Hey ... kamu
Entah kamu siapa. Yang jelas, iya kamu. Aku hanya ingin berbagi kabar, perihal angin yang sedang bermanja pada dedaunan. Bergelanjut melambai mengisyaratkan kedamaian; tenang penuh kesejukkan. Tahu kah kamu? Detik ini seraya menikmati alunannya, aku berdialog untuk menyampaikan doa. Melebur dalam keheningan yang sedang kuimpikan bahagia hingga akhir penantian. Untukmu, yang masih entah siapa. Bersabarlah di sana. Jangan lupa untuk memadahkan pula sebait doa. Segera dalam lautan bahagia kita dapat berjumpa. Bila waktu berkenan dan semesta meng-aamiinkan. Semoga kamu dan aku akan saling bermuara meyematkan bahtera yang menjadi kita.Tak perlu bertanya aku bagaimana. Aku hanya ingin terbaik untuk melabuhkan rasa yang sempat terkatung-katung dalam dinginnya penantian. Memberi jeda segala resah dan rentetan cerita. Biarkan segala impian kuhaturkan pada-Nya, meminta dihadirkan kamu yang memang sama menungguku--barangkali.Jika masa itu telah tiba. Datanglah dengan segenap pancaran yang senantiasa didamba. Mengembang senyum tak lepas dari pesona aurora jiwa. Meraih genggaman dan saling menautkan permohonan. Hingga akan ada akhir cerita tentang pelayaran pencarian yang menceriakan.
Ah ... ini hanya sekadar abu-abu yang masih berahasia. Jika memang benar adanya, itulah doa yang sedang kuminta.Segala harap yang masih tersimpan. Mendamba akan baik sangka. Semoga.Entah aku harus menyebut ini perihal apa. Getar aneh yang menggebu kala hati mengumamkan namanya. Berdegup hebat jika lama tak berjumpa. Namun, terasa nyeri tatkala ingin meraihnya. Lantas apakah ini bisa disebut rindu? Atau hanya getar jemu yang tengah membangkitkan kelu. Sebab, hadirnya membuka kotak memori pada lembaran usang yang pernah koyak dalam hidup. Meramu kenangan hingga membuat perih semakin dalam. Berlarian mengitari sudut ruang tanpa persinggahan. Semua terjadi begitu saja tanpa ada permintaan dan balasan. Dan kini aku terjebak pada arah ingatan memintanya kembali, menginginkan peluk hangat yang telah diasingkan perih.Dahulu dia senantiasa mendekapkan selimut kenyamanan serta melukis gradasi senyum menenangkan. Mengelitik rasaku terpendar akan gelora menghunus ikatan. Mengembangkan kasih peduli dengan kepercayaan.
Hingga segalanya teramat berarti dalam deru napas yang terciptakan. Namun, dia menghilang tanpa adanya ucapan perpisahan. Membuat diri mesti menerka-nerka apa yang tengah dilakukan. Sibuk mencari celah jawaban yang berputar ketidakrelaan. Amarah yang menyebar dalam darah seakan menari dalam dinginnya kehampaan sebab tanggalnya kesetiaan. Menceritakan bagaimana dia dengan mudahnya menghancurkan perasaan. Menggantungkan sisa-sisa kenangan menjadi kepingan yang menyakitkan. Aku seakan tersadar bahwasanya apa yang digenggam tak selamanya dapat bertahan. Dan apa yang terindah belum tentu hal yang menyenangkan. Walaupun berkali-kali ikatan sayang telah ditancapkan agar ia tak mudah pudar, tetapi takdir membawa coretan kisah berpijak pada ruang nelangsa, terpelanting gundah dalam deretan hujatan.Kini derai deras mengalir dalam diam tak merelakan sebuah perpisahan, tetapi apa yang mampu dilakukan selain menyepi terisak dalam keraguan. Meski hati lelah tercambik oleh kegagalan yang ia berikan. Namun, raga ingkar pada ketulusan yang pernah terasakan. Aku teramat berharap keindahan taman ketulusan, hingga aku harus merelakan gugur bunga menjadi gersang.Malam yang kian pekat, mendekap erat tubuh yang kian memilukan. Bersandar pada dinding kerapuhan.Meminta mata terbuka menyaksikan keindahan luar kesakitan. Biarlah dia bahagia dengan jalan yang mengharumkan, dan aku berjalan beriringan lelah untuk berdamai dengan keadaan. Menjemput mentari untuk meninggalkan seberkas cahaya kesetiaan.Kini angin sedang membawa daun kerinduan di hadapan, bertengger manis bersebelahan dengan sapuan perasaan. Membawa mataku berlari menulis perihal takdir ku hanya sahabat saja
