Home / Romansa / Young Mom / DIANTARA DUA PEREMPUAN CANTIK

Share

DIANTARA DUA PEREMPUAN CANTIK

Author: Rita Hawa
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Jeni sampai mengucek kelopak matanya berkali-kali untuk memastikan bahwa ia memang tidak salah melihat.

Batinnya mulai berkecamuk, ia sebenarnya sangat merindukan Louis, tapi sisi lain hati Jeni sudah remuk tak bersisa lagi.

Jeni menarik nafas dalam-dalam, lalu melempar handphonenya sesuka hati. Apa yang ingin dibicarakannya dengan Louis? Sudah tidak ada, yang ada justru ia akan bertengkar lagi dengan Louis.

Jeni terlalu malas untuk berdebat kesekian kalinya dengan ayah biologis janin yang dikandungnya saat ini. Maka Jeni memutuskan untuk kembali merebahkan tubuhnya dan memejamkan matanya, ia sangat lelah. Terlebih ia baru saja muntah-muntah yang membuat hampir seluruh tenaganya habis terkuras. Mungkin lain waktu saja ia akan menghubungi Louis, pikirnya.

Baru saja ia akan memejamkan matanya, deringan handphone bernada khusus kembali mengusiknya. Lagi-lagi itu Louis, Jeni baru saja memeriksanya karena handphonenya terlempar tak begitu jauh darinya. Jeni lalu mendengus.

“Ada apa?”

“Kamu tahu? Jangan berpikir Steven lebih baik dariku, dia bahkan jauh lebih buruk. Jangan mudah percaya dengan orang yang baru kamu kenal, Jeni.”

Jeni mengerutkan kening, namun ia segera tahu bahwa Louis sepertinya cemburu dengan Steven.

“Apa itu artinya kamu cemburu Louis?”

“Aku hanya mengingatkanmu.”

Jeni tertawa kecil, terdengar mencemooh sanggahan Louis.

“Bukannya kamu tidak peduli lagi denganku? Apa yang kamu harapkan lagi? Urusi saja gadis manjamu itu,” bantah Jeni dengan mata yang sudah berkaca-kaca.

“Bagaimanapun aku masih kekasihmu Jeni, aku tidak suka ada orang lain yang mendekatimu.”

Di sela isak tangis haru karena sedikit bahagia Louis masih mengakui sebagai kekasihnya, ada hati yang bagai teriris dengan pisau tajam karena mengingat bukan hanya dirinya yang ada di hati Louis saat ini.

“Lalu bagaimana denganmu?” tanya Jeni dengan suara bergetar dan penuh emosional.

“Aku minta maaf, aku...”

Louis tidak sanggup melanjutkan perkataannya, bagaimanapun ia tidak bisa memilih. Ia sangat menikmati hidupnya sebagai kekasih Renata yang sederajat dengannya, bahkan orang tua Louis yang bertahun-tahun bersikap buruk terhadapnya, berubah menjadi sangat baik saat mereka tahu Louis memiliki hubungan spesial dengan Renata.

“Cukup, aku sudah tahu kalau kamu tidak akan pernah bisa memilih, tolong biarkan aku sendiri.”

Jeni mematikan sambungan teleponnya, ia tak sanggup lagi mendengar suara Louis, laki-laki yang sampai saat ini masih menduduki tempat spesial di hatinya.

Jeni lalu menggulung tubuh mungilnya di dalam selimut tebal rumah sakit, ia berada di ruang VVIP, jadi semuanya serba diperhitungkan. Di dalam selimut itu ia menangis tanpa suara, hatinya kembali hancur.

Pada saat itu, Steven datang.

“Jeni, apa kamu sedang tidur?” tanya Louis dengan heran.

Pasalnya Jeni menutup seluruh tubuhnya dengan selimut, sementara Steven tidak berani mengganggunya, takut Jeni memang lebih nyaman tidur seperti itu.

“Baiklah kalau kamu tidur, aku akan kembali ke kantor. Jaga dirimu baik-baik, suster yang akan menemanimu. Aku akan kembali setelah urusan pekerjaanku selesai,” ujar Steven berbicara sendiri.

