Gendang perang sudah ditabuh oleh King dan perang suci yang mempertaruhkan segalanya akan segera terjadi. Sementara itu, Nia dan ibu Zaha terancam bahaya, berhasilkah Natiya menculik keduanya? Tunggu di episode berikutnya.
"Bagaimana mereka bisa melacak keberadaan kita?" Tanya Evelin heran pada lima rekannya, yang saat itu sedang berada bersamanya dalam ruang pengawasan yang terdapat di dalam rumah. Dari dalam ruangan kecil tersebut, Evelin dan yang lainnya bisa memantau situasi seluruh bagian luar dan dalam rumah. Sehingga, mereka bisa mengetahui jika ada pergerakan yang tidak biasa terjadi di luar sana. Termasuk kedatangan Natiya dan anak buahnya yang mencoba menculik Nia dan Ibunya, yang saat itu berada dalam perlindungan mereka. Selama Angel tidak ada, Evelin bertanggung jawab menjaga keamanan Nia dan ibunya. Di sana, Evelin tidak sendirian. Tim wanita yang dibentuk dan dilatih oleh Angel tersebut, terdiri dari enam orang dari berbagai latar belakang dan profesi. Namun, mereka memiliki kesamaan dalam satu hal, yaiotu mereka sama-sama korban kehidupan dan terabaikan dari kehidupan sosial dan lebih sering dianggap sebagai sampah masyarakat. Ada yang dulunya bekerja sebagai pelacur, korban perkosa
Claire dan Diva bahu membahu menyerang Natiya yang hanya seorang diri.Di sisi lain, natiya dikejutkan dengan kelincahan dua lawannya dan tidak mengira bahwa gaya bertarung keduanya begitu rapi dan tajam. Hanya dengan bertukar beberapa puluh pukulan dengan keduanya, Natiya menyadari bahwa keduanya begitu terlatih dan sangat disiplin.Claire dan Diva memiliki gaya bertarung berbeda. Jika Diva lebih kuat dan memiliki pertahanan yang bagus dan kuat. Claire ada sisi sebaliknya, gerakannya lincah dan tajam. Kombinasi keduanya, membuat Natiya sangat kerepotan dan tidak berdaya memanfaatkan keunggulannya. Saat ia coba menyerang Diva yang sengaja berada di depan untuk berhadapan secara langsung dengannya, serangan tajam dari Claire membuat Natiya tidak bisa begitu saja menekan Diva.Natiya jadi berandai-andai, jika bawahannya juga sedisiplin mereka. Paling tidak, Haikal tidak akan berakhir tragis jika bukan karena kesombongannya yang selangit."Kalian berdua cukup bagus! Bagaimana kalau kali
"Maaf, aku datang terlambat!" Ujar Angel tersenyum sambil mengulurkan tangan dan membantu Diva berdiri."Sama sekali tidak terlambat, kak Angel! Kami justru baru mulai senang-senangnya." Balas Diva seraya mengusap darah dari bibirnya."Apanya yang senang-senang? Kak Angel terlambat datang satu detik saja, kamu sudah bertemu malaikat maut, Va!" Ledek Claire bergabung bersama mereka."Bacotmu! Aku begini karena jadi bumpermu tau!" Sungut Diva dengan wajah cemberut.Keduanya adalah tim yang sangat kompak. Namun, adakalanya mereka terlihat seperti kucing dan tikus yang saling serang di waktu berbeda. Namun, itu juga yang membuat kehadiran keduanya membuat suasana menjadi lebih ceria."Tapi, bagus kak Angel sudah datang. Dengan kita bertiga, kita akan bisa mengalahkannya." Tambah Diva bersemangat. Ia berpikir, bahwa ini waktunya bagi mereka untuk membalikan keadaan.Namun, Angel segera menggeleng dan berkata, "Tidak. Kalian berdua ke bawah, bantu
Dhuaar!Benturan pukulan antara Natiya dan Angel yang terjadi di atap vila, menimbulkan kilat tajam dan suara gelegar seperti guntur yang cukup memekakkan telinga.Hasilnya, kedua wanita ini sama-sama terpental mundur dan dari mulut keduanya, sama-sama memuntahkan darah segar.Hasil itu menunjukkan jika tingkat kekuatan keduanya berada di level yang sama.'Tidak. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi?' Pikir Natiya dengan ekspresi yang sangat buruk.Dia merasa bahwa Angel baru belajar bertarung kemarin sore. Sementara dirinya telah belajar selama belasan tahun untuk mencapai levelnya yang sekarang. Namun, semua usahanya seakan sia-sia, karena dalam waktu yang sangat singkat, Angel mampu menyamai levelnya.Like father, like daughter!Istilah itu mungkin sangat tepat untuk menggambarkan bagaimana karakter Natiya.Natiya begitu berambisi menjadi yang terbaik, demi membuktikan dirinya di depan sang ayah. Hal itu membuat Natiya menjadi karakter dengan ego tinggi. Dia tidak bisa menerima kenya
Keduanya kembali maju dan bersiap untuk adu pukulan lagi. Bam, Bam, Pukulan keduanya secara bergantian masuk dan sesekali mereka tampak seolah akan roboh. Namun sedetik kemudian, mereka langsung berdiri tegak dan kembali membalas serangan. Pertarungan keduanya bahkan jauh terlihat lebih brutal dari pertarungan antar lelaki. Tekad untuk bisa mengalahkan lawan, membuat keduanya tidak ingin berhenti menyerang hingga napas mereka berhenti. Nia dan ibunya yang menyaksikan itu, hanya bisa terpaku dengan tatapan ngeri menatap pertarungan keduanya. Nia hendak membantu Angel, namun ditahan oleh ibunya, "Nak, ini bukan perkelahian yang bisa kita campuri. Mereka hanya akan berhenti, sampai salah satu dari mereka ada yang tumbang." "Tapi, bu..." Nia sangat mencemaskan keadaan Angel. Bagaimanapun, Angel adalah penyelamatnya. Meski hanya sebagai tamengnya, selama itu bisa membantu Angel, Nia tidak akan keberatan. Baam.
