mengakui Luna sebagai ibunya Peter?

Artinya ....

Tanpa sepengetahuanku, Luna sudah sering sekali datang menjemput Peter?

Kalau begitu ....

Siapa yang membawanya datang menjemput anak ini?

Sehingga gurunya Peter pun mengakui Luna sebagai ibunya Peter?

Kenyataan ini seperti pisau tajam yang menusuk jantungku.

Apakah ini perbuatan Stanley?

Luna tidak pernah bertemu denganku. Oleh karena itu, saat dia melihatku, dia merasa agak terkejut.

Dia mengulurkan tangannya ke arah Peter sambil bertanya, "Sayang, coba kamu lihat, apakah kamu kenal dengan bibi ini?"

Aku?

Bibi?

Aku merasa lucu. Peter adalah anak yang kulahirkan setelah kukandung selama sepuluh bulan, tetapi mereka malah mengatakan bahwa aku bibinya anak ini?

Konyol sekali.

Saat aku hendak membantah, Peter berjalan ke sisi Luna dengan patuh dan menggenggam tangan Luna sambil menatapku dari kejauhan.

Setelah sekian lama, dia baru menggelengkan kepalanya. "Ibu, aku nggak kenal dengannya!"

Senyuman di wajahku seketika menghilang. Telingaku berdengung, hingga aku tidak bisa mendengar suara apa pun.

Peter ....

Putra kandungku memanggil Luna dengan sebutan "Ibu" di hadapanku!

Dia bahkan mengatakan bahwa dia tidak mengenalku!

Pilihannya yang kejam membuat hatiku hancur berkeping-keping.

Air mataku pun mengalir.

Luna tetap tersenyum sambil berkata, "Kalau begitu, mungkin nona ini salah kenal orang."

"Aku nggak salah kenal." Aku menyeka air mataku sambil berseru, "Peter, sini!"

"Nggak mau!" seru Peter sambil bersembunyi di belakang Luna. Dia menjulurkan kepalanya sambil menatapku dan berkata, "Jangan kira aku akan langsung pergi denganmu hanya karena kamu memanggil namaku!"

Luna dan gurunya pun saling bertatapan.

Guru itu bertanya, "Jangan-jangan pelaku perdagangan manusia, ya?"

Luna menggeleng sambil menjawab, "Aku nggak tahu."

Untuk menjaga keamanan murid, guru itu berinisiatif untuk melaporkan hal ini ke polisi.

Namun, aku sudah tidak repot-repot mengurus hal itu lagi. Aku langsung melangkah ke hadapan Peter dan berkata, "Peter, aku ibumu!"

"Kamu bukan ibuku!" Peter tetap bersembunyi di belakang Luna sambil berseru, "Dia baru ibuku!"

Bab terkait

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 8

    Di depan gerbang sekolah.Di hadapan begitu banyak orang tua murid ....Putra kandungku terus-menerus menyangkal bahwa aku adalah ibunya.Dia juga berulang kali menekankan bahwa Luna adalah ibunya.Meskipun hatiku sudah lama disakiti, aku tetap berusaha untuk memberi tahu diriku bahwa dia masih kecil dan sama sekali tidak mengetahui konsekuensi perbuatannya. "Peter!""Aku akan memberimu sekali lagi kesempatan untuk memilih!""Lihat aku dengan baik. Tenangkan dirimu dan pikirkan dengan baik, siapa yang seharusnya kamu pilih antara aku dan dia!"Semua orang pun menatap ke arah Peter.Peter bersembunyi di belakang Luna sambil menempelkan keningnya di punggung Luna. "Tentu saja ibuku," jawabnya.Begitu dia mengucapkan kata-kata ini, Luna menatapku dengan tatapan aneh. Kemudian, dia menggendong Peter dan hendak pergi begitu saja. "Orang gila," katanya.Aku tentu saja tidak bisa membiarkannya pergi. Aku bergegas mengejar mereka untuk menahan mereka.Namun, seseorang menghalangi jalanku.Aku

