Waktu berlalu begitu cepat, tak terasa kini sudah memasuki bulan ke tiga Aluna menjalani hidup sebagai seorang mahasiswi di salah satu Universitas Islam di ibu kota. Kini, gadis itu sudah tidak diantar oleh ayahnya lagi setiap ingin berangkat kuliah, Aluna memilih naik transportasi umum yaitu Transjakarta yang kebetulan menyediakan rute dari rumahnya menuju kampus, cukup satu kali naik, tanpa perlu berpindah-pindah halte (transit) maka Aluna sudah sampai di halte Transjakarta dekat kampusnya.
Pagi ini suasana di dalam bus Transjakarta cukup ramai, kursi-kursi penumpang pun terisi penuh oleh para pengguna jasa angkutan Transjakarta, Alhamdulillahnya Aluna masih mendapat tempat duduk sehingga gadis itu tidak perlu berdiri. Jalanan cukup lengang pagi ini, langit pun masih cukup gelap karena sang mentari yang masih malu-malu tuk menyapa indahnya bentala, tetapi tak sampai 15 menit lagi ia akan muncul untuk memberi kehangatan kepada umat manusia di muka bentala. Bus yang ditumpangi Aluna pun berhenti di salah satu halte, seorang ibu-ibu berusia lanjut terlihat memasuki bus, Aluna segera berdiri dan mendekati si ibu, membiarkan ibu tersebut duduk di kursi yang sebelumnya gadis itu tempati.
"Terima kasih, nak." Kata ibu tadi sambil tersenyum ramah kepada Aluna.
"Sama-sama ibu." balas Aluna sopan sambil tersenyum hangat.
"Kamu nggak apa berdiri gitu? Halte tujuan ibu nggak jauh kok, kamu duduk aja nak."
"Nggak usah ibu, biar saya yang berdiri, ibu duduk aja nggak apa-apa walau pun halte tujuan ibu itu dekat, saya masih kuat berdiri lama kok bu, Insyaa Allah."
Ibu itu tersenyum mendengar penuturan Aluna dan kembali mengucapkan terima kasih kepada gadis itu.
Bukan hal yang sulit bagi Aluna untuk memberikan kursinya kepada orang yang memang lebih membutuhkan untuk duduk dibanding ia yang masih muda, masih kuat berdiri lama. Namun faktanya, saat ini masih sering ia temui anak muda sekarang yang lebih egois dengan tetap memilih duduk disaat ada seseorang yang dinilai lebih membutuhkan kursi tersebut, bahkan tak jarang mereka berpura-pura tidur atau sibuk dengan smartphone nya agar tidak usah memberikan kursi yang mereka duduki kepada penumpang prioritas. Miris sekali rasanya, disaat kita yang muda, masih sehat dan sanggup berdiri lama malah memilih untuk bersikap egois hanya karena sebuah kursi di transportasi umum, mereka berdalih bahwa halte tujuannya masih jauh dan lelah jika harus berdiri hingga mereka turun nanti.
***
Aluna berjalan melewati selasar Pendidikan Ekonomi yang masih nampak lengang pagi ini, gadis itu melihat jam tangan berwarna biru Luna di pergelangan tangan kirinya, waktu masih menunjukkan pukul 06.05, waktu yang masih sangat pagi bagi para mahasiswa untuk tiba di kampus, hanya beberapa saja dari mereka yang memang datang lebih awal karena faktor jarak yang cukup jauh antara rumah dengan kampus.
Aluna berjalan menuju Koperasi Pendidikan Ekonomi yang terletak di ujung selasar Pendidikan Ekonomi, begitu sampai di koperasi, gadis itu bergegas membeli dua kotak susu UHT rasa Moka dan kembali berjalan menuju kelasnya. Ketika sampai di kelas, Aluna melihat sudah ada Gabriel ternyata, gadis itu tengah menikmati bekal sarapan yang selalu ia bawa. Gabriel yang menyadari kehadiran Aluna pun tersenyum hangat, baru mereka berdua penghuni kelas PE 2 yang sudah hadir.