Merangkai kata sederhana menjelmakan bait-bait keindahan dalam pikiran. Serta menyelami samudra ingatan untuk membuka kembali singgasana terbaik dalam perjalanan yaitu kita.Kita adalah sahabat.dua orang insan dengan genggaman warna mimpi yang berbeda, menyisir detik seraya mengayunkan langkah untuk saling beriringan. Kisah kita bagai dongeng yang tengah melaju dalam pikiran terekam manis dalam deretan masa putih-biru kala itu yang senantiasa berbagi canda tawa di ruang remaja. Menceritakan kisah petualangan masing-masing rasa. Serta meninggalkan kepingan memori indah perihal kepolosan bersama.Hingga akhirnya, masa mengantarkan diri pada sebuah kedewasaan yang menumbuh membentuk pola-pola kewajiban yang merentang. Menyekat kita dengan nama kesibukan. Dan di tempat berdiam kini, kita saling menggunungkan sebuah rindu sebab tak meraihnya temu.Kutahu, perihal persahabatan tapi ini rasa yang menyakitkan bukan selalu bersama-sama dalam siang dan malam, bukan pula ingin mengikat menjadi apa yang diharapkan. Melainkan saling ada, memeluk memberi bahu sebagai sandaran kerindangan untuk mimpi-mimpi yang terencanakan. Meskipun raga tak selalu terjangkau oleh pandangan untuk menguatkan. Namun, hati memilih memijak kepercayaan sebagai hadiah terlukiskan.Barangkali bagi sebagian orang persahabatan ialah jutaan galaksi di megahnya ruang angkasa. Beradu padu untuk saling memberi keindahan pada pasang kekompakan. Juga saling menjadi tangan untuk menggengam, berbagi mata tatkala hujan gundah datang menikam. Serta saling memberi tempat teduh untuk sekadar berbagi keadaan. Dan inilah kita, persahabatan yang mengalir rasa yang sama mengikuti derasnya arus tanpa terhenti di muara.Bukannya tak pernah ada persimpangan dalam sebuah persahabatan, bukan pula hal memesona saja yang tergambar di dalam. Namun, banyak hal yang dapat jadi pelajaran untuk dikenang. Dan kita tetaplah sama, saling memberi sebongkah dukungan, menekuri hari untuk merajut asa yang menanti diwujudkan. Meski segudang rutinitas terkadang menyita diri, hingga kita tak dapat berkabar setiap hari.Di dalam naungan rindu dan harumnya persahabatan. Ingatanku berkelana menjelajah pada tahun lalu, di bulan Oktober dengan kisah gempitanya menyematkanmu bak seorang putri. Kala itu, lukisan sabit di wajahmu melengkung sempurna; seterang bintang dalam pelupuk mata. Menghapuskan luka yang sempat mendera, sebab kegagalan cinta.Hujan perih di mata, kini terganti aliran bahagia. Beriringan degupan dada yang menari menghimpit rasa yang ingin berbicara untuk meyakinkan diri. Langit pun terang menyertakan diri menjadi saksi ikrarnya janji suci.Aku turut melepas butiran kaca pada pinggiran pelupuk. Jiwaku masih terpaku mengucap beribu syukur, menemukan binar ceria pada bola hitammu. Dirimu telah menemukan genggaman yang akan menuntunmu pada suatu keajaiban cinta, serta merujuk dalam dekapan cinta semesta hadirkan. Menyematkan bunga mekar dibingkai ketulusan. Meyakini hati bahwa kamu akan dijaga dia yang mencintai dengan setulus kelembutan. Kini langkah kita memang tak seiring
