Beranda / Pernikahan / YOU COMPLETED ME / 25: MENGANTAR IKAN

Share

25: MENGANTAR IKAN

Penulis: Yantie Wahazz
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-11 15:13:07

Waktu terus berlalu dan Malik begitu menikmati masa perkuliahannya. Tak terasa sudah dua tahun Malik kuliah. Hampir setiap hari Bayu berkirim pesan padanya, namun Malik cukup tahu diri dengan perbedaan mereka. Sehingga hubungan mereka hanya jalan di tempat, tidak beranjak dari teman biasa menuju ke pertemanan yang lebih dekat. Tidak.

Bukan karena Bayu tidak cantik, karena nyatanya banyak laki-laki di sekolah yang menaruh hati padanya. Sementara untuk ukuran kecerdasan jalas Bayu memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun Malik tak ingin menabur luka di atas hati Bayu dengan menjalin hubungan sementara hatinya tidak ada rasa cinta untuk Bayu.

Ya, alasan utama Malik menghindari pernyataan cinta yang seringkali diisyaratkan Bayu adalah karena Malik tidak mencintai gadis itu. Dan yang paling konyol adalah saat Malik menyadari bahwa ternyata dia tak bisa mengenyahkan Isha dari hatinya.

 “Hei, Mal? Liburan semeste

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • YOU COMPLETED ME   24: KILATAN MATA YANG TERLUKA

    Liburan kenaikan kelas sudah hampir usai. Selama liburan ini, Isha memilih untuk liburan di rumah kakek dan neneknya di lain kota. Isha ingin menyegarkan isi kepalanya yang belakangan mulai penuh sesak dengan masalah pribadinya sendiri.Minggu terakhir Malik menjalani sekolahnya, Isha sudah jarang bertemu dengan lelaki itu. Dia hanya tahu sedikit mengenai Malik dari Risna yang mendapat kabar dari Andi. Karena entah bagaimana awalnya, Andi dan Risna menjadi dekat satu sama lain.Apalagi ketika akhirnya Malik ujian kelulusan, yang membuatnya tidak lagi berangkat ke sekolah, Isha sudah tak pernah melihatnya lagi. Meskipun mereka satu kampung, akan tetapi Isha yang jarang keluar dan Malik yang juga tak pernah lagi datang ke rumahnya membuat mereka benar-benar jauh satu sama lain.Dan tiga hari menjelang masuk sekolah kembali, Isha baru pulang ke rumah.“Ini apaan, Bu?” tanya Isha ketika melihat di atas meja makan ada bungkusan nasi dan beberapa kue yang sepertinya baru dikirim belum lama.

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   25: MENGANTAR IKAN

    Waktu terus berlalu dan Malik begitu menikmati masa perkuliahannya. Tak terasa sudah dua tahun Malik kuliah. Hampir setiap hari Bayu berkirim pesan padanya, namun Malik cukup tahu diri dengan perbedaan mereka. Sehingga hubungan mereka hanya jalan di tempat, tidak beranjak dari teman biasa menuju ke pertemanan yang lebih dekat. Tidak.Bukan karena Bayu tidak cantik, karena nyatanya banyak laki-laki di sekolah yang menaruh hati padanya. Sementara untuk ukuran kecerdasan jalas Bayu memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Namun Malik tak ingin menabur luka di atas hati Bayu dengan menjalin hubungan sementara hatinya tidak ada rasa cinta untuk Bayu.Ya, alasan utama Malik menghindari pernyataan cinta yang seringkali diisyaratkan Bayu adalah karena Malik tidak mencintai gadis itu. Dan yang paling konyol adalah saat Malik menyadari bahwa ternyata dia tak bisa mengenyahkan Isha dari hatinya. “Hei, Mal? Liburan semester ada acara?” tanya Yasmin, teman satu kampus namun beda fakultas yang terny

