"Tolong ceritakan bagaimana mereka menyelesaikan pertarungan terakhir itu, Cak?" Tanya Samson penasaran. Mereka semua adalah petarung jalanan, mendengar ada petarung yang lebih kuat, tentu saja membuat mereka sangat tertarik."Itu pertama kalinya, aku melihat King bertarung langsung dengan kedua mata tuaku ini. Gaya bertarung Rio dan juga wanita misterius itu, sama-sama tajam dan terlatih. Itu bukan gaya bertarung jalanan yang biasa kita lihat. Saya rasa, pondasi beladiri mereka berasal dari militer. Tapi, gerakan si wanita bertopeng terlihat ada kesamaan dengan gerakannya King." Komar yang juga melihat pertarungan terakhir waktu itu, ikut berkomentar."Benar, saya juga berpikiran seperti itu! Bedanya, mungkin pada ketahanan fisik mereka saja. Wanita bertopeng itu terlihat seperti telah terlatih belasan tahun, mengingat dari kekuatan dan juga serangannya yang jauh lebih tajam dibanding King kita." Imbuh Cak Timbul membenarkan."Atau jangan-jangan wanita itu gurunya King, paman?" Tanya
Di saat yang sama, dua orang pria dewasa tampak duduk dalam satu ruangan. Keduanya memiliki kharisma kuat dan sama-sama memiliki posisi yang kuat dalam divisinya masing-masing. Meski begitu, keduanya tampak bicara begitu akrab satu sama lainnya. Mereka adalah dua orang saudara dan juga senior di instituasi kepolisian, Brigjen Endris dan juga AKBP Erik. Mereka sedang membahas tentang operasi terakhir mereka yang melibatkdan dua putri kakak sepupunya itu, "Aku merasakan keanehan dalam operasi sebelumnya, bang." "Coba jelaskan!" Ujar Brigjen Endris dengan ekspresi serius. "Semula, saya mengira ini hanya kebetulan semata, ketika Anna dan Silvi berada di Pasar Tanah Kuda. Mereka berada ditempat dan waktu yang salah! Setelah kselidiki lebih jauh, ternyata keberadaan mereka di sana, ada sangkut pautnya dengan seorang pemuda yang bernama Zaha." "Zaha?" Gumam Brigjen Endris sambil mengernyitkan kening. Nama itu pernah disinggung oleh Anna, putri sulung
Brigjen Endris sendiri tidak buru-buru menjawab, tapi coba merangkai kembali semua peristiwa terkait yang disampaikan oleh adik sepupunya tersebut, "Apa kamu sudah menyelidiki secara menyeluruh tentang pemuda bernama Zaha ini?" AKBP Erik mengeluarkan sebuah file dan meletakkannya di atas meja. Di sana ada foto-foto Zaha ketika kecelakaan setengah tahun yang lalu, lalu foto ketika ia di sekolah. Tidak banyak, karena pemuda ini adalah sosok penyendiri. Sehingga tidak banyak informasi yang dapat dikumpulkan oleh intel mereka di lapangan. "Tidak banyak yang kami temukan, karena anak ini sepertinya cukup tertutup dan tidak menggunakan media sosial apapun. Sebelumnya, Zaha dikenal sebagai anak yang pendiam dan bahkan sering dibully. Latar belakang keluarganya juga biasa-biasa saja." Terang AKBP Erik sambil menunjukkan data Ibu dan juga kakak perempuan Zaha. "Perubahan besar terjadi setelah dia selamat dari kecelakaan enam bulan yang lalu." "Enam bulan yang
Hera keluar dari kamar mandi dengan wajah sedikit ditekuk, Ia menatap kesal ke arah Zaha.Di lain sisi, Zaha yang baru saja melihat Hera keluar dari kamar mandi dibuat tak berkedip. Bukan karena tatapan kesal yang dilayangkan Hera padanya, melainkan karena apa yang dikenakannya. Dalam kondisi biasa, Hera mungkin sangat layak untuk menjadi seorang supermodel dengan bentuk tubuh yang padat dan lekukan yang begitu sempurna.Apalagi saat ini, dengan hanya mengenakan selembar handuk putih yang tidak sampai menutupi paha. Siapa yang bisa tahan untuk memalingkan wajah dari keindahan tubuhnya? Bahkan butir-butir air tampak enggan untuk menguap begitu saja dan meninggalkan kulit yang super mulus itu.Glek!Melihatnya saja, sudah membuat bagian bawah tubuh Zaha seakan diserbu oleh banyak semut."Punya mata yang nakal tapi sayang gak punya keberanian." Sindir Angel cemberut.'Jadi dia beneran menunggu tadi?' Pikir Zaha sedikit menyesal.Melihat Zaha yang hanya terdiam menatapnya, Hera langsung m