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 9

    Stanley menjawab dengan nada menyesal, "Aku sudah punya anak dengannya.""Makanya kamu membiarkan Luna berhubungan dengan Peter di belakang Annie, ya?"Seseorang bertanya dengan terkejut, "Asalkan Peter mengakui Luna sebagai ibunya, kamu bisa membawa anakmu dan kembali lagi dengan cinta pertamamu!"Mereka pun bersorak. "Kamu benar-benar pintar, ya!""Kamu bahkan bisa memikirkan cara ini!"Jadi ....Stanley-lah yang menyuruh Luna untuk berhubungan dengan Peter?Pantas saja ....Saat Stanley membawa anak kami ke tempat ibunya, ibunya akan mengantarkan Peter ke rumahnya Luna, supaya mereka bisa mengembangkan hubungan mereka.Pantas saja ....Guru di Taman Kanak-Kanak pun memanggil Luna sebagai ibunya Peter ....Akulah yang bodoh, masih terus meyakinkan diriku untuk memaafkan mereka.Sekujur tubuhku bergetar. Aku berusaha untuk menenangkan diri, tetapi aku tidak berhasil melakukannya.Sebelum Stanley sempat menjawab pertanyaan ini ....Ponselnya berdering.Dia langsung menerima panggilan i

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 10

    Aku menatapnya dengan kebingungan.Stanley langsung menunjukkan hasil pemeriksaan padaku. Dia jelas-jelas sangat menantikan kedatangan kehidupan baru ini. "Semalam, kamu tiba-tiba pingsan, aku benar-benar ketakutan.""Setelah kamu diperiksa oleh dokter, ternyata kamu hamil.""Hanya saja, selama beberapa hari terakhir, kamu menerima terlalu banyak pukulan, suasana hatimu nggak stabil, sehingga kondisi janin nggak baik.""Kamu harus masuk rumah sakit untuk sementara, supaya kamu bisa menjaga kandunganmu dengan baik."Aku menerima hasil pemeriksaan itu. Tatapanku pun tertuju lekat-lekat pada foto janin yang masih belum berbentuk sempurna.Pada saat ini, hatiku yang sudah terluka seperti mendapatkan sedikit ketenangan.Aku mengangkat tanganku dan menyentuh foto kehidupan kecil yang baru tiba ini, dengan banyak sekali pikiran yang memenuhi benakku.Ayahku meninggal saat aku masih kecil, jadi aku adalah anak yang dibesarkan di keluarga dengan orang tua tunggal.Aku benar-benar tidak ingin me

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 11

    Stanley langsung berdiri sambil berseru, "Nggak!"Aku berkata, "Selama beberapa hari terakhir, ada banyak sekali hal yang terjadi."Aku menatap mata Stanley dan berkata, "Peter sudah bertekad untuk berhubungan dekat dengan Luna ...."Stanley selalu bersikap sangat tenang dan terkendali. Namun, pada saat ini, suaranya bergetar."Dia masih kecil, Sayang. Aku sama sekali nggak pernah melakukan hal apa pun yang melewati batas.""Kamu bisa membenci Peter, kamu juga bisa menyalahkanku ....""Tapi, kamu nggak boleh meninggalkanku."Akhirnya, nada bicaranya terdengar penuh permohonan.Namun, dia tetap saja melemparkan tanggung jawab ini pada Peter ....Dia seakan-akan sama sekali tidak menyadari bahwa aku terluka karena persetujuannya dan toleransinya.Dia tentu saja juga tidak akan menyadari bahwa rasa cinta yang sudah aku kumpulkan untuknya selama bertahun-tahun hilang sepenuhnya saat aku jatuh dari tangga kemarin ...."Terus, aku tiba-tiba menyadari bahwa kamu jelas-jelas berjanji padaku ka