Tanah pemakaman itu kembali basah dan kali ini, Zanna Kirania Fitri, kakaknya Zaha yang menjadi salah satu penghuni kuburan yang beberapa saat lalu dipenuhi oleh jasad para petinggi klan Naga.. Zaha masih teringat, kenangan pertama kali, saat ia bertemu dengan Nia. Nia yang dulu begitu angkuh dan sulit diatur. Zaha bahkan harus berkonflik dengan Nia saat ia pertama kali datang sebagai Zaha remaja. Remaja belasan tahun yang fisiknya kini ia huni. Namun, karena konflik yang terjadi di antara mereka juga, Zaha mulai mengenal bagaimana karakter kakak perempuannya itu dan seiring berjalannya waktu, Zaha berhasil merubah watak keras Nia dan membuat mereka mulai dekat layaknya saudara. Meski Zaha baru mengenalnya beberapa bulan terakhir, ia mulai menyayangi Nia dan keluarga barunya tersebut, layaknya keluarganya sendiri. Zaha menganggap, 'kelahiran'nya dalam keluarga ini, untuk menebus dosa masa lalunya. Namun, saat ia sudah mulai bahagia dengan keluarga barunya, Nia harus pergi untuk
Ketegangan di ibu kota meningkat tinggi, sejak klan Naga mengumumkan peperangan melawan Rojak dan pengikutnya.Perperangan dua kelompok penguasa dunia bawah ini seakan memberi efek domino yang mempengaruhi semua aktivitas masyarakat perkotaan. Rakyat biasa bahkan tidak berani keluar dari rumah mereka selama waktu ini, karena khawatir keselamatan mereka akan terancam. Mereka yang coba-coba jadi preman atau mereka yang hanya sekedar iseng sekalipun, tidak segan untuk mengambil keuntungan dari pertikaian yang terjadi. Penjarahan di pusat-pusat perbelanjaan dan perumahan elit, mulai menjamur.Hal yang wajar, mengingat pihak yang terlibat dalam pertempuran besar ini adalah klan naga. Klan penguasa ibu kota yang awalnya merupakan empat kelompok besar penguasa empat wilayah utama ibu kota dan kini telah bersatu menjadi satu klan.Dengan kekuatan sebesar itu, jelas bukan sesuatu yang mudah untuk bisa menganggu kekuatan sebesar ini. Karena itu, butuh kekuatan yang tidak kalah besar untuk bisa
"Mbak Angel, tolong jangan pergi! Kondisi mbak masih terluka. Mbak hanya akan mengantar nyawa, jika tetap nekat ikut dalam perang ini!""Benar, mbak. Ini bukan perang yang bisa kita ikuti.""Benar yang diucapkan oleh teman-teman, mbak. Ini adalah perang bawah tanah dan bukan perang yang bisa kita ikuti begitu saja. Dengan kondisi mbak yang sekarang, kita hanya akan menjadi beban bagi klan naga." Evelin turut bersuara mendukung teman-temannya untuk mencegah Angel ikut dalam perang antara klan Naga melawan kelompok Rojak.Bukan tanpa sebab mereka melarang Angel untuk tidak terlibat dalam perang besar tersebut. Selain karena kondisi Angel yang masih terluka akibat pertarungannya dengan Natiya dua hari yang lalu. Juga karena perang ini berpotensi chaos.Rojak dan pengikutnya, di luar orang-orang yang telah mereka rekrut, bukanlah petarung biasa. Mereka sangat terlatih dan yang paling merepotkan adalah kemampuan olah kanuragan mereka.Evelin da