"Nyusu mulu lu tiap hari, heran amat gua mah ama lu ukhti, tiap pagi nyusu mulu, mana dua kotak lagi sekali minum, anak sapi lu yak minum susu sapi tiap hari." Gabriel berujar sebelum kembali menyuapkan sesendok bekal nasinya.
Aluna pun tertawa mendengar ucapan salah satu teman sekelasnya, "Kan biar sehat tiap hari minumnya susu, biar kayak orang-orang bule yang sarapannya susu."
"Bulepotan lu mah ukhti hahaha"
"Hahahaha"
Memang sudah menjadi kebiasaan bagi Aluna yang selalu mengkonsumsi Susu UHT rasa Moka sebanyak dua kotak setiap paginya, dan sudah menjadi kebiasaan pula bagi Gabriel yang memanggil Aluna dengan sebutan "Ukhti" karena gaya berpakaian gadis itu yang selalu mengenakan gamis dan khimar panjang.
"Assalamu'alaikum, pagi gais." Sapa Nisa yang baru saja datang, gadis itu menutup pintu kelas dan bergegas duduk di kursinya, persis di sebelah kiri Aluna.
"Wa'alaikumssalam." balas Aluna dan Gabriel bersamaan.
"Eh, kalian pada daftar himpunan nggak?" Nisa bertanya sambil mengeluarkan kotak bekal yang biasa ia bawa.
"Nggak tau dah gue, pengen ikut sih tapi rumah gue jauh banget, bingung gue kalo balik malem kudu begimana pulangnya." Jawab Gabriel, gadis itu rumahnya memang cukup jauh dengan kampus, ia tinggal di daerah Ciledug, Tanggerang.
"Ya rumah gue juga kan jauh, boto. Lah lu masih mending di Ciledug, nah gue, Tambun coy Tambun udah masuk luar planet rumah gue tuh." Nisa menimpali omongan Gabriel sebelum gadis itu menyuapkan sesendok bekal ke mulutnya.
"Ya iyaa siih, kalo lu ukhti, ikut hima apa engga?" Kini Gabriel bertanya pada Aluna yang sejak tadi tengah sibuk dengan dua kotak susu dihadapannya.
Aluna mengerjap, meletakkan kotak susu kedua yang sudah habis ia minum. "Hmmm, pengen ikut sih, tapi kurang tau juga, liat aja nanti bakal ikut atau engga." Jawab Aluna ringan sambil tersenyum hangat, gadis itu berdiri dan melangkah keluar kelas untuk membuang kotak susu yang sudah habis.
"Nyusu mulu lu tiap pagi, mana sekali minum langsung dua kotak lagi, gimana nggak gendut tuh badan kalo tiap pagi minum susu sampe dua kotak." Ujar Nisa begitu Aluna memasuki kelas.
Aluna tertawa mendengar ucapan Nisa, ia bergegas menutup pintu kelas dan kembali ke kursinya.
"Biar sehat sih, sirik aja lo, wleee" Ledek Aluna sambil kembali tertawa riang.
Terlalu asyik mereka mengobrol, hingga tak terasa kelas semakin ramai oleh mahasiswa yang berdatangan, beberapa diantara mereka sarapan bekal di kelas, beberapa lagi membeli makanan di Koperasi Pendidikan Ekonomi, dan sisanya memilih mengobrol santai sebelum dimulainya pembelajaran.
Tepat pukul 07.00 WIB, kelas dimulai dengan mengucap Basmallah, doa belajar dan tadarus Qur'an.
Mata kuliah pagi ini adalah Bisnis dan Pemasaran, Bu Wati selaku dosen pengampu mata kuliah ini pun mulai menjelaskan di depan menggunakan media PowerPoint.
Tepat ketika ditengah pembelajaran berlangsung, terdengar ketukan dari pintu kelas, kemudian masuklah dua orang kakak tingkat pengurus Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi atau yang biasa disebut HIMPE.