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 12

    Akhirnya, tanpa mengucapkan apa pun, Stanley membawa Peter meninggalkan ruangan....Tidak lama setelah mereka pergi, seorang perawat menghubungiku dan menanyakan keputusanku mengenai janin yang belum berbentuk itu.Mereka tahu bahwa kondisiku tidak baik, mereka tidak ingin menyinggung perasaanku. Oleh karena itu, mereka menghubungi pasanganku terlebih dahulu. Hanya saja, panggilan itu tidak terhubung.Mereka pun tidak memiliki pilihan lain selain menghubungiku dan memintaku untuk menandatangani surat persetujuan.Setelah menjelaskan prosedurnya padaku, mereka menanyakan kapan aku memiliki waktu luang.Sekarang, kondisiku sebenarnya tidak baik, jadi aku tidak seharusnya bergerak. Namun, ini pertama kalinya aku akan melihat anak itu.Jika aku terlambat, dia akan merasa sedih ....Oleh karena itu, aku memberi tahu mereka bahwa aku akan pergi sekarang juga.Setibanya di tempat itu, aku menandatangani surat persetujuan. Setelah menunggu sesaat, mereka menyerahkan sebuah kotak kecil padaku.

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 13

    Stanley bertanya dengan hati-hati, "Sayang, kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Oh, dia mencelakai istrimu hingga istrimu jatuh dari tangga dan keguguran, tapi kamu malah khawatir dia dipukul mantan suaminya, ya?" Aku tertawa dengan sinis dan berkata, "Kamu benar-benar baik hati, deh.""Sayang!" Stanley berdiri dengan penuh amarah dan berseru, "Aku tahu kamu sedih karena kehilangan anak itu! Tapi, kamu harus tahu, saat Peter memanggilmu ke tangga, lalu kakimu tergelincir, hingga kamu terjatuh dari tangga, semuanya nggak berhubungan dengannya!""Sebagai seorang wanita, kamu seharusnya merasa simpati karena keselamatannya terancam. Tapi, kamu malah menyindirnya!""Aku benar-benar sudah salah menilai dirimu!""Lagi pula, nggak peduli kamu setuju atau nggak ....""Luna tetap akan tinggal di rumah kita."Seusai berbicara, Stanley langsung pergi dengan marah.Lihatlah!Inilah Stanley. Kalaupun aku dilukai atau ditindas orang lain, bahkan jika aku tidak melawan dan hanya mengeluh, dia tetap ak

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 14

    "Kalau kamu membiarkan mereka menikah, bagaimana hidup Peter ke depannya?""Annie, kalaupun kamu nggak memikirkan dirimu sendiri, kamu harus memikirkan Peter.""Dia adalah darah dagingmu!""Kamu tega melihatnya ditindas?"Sebelumnya, aku memang tidak tega.Aku selalu memikirkan kebaikannya dan khawatir dia akan dianiaya.Namun, apa yang kudapatkan?Dia malah tidak ragu-ragu untuk melukai dirinya sendiri dan melukai diriku hanya supaya aku berinisiatif untuk merelakan posisiku sebagai ibunya!Aku tidak ingin menjelaskan apa pun, jadi aku hanya berkata dengan cuek, "Wanita itu sangat baik padanya."Ibuku merasa tidak puas dengan jawabanku, dia berkata, "Memangnya dia memperlakukan Peter lebih baik daripada kamu?"Aku tersenyum dengan sinis dan berkata, "Seharusnya ya. Lagi pula, sekarang, Peter sudah memanggil wanita itu sebagai ibunya."Ibuku mengernyit. Dia jelas-jelas juga tidak menyangka bahwa Peter bisa bertindak begitu keterlaluan.Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan, jadi di