Jeni hanya diam, meskipun ia mendengar semua perkataan Steven dengan jelas padanya. Jeni hanya tidak mau lagi-lagi Steven melihat kesedihannya menangisi Louis.

Setelah itu, Jeni hanya mendengar langkah Steven yang mulai menjauh, sepertinya Steven sudah pergi dari ruangannya, berganti oleh suara pantofel perempuan yang mungkin itu adalah suster, meski begitu Jeni tetap tidak mau membuka selimutnya.

“Nona Jeni, tidak baik tidur dengan menutupi seluruh tubuh seperti itu, anda akan kesulitan bernafas,” ujar suster yang sambil mengguncangkan tubuh Jeni bermaksud membangunkannya.

Jeni lalu membukanya sambil melenguh nafas berat. Ia lalu berbalik berbaring ke arah lain membelakangi suster, hatinya sedang kacau, jadi ia tidak ingin bicara dengan siapapun.

Sementara di apartemen 'Elite City', Louis tampak murung, ia tidak menyangka keputusannya menjalin dengan dua perempuan akan berujung serumit ini, apalagi saat ia tahu bahwa Jeni telah mengandung buah cintanya.

Louis melenguh nafas berat, ia seperti terjebak dalam lingkaran kesulitan yang ia buat sendiri. Louis benar-benar bingung apa yang akan dilakukannya setelah ini? Mengaku kepada kedua orang tuanya bahwa ia telah menghamili Jeni adalah sebuah hal yang sangat mustahil.

Louis tidak akan pernah berani melakukannya, apalagi mereka sangat senang Louis menjalin hubungan dengan Renata, mereka berdua, mama-papa Louis mengira putranya sudah mengakhiri hubungannya dengan perempuan yang mereka anggap gembel itu.

Louis merasa dirinya akan gila setelah ini karena beberapa hari terakhir sibuk memikirkan permasalahan yang sampai saat ini belum menemukan titik terang, maka ia memutuskan untuk tidak memikirkannya terlebih dahulu, ia teringat sesuatu.

Jari Louis kembali menari di atas kiped IOSnya, ia menghubungi Renata.

[Maaf Sayang, aku janji tidak akan seperti itu lagi]

Louis mengirimkan pesan meminta maaf kepada Renata, sebenarnya ia ingin sekali menelfonnya tapi ia tahu Renata tidak akan mau menerima panggilan darinya. Renata, gadis manja yang selalu ingin diperhatikan, berbeda sekali dengan Jeni.

Lama menunggu, namun Renata tidak kunjung membalasnya. Hal itu membuat Louis lagi-lagi murung, entah kenapa dirinya merasa tidak bisa melihat Renata berlama-lama marah padanya. Louis lalu mengambil kunci mobil sportnya dan bergegas ke apartemen primadona kampus itu.

Sesampainya di apartemen Renata, Louis yang juga hafal password apartemen kekasihnya itu langsung nyelonong masuk tanpa permisi.

Perempuan dengan kecantikan yang nyaris sempurna itu terlihat sedang menangis sambil meringkuk di tempat tidurnya, Louis mendekat dan memeluknya.

“Aku minta maaf Sayang,” rayunya dengan suara yang lembut.

“Pergi!” bentak Renata frustasi.

“Aku tidak bisa berlama-lama musuhan denganmu Renata, please!”

Pinta Louis dengan wajah yang begitu memelas dan hal itu membuat Renata entah kenapa langsung luluh begitu saja, siapa yang sanggup menolaknya, Louis laki-laki yang dianugerahi wajah dengan ketampanan yang nyaris sempurna, apalagi ia mewarisi darah bule mamanya, sehingga wajah blasteran dan mata birunya seolah melengkapi karismanya.

Renata lalu mendekat ke arah Louis dan memeluknya, ia juga sangat mencintai Louis dan tidak mau kehilangannya, bahkan diam-diam Renata telah memikirkan rencana jahat untuk Jeni agar janin itu lenyap. Renata sangat membenci Jeni, meski ia tahu dirinya lebih segalanya daripada Jeni.