Mereka berjalan menghampiri Bu Wati, mencium tangan beliau dan kemudian izin untuk mensosialisasikan kegiatan Pelatihan Dasar Kepemimpinan yang akan diadakan sebentar lagi.
Begitu mendapat izin dari Bu Wati, kedua kakak tingkat itu segera mensosialisasikan acara yang akan mereka adakan, semua mahasiswa PE 2 sibuk memperhatikan segala ucapan kakak tingkatnya, hingga akhirnya satu diantara mereka berdua menghampiri ketua tingkat kelas PE 2 untuk memberikan formulir pendaftaran himpunan.
"Formulirnya paling lambat dikumpul 2 hari lagi ya, itu artinya kalian punya waktu lebih lama untuk mempertimbangkan mau ikut himpunan atau tidak." Ujar salah satu kakak tingkatnya yang memakai kerudung coklat susu.
Usai mensosialisasikan kegiatan himpunan, kedua kakak tingkat itu pamit kepada Bu Wati dan pergi meninggalkan kelas untuk lanjut sosialisasi ke kelas lain, pelajaran pun berlanjut hingga waktu istirahat tiba.
Linda bergegas membagikan formulir pendaftaran himpunan kepada teman-teman sekelasnya begitu Bu Wati meninggalkan kelas, "Kalo ada yang mau daftar, tinggal diisi formulir pendaftarannya, kalo ada yang nggak ikut juga nggak apa, nanti formulirnya balikin lagi aja ke gue, terus buat yang mau daftar kumpulin ke gue formulirnya 2 hari lagi pagi-pagi. Makasih." Linda menjelaskan di depan kelas terkait formulir pendaftaran himpunan yang diberikan kepadanya tadi oleh kakak tingkat.
"Ikut nggak nih?" Nasyika bertanya kepada Aluna, Keyara, dan Fahrunnisa.
"Ikut yuk." Jawab Keyara.
"Yuk ikut." Timpal Aluna dan Nisa barengan.
"Oke, fix ikut nih ya kita berempat." Nasyika memastikan kembali jawaban teman-temannya.
"Fix." Jawab Aluna, Keyara juga Fahrunnisa serempak.
Aluna terlihat begitu gelisah pagi ini, baru saja ia mendapat kabar dari Pembina Ekstrakurikuler Paskibra di SMP nya dulu untuk menyiapkan upacara Hari Guru yang akan dilaksanakan tanggal 25 November nanti. Selain sibuk kuliah, Aluna juga sibuk melatih ekskul paskibra di SMP nya dulu bersama dengan seorang teman, dan akhir-akhir ini mereka memang tengah disibukkan untuk menyiapkan upacara-upacara hari besar di bulan November, setelah mereka selesai mengurus upacara Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November kemarin, kini Aluna dan partner -nya dalam melatih paskibra harus kembali disibukkan untuk persiapan upacara Hari Guru.“Kenapa sih lo Lun, masih pagi udah ribet sendiri aja. Lagi ada masalah?” Keyara bertanya kepada Aluna, gadis itu bingung sendiri melihat kegelisahan yang muncul pada raut wajah sahabatnya.“Gue lagi bingung nih.”“Bingung kenapa?” Nasyika bertanya.“Pegangan sono lo nd
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, hari dimana dilaksanakannya acara Pelatihan Tingkat Dasar yang diikuti oleh Aluna dan ketiga sahabatnya. Pagi ini Aluna berangkat ke kampus diantar oleh sang ayah, karena ia harus sudah tiba di kampus pukul lima pagi sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kak Dipta, kakak fasilitator yang bertanggung jawab atas kelompoknya Aluna.Sepanjang perjalanan, Aluna menguap sesekali. Gadis itu masih sedikit mengantuk karena ia tidur larut tadi malam dan harus sudah bangun pada pukul 03.30 pagi, untuk kemudian bersiap-siap berangkat ke kampus pada pukul 04.00 pagi. Aluna tidur larut malam karena ia terus memikirkan akan seperti apa acara Pelatihan Tingkat Dasar ini, apakah akan sama seperti ketika ia mengikuti acara pelantikan ekskul paskibra dulu ketika ia masih SMP dan SMA. Aluna terus memikirkan hal itu sembari mengingat-ingat kembali pengalamannya di masa sekolah menengah dulu. Dalam benaknya, Aluna sudah menyiapkan dirinya untuk kemungkina