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 15

    Pada saat ini, aku baru melihat pria di hadapanku ini dengan jelas.Pria ini setampan bintang terkenal, hanya saja dia terkesan sangat dingin.Hanya dengan berdiri diam saja dia terlihat sangat dominan, seakan-akan dia memancarkan aura yang jauh dan asing.Jika aku benar-benar kenal dengannya, aku pasti akan mengingatnya.Namun, setelah berpikir sejenak, aku tetap saja tidak mengenali orang ini. "Apakah aku kenal denganmu?"Pria ini takut aku salah paham, jadi dia menjawab, "Dua hari yang lalu, saat kamu jatuh dari tangga, kamilah yang membawamu ke UGD."Sebelum dia memberitahuku hal ini ....Aku selalu mengira bahwa hari itu, Stanley-lah yang terus mengikutiku, sehingga dia mendengar suaraku terjatuh dan membawaku pergi menerima perawatan.Aku menundukkan kepalaku.Ternyata bukan, ya.Kemudian, aku menatap pria di hadapanku sambil berkata, "Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku."Hal ini bukanlah hal sepele.Jadi, aku tentu saja tidak bisa hanya berterima kasih melalui ucapan. "Aku

Bab terbaru

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 50

    Aku berkata lagi, "Luna, kamu seharusnya paham, 'kan?"Setelah Rendy bangkrut, Luna bisa meninggalkannya.Luna lebih memilih untuk menjadi wanita simpanan Stanley, jadi artinya dia sama sekali tidak bisa hidup miskin.Jika Stanley benar-benar tidak menginginkannya lagi, dia hanya bisa membawa putranya pergi menjadi wanita simpanan pria kaya lainnya dengan susah payah, supaya pria itu menghidupinya.Selain itu ....Pria lainnya tidak tentu akan benar-benar mencintainya dan ingin menjalani hidup yang baik dengannya, seperti Stanley.Oleh karena itu, Luna akan berusaha sebisanya untuk tetap berada di sisi Stanley."Annie Judith!" Luna tidak menyangka bahwa aku akan mengancamnya. Ekspresinya pun seketika menjadi sangat masam.Aku mendesaknya dengan tenang. "Waktuku terbatas."Luna menggertakkan giginya. Saat aku berbalik, dia tiba-tiba berseru, "Maaf!"Aku pun berbalik lagi dan berkata, "Siapa yang bersalah, dia yang harus minta maaf, bukan?"Luna sangat tidak menyukaiku, tetapi demi masa

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 49

    "Aku nggak suka mendengarnya."Mendengar ucapan Winnie, aku pun mengangkat kepalaku.Aku seketika melihat putranya Luna yang sedang berdiri di atas seluncuran sambil menatapku.Tatapannya tidak sejernih mata anak kecil pada umumnya, melainkan memancarkan kedewasaan yang sama sekali tidak cocok untuk anak seusianya.Pada saat ini, tatapannya penuh akan kebencian.Awalnya, aku berencana untuk menjaga jarak dengan mereka.Kecuali jika aku mendapatkan bukti untuk mengungkapkan sifat aslinya Luna, aku tidak akan menghubungi mereka lagi.Namun, mereka malah terus muncul di hadapanku.Mungkin karena aku selalu menoleransi provokasi dan penindasan mereka ....Mereka sepertinya menganggap bahwa aku mudah untuk ditindas.Mereka bahkan ingin menindas Winnie.Huh!Kalau aku tidak melawan ....Mereka sepertinya akan makin menjadi-jadi.Aku menyingkirkan ekspresi dingin di wajahku dan berkata pada Winnie dengan lembut, "Tapi, kalau orang lain menindasmu dan kamu malah menghindar ....""Orang itu aka

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 48

    Peter tidak bisa memikirkan alasannya.Dia hanya samar-samar merasa bahwa sejak ibunya yang dulu dan Stanley bercerai, segalanya berubah ....Peter kembali ke kamarnya dengan sedih dan mengeluarkan tabletnya. Begitu dia membuka WhatsApp, dia langsung melihat foto yang diunggah Luna.Dia pun membuka foto tersebut.Luna mengunggah foto dirinya menggendong kakaknya Peter.Mereka tersenyum lebar, jelas-jelas sedang bermain dengan sangat senang di taman hiburan.Peter kembali menangis dengan sedih.Saat dia ingin mengirimkan foto ini pada ayahnya, foto ini malah tiba-tiba menghilang .......Ada banyak sekali anak kecil di taman hiburan.Sebelumnya, Hugo sibuk bekerja, jadi dia jarang sekali punya waktu untuk menemani Winnie bermain di luar.Oleh karena itu, begitu Winnie melihat berbagai atraksi di taman hiburan, matanya berkilau. Dia menggenggam tanganku dan berlari ke sana kemari.Akhirnya, dia menentukan sebuah taman kecil dan berkata pada Hugo, "Ayah, aku mau main ini!"Hugo pun membay

