Cia Li terpaku melihat sosok tersebut. Detak jantungnya berdebar sangat kencang, tubuhnya juga sedikit gemetaran. Tapi, sebisa mungkin dia berusaha menenangkan diri.
'Tetap tenang Cia Li! Kau tidak perlu gugup seperti ini.' Cia Li mencoba memberikan sugesti positif untuk menenangkan dirinya.
Berbeda dengan reaksi pria yang diketahui bernama Ling Yue itu, malah tersenyum licik. Dia seperti tengah merencanakan sesuatu.
“Apa ada yang bisa saya bantu Pak?” Cia Li memberanikan diri untuk berbicara dengan sang polisi. Dia berusaha menyambutnya seramah mungkin.
“Ya tentu saja. Kami ingin membicarakan soal kecelakaan yang menimpa Nona dan Tuan Ling Yue. Berhubung hasil pemeriksaan dari dokter sudah keluar, maka kita sudah bisa membahas persoalan ini.” Pembicaraan mereka mulai serius.
“Hmm, baik.” Cia Li mengangguk patuh.
“Berdasarkan hasil rekaman CCTV dan pemeriksaan mobil di TKP, penyebab dari kecelakaan ini di duga karena rem mobil Nona Cia Li yang tidak bisa berfungsi dengan baik. Nona juga sudah mengakui hal tersebut sebelumnya. Berdasarkan hasil investigasi, kami menyatakan anda bersalah. Pihak korban yang bernama tuan Ling Yue ingin merundingkan langsung persoal ini. Jadi, kami serahkan semuanya pada hasil kesepakatan kedua belah pihak. Jika pihak tuan Ling Yue tidak mau berdamai, maka terpaksa, anda akan dituntut dengan pasal kelalaian dalam berkendara. Tapi jika tuan Ling Yue mau berdamai, masalah kecelakaan ini bisa kita tutup sampai di sini. Kalian bicaralah, saya permisi dulu.” dia melangkah keluar dari ruangan itu untuk memberikan kesempatan berunding kepada mereka.
Setelah polisi itu pergi, suasana pun menjadi canggung seketika.
‘Tunggu dulu, bukan kah pria yang berada di samping nona itu adalah tuan Sheng Li? Dia si ahli Botani tua itu kan?’ Chen Li menyipitkan matanya agar bisa melihat lebih jelas lagi sosok wajah yang ada di hadapannya saat ini.
Dia kemudian membuka handphone-nya dan memeriksa kembali file yang berisikan tentang profil Sheng Li. Dan benar saja, pria itu adalah dia.
“Presdir, ada sesuatu penting yang ingin aku bicarakan dengan mu,” bisik Chen Li pada Ling Yue.
“Ada apa? Katakan saja.”
“Pria tua yang berada di samping nona itu adalah tuan Sheng Li yang sedang kita cari. Aku sudah mengecek fotonya barusan dan ternyata benar dia.” Chen Li sangat yakin.
Ling Yue cukup terkejut mendengarnya. Dia seperti mendapat double jackpot hari ini.
“Hmm! Jadi, apa ada yang ingin kau katakan untuk membela diri Nona Cia Li?” Ling Yue memulai percakapan diantara mereka. Dibalik wajahnya yang tanpa berdosa, dia menyimpan begitu banyak maksud pada gadis itu.
“Tidak ada. Aku mengakui kesalahan ku!” balasnya dengan lantang.
“Lalu, apa kau ingin aku menuntut mu?” Ling Yue mulai menjalankan rencana liciknya.
Cia Li tampak ragu. Tapi, tentu saja dia tidak mau masuk penjara karena hal ini. Itu semua di luar kendalinya. Bahkan dirinya juga terluka dan butuh perawatan untuk pemulihan.
“Aku tidak sengaja melakukannya. Kau ingin apa? Katakan saja, asal kau mau berdamai setelahnya.” tawar Cia Li akhirnya mengalah.
“Apapun? Kau yakin?” Ling Yue menyilangkan kedua tangannya.