Waktu begitu cepat berlalu, kenapa begitu cepat sahabat terbaiku pergi?Apakah ini nasibku? aku harus berdiam diri di kamarku?Kenapa aku selalu dilanda musibah? apakah aku punya salah?Aku berharap suatu saat ada yang akan bisa menggantikannyaAgar aku bisa terus tersenyumDi penghujung hari, aku berdiri di depan jendela kamarku yang sengaja kubuka sembari memandang bintang yang tidak pernah lelah menghias malam. Saat ini pukul 11.35 pm tetapi mataku belum juga terpejam. Terlalu banyak masalah yang sedang memenuhi pikiranku. Ada-saja masalah yang terjadi dalam hidupku ini. Padahal, aku ingin sehari saja hidup tanpa masalah. Namun, aku hanyalah manusia biasa yang memiliki sekedar keinginan. Aku hanya bisa berdoa dan Dialah yang menentukannya.Di langit, aku melihat sebuah bintang yang cahaya sangat terang. Terangnya lebih daripada bintang yang lainnya. Ingin sekali aku memetik bintang itu dan ku genggam erat dengan tanganku. Namun, hal itu
di dalam gelapnya malam, ku lantunkan ucapan selamat malam dari lubuk hati terdalam agar persahabatan kita tetap abadi bersama sunyinya malam Hari senja kian berlalu, dinginnya malam menusuk tulang wa ktunya tarik selimut, dan ku ucapkan selamat malam diriku Hargai semua apa yang kau miliki, tapi jangan kau biarkan sebuah hal yang tak berarti menjadikan dirimu kehilangan sesuatu yang berarti. Segelap apapun keadaan di suasana malam pasti ada sebuah bintang yang menerangi di dalamnya. jangan lupa besok kita masih punya segudang petualangan menarik yang sayang untuk kita lewatkan.Tetap semangat Ku bahagia kau tersenyum, ku menangis kau bersedih.dan ketika mata lelah ku terlelap kau ucapkan Good Night Untukku hanya sebuah kata yang bisa terucap dari bibir manis mu, mimpilah indah seraya bunga yang sedang mekar Jembatan terbaik antara putus asa dan harapan adalah tidur malam yang nyenyak Tidur adalah meditasi terbaik. Tuhan bekerja di malam hari. Jangan menghabiskan mal
Angin berhembus menerpa wajahku yang pucat pasi.Tirai kelabu menghiasi cakrawala, ah kenapa sang surya harus bersembunyi pada gumpalan-gumpalan awan yang ternoda tetesan tinta hitam, hatiku pun menghitam, ada sesak di dada yang memaksanya mendorong sebening kristal keluar di sudut mata lelahku, namun ku mencoba bertahan.“Kenapa ini harus terjadi Tuhan?”Aku mendesah menahan murka yang bergejolak, menatap tajam padanya yang membisu, seperti pohon beringin tua di sudut pinggir kampung yang selalu diam tak bergeming walau badai topan menerpanya sekalipun.“Aku meminta satu jawaban, sebuah penjelasan, ucapkanlah..?”Mulutku kembali bereaksi dengan sepatah tanya, namun hanya hening yang ku dapat.Menunduk sendu di hadapanku, geliat resah bergerak cepat di matanya yang basah.Dadaku bergejolak murka, menatap
Sinar matahari pagi menelusup celah tirai kamarku, hembusan angin yang sejuk menambah keenggananku untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, aku teringat pada satu kewajibanku yaitu pergi ke sekolah karena libur semester satu telah usai. Yang artinya aku akan bertemu teman-teman, dengan segera aku merapikan tempat tidurku, dan pergi ke kamar mandi penuh semangat.“Kalau mandi cepat ya nak, ayahmu berangkat lebih awal hari ini” kata ibu yang sedang sibuk dengan masakannya.Aku menganggukkan kepala “Oke, mom”Sekolah masih cukup sepi. Hanya ada beberapa siswa kelas lain, dan yang pasti tukang kebun sekolahku. Tidak ada seorang siswa pun yang tampak di kelas 7e. Artinya, aku adalah orang pertama yang datang. Hal ini membuatku terasa jenuh karena seorang diri di dalam kelas. Sambil menunggu teman-temanku datang, aku menyelesaikan membaca novel yang ayah beli kemarin. Ceritanya menarik dan alur maju yang digunakannya membuat pembaca tidak bingung.