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   26: NIAT TAK BAIK

    Beberapa saat sebelum kedatangan Isha ke rumah Malik, Yasmin yang beberapa hari lalu pulang bersama dengan Malik hari ini datang berkunjung ke rumah Malik. Rasanya aneh jika berteman dekat di kampus, berada dalam satu kecamatan yang sama, tetapi belum tahu rumahnya.Maka berbekal keberanian yang dikumpulkannya sejak pagi, akhirnya Yasmin sampai di sini. Di depan rumah Malik tanpa memberitahu laki-laki itu bahwa dia akan datang. Yasmin sengaja melakukannya karena untuk memberi kejutan pada Malik. “Kok tahu rumahku, Yas?” sambut Malik dengan senyum lebar ketika akhirnya Yasmin tiba di rumahnya. “Aku nanya sama toko yang di simpang empat sana,” jawab Yasmin dengan senyum. “Masuk, yuk!” ajak Malik.Yasmin berdebar ketika memasuki rumah Malik. Entah mengapa, ada rasa nyaman dan indah yang diam-diam menyusup di hati Yasmin. Kemudian seorang perempuan setengah baya yang masih cantik muncul dari dalam. “Lho, ada tamu? Siapa ini, Mal?” tanya Aminah yang muncul bersama dengan Anisa. “Teman

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   27: HATI YANG GERIMIS

    Siang ini, ada keseruan tersendiri di rumah Malik. Aminah yang sudah beberapa waktu tidak kedatangan Isha terlihat bersemangat berbincang dan bertanya banyak hal pada gadis yang sudah dianggapnya sebagai anak sendiri itu. Sementara Anisa seperti biasa selalu banyak bertanya pada Isha. Isha sendiri meskipun sedikit canggung ketika berada di rumah ini lagi, namun sekarang sedikit lebih dewasa sikap dan pembawaannya.Di mata Malik, Isha sudah sangat jauh berubah. Menjadi sedikit pendiam dari sebelum mereka berseteru. Para perempuan itu sibuk memasak, sementara dia yang kikuk sendirian hanya duduk di tempatnya semula. Beberapa kali dia mencuri pandang pada Isha dan semakin menyadari bahwa hatinya telah terpenjara pada gadis kecilnya ini.“Hei, Mal. Kulihat matamu berbeda saat menatapnya. Mantan pacar, ya?” tanya Yasmin yang tiba-tiba mendekat padanya.Malik yang melamun terkejut mendengar pertanyaan Yasmin. Dia lantas tersenyum manis, seolah senyum itu tertuju untuk Isha.“Teman kecilku,”

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   28: PROVOKASI ANISA

    Lewat tengah hari Yasmin pamit pulang setelah acara makan siang dan juga sedikit berbincang dengan Malik dan keluarganya. Namun Anisa memilih untuk pura-pura membaca buku komik dari pada ikut bergabung dengan ibu dan Malik serta Yasmin. Feelingnya mengatakan hal yang tak baik mengenai jatuhnya Yasmin tadi. Anisa merasa adanya unsur kesengajaan tadi.“Terima kasih kamu sudah berkenan main ke sini, Yas,” ucap Malik ketika mengantar Yasmin sampai di teras depan rumahnya.Yasmin tersenyum lebar.“Aku juga senang main ke sini. Keluargamu baik dan hangat. Kalau ada waktu aku pasti akan datang lagi ke sini,” ujar Yasmin dengan penuh percaya diri.“Eh, bukan nggak boleh. Hanya saja kadang-kadang aku tak ada di rumah. Aku biasanya ke kebun kalau libur seperti ini,” elak Malik dengan halus, berharap agar Yasmin tidak datang tanpa konfirmasi seperti hari ini.“Ke kebun? Sepertinya menyenangkan. Aku bisa ikutan, kan, kalau kamu ke kebun?” tanya Yasmin seolah tak mau tahu bahwa itu adalah trik yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   29: LIKED YOUR POST