“Tolong jangan membuatku merasa kehilangan separuh jiwaku lagi Louis, aku sangat sedih kamu kembali memikirkan gadis itu,” aku Renata dengan gaya manjanya.

Louis melepaskan pelukan Renata, lalu mengusap air mata perempuan yang ada di hadapannya itu begitu lembut, entah kenapa Louis seperti kembali dihadapkan pada pilihan yang sangat sulit.

Maka ia hanya diam sambil tersenyum begitu manis pada Renata, hanya itu yang bisa ia lakukan untuk menenangkan gadis manja yang belum lama menjadi kekasih keduanya itu.

“Aku sangat mencintaimu, aku harap kamu akan segera memberi tanda untuk hubungan kita.”

Related chapters

  • Young Mom   SEPERTI TERBUANG

    Louis tertegun sesaat, mana mungkin ia akan segera memberi tanda pada hubungannya dengan Renata, semantara ia masih belum memikirkan jalan keluar hubungannya dengan Jeni.“Kenapa kamu diam Louis, apa kamu tidak ingin segera bertunangan dan menikah denganku?”Lagi-lagi Louis hanya menampilkan seulas senyuman manis di wajah bulenya yang sangat tampan.“Aku akan memikirkannya, lagipula aku juga harus membicarakan hal ini terlebih dulu pada orangtuaku,” kilahnya.“Baik, aku akan menunggunya.” Ujar Renata senang sambil mengalungkan tangannya pada leher jenjang Louis.“Apa kamu tidak ingin memasak sesuatu untukku? Aku sangat lapar.”Renata terkekeh pelan, lalu menggandeng lengan Louis dan mengajaknya ke dapur. Louis hanya menurut, padahal itu hanya alasannya saja agar Renata tidak terus-terusan membuatnya terpojok.Meskipun begitu, Louis memang sangat menyukai masakan Renata, apapun yang dimasak oleh tangannya selalu lezat dan sangat diterima oleh

  • Young Mom   SEMAKIN FRUSTASI

    Diam-diam Jeni jadi semakin mengagumi Steven yang cerdas, mandiri juga romantis. Tapi entah kenapa ia sulit mengganti Louis dengan laki-laki menyerupai malaikat seperti dia. Bodoh, Jeni terus mengumpat dirinya sendiri.“Kenapa kamu memandangku seperti itu?”Jeni menggeleng, tentu saja ia tidak akan mengaku bahwa ia mulai mengagumi Steven.“Mata kamu sembab, apa kamu menangis lagi?” Selidik Steven.Jeni mengangguk pelan.“Tapi, aku menangis karena aku lelah muntah terus,” kilahnya.“Sabar ya, jangan mengeluh. Kasihan dia.”Jeni berkaca-kaca saat Steven menyebut kata 'dia' dengan nada yang begitu lembut. Terlihat sekali bahwa Steven orang yang sangat penyayang. Jeni lalu mengangguk dan mengusap air matanya.“Kenapa menangis lagi?”“Andai aku bisa, aku ingin sekali mencintaimu Stev, tapi...”Jeni semakin terisak, ia tahu andai ia mencintai Steven

  • Young Mom   HARI SPESIAL

    Jeni terpaksa mengatakan itu, padahal ia hanya ingin tahu reaksi Louis. Kalaupun Louis justru memang mendukungnya, ia pun tidak akan tega membunuhnya, tentu saja Steven pasti akan membencinya.“Apa yang terjadi denganmu Jeni, bukankah kamu masih sangat mencintaiku?”“Tidak penting, apa kamu menginginkannya?” cecar Jeni.Louis masih terdiam.“Ya, aku menginginkannya. Tolong jangan membunuhnya,” tegas Louis.Entah kenapa Jeni seperti mendapat kiriman hawa segar dari balik handphonenya, ia tersenyum haru. Jeni tidak menyangka Louis menginginkannya.“Lalu kenapa kamu tidak datang menemuiku Louis? aku... aku sangat merindukanmu.”Kalimat itu akhirnya meluncur juga dari mulut Jeni, seharian ini ia begitu tersiksa menahan rasa rindunya kepada Louis.“Aku pasti akan datang menemuimu.”“Kapan?”“Besok, di hari ulang tahunmu. Aku tidak pernah melu