Sahabat sendiri adalah orang yang memiliki karakter yang bisa dikatakan hampir sama dengan kita, dengan kemiripan karakter kita bisa menjadi sahabat yang sangat dekat. Karakter tersebut muncul secara alami bukan dibuat-buat dan tidak banyak orang memiliki karakter yang sama.Seorang sahabat bagiku adalah pendengar setia, sahabat mendengar selalu ceritaku entah itu penting baginya atau tidak penting baginya meskipun cerita itu tidaklah penting baginya tapi sahabat selalu mendengarnya karena yakin itu adalah cerita yang penting bagiku bukan hanya pendengar setia tapi juga teman senang dan sedih tanpa harus ada disampingnya akan tetapi yang selalu ada bukan hanya ada tapi, ada disini belum tentu diartikan dengan adanya wujudnya yang disampingnya tapi ada disini bisa dibilang ketika butuh dia selalu bisa menjadi teman bercerita.Saya memiliki cerita pendek tentang kisah persahabatan saya, sahabat jarak jauh. Ketika saya masih dibangku sekolah MA yang berasrama saya memilik
BAB 1 Pada tanggal 26 Oktober 2020 Aku dekat dengan seseorang yang awalnya hanya kenal di sebuah grup hoby yang sama di situ aku coba buat memberanikan diri untuk menyapa nya pribadi Aku menchat dia awal nya hanya biasa saja tapi entah mengapa Aku merasakan hal yang beda terhadap diri nya rasa nyaman dan sayang itu hadir saat dalam waktu 3 hari"hay,"ucap ku."iyaaa,"jawab nya.pesan kami hanya berakhir di situ Aku merasa penasaran dengan dirinya belum kenal lama Aku sudah bisa menebak betapa cuek dia kepada ku seminggu berlalu kami berdua tidak saling menyapa hanya saja aku memantau dia lewat story WA nyasaat itu aku coba untuk membalas story nya "keren," ujar ku.Aku berusaha menunggu balasan dari nya tapi setiap Aku membalas story nya tidak ada satu kata pun yang membalas pesan ku sebelas pesan yang ku kirimkan padanya hanya sebatas hiasan buat dirinyadisitu aku pulang menjauh dari nya Aku hanya melihat story tapi tidak membalas
Sahabat sendiri adalah orang yang memiliki karakter yang bisa dikatakan hampir sama dengan kita, dengan kemiripan karakter kita bisa menjadi sahabat yang sangat dekat. Karakter tersebut muncul secara alami bukan dibuat-buat dan tidak banyak orang memiliki karakter yang sama.Seorang sahabat bagiku adalah pendengar setia, sahabat mendengar selalu ceritaku entah itu penting baginya atau tidak penting baginya meskipun cerita itu tidaklah penting baginya tapi sahabat selalu mendengarnya karena yakin itu adalah cerita yang penting bagiku bukan hanya pendengar setia tapi juga teman senang dan sedih tanpa harus ada disampingnya akan tetapi yang selalu ada bukan hanya ada tapi, ada disini belum tentu diartikan dengan adanya wujudnya yang disampingnya tapi ada disini bisa dibilang ketika butuh dia selalu bisa menjadi teman bercerita.Saya memiliki cerita pendek tentang kisah persahabatan saya, sahabat jarak jauh. Ketika saya masih dibangku sekolah MA yang berasrama saya memilik
Sinar matahari pagi menelusup celah tirai kamarku, hembusan angin yang sejuk menambah keenggananku untuk beranjak dari tempat tidur. Namun, aku teringat pada satu kewajibanku yaitu pergi ke sekolah karena libur semester satu telah usai. Yang artinya aku akan bertemu teman-teman, dengan segera aku merapikan tempat tidurku, dan pergi ke kamar mandi penuh semangat.“Kalau mandi cepat ya nak, ayahmu berangkat lebih awal hari ini” kata ibu yang sedang sibuk dengan masakannya.Aku menganggukkan kepala “Oke, mom”Sekolah masih cukup sepi. Hanya ada beberapa siswa kelas lain, dan yang pasti tukang kebun sekolahku. Tidak ada seorang siswa pun yang tampak di kelas 7e. Artinya, aku adalah orang pertama yang datang. Hal ini membuatku terasa jenuh karena seorang diri di dalam kelas. Sambil menunggu teman-temanku datang, aku menyelesaikan membaca novel yang ayah beli kemarin. Ceritanya menarik dan alur maju yang digunakannya membuat pembaca tidak bingung.