“Ya, selama aku masih bisa memenuhinya.” dia sebenarnya ragu dengan apa yang ia katakan barusan.
‘Apa sebenarnya yang di inginkan oleh tuan Ling muda ini? Kenapa dia begitu tampak tertarik dengan Cia Li?’ Sheng Li membatin.
Dia sengaja berpura-pura tidak mengenali Ling Yue, yang notabenya adalah anak dari Presdir tempatnya bekerja dulu. Dia tau, Ling Yue pasti sedang mencari keberadaan-nya. Menurut informasi dari Ling Hao, yang tidak lain adalah daddy-nya Ling Yue, anak itu baru saja mengambil alih posisi Presdir di perusahaan. Para petinggi di sana sedang kesulitan mencari ahli Botani yang baru sebagai pengganti dirinya. Anak itu sudah pasti akan datang untuk menemuinya.
“Pria tua yang berada di samping mu itu siapa?” tanya Ling Yue kemudian.
“Dia guruku. Namanya Sheng Li, bukan pria tua!” Cia Li agak kesal mendengar kata pria tua yang diucapkan Ling Yue barusan. Menurutnya, itu sangat tidak sopan.
“Benar ternyata.” dia mengeluarkan smirknya.
“Kau tau siapa aku Tuan Sheng Li?” perhatian Ling Yue beralih pada pria tua itu.
Sheng Li sepertinya tidak bisa menghindar lagi.
“Ya, tentu saja saya tau siapa anda Tuan Ling muda.”
“Apa kau tau tentang masalah yang sedang dihadapi oleh perusahaan saat ini?” Ling Yue nampak mulai serius.
“Aku tidak tau Tuan,” Jawabnya berbohong.
“Baiklah, akan ku beritahu kalau begitu. Aku datang ke kota ini untuk mencari keberadaan mu. Perusahaan sedang kesusahan mencari ahli Botani yang baru. Aku ingin meminta rekomendasi calon pengganti dari mu.”
‘Apa? Ling Yue sudah mengambil alih perusahaan keluarganya? Dia memang hebat, padahal usianya masih tergolong sangat muda sekali untuk menjadi seorang Presdir.’ Jiao Ling bermonolog. Dia tahu persis siapa keluarga Ling Yue. Mereka adalah pengusaha terkemuka di benua Asia dan Europa.
Keluarga Jiao Ling juga bukan keluarga sembarangan. Dia adalah anak dari salah satu konglomerat di China. Perusahaan keluarganya bergerak di bidang tekhnologi dan properti.
“Hmm begitu rupanya.” Sheng Li mengangguk paham.
“Kalau aku tidak salah dengar, nona yang menabrak ku ini adalah murid mu bukan?” dia melirik Cia Li dari sudut matanya.
“Ya, kau benar.” Sheng Li bisa menebak apa yang ada di pikiran Ling Yue.
“Begini saja. Kau lepaskan dia untuk menjadi ahli Botani di perusahaan ku, maka aku juga akan melepaskannya atas kasus kecelakaan ini. Bagaimana? Apa kalian setuju?” Ling Yue sungguh licik. Sekali menggayung dua tiga pulau terlampaui olehnya.
“Aku tidak mau!” sela Cia Li spontan.
“Kenapa? Padahal aku memberikan tawaran yang bagus pada mu. Dilihat dari sisi mana pun, kau tidak akan rugi sama sekali.” Ling Yue mengernyit heran.
‘Tuan Ling muda itu benar. Tawaran ini bisa membantu Cia Li berkembang lebih cepat untuk meraih impiannya. Kemampuannya kurasa juga sudah cukup untuk bekerja di perusahaan keluarga Ling. Bahkan banyak ahli Botani yang memimpikan bisa bekerja di sana. Kesempatan ini tidak boleh dilewatkan begitu saja!” Sheng Li menimang-nimang tawaran yang diberikan pada mereka.
“Oo, apa jangan-jangan kau masih teringat masa lalu?” Ling Yue beralih menggodanya.
“Kalian saling mengenal?” Sheng Li cukup terkejut mendengar perkataan Ling Yue barusan.