  • Young Mom   PESAN DARI RENATA

    “Grande Apartemen?” Tanya Jeni heran sambil melirik ke arah Steven dengan murung.Steven tak peduli, ia segera turun dari mobilnya, berbeda dengan Jeni yang masih duduk diam di mobil, ia enggan turun. Jeni berpikir negatif tentang Steven.Steven mengernyitkan dahi saat beberapa menit menunggu Jeni yang masih anteng di dalam mobilnya hingga ia mengetuk jendela mobilnya sendiri agar Jeni segera turun, tapi pikiran Jeni sudah mengembara kemana-mana, berpikir negatif, ia trauma dengan kejadian beberapa bulan lalu saat Louis tiba-tiba mengajaknya ke apartemen, hingga membuahkan janin sekarang.“Kenapa kamu tidak turun?” tanya Steven sedikit kesal karena ia harus kembali ke mobil dan menengok Jeni.Jeni menggeleng, wajahnya merah dan murung, ia ingin sekali menangis.Steven menghela nafas, melalui sorot mata Jeni yang seperti orang ketakutan, Steven segera tahu isi pikiran Jeni.“Kamu tahu? Aku sanga

  • Young Mom   KEPUTUSAN TERBAIK

    Seketika itu Jeni membanting handphonenya ke sembarang arah sembari berteriak menangis penuh frustasi.Sementara di tempat lain, Renata tampak menyeringai senang setelah mengirim pesan itu kepada Jeni, ia tahu kalau hari ini adalah ulang tahun Jeni, maka ia sengaja untuk mengacaukan semuanya dengan datang pagi-pagi sekali ke apartemen Louis dan mengajaknya ke acara butik mamanya.Bukan hal yang kebetulan, sebenarnya acara penyerahan butik kepada Renata harusnya diaadakan beberapa hari ke depan, namun Renata merengek kepada orang tuanya untuk memajukan acara penting itu. Karena Renata anak tunggal, dengan mudah mamanya pun menyetujui.Berbeda dengan Renata yang terlihat bahagia, Louis tampak gelisah, berkali-kali ia mengecek jam tangan Richard Mille hitam yang melingkar di tangan kirinya, sudah menunjukkan pukul 02.00 pm tapi Renata justru mengajaknya keluar untuk makan siang.“Renata, aku harus pulang,” ujar Louis memberanikan diri.&ld

  • Young Mom   BERUSAHA MELUPAKANNYA

    “Kamu hamil kan?” Cecar Tania dan Tamara saat Jeni keluar dari toilet.Mereka memandang Jeni dengan sorotan tajam dan penuh intimidasi, berharap Jeni akan mengaku setelah itu, tapi Jeni justru membalas dengan tatapan yang tak kalah mengerikan.“Jika aku hamil, apakah aku akan membiarkan Louis pergi begitu saja dariku? Aku bahkan baru saja putus dengannya.”Tania dan Tamara tidak bisa membantah, mereka yang mengaku sangat mengenal karakter Jeni yang buta cinta, segera membenarkan sanggahan sahabatnya, maka dalam sekejap mereka langsung merasa bersalah dan meminta maaf.“Maafkan kami Jeni, istirahatlah, kami tidak akan mengganggumu hari ini, aku akan pergi sendiri mengantar Tania ke bandara.”Jeni mengangguk, dalam hati Jeni merasa sangat lega karena mereka berdua langsung percaya begitu saja.Jeni lalu mengantar mereka berdua sampai ke gerbang kos, setelah mobil Tamara sudah tak terlihat lagi, Jeni kembali

  • Young Mom   PERTENGKARAN

    Steven baru saja keluar dari ruang kerja Aditya Saloka untuk mengambil kunci mobilnya, ternyata ia tidak sengaja berpapasan dengan Louis yang baru saja keluar dari kamarnya.“Kebetulan, aku tidak perlu mencarimu ke apartemen.”

