Share

Bab 12

Penulis: Raina_K
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-26 18:37:17
Akhirnya, tanpa mengucapkan apa pun, Stanley membawa Peter meninggalkan ruangan.

...

Tidak lama setelah mereka pergi, seorang perawat menghubungiku dan menanyakan keputusanku mengenai janin yang belum berbentuk itu.

Mereka tahu bahwa kondisiku tidak baik, mereka tidak ingin menyinggung perasaanku. Oleh karena itu, mereka menghubungi pasanganku terlebih dahulu. Hanya saja, panggilan itu tidak terhubung.

Mereka pun tidak memiliki pilihan lain selain menghubungiku dan memintaku untuk menandatangani surat persetujuan.

Setelah menjelaskan prosedurnya padaku, mereka menanyakan kapan aku memiliki waktu luang.

Sekarang, kondisiku sebenarnya tidak baik, jadi aku tidak seharusnya bergerak. Namun, ini pertama kalinya aku akan melihat anak itu.

Jika aku terlambat, dia akan merasa sedih ....

Oleh karena itu, aku memberi tahu mereka bahwa aku akan pergi sekarang juga.

Setibanya di tempat itu, aku menandatangani surat persetujuan. Setelah menunggu sesaat, mereka menyerahkan sebuah kotak kecil padaku.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 13

    Stanley bertanya dengan hati-hati, "Sayang, kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Oh, dia mencelakai istrimu hingga istrimu jatuh dari tangga dan keguguran, tapi kamu malah khawatir dia dipukul mantan suaminya, ya?" Aku tertawa dengan sinis dan berkata, "Kamu benar-benar baik hati, deh.""Sayang!" Stanley berdiri dengan penuh amarah dan berseru, "Aku tahu kamu sedih karena kehilangan anak itu! Tapi, kamu harus tahu, saat Peter memanggilmu ke tangga, lalu kakimu tergelincir, hingga kamu terjatuh dari tangga, semuanya nggak berhubungan dengannya!""Sebagai seorang wanita, kamu seharusnya merasa simpati karena keselamatannya terancam. Tapi, kamu malah menyindirnya!""Aku benar-benar sudah salah menilai dirimu!""Lagi pula, nggak peduli kamu setuju atau nggak ....""Luna tetap akan tinggal di rumah kita."Seusai berbicara, Stanley langsung pergi dengan marah.Lihatlah!Inilah Stanley. Kalaupun aku dilukai atau ditindas orang lain, bahkan jika aku tidak melawan dan hanya mengeluh, dia tetap ak

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 14

    "Kalau kamu membiarkan mereka menikah, bagaimana hidup Peter ke depannya?""Annie, kalaupun kamu nggak memikirkan dirimu sendiri, kamu harus memikirkan Peter.""Dia adalah darah dagingmu!""Kamu tega melihatnya ditindas?"Sebelumnya, aku memang tidak tega.Aku selalu memikirkan kebaikannya dan khawatir dia akan dianiaya.Namun, apa yang kudapatkan?Dia malah tidak ragu-ragu untuk melukai dirinya sendiri dan melukai diriku hanya supaya aku berinisiatif untuk merelakan posisiku sebagai ibunya!Aku tidak ingin menjelaskan apa pun, jadi aku hanya berkata dengan cuek, "Wanita itu sangat baik padanya."Ibuku merasa tidak puas dengan jawabanku, dia berkata, "Memangnya dia memperlakukan Peter lebih baik daripada kamu?"Aku tersenyum dengan sinis dan berkata, "Seharusnya ya. Lagi pula, sekarang, Peter sudah memanggil wanita itu sebagai ibunya."Ibuku mengernyit. Dia jelas-jelas juga tidak menyangka bahwa Peter bisa bertindak begitu keterlaluan.Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan, jadi di

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 15

    Pada saat ini, aku baru melihat pria di hadapanku ini dengan jelas.Pria ini setampan bintang terkenal, hanya saja dia terkesan sangat dingin.Hanya dengan berdiri diam saja dia terlihat sangat dominan, seakan-akan dia memancarkan aura yang jauh dan asing.Jika aku benar-benar kenal dengannya, aku pasti akan mengingatnya.Namun, setelah berpikir sejenak, aku tetap saja tidak mengenali orang ini. "Apakah aku kenal denganmu?"Pria ini takut aku salah paham, jadi dia menjawab, "Dua hari yang lalu, saat kamu jatuh dari tangga, kamilah yang membawamu ke UGD."Sebelum dia memberitahuku hal ini ....Aku selalu mengira bahwa hari itu, Stanley-lah yang terus mengikutiku, sehingga dia mendengar suaraku terjatuh dan membawaku pergi menerima perawatan.Aku menundukkan kepalaku.Ternyata bukan, ya.Kemudian, aku menatap pria di hadapanku sambil berkata, "Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku."Hal ini bukanlah hal sepele.Jadi, aku tentu saja tidak bisa hanya berterima kasih melalui ucapan. "Aku