Angin berhembus menerpa wajahku yang pucat pasi.Tirai kelabu menghiasi cakrawala, ah kenapa sang surya harus bersembunyi pada gumpalan-gumpalan awan yang ternoda tetesan tinta hitam, hatiku pun menghitam, ada sesak di dada yang memaksanya mendorong sebening kristal keluar di sudut mata lelahku, namun ku mencoba bertahan.“Kenapa ini harus terjadi Tuhan?”Aku mendesah menahan murka yang bergejolak, menatap tajam padanya yang membisu, seperti pohon beringin tua di sudut pinggir kampung yang selalu diam tak bergeming walau badai topan menerpanya sekalipun.“Aku meminta satu jawaban, sebuah penjelasan, ucapkanlah..?”Mulutku kembali bereaksi dengan sepatah tanya, namun hanya hening yang ku dapat.Menunduk sendu di hadapanku, geliat resah bergerak cepat di matanya yang basah.Dadaku bergejolak murka, menatap
di dalam gelapnya malam, ku lantunkan ucapan selamat malam dari lubuk hati terdalam agar persahabatan kita tetap abadi bersama sunyinya malam Hari senja kian berlalu, dinginnya malam menusuk tulang wa ktunya tarik selimut, dan ku ucapkan selamat malam diriku Hargai semua apa yang kau miliki, tapi jangan kau biarkan sebuah hal yang tak berarti menjadikan dirimu kehilangan sesuatu yang berarti. Segelap apapun keadaan di suasana malam pasti ada sebuah bintang yang menerangi di dalamnya. jangan lupa besok kita masih punya segudang petualangan menarik yang sayang untuk kita lewatkan.Tetap semangat Ku bahagia kau tersenyum, ku menangis kau bersedih.dan ketika mata lelah ku terlelap kau ucapkan Good Night Untukku hanya sebuah kata yang bisa terucap dari bibir manis mu, mimpilah indah seraya bunga yang sedang mekar Jembatan terbaik antara putus asa dan harapan adalah tidur malam yang nyenyak Tidur adalah meditasi terbaik. Tuhan bekerja di malam hari. Jangan menghabiskan mal
Waktu begitu cepat berlalu, kenapa begitu cepat sahabat terbaiku pergi?Apakah ini nasibku? aku harus berdiam diri di kamarku?Kenapa aku selalu dilanda musibah? apakah aku punya salah?Aku berharap suatu saat ada yang akan bisa menggantikannyaAgar aku bisa terus tersenyumDi penghujung hari, aku berdiri di depan jendela kamarku yang sengaja kubuka sembari memandang bintang yang tidak pernah lelah menghias malam. Saat ini pukul 11.35 pm tetapi mataku belum juga terpejam. Terlalu banyak masalah yang sedang memenuhi pikiranku. Ada-saja masalah yang terjadi dalam hidupku ini. Padahal, aku ingin sehari saja hidup tanpa masalah. Namun, aku hanyalah manusia biasa yang memiliki sekedar keinginan. Aku hanya bisa berdoa dan Dialah yang menentukannya.Di langit, aku melihat sebuah bintang yang cahaya sangat terang. Terangnya lebih daripada bintang yang lainnya. Ingin sekali aku memetik bintang itu dan ku genggam erat dengan tanganku. Namun, hal itu