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 47

    Hugo memang bukan suamiku dan Winnie juga bukan putri kandungku.Namun, di sisi mereka, aku perlahan-lahan mulai mengetahui seperti apa hubungan orang tua dan anak yang sehat....Hari ini, Winnie ingin menikmati waktu bersama sebagai keluarga.Oleh karena itu, Hugo secara khusus tidak meminta sopir untuk ikut pergi.Hugo yang akan mengemudi sendiri.Aku duduk di belakang untuk menemani Winnie.Winnie bersandar padaku dengan manja sambil terus memainkan bajuku dengan jari tangannya.Aku menepuk bahunya dengan lembut sambil berpikir dengan tenang bagaimana aku harus meminta agar dia bersedia untuk berbicara dengan orang-orang selain aku dan Hugo.Setelah ragu-ragu untuk sangat lama, aku baru mencoba untuk bertanya, "Winnie, bisakah Ibu meminta bantuan Winnie?"Mendengar ucapanku, Winnie langsung duduk dan menatapku dengan matanya yang berkilau. "Bantuan apa?"Dia sepertinya sangat menantikan untuk membantuku melakukan sesuatu.Aku pun menjawab dengan pelan, "Emm, bisakah kamu mencoba un

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 46

    Peter tercengang di tempat. Namun, dia tetap bertanya, "Kenapa?"Sebelumnya, Luna selalu membawanya ke mana-mana.Sekarang, mengapa Luna berubah?"Karena kamu nakal," jawab Luna sambil tersenyum dengan sinis.Bagaimanapun, dia adalah orang dewasa.Dia bisa menghadapi seorang anak kecil dengan sangat gampang.Dia berkata dengan dominan, "Saat kamu sakit, aku nggak menemanimu di rumah sakit karena kondisiku kurang sehat, tapi kamu langsung keberatan.""Kamu bahkan mengadu pada ayahmu, supaya ayahmu membenciku.""Kalau begitu, tentu saja aku juga nggak akan membiarkanmu hidup nyaman, mengerti?" Ucapan Luna menjadi makin jahat.Peter mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, aku akan berubah. Apa pun yang terjadi, aku nggak akan memberi tahu Ayah lagi, oke?"Dia hanya berharap agar Luna bisa memperlakukannya dengan lebih baik."Sudah telat." Setelah Luna siap-siap, dia langsung membawa putranya ke luar.Peter ingin mengikuti mereka, tetapi dia didorong dengan kuat oleh Luna, sehingga dia terj

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 45

    Setelah duduk, pelayan toko membawakan menu untuk kami dan kami pun memesan makanan.Winnie menyerahkan menu padaku, aku pun menunjuk tulisan di menu itu sambil memberitahunya isi setiap pangsit.Dia mengangguk sambil berkata, "Enak, ya."Kemudian, aku bertanya, "Mau makan yang mana?"Winnie mengedipkan matanya sambil menjawab, "Mau makan semuanya."Aku pun menyerahkan menu pada Hugo dan membiarkan Hugo untuk membuat keputusan.Hugo juga menyayangi Winnie, jadi dia langsung berkata pada pelayan tersebut, "Masing-masing satu porsi, ya."Pelayan itu juga bersikap sangat baik. "Baik."Setelah pelayan itu pergi, Winnie memelukku sambil bertanya, "Ibu, tahukah kamu?""Kata teman-teman sekelasku, dua hari ini, Peter kasihan sekali.""Sudah jam pulang sekolah, tapi ibu barunya nggak mau pergi menjemputnya.""Setiap hari, dia harus menunggu di depan gerbang hingga lewat pukul sembilan ...."Anak kecil ini hanya ingin bercerita tanpa maksud tertentu.Winnie bergumam, "Menurut Ibu, kenapa dia be