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 16

    Dia takut aku salah paham, jadi dia bergegas berkata, "Tentu saja, aku akan memberimu gaji."Namun, sekarang, aku masih belum bercerai.Jika aku meninggalkan Stanley dan Peter dengan gegabah, lalu membantu seorang pria asing untuk membesarkan seorang anak ....Hal ini sepertinya akan berdampak buruk bagi pria ini.Aku tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaannya."Aku juga mengetahui kondisimu sekarang ..." kata Hugo sambil menyodorkan selembar kartu nama padaku. "Aku juga tahu, kamu pasti memerlukan waktu untuk memikirkannya. Jadi, kamu nggak usah terburu-buru untuk memberiku sebuah jawaban."Aku pun menerima kartu nama berwarna hitam dengan tulisan berwarna emas itu.Hugo berdiri dan berkata, "Kalau begitu, aku pergi dulu, ya."Aku hanya menatap punggungnya.Aku menggigit bibirku dalam dilema.Sekarang, aku tidak punya uang, juga tidak memiliki tempat tinggal. Setelah aku bercerai, aku sepertinya benar-benar harus tinggal di kolong jembatan.Sedangkan sekarang, sebuah kesempatan

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 17

    Luna menerima hadiahnya dan mengucapkan terima kasihnya.Akhirnya, dia bahkan menangis dengan bahagia.Dia berkata dengan suara yang terisak tangis, "Nggak kusangka, keinginanku bisa tercapai. Aku benar-benar sangat senang bisa menjadi keluarga yang sesungguhnya dengan kalian.""Jangan bicara seperti itu." Stanley seperti tidak tega melihat Luna menangis, dia pun menghibur Luna dengan kikuk. "Ayo makan dulu. Kalau nggak, makanannya akan jadi dingin."Saat beberapa orang ini hendak pergi ke ruang makan dengan senang hati ....Stanley tiba-tiba menghentikan langkahnya dan menoleh.Dia pun melihat aku yang sedang berdiri di depan pintu.Senyuman di wajah Stanley sontak menjadi kaku.Saat dia berhenti bergerak, orang-orang lainnya juga ikut menoleh. Melihat kepulanganku, ekspresi mereka menjadi sangat masam.Aku menatap mereka.Api amarah pun meluap dengan tidak terkendali dalam hatiku.Aku baru keguguran kurang dari tujuh hari ....Orang-orang yang mencelakaiku bukan hanya sama sekali tid

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 18

    Namun, aku sudah malas untuk berkompromi lagi. Aku berkata dengan dingin, "Tapi, aku nggak merasa kalau aku melakukan kesalahan apa pun."Mendengar ucapanku, Stanley langsung berdiri.Tanpa menghiraukannya, aku berbalik dan berencana untuk kembali ke kamar.Pada saat ini, Luna malah tiba-tiba memanggilku. "Kak Annie!"Aku menoleh dan menatap Luna.Dia sangat cantik.Bahkan hanya dengan sedikit riasan saja dan rambutnya yang diikat dengan asal-asalan, dia tetap terlihat cantik.Karena aku tidak menanggapi panggilannya, dia bergegas berkata, "Hari ini, aku hanya memasak sarapan untuk empat orang ....""Maaf, ya.""Sebelumnya, pada pagi hari, mereka selalu putar jalan dan pergi makan di rumahku. Jadi, aku seketika lupa kalau ini bukan rumahku ...."Luna menurunkan tatapannya, matanya berkaca-kaca, membuatnya terlihat sangat menawan."Kamu nggak melakukan kesalahan apa pun!" Stanley tidak tega melihat Luna menangis. "Jangan minta maaf padanya."Luna menangis dengan sedih sambil berkata, "T