    Malik tersenyum masam mendengar ocehan Anisa yang tidak masuk akal seperti itu. Tak mungkin Isha cemburu padanya karena cinta. Seorang Isha yang egois dan tinggi hati tak akan mungkin semudah itu jatuh cinta pada dirinya yang hanya teman kecil. Bukan, bukan teman masa kecil, melainkan mantan teman kecil.Malik kemudian mengambil ponselnya dan membuka kembali beberapa aplikasi media sosial hanya untuk mencari postingan Isha. Namun Malik harus kecewa karena ternyata Isha jarang sekali menggunakan akunnya. Bahkan postingan terakhirnya adalah setengah tahun yang lalu. Itupun hanya postingan kolam ikan milik bapaknya dengan tulisan singkat, “Di sini ada cerita.”Malik tak bisa mengurai cerita apa yang dimaksud oleh Isha, namun kadang dia merasa bahwa mereka memang punya cerita di sana. Banyak cerita bahkan. Tetapi untuk sekarang, Malik tak ingin mengulas lagi cerita pertemanan mereka karena akan membuatnya menyesal.“Hei, bagaimana? Tak ada niat untuk menemuinya?” tanya Anisa yang tiba-tib

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   30: INBOX

    “Malik menyukai postingan beberapa tahun lalu? Apakah itu artinya dia juga sedang mengintai akunku?” gumam Isha pelan.Seketika Isha kembali membuka postingan-postingan lama Malik. Hal konyol yang tak disangka akan dilakukannya. Isha tak habis pikir, mengapa dia harus menyita pikirannya hanya untuk memikirkan Malik dan siapapun perempuan yang bersamanya. Itu mutlak hak Malik dan Isha sama sekali tak punya hak untuk mencegah ataupun berkomentar.“Sha?” panggil Rosminah dari depan pintu.“Ya, Bu?” jawab Isha sambil mematikan ponselnya cepat dan buru-buru membuka buku pelajaran, seolah dia sedang belajar. Karena pamitnya tadi memang dia mau belajar.“Boleh Ibu masuk?” tanya Rosminah.“Masuk saja, Bu. Pintunya tidak dikunci,” jawab Isha yang kembali menekuni bukunya.Pintu kamar terbuka dan Rosminah masuk dengan senyum bijak.“Ada apa, Bu?” tanya Isha sambil mengisi buku yang dipegangnya.Rosminah yang kemudian duduk di sisi ranjang itu menatap Isha.“Ibu minta maaf kalau tadi salah tanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28
  • YOU COMPLETED ME   31: PESAN TAK BERBALAS

    Tangan Isha masih gemetar dengan jantung yang berdebar kencang ketika membaca pesan pertama yang dikirim Malik setelah sekian tahun berteman namun dalam keadaan tidak baik-baik saja seperti belakangan ini.‘Balas? Nggak? Balas? Nggak?’ Isha bimbang untuk membalas atau tidak pesan yang dikirim Malik kali ini.Entah ilham dari mana yang membuat Malik tiba-tiba mengirim pesan padanya, setelah sekian lama mereka berada dalam kondisi saling diam.Tapi setelah menimbang banyak hal, sebagaimana yang Rosminah sering katakan, bahwa terlalu banyak kebaikan yang sudah Malik lakukan padanya, akhirnya Isha memutuskan untuk membalas pesan Malik.“Waalaikum salam. Alhamdulillah, saya baik,” balas Isha dalam chat yang diketiknya dengan tangan tremor karena gemetar dan jantung yang berdegup berkejaran.Sepi. Tak ada balasan. Diam-diam Isha menunggu jawaban dengan beberapa kali melihat ponselnya kemudian menutupnya pagi. Lalu hatinya bersorak gembira ketika terdengar bunyi nada adanya pesan masuk.“Syu

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-28

Bab terbaru

  • YOU COMPLETED ME   88: JALAN BAHAGIA

    Meskipun Malik menjauh, namun dia tidak membiarkan Isha dan Murad berinteraksi tanpa pengawasan. Malik tetap memantau mereka. Bahkan, ketika Malik melihat Isha terlihat menangis dan emosi, ingin rasanya Malik segera mendekat dan menenangkan Isha. Namun sepertinya pembicaraan mereka belum selesai, sehingga Malik memilih diam dan menunggu.Tiba-tiba ponsel Malik berdering. Laki-laki itu segera menerima panggilan yang ternyata dari Bu Rosminah.“Assalamu alaikum, Ibu?” sapa Malik santun.“Mal? Dimana kalian? Bapak sudah sadar. Beliau akan dipindahkan ke ruang rawat inap. Bisakah kalian ke sini sekarang? Kita harus mengantar Bapak ke ruang rawat inap.” Bu Rosminah meminta Malik datang.“Oh, bisa, Bu. Sekarang kami kesana,” jawab Malik dengan cepat.Tanpa banyak pertimbangan, Malik segera bergegas menemui Isha yang sedang bicara dengan Murad.“Maaf, Murad. Aku harus mengajak Isha menemui Bapak. Mungkin nanti bisa diteruskan kembali jika memang kalian belum selesai bicara,” ujar Malik sambi