Siang ini, selasar Pendidikan Ekonomi cukup ramai oleh para panitia acara EFest atau (Economic Festival) yang merupakan salah satu program kerja dari HIMPE. EFest sendiri merupakan sebuah acara yang melibatkan mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi serta siswa-siswi SMA/K/MA, dimana acara ini terdiri dari beberapa perlombaan seperti lomba Akuntansi(MYOB), lomba Pemasaran dan lomba Administrasi Perkantoran yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMK serta lomba Debat untuk siswa-siswi SMA/MA dan dipenghujung acara ini diisi oleh kegiatan Seminar Nasional serta Expo untuk para Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di kampus Aluna. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut, dimana pada hari pertama dan kedua di khususkan untuk perlombaan-perlombaan, sedangkan di hari ketiga diisi dengan seminar dan expo. EFest sendiri diadakan setiap tahun sekali di awal tahun dengan mengusung tema dan konsep yang berbeda-beda setiap tahunnya, dan hari ini, sebagian dari panitia EFest tengah sibuk m
Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kem
Aluna sangat senang, karena akhirnya rindu yang selama ini ia simpan rapih di hatinya dapat terbayarkan dengan melihat sosok laki-laki pujaannya di depan mata. Jantungnya pun berdegub kencang, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Aluna, wajahnya semakin memerah tatkala manik mata coklat tua milik Xavier menatapnya, sungguh euphoria yang tidak biasa ia rasakan dan kebahagiaan yang tidak dapat ia gambarkan.Melihat Aluna dan Xavier yang masih saling tatap, Dira pun mulai merasa bahwa keberadaannya dilupakan. “ekhem, mon maap nih yee mas, mbak ada orang lain loh di sini.” Dira yang merasa diacuhkan pun bersuara.“Oiya lupa ada orang ketiga hehehe, dan biasanya sih kalo ada cewe sama cowo lagi berduaan, yang ke tiga itu setan, Dir.”“Jadi maksud lo, gue setan gitu, Lun? Ngajak berantem nih anak ya lama-lama.”“Hahahahaha” Aluna tertawa mendengar perkataan sahabatnya, sedangkan Xavier
Suasana di coffee shop semakin ramai, kursi-kursi yang sebelumnya kosong pun kini sudah mulai terisi oleh pengunjung yang mulai berdatangan. Sedangkan mereka yang sejak tadi masih sibuk dengan layar laptop dan sedang belajar pun masih tetap stay di kursi mereka masing-masing, membuat seluruh kursi-kursi di indoor area coffee shop penuh, hanya tersisa beberapa kursi kosong saja di outdoor area.Aluna, Xavier dan Dira sudah sejak tadi sibuk berbincang-bincang, Xavier pun menceritakan apa saja aktifitas kesehariannya di kapal selama dirinya pergi berlayar, dan Aluna pun menceritakan kesehariannya di rumah dan di kampus kepada Xavier. Hari itu mereka berbagi keluh kesah kesehariannya masing-masing dan bertukar rindu satu sama lain setelah sekian lama berpisah, sesekali bernostalgia ketika mereka berdua masih bersekolah di sekolah yang sama semasa Sekolah Menengah Pertama ditemani dengan cake dan minuman pesanan masing-masing. Dua Scarl