“Kami hanya kebetulan satu sekolah dulunya. Bukan hanya aku, Jiao Ling juga!” sahut Cia Li dengan cepat. Dia tidak ingin Ling Yue berkata yang tidak-tidak pada gurunya.
“Kalian satu sekolah? Wah, sepertinya kamu cukup berkesan bagi tuan Ling muda. Lihat, dia masih mengingat mu sampai saat ini.” Sheng Li menyipitkan kedua matanya. Dia mencium gelagat aneh dari Cia Li.
“Tentu saja aku masih mengingatnya Tuan Sheng Li. Siapa yang tidak ingat dengan wanita tercantik di sekolah kami.” ucapannya terdengar seperti membual. Tapi percayalah, yang dikatakan Ling Yue itu memang benar adanya.
‘Laki-laki ini ember sekali mulutnya!’ rutuk Cia Li dalam hati.
“Murid ku memang sangat cantik. Dari dulu ada banyak sekali pria yang mengejarnya. Tapi tak satu pun yang dia tanggapi. Apa dia dulu punya pacar Tuan Ling?” Sheng Li malah berkomplot untuk menjahili Cia Li.
“Mmm, bagaimana yah? Aku takut dia akan memukuli ku jika aku mengatakannya.” kejahilan Ling sudah ditingkat dewa.
Chen Li yang menyaksikan persiteruan tersebut, susah payah menahan tawanya. Presdirnya ini jahil sekali. Jarang-jarang dia melihat sang Presdir bersikap seperti itu.
“Aku terima tawaran mu! Kau sudah bisa pergi sekarang juga dari sini!” Cia Li merasa sangat kesal sekali.
“Hei Cia Li, kau harus rileks. Ingat, nasib mubada ditangannya. Bersikaplah lembut.” Jaio Ling berbisik memperingatkan sahabatnya itu.
“Kau tidak boleh manarik ucapan mu kambali Cia Li. Kau sudah menyetujuinya.” Ling Yue tersenyum penuh kemenangan.
“Chen Li, berikan kontraknya pada Cia Li. Kita harus meminta tanda tangannya sekarang.” Chen Li buru-buru membuka ipadnya dan membuka dokumen kontrak kerja, lalu kemudian menyerahkan nya pada Cia Li.
“Nona bisa tanda tangan di sini!” arahannya.
“Mmm, baiklah.” Cia Li mengambil alih iPad tersebut dan menandatangani-nya.
“Ini, sudah aku tandatangani!” dia menyerahkan kembali iPad itu pada Chen Li.
“Bagus! Minggu depan kamu sudah bisa mulai bekerja.”
“Ohiya, satu lagi. Kau harus bertanggung jawab untuk merawat ku selama 1 bulan ke depan!” Ling Yue sengaja bersikap se-enaknya. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mendekati Cia Li.
“Apa? Merawat mu?”