  • YOU COMPLETED ME   87: EMPAT MATA

    Dan disinilah mereka bertiga kini. Di tempat dimana tadi Malik menemui Murad dan bicara empat mata. Namun, kini menjadi enam mata karena Isha akhirnya bersedia menemui Murad, lelaki yang dulu dicintainya tetapi sekarang dibencinya setengah mati. Tetapi tak bijak rasanya jika dia membenci tanpa memberi kesempatan pada Murad untuk menceritakan semuanya.Meskipun mereka sadari bahwa penjelasan apapun yang nanti akan Murad katakan, sama sekali tak berpengaruh pada hubungan mereka yang terlanjur berantakan.“Silahkan bicara. Perselisihan kalian harus segera diakhiri,” ujar Malik pada Isha dan Murad, kemudian hendak pergi.Namun, tangan Isha memegang tangan Malik, mencegah suaminya itu menjauh.“Abang mau kemana?” tanya Isha canggung.Malik tersenyum, kemudian mengusap kepala Isha dengan senyumnya yang menyejukkan hati.“Aku harus memberi waktu pada kalian untuk menyelesaikan semuanya,” ujarnya.“Mengapa Abang nggak di sini saja?” pinta Isha.Malik tersenyum dan menggeleng.“Nanti kalian ti

  • YOU COMPLETED ME   86: BEBAN

    Bertemu dengan Isha?Malik spontan menoleh ke arah Murad dengan ekspresi aneh, seperti tak suka dan tidak setuju dengan permintaan Murad kali ini. Memangnya siapa dia sampai minta bertemu? Melihat perubahan ekspresi Malik yang shock itu, Murad buru-buru membenahi kalimatnya.“Aku hanya ingin bicara, tidak ingin melakukan apapun. Aku hanya ingin minta maaf, untuk yang terakhir kalinya. Jadi tolong jangan berpikir bahwa aku akan memintanya kembali padaku, karena aku tahu itu tak akan mungkin terkabul,” ujar Murad dengan cepat.Sungguh, dia nyeri ketika mengatakan bahwa dia tak akan meminta Isha kembali padanya, padahal jujur saja dia masih sangat mencintai Isha. Hanya saja mungkin cintanya sudah tidak berlaku lagi.“Dan aku tak akan membiarkanmu memintanya kembali jika kamu melakukannya,” ujar Malik dengan tegas penuh nada posesif.Murad tersenyum. Diam-diam dia salut dengan sikap yang diambil oleh Malik atas pernikahan dan cintanya. Laki-laki ini tegas menentukan sikap ketika ada bah

  • YOU COMPLETED ME   85: PENGAKUAN

    Malik sengaja mengajak Murad untuk sedikit menjauh dari posisi Isha dan Bu Rosminah yang menunggu Pak Ridwan keluar dari ruang ICU rumah sakit ini. Ketika tiba di koridor yang sedikit lengang, Malik menghentikan langkahnya.“Kita bicara di sini saja,” pinta Malik sambil mengajak Murad duduk di kursi panjang yang ada di koridor itu.Murad hanya mengangguk. Keduanya lantas duduk berjajar berdampingan dalam jarak yang tidak terlalu dekat.“Mungkin kamu sudah tahu siapa aku,” ujar Malik mengawali percakapannya dengan Murad.Terdengar Murad menghela napas panjang dan berat.“Ya. Aku mendengarnya dari Rendra, bahwa kamu adalah suami Isha.” Murad menjawab dengan nada murung yang tak bisa disembunyikan.Malik tersenyum masam mendengar jawaban Murad.“Ya. Suami pengganti kehadiranmu yang mangkir ketika itu,” tandas Malik seolah menegaskan kesalahan terbesar Murad pada Isha.Murad tersenyum getir.“Ya. Aku memang bodoh ketika itu. Memilih takut pada ancaman selingkuhanku daripada menikahi Isha.