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 44

    Stanley tiba-tiba merasa bahwa Luna sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia menyayangi Peter.Luna seketika terbangun. Dia menatap Stanley dengan matanya yang berkaca-kaca dan bertanya, "Kamu menyalahkanku, ya?"Stanley menjawab dengan sabar, "Nggak."Melihat Stanley memang tidak menunjukkan maksud untuk menyalahkannya, Luna baru membuang napas dengan lega.Stanley berkata, "Tapi ...."Luna seketika merasa gugup.Stanley berkata lagi dengan santai, "Kamu sepertinya sama sekali nggak memedulikan Peter."Luna bergegas berkata, "Aku juga nggak tahu kenapa, tapi pengaruh kehamilanku sangat besar. Begitu kalian keluar, aku langsung ketiduran ...."Namun, Stanley malah tetap menatap Luna dengan tatapan dominan sambil berkata, "Tapi, saat kami pulang, kamu bahkan nggak menanyakan kondisi Peter."Mendengar ucapan Stanley, Luna baru menyadari bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar.Meskipun dia sudah berhasil menyingkirkan Annie dan merebut posisi Annie ....Peter masih sangat penting

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 43

    "Mengerti?"Winnie tertawa dengan bahagia. Dia memeluk leherku dan berbisik di telingaku, "Ibu memang paling baik!"Aku pun memeluknya erat-erat sambil berkata, "Winnie juga sangat baik."Winnie langsung melepaskan diri dari pelukanku, lalu menarik tanganku sambil berlari ke lantai atas. "Ayo, Ibu, aku sudah nggak sabar mau mandi!"...Kamar Winnie dilengkapi dengan sebuah bak mandi.Hari ini, dia ingin berendam di bak mandi. Jadi, saat aku mengambil air untuknya, aku terus memperhatikan suhu airnya.Sedangkan Winnie mengeluarkan teman mandinya, yaitu sebuah mainan bebek dan beberapa binatang lainnya, dan memasukkan semuanya ke dalam bak mandi.Kemudian, dia mencari piama untuk dirinya sendiri.Setelah sibuk melakukan hal-hal ini, keningnya sudah berkeringat, tetapi matanya berkilau.Airnya juga sudah siap.Winnie masuk ke dalam bak mandi dan berbaring dengan patuh. Dia menjulurkan kepalanya dan menatapku.Aneh sekali.Aku tidak melakukan banyak hal untuk anak ini, bahkan kurang dari s

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 42

    Mendengar pertanyaan Peter, Stanley terdiam sejenak sebelum menjawab, "Karena dia ...."Pergi keluar untuk mempersiapkan kejutan untukmu.Sebelum Stanley menyelesaikan ucapannya, dia tiba-tiba menyadari bahwa ada yang aneh ....Luna selalu mengatakan bahwa dia tidak boleh kelelahan semasa kehamilannya. Kalau tidak, perkembangan janinnya akan terpengaruh.Namun ....Sepertinya, pergi berbelanja di luar juga melelahkan, bukan?Artinya ....Luna tidak keberatan jika dia harus kelelahan untuk pergi bersenang-senang di luar.Namun, dia tidak ingin menjaga Peter.Melihat Stanley yang ragu-ragu untuk menjawab, Peter bertanya dengan bingung, "Ayah, ada apa dengan Ibu Luna?""Nggak apa-apa," jawab Stanley.Peter adalah putra Stanley satu-satunya, jadi Stanley tentu saja harus lebih memperhatikan putranya ini. "Nanti, saat kita pulang, kita beri tahu Ibu Luna, ya. Besok, sesibuk apa pun dia, dia tetap harus pergi menjemputmu. Oke?"Peter menjawab dengan puas, "Oke!"Kemudian, dia bergumam, "Aku

DMCA.com Protection Status