  • Young Mom   TIBA-TIBA DICULIK

    “Benar begitu Louis?” tanya Aditya Saloka dengan tatapan tajam seperti pisau. Laki-laki berusia separuh abad itu tidak pernah menaruh kepercayaan kepada putranya sendiri, ia justru lebih menyukai karakter Steven yang penurut dan pekerja keras seperti dirinya di masa muda, namun Louis justru oposisi dari mereka berdua, lebih menyukai dunia luar yang bebas. Louis hanya mengangguk lemah sambil merintih kesakitan. “Awas saja kalau kamu terbukti bersalah dan menyinggung seseorang, Papi tidak akan segan untuk menghukummu lagi,” tegas Aditya. “Pi, aku yakin Louis kali ini adalah korban, percayalah!” Aditya Saloka hanya mengangkat alisnya lalu keluar dari kamar Louis bersama aura dingin dan ketegasannya. Barulah Louis seakan bisa merasakan kembali udara bebas, terbukti ia langsung menghela nafas lega. Ia lalu mencari ponselnya dan menjawab pesan dari Renata. 'Aku tidak menemui Jeni, percayalah. Pergilah ke rumahku besok kalau kamu tida

Latest chapter

  • Young Mom   PERNIKAHAN IMPIAN

    Jeni dan Louis tidak bisa menahan tawa dan mereka berdua mengangguk setuju demi menyenangkan putri kecilnya.“Berhentilah tertawa Ma, Pa. Ayo kita sarapan!” Louis mengerutkan keningnya dan dia menoleh ke arah Jeni. Maksudnya Jeni saja baru bangun tidur, siapa yang menyiapkan sarapannya? Tidak mungkin Aluna sendirian.Seolah mengerti pemikiran Louis, Jeni menjelaskannya, “Aku menyewa Bibi untuk memasak setiap pagi di sini.” “Kenapa tidak kamu sendiri yang memasak?” “Karena aku harus menulis setiap pagi, aku merasa itu waktu yang paling tepat untukku.” Louis tampak tidak setuju.“Lalu bagaimana kalau kita sudah menikah lagi? Apa kamu tidak akan memasak untukku?” tanyanya cemberut.Jeni tersenyum lembut dan ia mengelus wajah Louis dengan gemas, “Itu lain lagi.” Louis berubah senang sehingga ia ingin sekali menarik Jeni dalam pelukannya dan memagut bibirnya seperti semalam.Namun pemikiran itu segera diusir cepat oleh Aluna ya

  • Young Mom   KESEMPATAN KEDUA

    Jeni dengan cepat menepis tangan Louis, lalu merubah posisinya lagi dan kali ini memunggunginya.Louis tak menyerah, ia justru semakin berulah. Aluna di gendongnya pelan-pelan dan dipindah ke tempatnya dengan guling besar di sisinya agar tidak terjatuh, sementara Louis saat ini menempati posisi Aluna hingga berada sangat dekat dengan Jeni. “L... Louis, tolong jangan macam-macam!” Cegah Jeni dengan suara pelan namun sebenarnya ia sangat ketakutan.Padahal Louis hanya memeluknya dari belakang dan membenamkan kepalanya ke punggung Jeni sambil mencuri aroma khas lily of the valley pada tubuh Jeni yang membuat Louis sangat nyaman.“Louis, lepas!” desis Jeni dengan suara setengah berbisik karena takut membangunkan putrinya.Namun, pelukan Louis semakin erat hingga bokong Jeni bisa merasakan sesuatu yang tegang di tengah Louis. Ia bergidik ketakutan dengan degup jantung tak karuan, ia sudah lama sekali tidak mengalami sentuhan seperti ini karena Steven