“Aku tidak bisa! Kau lihat sendiri kan, aku saja sedang butuh perawatan. Bagaimana caranya aku bisa merawat mu? Minggu depan aku juga sudah harus mulai bekerja, sesuai apa katamu. Kau jangan ngelunjak!” Cia Li sungguh kesal sekali dengan permintaan mengada-ngada pria itu. ‘Kalau di pikir-pikir, dia ada benarnya juga. Lagi pula, mulai minggu depan aku kan bisa bertemunya hampir setiap hari di kantor. Baiklah, aku punya ide lain,” pikirnya kemudian. “Hmm, karena aku baik hati, maka aku akan melepaskan mu kali ini. Tapi sebagai gantinya kau harus memenuhi satu permintaan ku.” dia mulai merencanakan hal licik lagi. Cia Li menghembuskan nafas panjang mendengar perkataan Ling Yue. Katanya dia mau melepaskannya, tapi harus memenuhi satu syarat lagi sebagai gantinya? Bukankah itu sama saja? Dimana letak kebaikannya? Ingin rasanya Cia Li memukuli kepala pria menyebalkan itu! “Tuan Ling Yue yang terhormat mau minta apa lagi dari ku?” Cia Li mencoba bersabar. “Mmm, aku juga bingung. Mungkin
Setibanya di lokasi kejadian, Ling Yue langsung turun dari mobilnya dan melihat lebih dekat kebakaran tersebut. Chen Li pun juga segera ikut turun dan menyusul Presdirnya itu dari belakang. Pemadam kebakaran tampak kelabakan memadamkan api, sedangkan para pekerja sibuk berlarian menyelamatkan diri. Situasinya benar-benar kacau. 'Kenapa bisa terbakar sehebat ini? Padahal sistem keamanan pabrik sangat canggih sekali! Ku rasa ada yang tidak beres!' batin Ling Yue. "Chen Li! Suruh departement IT untuk mengirimkan rekaman CCTV pabrik sebelum terjadi kebakaran sekarang juga!" perintah Ling Yue tergesa. 'Awas saja jika hal ini bukan kecelakaan biasa! Siapa pun itu, aku pasti akan melenyapkan-nya!' Ling Yue mengepalkan tangannya dengan kencang. Dia sepertinya sangat marah sekali. Tak lama kemudian, Ling Yue tampak menghubungi seseorang. "Hallo Tuan Lin," ucapannya terpotong. "Sekarang juga kau kirimkan semua tim medis yang ada untuk membantu para pekerja yang terluka!" perintah Ling Yue
Cia Li spontan membalikkan badannya menghadap Ling Hao. Ini pertama kalinya dia bertemu langsung dengan pemilik kekuasaan tertinggi perusahaan Ling yang sangat terkenal itu. Selama ini dia hanya mendengar cerita dari gurunya saja. Chen Li juga segera beranjak dari tempat duduknya. Dia berdiri di sebelah Cia Li. "Ayo kita berikan hormat pada tuan Ling besar!" bisik Chen Li. "Hu'um!" dehemnya mengerti. "Selamat datang Tuan Ling." mereka menyapanya sambil membungkuk hormat. "Apa Ling Yue ada di ruangannya?" tanya Ling Hao kemudian. "Iya, ada Tuan." jawab Chen Li. "Kita ke sana sekarang!" perintah Ling Hao pada sekretarisnya. "Baik Tuan." sekretarisnya mengangguk patuh, lalu kemudian mereka pergi menuju ruangan Ling Yue. "Hah, Menakutkan sekali!" Chen Li membuang nafas lega. "Tuan Ling Hao ternyata mirip sekali dengan Ling Yue," ucap Cia Li tanpa sadar. "Tentu saja mereka mirip, namanya juga anak dan ayah," sahut Chen Li. "Haiya, sepertinya aku harus segera kembali ke ruangan k