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 19

    Luna tersenyum sambil berkata, "Tapi, nanti malam, kami akan makan di rumah. Tolong masak, ya, Kak Annie."Dia memprovokasiku dengan sangat arogan.Dia mengira bahwa dia bisa memengaruhiku ....Aku tidak menghiraukan mereka dan hanya berjalan ke ruang tamu.Stanley berkata, "Dia mungkin masih merajuk, tapi tenang saja, setelah kami pulang, dia akan mengerti."Peter juga ikut berkata, "Benar, meskipun orangnya menyebalkan, keterampilan memasaknya sangat baik!""Saat kita pulang malam ini, kita pasti bisa makan banyak!"Luna berseru dengan senang hati, "Serius? Aku sangat menantikannya!"Mereka sepertinya masih merasa bahwa aku masih mencintai Stanley. Bahkan, untuk mendapatkan pengampunan Stanley, aku akan menyeret badanku yang masih belum pulih sepenuhnya dan mempersiapkan makan malam yang melimpah untuk mereka.Mereka sama sekali tidak menyadari bahwa sekarang, tatapanku pada Stanley sangat dingin, seakan-akan aku sedang menatap seorang orang asing yang tidak berotak.Setelah mereka p

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 20

    Aku berdiri dan berjalan ke arah kamar sambil berkata dengan dingin, "Kalau begitu, lapor polisi. Untuk apa kamu mencariku?"Stanley malah menghalangi jalanku dan berkata, "Orang yang menculiknya adalah mantan suaminya Luna."Aku ingin berjalan melewatinya dan kembali ke kamar, suaraku juga sangat dingin. "Kalau begitu, kamu seharusnya pergi mencari Luna!"Stanley malah mengikutiku, tidak membiarkanku berjalan maju. "Dia kira aku berhubungan dengan Luna, jadi dia marah besar.""Dia hanya meminta agar kamu pergi menemaninya semalaman, dia baru akan melepaskan Peter."Stanley berkata dengan tidak berdaya dan sedih, "Sayang ...."Sebelum dia bisa menyelesaikan ucapannya, aku sudah mengetahui maksudnya.Aku merasa murka hingga sekujur tubuhku bergetar. Aku pun menamparnya dengan kuat."Stanley, dasar bajingan!"Namun, Stanley malah berkata, "Sayang, Peter putra kandungmu, kamu nggak bisa membiarkannya dicelakai begitu saja!"Seusai berbicara, dia tiba-tiba mengeluarkan sebotol semprotan da

Bab terbaru

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 50

    Aku berkata lagi, "Luna, kamu seharusnya paham, 'kan?"Setelah Rendy bangkrut, Luna bisa meninggalkannya.Luna lebih memilih untuk menjadi wanita simpanan Stanley, jadi artinya dia sama sekali tidak bisa hidup miskin.Jika Stanley benar-benar tidak menginginkannya lagi, dia hanya bisa membawa putranya pergi menjadi wanita simpanan pria kaya lainnya dengan susah payah, supaya pria itu menghidupinya.Selain itu ....Pria lainnya tidak tentu akan benar-benar mencintainya dan ingin menjalani hidup yang baik dengannya, seperti Stanley.Oleh karena itu, Luna akan berusaha sebisanya untuk tetap berada di sisi Stanley."Annie Judith!" Luna tidak menyangka bahwa aku akan mengancamnya. Ekspresinya pun seketika menjadi sangat masam.Aku mendesaknya dengan tenang. "Waktuku terbatas."Luna menggertakkan giginya. Saat aku berbalik, dia tiba-tiba berseru, "Maaf!"Aku pun berbalik lagi dan berkata, "Siapa yang bersalah, dia yang harus minta maaf, bukan?"Luna sangat tidak menyukaiku, tetapi demi masa

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 49

    "Aku nggak suka mendengarnya."Mendengar ucapan Winnie, aku pun mengangkat kepalaku.Aku seketika melihat putranya Luna yang sedang berdiri di atas seluncuran sambil menatapku.Tatapannya tidak sejernih mata anak kecil pada umumnya, melainkan memancarkan kedewasaan yang sama sekali tidak cocok untuk anak seusianya.Pada saat ini, tatapannya penuh akan kebencian.Awalnya, aku berencana untuk menjaga jarak dengan mereka.Kecuali jika aku mendapatkan bukti untuk mengungkapkan sifat aslinya Luna, aku tidak akan menghubungi mereka lagi.Namun, mereka malah terus muncul di hadapanku.Mungkin karena aku selalu menoleransi provokasi dan penindasan mereka ....Mereka sepertinya menganggap bahwa aku mudah untuk ditindas.Mereka bahkan ingin menindas Winnie.Huh!Kalau aku tidak melawan ....Mereka sepertinya akan makin menjadi-jadi.Aku menyingkirkan ekspresi dingin di wajahku dan berkata pada Winnie dengan lembut, "Tapi, kalau orang lain menindasmu dan kamu malah menghindar ....""Orang itu aka