  • Young Mom   LAGI-LAGI KARENA ALUNA

    “Aluna, apa kamu tidak menyayangi uncle?” Tanya Jeni waktu itu sebelum akhirnya ia benar-benar menyetujui permintaan Steven untuk bercerai.Jeni masih ingin mempertahankannya, meski godaan dari Louis luar biasa. Jeni yang masih sangat mencintai Louis selalu saja hampir goyah dengan perhatian yang Louis berikan selama di Singapura. Tapi ia benar-benar masih meneguhkan hatinya untuk Steven, ia pantang menjanda kedua kalinya, juga karena Steven sudah berbaik hati padanya selama ini saat ia berada di posisi terburuk. Tapi jawaban Aluna membuat seolah dirinya tertampar keras oleh sebuah kenyataan.“Sayang Ma, tapi Aluna lebih sayang sama Papa.”“Kenapa? Uncle juga sangat baik sama Mama dan Aluna.” Aluna mengangguk-angguk membenarkannya, tapi gadis cilik itu memutar otaknya untuk menemukan jawaban yang tepat.“Tapi Aluna ingin Mama dan Papa,” lirihnya.Meski hanya pernyataan singkat dengan menekankan kata ‘ingin’ itu sudah sangat jelas di mata Je

  • Young Mom   DARAH LEBIH KENTAL DARIPADA AIR

    “Ehem...” Deheman Steven sukses membuat keduanya melepas dengan gugup. Terutama Jeni, ia menoleh ke arah Steven dengan pandangan horor, sangat takut sehingga ia mengigit bibir bawahnya, tidak berani mengatakan apapun meski hanya sedikit penjelasan.“Itu tidak seburuk yang kamu lihat Stev.” Perkataan Louis setidaknya sedikit membantunya untuk menjelaskan pada Steven yang saat ini menahan ribuan emosi dengan tatapan tajamnya. Steven mengangkat sudut bibirnya membentuk seringai sinis. Setelahnya ia mengangkat satu tangannya di udara dan berbalik, ia terlihat sangat kecewa.“Jaga Aluna sebentar.” Seru Jeni sambil buru-buru mengejar Steven.Louis hanya diam dan merasa iba dengan Jeni. Jika saja ia tidak meninggalkan Jeni waktu itu, Jeni pasti masih menjadi miliknya sampai sekarang dan tidak perlu mengalami posisi yang sangat sulit seperti ini. Louis menghela nafas sebelum akhirnya menjatuhkan dirinya di sofa dan memijat pelipisnya.Di koridor r

  • Young Mom   TERABAIKAN

    Jeni dan Louis kembali saat Aluna sedang menangis keras. Melihat hal itu Jeni Louis sangat panik dan ia setengah berlari untuk menghampiri Aluna. “Steven, Aluna kenapa?” Jeni bertanya heran sambil memeluk Aluna yang terisak. Steven hanya diam dan menatap Aluna dengan rasa bersalah. “Apakah kamu mencoba bertengkar dengan putri kecilku Stev?” Tuduhan Louis sontak membuat Steven berubah emosi dengan cepat, ia menatap Louis geram. “Una, mau Papa.” Teriak Aluna sebelum Steven bisa menjelaskannya. Louis tersenyum ke arah Steven penuh kemenangan dan langsung menghampiri putrinya. “Ya Sayang, apa uncle menyakitimu?”Steven memelototi Louis tajam dan nafasnya terengah-engah karena terlalu banyak emosi yang ia tahan hanya demi janjinya terhadap Jeni. Menyadari tatapan tajam di balik punggungnya, bibir Louis berkedut membentuk senyum samar, ia sangat senang dengan posisinya saat ini karena Aluna lebih menginginkannya. “Papa, una mau de

  • Young Mom   SAY NO TO DADDY

    Louis datang dengan sekantung belanjaan di kedua tanganny, Jeni yang sangat kelaparan langsung antusias begitu melihatnya. “Beli apa aja?” “Semua kesukaan kamu.” Bibir Jeni berkedut dan membentuk senyuman tipis. Entah kenapa hatinya berbunga-bunga padahal jelas dia istri Steven sekarang. Baru sadar kalau dia istri Steven, Jeni cepat-cepat menepis pemikiran tentang Louis, ia membuka kantung makanan itu dan lagi-lagi hatinya goyah, rasanya ingin melonjak seperti anak kecil yang diperbolehkan makan es krim favorit oleh ibunya. Jeni jadi berubah sangat plin-plan, hatinya terlalu lemah untuk Louis. Louis tersenyum senang mendapati kebahagiaan Jeni. “Lengkap kan? Itu bukti aku tidak sepenuhnya melupakanmu Jen, hanya saja kemarin... Mungkin Renata menyihirku.” Jeni hampir tersedak salivanya sendiri dan ia tidak tahu harus tertawa atau menangis sekarang.“Dan sekarang menurutmu sihir itu sudah hilang?” sahut Jeni menggoda. Louis men