Harapan dan angan mengecap kebahagiaan kini telah sirna,Digantikan dengan kecewa.Tak sadarkah kamu, bahwa aku terluka?Bukankah kamu rasakan hal yang sama?Lantas, mengapa kamu meminta menyudahi kisah kita? -Aluna Ocean AndromedaSesuai permintaan Aluna, malam ini Xavier bertandang ke rumah Aluna untuk menghadap kedua orang tuanya. Seperti biasa, kedatangan Xavier selalu disambut ramah oleh ayah dan ibu Aluna. Jika biasanya, Xavier datang untuk bersilaturahmi, sekadar main atau melepas rindu dengan Aluna dan ayah ibu nya setelah berlayar, kali ini kedatangannya malah membawa kabar yang kurang baik. Setelah dipersilakan masuk, mereka duduk bersama di ruang keluarga, lalu laki-laki itu meminta izin untuk mengutarakan maksud dan tujuannya datang kali ini. Xavier berusaha dengan tenang dan hati-hati menjelaskan inti percakapannya dengan Aluna yang terjadi di coffee shop siang tadi kepada ibu dan ayah. Aluna pun ikut memberikan
Aluna baru saja turun dari angkutan perkotaan tepat di depan gerbang masuk kampusnya, disana ia sudah disambut oleh ketiga teman dekatnya yaitu Keyara, Nasyika dan Fahrunnisa. Hari ini para panitia E-Fest tengah disibukkan dengan kegiatan Technical Meeting perlombaan yang mana akan diadakan minggu depan di kampus Aluna. Sudah sejak satu minggu yang lalu mereka berempat menjadi lebih sibuk dari biasanya, Aluna, Nasyika dan Nissa yang bertugas pada divisi LO (Liaison Officer) pun sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah yang menjadi peserta pada perlombaan yang diselenggarakan di E-Fest nanti, sedangkan Keyara yang bertugas di divisi soal pun sudah menyusun dan menyiapkan soal-soal yang akan diperlombakan dengan teman-teman satu divisinya.“Tumben lo baru dateng.” Keyara berujar.“Ketinggalan Transjakarta pertama tadi, jadi naik bus yang ke dua deh.”“Almet lo pake, Lun.” Nasyik
Adzan Subuh baru saja selesai berkumandang, Aluna sudah siap melaksanakan Sholat Subuh Ketika smartphone nya berdering tanda ada panggilan masuk. Gadis itu pun berjalan menuju tempat tidur dimana smartphone nya berada, layarnya menyala terang dan terdapat nama Fahrunissa di layar sebagai si pemanggil.Aluna mengangkat panggilan tersebut. “Assalamu’alaikum, kenapa Nis?”“Wa’alaikumussalam. Udah jalan belom lo, Ndut?”“Belum. Mau Sholat dulu abis itu jalan. Lo udah jalan emang?”“Udah. Lagi di Mushola terminal mau Sholat trus naik bus hijau yang jurusan kampus.”“Oalah oke, nanti kalo gue udah di Transjakarta, gue kabarin lo ya.”“Oke.”“Hati-hati di jalan, Nis.”“Iyaa. Lo juga yaa Ndut. Assalamu’alaikum.”“Wa’alaikumussalam.”Aluna meletakkan kembali smartphone hitamnya, Ia be
Aluna baru saja turun dari angkutan perkotaan tepat di depan gerbang masuk kampusnya, disana ia sudah disambut oleh ketiga teman dekatnya yaitu Keyara, Nasyika dan Fahrunnisa. Hari ini para panitia E-Fest tengah disibukkan dengan kegiatan Technical Meeting perlombaan yang mana akan diadakan minggu depan di kampus Aluna. Sudah sejak satu minggu yang lalu mereka berempat menjadi lebih sibuk dari biasanya, Aluna, Nasyika dan Nissa yang bertugas pada divisi LO (Liaison Officer) pun sudah berkomunikasi dengan pihak sekolah yang menjadi peserta pada perlombaan yang diselenggarakan di E-Fest nanti, sedangkan Keyara yang bertugas di divisi soal pun sudah menyusun dan menyiapkan soal-soal yang akan diperlombakan dengan teman-teman satu divisinya.“Tumben lo baru dateng.” Keyara berujar.“Ketinggalan Transjakarta pertama tadi, jadi naik bus yang ke dua deh.”“Almet lo pake, Lun.” Nasyik