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 48

    Peter tidak bisa memikirkan alasannya.Dia hanya samar-samar merasa bahwa sejak ibunya yang dulu dan Stanley bercerai, segalanya berubah ....Peter kembali ke kamarnya dengan sedih dan mengeluarkan tabletnya. Begitu dia membuka WhatsApp, dia langsung melihat foto yang diunggah Luna.Dia pun membuka foto tersebut.Luna mengunggah foto dirinya menggendong kakaknya Peter.Mereka tersenyum lebar, jelas-jelas sedang bermain dengan sangat senang di taman hiburan.Peter kembali menangis dengan sedih.Saat dia ingin mengirimkan foto ini pada ayahnya, foto ini malah tiba-tiba menghilang .......Ada banyak sekali anak kecil di taman hiburan.Sebelumnya, Hugo sibuk bekerja, jadi dia jarang sekali punya waktu untuk menemani Winnie bermain di luar.Oleh karena itu, begitu Winnie melihat berbagai atraksi di taman hiburan, matanya berkilau. Dia menggenggam tanganku dan berlari ke sana kemari.Akhirnya, dia menentukan sebuah taman kecil dan berkata pada Hugo, "Ayah, aku mau main ini!"Hugo pun membay

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 47

    Hugo memang bukan suamiku dan Winnie juga bukan putri kandungku.Namun, di sisi mereka, aku perlahan-lahan mulai mengetahui seperti apa hubungan orang tua dan anak yang sehat....Hari ini, Winnie ingin menikmati waktu bersama sebagai keluarga.Oleh karena itu, Hugo secara khusus tidak meminta sopir untuk ikut pergi.Hugo yang akan mengemudi sendiri.Aku duduk di belakang untuk menemani Winnie.Winnie bersandar padaku dengan manja sambil terus memainkan bajuku dengan jari tangannya.Aku menepuk bahunya dengan lembut sambil berpikir dengan tenang bagaimana aku harus meminta agar dia bersedia untuk berbicara dengan orang-orang selain aku dan Hugo.Setelah ragu-ragu untuk sangat lama, aku baru mencoba untuk bertanya, "Winnie, bisakah Ibu meminta bantuan Winnie?"Mendengar ucapanku, Winnie langsung duduk dan menatapku dengan matanya yang berkilau. "Bantuan apa?"Dia sepertinya sangat menantikan untuk membantuku melakukan sesuatu.Aku pun menjawab dengan pelan, "Emm, bisakah kamu mencoba un

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 46

    Peter tercengang di tempat. Namun, dia tetap bertanya, "Kenapa?"Sebelumnya, Luna selalu membawanya ke mana-mana.Sekarang, mengapa Luna berubah?"Karena kamu nakal," jawab Luna sambil tersenyum dengan sinis.Bagaimanapun, dia adalah orang dewasa.Dia bisa menghadapi seorang anak kecil dengan sangat gampang.Dia berkata dengan dominan, "Saat kamu sakit, aku nggak menemanimu di rumah sakit karena kondisiku kurang sehat, tapi kamu langsung keberatan.""Kamu bahkan mengadu pada ayahmu, supaya ayahmu membenciku.""Kalau begitu, tentu saja aku juga nggak akan membiarkanmu hidup nyaman, mengerti?" Ucapan Luna menjadi makin jahat.Peter mengangguk dan berkata, "Kalau begitu, aku akan berubah. Apa pun yang terjadi, aku nggak akan memberi tahu Ayah lagi, oke?"Dia hanya berharap agar Luna bisa memperlakukannya dengan lebih baik."Sudah telat." Setelah Luna siap-siap, dia langsung membawa putranya ke luar.Peter ingin mengikuti mereka, tetapi dia didorong dengan kuat oleh Luna, sehingga dia terj

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 45

    Setelah duduk, pelayan toko membawakan menu untuk kami dan kami pun memesan makanan.Winnie menyerahkan menu padaku, aku pun menunjuk tulisan di menu itu sambil memberitahunya isi setiap pangsit.Dia mengangguk sambil berkata, "Enak, ya."Kemudian, aku bertanya, "Mau makan yang mana?"Winnie mengedipkan matanya sambil menjawab, "Mau makan semuanya."Aku pun menyerahkan menu pada Hugo dan membiarkan Hugo untuk membuat keputusan.Hugo juga menyayangi Winnie, jadi dia langsung berkata pada pelayan tersebut, "Masing-masing satu porsi, ya."Pelayan itu juga bersikap sangat baik. "Baik."Setelah pelayan itu pergi, Winnie memelukku sambil bertanya, "Ibu, tahukah kamu?""Kata teman-teman sekelasku, dua hari ini, Peter kasihan sekali.""Sudah jam pulang sekolah, tapi ibu barunya nggak mau pergi menjemputnya.""Setiap hari, dia harus menunggu di depan gerbang hingga lewat pukul sembilan ...."Anak kecil ini hanya ingin bercerita tanpa maksud tertentu.Winnie bergumam, "Menurut Ibu, kenapa dia be