Suasana pun menjadi canggung. "Kalian mau pesan berapa porsi roti kukusnya?" tanya sang pelayan. "Kami pesan 4 porsi." Ling Yue tersenyum gugup. Ntah kenapa kejadian barusan membuat jantungnya berdegup kencang. 'Kenapa dia pesan roti kukus? Bukannya dia tidak suka ya?' pikir Cia Li heran. "Baik, apa ada tambahan lain?" tanyanya memastikan. "Aku mau Gyoza dan La Ji Zi, masing-masing 2 porsi yah!" pinta gadis di sebelah Ling Yue. "Aku mau Zhajiang Mian dan Dimsum masing-masing juga 2 porsi," timpa Jiao Ling kemudian. "Baik, sudah saya catat. Apa ada tambahan lain lagi?" tanya pelayan itu memastikan. "Aku mau beberapa kaleng soda." "Tidak boleh! Nanti perut mu bisa sakit," larang Ling Yue dengan tegas. "Kalau begitu, 1 kaleng saja boleh ya?" tawarnya penuh harap. "Yu Mei, jangan membantah." Ling Yue menatapnya tajam. "Baik lah, aku tidak jadi pesan." Yu Mei langsung cemberut. 'Mereka sepertinya sengaja pamer kemesraan!' ntah kenapa, mood Cia Li langsung berubah buruk ketika m
Seorang wanita cantik baru saja keluar dari pintu kedatangan internasional bandar udara Pudong, Shanghai. Hidung mancung, mata indah, dan bibir yang merah berisi. Kulitnya juga putih dan tinggi semampai. Dia adalah Ling Xia, anak sulung keluarga Ling, yang tidak lain adalah kakak perempuan Ling Yue. "Selamat datang Nona Ling. Saya akan mengantarkan anda pulang ke mansion Suzhou." seorang pengawal datang menghampiri-nya. Ling Xia kemudian membuka kacamata hitamnya. "Apa kau orang suruhan daddy?" "Betul Nona. Saya disuruh oleh tuan Ling untuk menjemput anda ke bandara dan mengantarkan anda langsung pulang ke mansion," jawabnya penuh hormat. 'Aku malas sekali pulang ke mansion. Mereka pasti akan memaksa ku lagi untuk berkencan buta!' rutuknya dalam hati. Tapi sepertinya, dia tidak punya pilihan lain saat ini. "Hmm, baiklah." Ling Xia menghembuskan nafas panjang. Mau tidak mau, dia harus pulang terlebih dahulu ke mansion milik orang tuanya. Setelah itu, barulah dia bisa pergi ke Ap
"Ya sudahlah, mau bagaimana lagi." Ling Xia hanya bisa pasrah. "Kau mau kita pergi kemana setelah ini?" tanya Wang Shu kemudian. "Terserah. Aku mengikut saja." dia lalu menopang dagunya dengan tangan. "Oke, tapi kau jangan protes atau mengeluh jika ku ajak ke tempat mana pun." "Hmm, ya," jawabnya dengan suara lemah. Selesai makan, mereka berdua pergi ke sebuah tempat. Ntah kemana tujuannya, hanya Wang Shu yang tau. Perjalanan yang mereka tempuh menghabiskan waktu sekitar 30 menit lamanya. Di sinilah mereka sekarang, tepatnya di sebuah taman hiburan terbesar yang ada di kota itu. Ling Xia terlihat sedikit ragu melihat tempat yang mereka kunjungi. "Ayo kita turun!" Wang Shu membuka seltbelnya lalu kemudian beralih menatap Ling Xia. Wanita itu masih berdiam diri di tempat duduknya. "Kenapa diam saja?" Wang Shu membuyarkan lamunannya. "A-aku, agak sedikit takut menaiki wahana permainan. Aku senang bisa kemari, tapi kita cukup jalan-jalan saja yah." dia punya trauma di tempat itu
Di Apartemen Ling Xia_____"Hah, lelahnya!" Ling Xia merebahkan dirinya ke atas kasur.'Tapi, dia lumayan juga. Aku cukup nyaman dengannya. Aku akan berusaha membuka hati. Kali ini pilihan mama tidak terlalu buruk,' batinnya sambil tersenyum senang."Aku punya ide!" Ling Xia langsung terdiam."Aku akan menghasut mama untuk mencarikan Ling Yue seorang pacar! Dia enak sekali bisa hidup bebas, sedangkan aku terus-terusan dipaksa untuk berkembang!" gerutunya kesal.Dia merasa orang tua mereka tidak adil terhadapnya. Padahal jarak usia mereka juga tidak terlalu jauh, hanya selisih 2 tahun. Adiknya itu harusnya juga sudah serius memikirkan soal pernikahan."Hahaha! Lihat saja, kau akan sama menderitanya seperti ku adik kecil!" tawa jahatnya menggelegar sampai ke sudut ruangan.Ling Xia benar-benar seorang kakak yang menyebalkan!Sementara itu, di Apartemen Ling Yue.."Kenapa telingaku tiba-tiba berdenging? Apa ada seseorang yang membicarakan hal buruk tentang ku?" Ling Yue yang sedang foku