Di dalam naungan rindu dan harumnya persahabatan. Ingatanku berkelana menjelajah pada tahun lalu, di bulan Oktober dengan kisah gempitanya menyematkanmu bak seorang putri. Kala itu, lukisan sabit di wajahmu melengkung sempurna; seterang bintang dalam pelupuk mata. Menghapuskan luka yang sempat mendera, sebab kegagalan cinta.Hujan perih di mata, kini terganti aliran bahagia. Beriringan degupan dada yang menari menghimpit rasa yang ingin berbicara untuk meyakinkan diri. Langit pun terang menyertakan diri menjadi saksi ikrarnya janji suci.Aku turut melepas butiran kaca pada pinggiran pelupuk. Jiwaku masih terpaku mengucap beribu syukur, menemukan binar ceria pada bola hitammu. Dirimu telah menemukan genggaman yang akan menuntunmu pada suatu keajaiban cinta, serta merujuk dalam dekapan cinta semesta hadirkan. Menyematkan bunga mekar dibingkai ketulusan. Meyakini hati bahwa kamu akan dijaga dia yang mencintai dengan setulus kelembutan. Kini langkah kita memang tak seiring
Hey ... kamuEntah kamu siapa. Yang jelas, iya kamu. Aku hanya ingin berbagi kabar, perihal angin yang sedang bermanja pada dedaunan. Bergelanjut melambai mengisyaratkan kedamaian; tenang penuh kesejukkan. Tahu kah kamu? Detik ini seraya menikmati alunannya, aku berdialog untuk menyampaikan doa. Melebur dalam keheningan yang sedang kuimpikan bahagia hingga akhir penantian.Untukmu, yang masih entah siapa. Bersabarlah di sana. Jangan lupa untuk memadahkan pula sebait doa. Segera dalam lautan bahagia kita dapat berjumpa. Bila waktu berkenan dan semesta meng-aamiinkan. Semoga kamu dan aku akan saling bermuara meyematkan bahtera yang menjadi kita.Tak perlu bertanya aku bagaimana. Aku hanya ingin terbaik untuk melabuhkan rasa yang sempat terkatung-katung dalam dinginnya penantian. Memberi jeda segala resah dan rentetan cerita. Biarkan segala impian kuhaturkan pada-Nya, meminta dihadirkan kamu yang memang sama menungguku--barangkali.Jika masa itu telah tiba.
BAB 1 Pada tanggal 26 Oktober 2020 Aku dekat dengan seseorang yang awalnya hanya kenal di sebuah grup hoby yang sama di situ aku coba buat memberanikan diri untuk menyapa nya pribadi Aku menchat dia awal nya hanya biasa saja tapi entah mengapa Aku merasakan hal yang beda terhadap diri nya rasa nyaman dan sayang itu hadir saat dalam waktu 3 hari"hay,"ucap ku."iyaaa,"jawab nya.pesan kami hanya berakhir di situ Aku merasa penasaran dengan dirinya belum kenal lama Aku sudah bisa menebak betapa cuek dia kepada ku seminggu berlalu kami berdua tidak saling menyapa hanya saja aku memantau dia lewat story WA nyasaat itu aku coba untuk membalas story nya "keren," ujar ku.Aku berusaha menunggu balasan dari nya tapi setiap Aku membalas story nya tidak ada satu kata pun yang membalas pesan ku sebelas pesan yang ku kirimkan padanya hanya sebatas hiasan buat dirinyadisitu aku pulang menjauh dari nya Aku hanya melihat story tapi tidak membalas