  • Young Mom   DIABAIKAN OLEH STEVEN

    Louis tersenyum tipis dan tidak mengatakan apapun lagi, ia mengikuti Jeni untuk menyandarkan punggungnya ke sofa lebih nyaman sambil menoleh ke samping memperhatikan Jeni yang saat ini tengah tertidur.“Kenapa dia sangat cantik sekarang? Apa karena dulu aku tidak pandai merawatnya?” batinnya.“Aku janji Jen, begitu Tuhan mengijinkanku untuk kembali padamu suatu saat nanti, aku akan menjadikanmu perempuanku selama sisa hidupku.” Lanjutnya.Jeni yang sebenarnya tidak berniat tidur, bisa merasakan tatapan Louis yang begitu intim padanya jadi dia sengaja membuka mata.“Kenapa kamu melihatku seperti itu? Aku sepupu iparmu sekarang.” Jeni mencoba mengingatkan Louis dengan kesal.Louis menarik sudut bibirnya membentuk senyuman jahat yang membuat Jeni bergidik, jadi ia langsung bangkit dan pindah duduk di samping tempat tidur Aluna. Ia membuka ponselnya dan mengecek pesan yang ia kirimkan pada Steven kemarin, masih tidak

  • Young Mom   KARMA IS REAL

    Hari ini adalah hari ulang tahun Aluna, meski tanpa perayaan mewah dan resmi seperti ulang tahun sebelumnya, namun Jeni masih berusaha menyenangkan putri kecilnya yang saat ini masih terbaring lemah di rumah sakit.Ia beserta mamanya dan Louis datang dengan membawa kue ulang tahun berlapis dan beberapa kado kecil. Aluna sangat senang dan wajahnya berubah kembali ceria meski masih terlihat pucat.“Selamat ulang tahun Aluna kesayangan Mama, cepat sembuh ya.” Jeni mencium kening Aluna begitu lama dengan air mata yang tiba-tiba mengalir pelan di pipinya.“Una duga cayang Mama. Yup yu.”Jeni terkekeh pelan sambil menyeka air matanya, “Love u too.”“Selamat ulang tahun anak Papa yang cantik, cepat sembuh ya.”Louis yang berada di sebelah lainnya langsung menciumi pipi Aluna. Aluna sangat senang dan wajah anak itu benar-benar berbinar bahagia.“Una cayang Papa,” balasnya.Lou

  • Young Mom   PERMINTAAN ALUNA

    Steven tidak berani membantah apapun dan langsung menuruti keinginan Jeni untuk membawa ke rumah sakit tempat Aluna dirawat. Meski dalam hatinya ada sedikit kekecewaan mengingat hari ini adalah hari pertamanya dan Jeni sebagai pasangan suami istri.Tentu ia sama dengan laki-laki pada umumnya yang masih menginginkan kebahagiaan sebagai pengantin baru. Untuk itu dia diam-diam mendengus getir saat dalam perjalanan ke rumah sakit.“Stev, cepatlah! Apa kamu sengaja melakukannya?” Jeni berteriak kesal menyadari Steven mengosongkan pikirannya dan melajukan mobilnya dengan malas-malasan.“Aku minta maaf.” Lirih Steven.Setelah itu Lamborghini tiba-tiba melaju seperti mobil pembalap dunia, alhasil mereka tiba di rumah sakit dengan sangat cepat.Begitu Lamborghini baru saja terparkir, Jeni langsung berlari tanpa mempedulikan Steven, di pikirannya hanya ada Aluna dan Aluna.“Bagaimana keadaan Aluna, Ma?” Jeni bertany

DMCA.com Protection Status