Zaha mengendarai R6 miliknya Angel bak orang kesetanan, Ia seperti sedang berpacu dengan waktu. Adrenalinnya melonjak tinggi begitu keselamatan Anna menjadi taruhannya. Panggilan Anna beberapa saat lalu, kembali terngiang-ngiang dibenaknya dan itu memicunya kemarahan dalam diri Zaha.Ia memang telah berniat untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya dan meninggalkan Anna dan membiarkan semua kenangan yang mereka miliki terkubur di masa lalu, bersamaan dengan jasadnya yang telah terkubur mati.Namun, ketika mendengar ketakutan dalam nada suara Anna, tetap saja Zaha tidak bisa mengabaikan wanita di masa lalunya tersebut berada dalam bahaya.Apalagi ketika Zaha menemukan fakta, bahwa Anna telah melahirkan anaknya. Seorang putri yang begitu cantik dan menggemaskan.Padahal satu jam yang lalu, Zaha dengan terus terang sudah mengatakan pada Angel jika ia akan memulai lembaran baru dalam hidupnya dan itu artinya, ia akan meninggalkan semua yang berhubungan dengan masa lalunya di belakang dan
"Anna? Kamu- kamu tidak apa-apa?" Zaha bertanya dengan terbata! Bukan karena tegang, semata karena gelisah ketika melihat kondisi Anna yang hanya berbalutkan sepotong lingerie hitam tipis. Di balik itu, tubuh indahnya membayang jelas dan pastinya begitu mengundang setiap orang untuk mengintip lebih jauh semua keindahan yang tersimpan dibaliknya. Tidak terkecuali seorang Zaha, apalagi ingatan tentang tubuh Anna masih begitu lekat dalam ingatannya. Setiap jengkal tubuh Dokter Anna terbayang begitu jelas dalam setiap sel memorinya. Bagaimana bisa ia melupakan tubuh indah wanita yang sudah melahirkan seorang putri cantik untuknya tersebut? Bahkan setelah melahirkan seorang putri sekalipun, tubuh indah Anna tidak berkurang keindahannya sedikitpun. Justru terlihat semakin seksi dengan bentuk tubuh yang lebih berisi dan terlihat lebih padat. Zaha pun hampir kehilangan kendali dirinya, jika tidak mengingat situasi berbahaya yang tengah dihadapinya saa
Selepas kepergian Zaha, suasana canggung dirasakan oleh Nia.Semula, tujuannya datang ke rumah ini karena Hera yang memintanya datang dengan mengirim salah seorang orang kepercayaannya untuk menjemput Nia di Villa tempat persembunyiannya selama ini.Nia dan juga ibunya Zaha, selama ini tinggal di Villanya Hera lainnya, demi menjaga keselamatan mereka berdua.Sudah dua minggu lebih mereka berada di sana.Nia lebih lama, karena ia dibawa pergi terlebih dahulu ketika terjadi konflik dengan Ronald sebelumnya. Sejak saat itu, baik Nia maupun ibunya, belum pernah sekalipun bertemu dengan Zaha. Dikarenakan pemuda berjuluk 'King' tersebut sibuk mempersiapkan diri dan pasukannya untuk bertempur dengan Kelompok Selatan ketika itu.Setelah pertempuran, Zaha menderita cidera parah dan membuatnya harus dirawat secara intensif.Selama ini, Hera a.k.a Angel hanya bisa menjanjikan akan segera mempertemukan mereka dengan Zaha, karena itu, Nia dan ibunya teru
Nia benar-benar tidak mengerti dengan jalan pikiran Hera. Bagaimana Ia masih bisa bersikap sesantai ini, ketika kehilangan perawannya? Lalu, kenapa juga Hera menceritakan semua ini padanya? Apa Hera sengaja menceritakan hal ini, agar Nia merestui hubungan mereka?Tidak, Nia merasa tidak rela!"Kenapa? Apa kamu juga ingin bercinta dengan Zaha?" Tanya Hera cuek, namun berhasil membuat Nia jadi salah tingkah."Ti-tidak, tentu saja tidak! Bagaimana mbak bisa berpikir seperti itu? Dia itu adikku." Ucap Nia coba memungkiri."Benarkah?" Tanya Hera dengan senyum yang terlihat meragukan kesungguhan jawaban Nia."Tentu- tentu saja! Kami ini saudara sedarah, tidak mungkin aku bisa berpikiran begitu dengan adikku sendiri." Nia bersikeras membantah, namun yang terlihat oleh Hera justru kebalikan dengan apa yang diucapkannya."Kalau Zaha bukan saudara sedarahmu, berarti tidak masalah bagimu bercinta dengannya, 'kan?"Pertanyaan Hera membuat goyah k