Mereka semua akhirnya pergi menuju kediaman sang Presdir. Se-sampainya di sana, mereka disambut oleh berbagai jenis hidangan makanan yang lezat. Mata mereka berbinar melihatnya. "Silahkan duduk semuanya!" ujar Ling Yue menginstrupsi. Ini adalah moment yang sangat langka. Kapan lagi mereka bisa makan satu meja dengan sang Presdir. "Baik, terimakasih Presdir." Mereka lalu mengambil posisi duduk masing-masing. Namun, tak ada satu orang pun yang berani mengambil tempat duduk di samping Ling Yue. Dengan terapksa Cia Li yang akhirnya duduk di sana. "Semua makanan sudah saya hidangkan, saya ke belakang dulu," pamit Cheng Suo setelah memastikan pekerjaannya selesai. "Makanlah bersama kami Paman Cheng Suo," sergah Ling Yue tiba-tiba. Cheng Suo yang hendak melangkah pergi, langsung membalikkan badannya tak percaya. Begitu pula dengan semua orang yang ada di sana. "Aah, tidak usah Presdir. Saya makan di belakang saja." dia cukup tau diri. Tidak mungkin baginya untuk makan satu meja denga
"Kalau aku bilang keberatan bagaimana?" jawabnya tenang namun terkesan seperti tengah menantang. "Apa Kau juga menyukainya?" Suo menyeringai samar. "Menurutmu?!" dua orang itu saling melempar tatapan tajam. "Hentikan!" lerai Cia Li yang tak tahan melihat sikap kekanakan mereka. "Aku ingin makan siang dengan tenang. Jadi, kalian tolong jangan bertengkar lagi!” "M-maaf Nona Cia. Gara-gara aku waktu makan siangmu jadi terganggu. Aku jadi tidak enak hati karena sudah membuatmu merasa tidak nyaman,” sesal Suo merasa bersalah. "Tidak Tuan Choi, bukan begitu maksudku." Cia Li jadi merasa canggung. Dia bingung harus menjelaskannya bagaimana. "Lebih baik kita makan sekarang. Waktu jam istirahat kantor kami tak banyak. Kami harus segera kembali begitu selesai makan." Ling Yue benar-benar pandai membalikkan situasi. Dia berkata seolah-olah Suo adalah pengganggu di antara mereka. Padahal, dirinyalah yang tiba-tiba datang seenaknya ke tempat itu. 'Bajingan sialan! Dia pandai sekali menyudutk
"Presdir, ini tuan Choi Suo yang akan bekerja sama dengan perusahaan kita. Beliau adalah pemilik rumah sakit Gionsang yang terkenal itu!" bisik Chen Li menjelaskan siapa sosok pria asing itu."Aaah ... selamat pagi Tuan Choi!" Ling Yue mengulurkan tangannya pada pria itu. Walau bagaimanapun dia tetap harus bersikap profesional dalam urusan pekerjaannya.Pria bernama Choi Suo itupun menerima uluran tangannya dengan senyum hangat. "Senang bisa bekerjasama dengan perusahaan Anda Tuan Ling. Ku dengar, pasokan obat-obatan yang kalian produksi semuanya memiliki standar yang tinggi. Kolega bisnisku dari Swiss bercerita banyak tentang kualitas obat-obatan dari perusahaan kalian.""Ya, itu memang benar. Bahkan, pasaran obat-obatan kami hampir mendominasi di seluruh wilayah daratan Europa dan Asia!" Ling Yue sengaja menyombongkan diri di depan pria bernama Choi Suo itu.Ntah kenapa, semenjak pertemuan pertama mereka di acara lamaran sepupunya Junyo waktu itu, dia merasa langsung tidak suka pada