Harapan dan angan mengecap kebahagiaan kini telah sirna,Digantikan dengan kecewa.Tak sadarkah kamu, bahwa aku terluka?Bukankah kamu rasakan hal yang sama?Lantas, mengapa kamu meminta menyudahi kisah kita? -Aluna Ocean AndromedaSesuai permintaan Aluna, malam ini Xavier bertandang ke rumah Aluna untuk menghadap kedua orang tuanya. Seperti biasa, kedatangan Xavier selalu disambut ramah oleh ayah dan ibu Aluna. Jika biasanya, Xavier datang untuk bersilaturahmi, sekadar main atau melepas rindu dengan Aluna dan ayah ibu nya setelah berlayar, kali ini kedatangannya malah membawa kabar yang kurang baik. Setelah dipersilakan masuk, mereka duduk bersama di ruang keluarga, lalu laki-laki itu meminta izin untuk mengutarakan maksud dan tujuannya datang kali ini. Xavier berusaha dengan tenang dan hati-hati menjelaskan inti percakapannya dengan Aluna yang terjadi di coffee shop siang tadi kepada ibu dan ayah. Aluna pun ikut memberikan
Suasana di coffee shop semakin ramai, kursi-kursi yang sebelumnya kosong pun kini sudah mulai terisi oleh pengunjung yang mulai berdatangan. Sedangkan mereka yang sejak tadi masih sibuk dengan layar laptop dan sedang belajar pun masih tetap stay di kursi mereka masing-masing, membuat seluruh kursi-kursi di indoor area coffee shop penuh, hanya tersisa beberapa kursi kosong saja di outdoor area.Aluna, Xavier dan Dira sudah sejak tadi sibuk berbincang-bincang, Xavier pun menceritakan apa saja aktifitas kesehariannya di kapal selama dirinya pergi berlayar, dan Aluna pun menceritakan kesehariannya di rumah dan di kampus kepada Xavier. Hari itu mereka berbagi keluh kesah kesehariannya masing-masing dan bertukar rindu satu sama lain setelah sekian lama berpisah, sesekali bernostalgia ketika mereka berdua masih bersekolah di sekolah yang sama semasa Sekolah Menengah Pertama ditemani dengan cake dan minuman pesanan masing-masing. Dua Scarl
Aluna sangat senang, karena akhirnya rindu yang selama ini ia simpan rapih di hatinya dapat terbayarkan dengan melihat sosok laki-laki pujaannya di depan mata. Jantungnya pun berdegub kencang, rasanya seperti ada ribuan kupu-kupu berterbangan di dalam perut Aluna, wajahnya semakin memerah tatkala manik mata coklat tua milik Xavier menatapnya, sungguh euphoria yang tidak biasa ia rasakan dan kebahagiaan yang tidak dapat ia gambarkan.Melihat Aluna dan Xavier yang masih saling tatap, Dira pun mulai merasa bahwa keberadaannya dilupakan. “ekhem, mon maap nih yee mas, mbak ada orang lain loh di sini.” Dira yang merasa diacuhkan pun bersuara.“Oiya lupa ada orang ketiga hehehe, dan biasanya sih kalo ada cewe sama cowo lagi berduaan, yang ke tiga itu setan, Dir.”“Jadi maksud lo, gue setan gitu, Lun? Ngajak berantem nih anak ya lama-lama.”“Hahahahaha” Aluna tertawa mendengar perkataan sahabatnya, sedangkan Xavier
Hari-hari terus berlalu, dan hari ini adalah hari yang begitu dinanti-nantikan oleh Aluna, hari yang sangat spesial baginya, hari yang akan menjadi pertemuan pertamanya dengan Xavier setelah 3 tahun mereka terpisahkan oleh lautan. Aluna tidak sabar ingin segera bertemu dengan Xavier, memeluk erat laki-laki itu serta bercerita banyak hal kepada laki-laki yang sudah menemaninya selama 8 tahun ke belakang. Sebetulnya, laki-laki itu sudah kembali ke rumah sejak 2 hari lalu, namun karena satu dan lain hal, mereka baru sempat bertemu hari ini, di tanggal 08 Januari, sesuai dengan janji Xavier kepada Aluna kala itu melalui chating.Aluna kembali memeriksa penampilannya di cermin, memastikan agar ia tidak terlihat aneh ketika bertemu Xavier nanti. Senyum manis selalu tersemat di wajahnya, membuat pola bulan sabit mini terlihat jelas di pipi kanan gadis itu. Spesial untuk hari ini, Aluna mengenakan gamis hitam serta kerudung hitam panjang yang menutup lekukan tubuhnya, ia kem