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 44

    Stanley tiba-tiba merasa bahwa Luna sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia menyayangi Peter.Luna seketika terbangun. Dia menatap Stanley dengan matanya yang berkaca-kaca dan bertanya, "Kamu menyalahkanku, ya?"Stanley menjawab dengan sabar, "Nggak."Melihat Stanley memang tidak menunjukkan maksud untuk menyalahkannya, Luna baru membuang napas dengan lega.Stanley berkata, "Tapi ...."Luna seketika merasa gugup.Stanley berkata lagi dengan santai, "Kamu sepertinya sama sekali nggak memedulikan Peter."Luna bergegas berkata, "Aku juga nggak tahu kenapa, tapi pengaruh kehamilanku sangat besar. Begitu kalian keluar, aku langsung ketiduran ...."Namun, Stanley malah tetap menatap Luna dengan tatapan dominan sambil berkata, "Tapi, saat kami pulang, kamu bahkan nggak menanyakan kondisi Peter."Mendengar ucapan Stanley, Luna baru menyadari bahwa dia sudah melakukan sebuah kesalahan besar.Meskipun dia sudah berhasil menyingkirkan Annie dan merebut posisi Annie ....Peter masih sangat penting

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 43

    "Mengerti?"Winnie tertawa dengan bahagia. Dia memeluk leherku dan berbisik di telingaku, "Ibu memang paling baik!"Aku pun memeluknya erat-erat sambil berkata, "Winnie juga sangat baik."Winnie langsung melepaskan diri dari pelukanku, lalu menarik tanganku sambil berlari ke lantai atas. "Ayo, Ibu, aku sudah nggak sabar mau mandi!"...Kamar Winnie dilengkapi dengan sebuah bak mandi.Hari ini, dia ingin berendam di bak mandi. Jadi, saat aku mengambil air untuknya, aku terus memperhatikan suhu airnya.Sedangkan Winnie mengeluarkan teman mandinya, yaitu sebuah mainan bebek dan beberapa binatang lainnya, dan memasukkan semuanya ke dalam bak mandi.Kemudian, dia mencari piama untuk dirinya sendiri.Setelah sibuk melakukan hal-hal ini, keningnya sudah berkeringat, tetapi matanya berkilau.Airnya juga sudah siap.Winnie masuk ke dalam bak mandi dan berbaring dengan patuh. Dia menjulurkan kepalanya dan menatapku.Aneh sekali.Aku tidak melakukan banyak hal untuk anak ini, bahkan kurang dari s

  • Dekat di Mata, Jauh di Hati   Bab 42

    Mendengar pertanyaan Peter, Stanley terdiam sejenak sebelum menjawab, "Karena dia ...."Pergi keluar untuk mempersiapkan kejutan untukmu.Sebelum Stanley menyelesaikan ucapannya, dia tiba-tiba menyadari bahwa ada yang aneh ....Luna selalu mengatakan bahwa dia tidak boleh kelelahan semasa kehamilannya. Kalau tidak, perkembangan janinnya akan terpengaruh.Namun ....Sepertinya, pergi berbelanja di luar juga melelahkan, bukan?Artinya ....Luna tidak keberatan jika dia harus kelelahan untuk pergi bersenang-senang di luar.Namun, dia tidak ingin menjaga Peter.Melihat Stanley yang ragu-ragu untuk menjawab, Peter bertanya dengan bingung, "Ayah, ada apa dengan Ibu Luna?""Nggak apa-apa," jawab Stanley.Peter adalah putra Stanley satu-satunya, jadi Stanley tentu saja harus lebih memperhatikan putranya ini. "Nanti, saat kita pulang, kita beri tahu Ibu Luna, ya. Besok, sesibuk apa pun dia, dia tetap harus pergi menjemputmu. Oke?"Peter menjawab dengan puas, "Oke!"Kemudian, dia bergumam, "Aku

DMCA.com Protection Status