"Ingat apa?" tanya Cia Li santai sambil memakan makanannya."Kakak, Kau ingat tidak? Dulu Kau pernah hampir tidak tidur semalaman karena membuatkan roti kukus untuk salah satu temanmu di sekolah," ujar Fang Li teringat kejadian waktu itu.Mata Cia Li langsung terbelalak kaget mendengar ungkapan sang adik. Ya, dia ingat! Malam itu dia memang sengaja memaksa Fang Li untuk ikut menemaninya membuat roti kukus diam-diam hingga pukul 4 pagi."Aku jadi penasaran, siapa kira-kira orangnya? Apa Kak Ling Yue tau tentang teman-temannya kakakku? Aku jadi kepikiran, mungkinkah kak Cia punya pacar di sekolahnya?"Ling Yue menaikkan sebelah alisnya. "Roti kukus? Kapan?" ia mulai cemburu mendengar cerita Fang Li. Apa mungkin gadis itu punya pacar diam-diam tanpa sepengetahuannya? Bukannya apa, tapi Ling Yue diam-diam selalu menyelidiki tentangnya. Dan menurut informasi yang dia dapat, gadis itu tidak pernah pacaran sama sekali dengan siapapun waktu itu.'Atau ... apa aku kecolongan?!' Ling Yue mengep
Keesokan harinya. Tok, tok, tok! "Cia?!" panggil seseorang dari luar sana. "Cia ... buka pintunya! Ini Mama!" Mata Cia Li seketika terbuka lebar. "Mama?!" pekiknya sambil terduduk kaget dari tidurnya. "Tunggu sebentar ... aku akan segera ke sana!" teriaknya. Dengan gerakan cepat, gadis itu buru-buru merapikan tempat tidurnya, lalu kemudian menyikat gigi dan mencuci muka. "Hah ... bisa bahaya jika Mama sampai tau kalau aku belum juga bangun di jam segini!" gumamnya kemudian sambil menyemprotkan pelembab wajah seala-kadarnya. "Ke mana perginya anak itu? Apa dia tidak mendengar suara kita?" gerutu sang mama dari balik luar pintu apartement gadis itu. "Teleponku juga tidak diangkat. Sepertinya kakak masih tidur," sahut Fang Li, adiknya Cia Li. "Cia-" panggilnya terpotong. Ceklek! Pintu itu tiba-tiba terbuka. "Astaga!" ketiga orang itu terjengit kaget. "He he he ... Maaf, tadi aku sedang menyikat kamar mandi, jadi tidak mendengar ada orang yang datang," alasannya berkilah. "Ayo m
1 detik ... 2 detik ... 3 detik ... 4 detik ... hingga, 5 detik berlalu .... 'Astaga! Apa yang sudah terjadi?!' batin Cia Li yang kembali tersadar dari keterkejutannya. Dia bergegas bangkit dari tubuh sang Presdir. Sejenak pria itu masih tertegun tak percaya, hingga tak lama kemudian, diapun dapat meraih kembali kesadarannya. "He'em!" dehemnya canggung. Ia menjadi salah tingkah dan menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal. Telinganya juga nampak memerah. "Ma-maafkan aku Presdir. Aku tidak sengaja-" ucap Cia Li terpotong. "Tidak apa-apa, itu bukan salahmu, he he he!" sela Ling Yue dengan cepat. Dia tertawa canggung seperti sedang dibuat-buat. "Ayo kita masuk saja sekarang!" ajak Ling Yue kemudian sambil meraih tangan gadis itu untuk ikut masuk bersamanya. Ingin protes pun, pria itu sudah lebih dulu menyeret tangannya. Di depan sana, pendeta Han Sui sudah menunggu kedatangan mereka. Pria tua itu duduk bersila sambil memejamkan mata, bak seperti orang yang sedang bermeditasi. Dia
"Kau? Apa yang Kau lakukan padanya?!" bentak Ling Yue dengan nada tinggi."Ma-maaf ... aku tidak sengaja menumpahkan kuah Soup panas ke tangannya," akui Fu Lian sambil tertunduk salah.Ia sengaja berpura-pura mengiba untuk menarik simpati orang-orang yang ada di sana. Tapi, percayalah ... dalam hatinya ia bersorak ria melihat gadis sok cantik itu merintih kesakitan. Ia berharap, tangan gadis itu melepuh. Dia sungguh wanita yang kejam."Apa?! Tersiram kuah Soup? Astaga! Kau benar-benar-, aaargh ...!" Ling Yue rasanya ingin memarahi wanita itu habis-habisan. Tapi, terpaksa ia tahan karena melihat kondisi Cia Li yang harus segera mendapatkan pertolongan. Keselamatan gadis itu jauh lebih penting.Ling Yue kemudian segera beranjak untuk menggendongnya. "Chen Li, panggilkan Dokter untuk mengobati Cia!" titahnya pada sang sekretaris."Hum, baik Presdir."Selepas kepergian keduanya, orang-orang yang ada di sana pun mulai berbisik satu sama lain. Ini pertama kalinya mereka melihat sang Presdir