Siang ini, selasar Pendidikan Ekonomi cukup ramai oleh para panitia acara EFest atau (Economic Festival) yang merupakan salah satu program kerja dari HIMPE. EFest sendiri merupakan sebuah acara yang melibatkan mahasiswa program studi Pendidikan Ekonomi serta siswa-siswi SMA/K/MA, dimana acara ini terdiri dari beberapa perlombaan seperti lomba Akuntansi(MYOB), lomba Pemasaran dan lomba Administrasi Perkantoran yang dikhususkan untuk siswa-siswi SMK serta lomba Debat untuk siswa-siswi SMA/MA dan dipenghujung acara ini diisi oleh kegiatan Seminar Nasional serta Expo untuk para Mahasiswa Pendidikan Ekonomi di kampus Aluna. Acara ini diselenggarakan selama 3 hari berturut-turut, dimana pada hari pertama dan kedua di khususkan untuk perlombaan-perlombaan, sedangkan di hari ketiga diisi dengan seminar dan expo. EFest sendiri diadakan setiap tahun sekali di awal tahun dengan mengusung tema dan konsep yang berbeda-beda setiap tahunnya, dan hari ini, sebagian dari panitia EFest tengah sibuk m
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba, hari dimana dilaksanakannya acara Pelatihan Tingkat Dasar yang diikuti oleh Aluna dan ketiga sahabatnya. Pagi ini Aluna berangkat ke kampus diantar oleh sang ayah, karena ia harus sudah tiba di kampus pukul lima pagi sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh kak Dipta, kakak fasilitator yang bertanggung jawab atas kelompoknya Aluna.Sepanjang perjalanan, Aluna menguap sesekali. Gadis itu masih sedikit mengantuk karena ia tidur larut tadi malam dan harus sudah bangun pada pukul 03.30 pagi, untuk kemudian bersiap-siap berangkat ke kampus pada pukul 04.00 pagi. Aluna tidur larut malam karena ia terus memikirkan akan seperti apa acara Pelatihan Tingkat Dasar ini, apakah akan sama seperti ketika ia mengikuti acara pelantikan ekskul paskibra dulu ketika ia masih SMP dan SMA. Aluna terus memikirkan hal itu sembari mengingat-ingat kembali pengalamannya di masa sekolah menengah dulu. Dalam benaknya, Aluna sudah menyiapkan dirinya untuk kemungkina
Aluna terlihat begitu gelisah pagi ini, baru saja ia mendapat kabar dari Pembina Ekstrakurikuler Paskibra di SMP nya dulu untuk menyiapkan upacara Hari Guru yang akan dilaksanakan tanggal 25 November nanti. Selain sibuk kuliah, Aluna juga sibuk melatih ekskul paskibra di SMP nya dulu bersama dengan seorang teman, dan akhir-akhir ini mereka memang tengah disibukkan untuk menyiapkan upacara-upacara hari besar di bulan November, setelah mereka selesai mengurus upacara Hari Pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November kemarin, kini Aluna dan partner -nya dalam melatih paskibra harus kembali disibukkan untuk persiapan upacara Hari Guru.“Kenapa sih lo Lun, masih pagi udah ribet sendiri aja. Lagi ada masalah?” Keyara bertanya kepada Aluna, gadis itu bingung sendiri melihat kegelisahan yang muncul pada raut wajah sahabatnya.“Gue lagi bingung nih.”“Bingung kenapa?” Nasyika bertanya.“Pegangan sono lo nd