"Kenapa Kau bisa ada di sini?!" tanya Ling Yue dengan kening berkerut."Tentu saja aku akan ikut serta dalam acara perusahaanmu. Tante bilang, Kau dan semua karyawanmu sedang ada acara hiburan rutin tahunan. Kupikir, akan sangat seru jika aku bergabung dengan kalian. Aku sudah mendapatkan izin dari tante Ling sebelumnya. Kata tante, itu bagus untuk membangun hubungan baik denganmu ...," ucapnya sambil tersenyum manis.Mungkin, dia kira Ling Yue akan senang dengan kedatangannya ke tempat itu. Padahal pria itu tengah kesal setengah mati dengan kehadirannya yang tiba-tiba. Kalau saja bukan karena penyelidikan kasus kebakaran pabrik perusahaannya sebelumnya, Ling Yue pasti sudah langsung mencekik leher gadis itu dan membuangnya ke tengah hutan terdalam, lalu membiarkan jasadnya hilang dimakan binatang buas!Tapi, apa boleh buat ... dia terpaksa harus banyak bersabar dan mengikuti alurnya secara perlahan, agar semua kedok busuk wanita sialan itu terbongkar."Hah ... Baiklah. Aku akan mengi
Semua orang tampak berpikir keras. Mereka menerka-nerka, apa maksud dari kalimat petunjuk tersebut."Matahari? Bentuknya bulat dan terang. Terbit dari arah timur, yang kalau disesuaikan dengan lokasi kita saat ini itu tepatnya berada persis di area hutan kecil belakang penginapan. Apa mungkin petunjuk ini menyuruh kita pergi ke arah sana?" ujar Tang Luo dengan wajah penuh tanda tanya."Hmm, cukup masuk akal," sahut Cia Li sambil mangguk-mangguk memikirkan kemungkinan tersebut."Ku rasa petunjuk ini memang menggiring kita untuk pergi ke area itu. Dilihat dari cara pemilihan katanya yang menggunakan arah mata angin, sudah pasti petunjuk tersebut merujuk pada sebuah tempat. Seperti yang kita tau, orang kuno dulu menggunakan arah mata angin sebagai patokan suatu wilayah." Ling Yue setuju dengan apa yang rekan timnya itu katakan. Setelah menela'ah lebih jauh, otak jeniusnya memikirkan hal yang sama."Kalau begitu tunggu apa lagi, ayo kita pergi ke sana! Kalau Presdir yang sudah berkata sep
Ling Yue menjadi gelisah seketika. Dia mencoba mengingat-ingat kembali apa yang terjadi pada mereka sebelumnya. Seingatnya, dia terakhir kali hanya memeluki gadis itu sembari menceritakan tentang hal-hal ringan untuk mengalihkan rasa takutnya. Hanya itu dan tak ada lagi yang terjadi setelahnya. Ya, dia cukup yakin dengan apa yang di ingatnya! Sibuk melamun dan berpikir, tanpa sadar ternyata gadis yang berada dalam pelukannya tersebut mulai menggeliat. Ling Yue yang merasa adanya pergerakan pun langsung panik dan kembali berpura-pura tidur. Ia tidak ingin disalah-pahami atas situasi yang terjadi saat ini pada mereka. Menurutnya, itu bukan salahnya dan bukan juga salah gadis itu. Ini semua adalah murni kesalahan listrik yang tiba-tiba padam itu, pikirnya. Awas saja, nanti ia akan menegur pihak pengelola karena sudah lalai dalam menjaga keamanan tempat tersebut. Untung saja tidak terjadi apa-apa pada mereka semua. "Mmmh...," lenguhnya, tanda gadis itu sudah mulai sadar kembali. "Hoaam