  • YOU COMPLETED ME   84: DOWN

    Pak Ridwan dan Bu Rosminah benar-benar terkejut melihat kedatangan Murad, laki-laki yang sudah mempermalukan keluarganya karena tidak datang pada hari pernikahannya dengan Isha.“Murad? Masih punya nyali dia untuk datang ke sini,” gumam Pak Ridwan dengan geram dan wajah yang sangar.“Tenang, Pak. Jangan terbawa emosi. Kita lihat dulu apa maksudnya datang kali ini,” jawab Bu Rosminah masih dengan suara rendah.“Hm.” Hanya itu jawab Pak Ridwan, menunjukkan betapa geramnya dia pada sosok Murad yang kini datang tanpa rasa bersalah itu.Sementara itu, Murad yang turun dari mobilnya sejenak bimbang. Apalagi ketika melihat reaksi kedua orang yang kebetulan sedang ada di teras itu. Tapi Murad tidak mungkin kabur begitu saja. Kemarin dia sudah bersikap pengecut, dan sekarang dia tak ingin menjadi pengecut untuk kedua kalinya di mata keluarga ini.“Selamat pagi, Pak, Bu,” sapa Murad dengan kikuk namun tetap menjaga kesantunannya.Bu Rosminah tersenyum canggung, sementara Pak Ridwan yang sejak m

  • YOU COMPLETED ME   83: KEBERANIAN MURAD

    Pagi ini, sesuai dengan tekadnya kemarin, bahwa dia akan tetap menemui Isha, apapun penerimaan perempuan itu. Ketika sarapan, Rendra kembali mengingatkan mengenai keinginan Murad itu.“Kamu yakin untuk tetap datang ke rumah Isha?” tanya Rendra.Murad menatap Rendra tanpa keraguan. Tekadnya sudah sangat bulat. Dia tak mau hidup dalam bayang-bayang dosa yang pernah dilakukannya di masa lalu. Dia ingin mendapatkan maaf dari Isha, menjelaskan semua mengapa dia tidak hadir di hari pernikahan mereka.“Ya. Aku yakin.” Murad menjawab mantap.Rendra tersenyum miris mendengar jawaban Murad.“Baiklah. Semoga kamu berhasil,” ujar Rendra mendoakan Murad.Namun, Rendra tak tahu doa ini sebuah ketulusan atau sebuah ejekan. Nyatanya dia berharap Murad akan dicaci maki oleh Isha, terlebih orang tuanya. Meskipun begitu, Rendra salut dengan tekad dan semangat Murad untuk memperbaiki kesalahan yang sudah dilakukannya, tidak seperti dirinya yang menjadi pengecut dengan menghindari Isha. Padahal hatinya be

  • YOU COMPLETED ME   82: TEKAD MURAD

    Jujur, Malik kali ini memang merasa sangat cemburu dengan laki-laki yang ada di kamar rawat inap Rendra tadi sore. Malik sama sekali tak menduga bahwa yang membuat Isha demikian kolap dan marah serta sedih ternyata adalah Murad, bukannya Rendra.“Murad? Pacarmu di masa lalu itu?” tanya Malik ragu.Namun, anggukan Isha berhasil mengikis keraguan Malik. Kecemburuan Malik semakin menjadi kini.“Ada apa dengan Murad? Apakah dia menghubungi kamu? Mencarimu?” tanya Malik dengan bodohnya.“Tidak. Tapi dia ada di kota ini sekarang,” jawab Isha murung.“Ada di kota ini? Bagaimana kamu tahu kalau dia tidak menghubungimu?” Malik masih juga tak mengerti.“Karena aku melihatnya, Bang.”Malik semakin terpana mendengar jawaban Isha kali ini.“Melihatnya? Dimana?” Malik tersenyum, mencoba menganggap bahwa jawaban Isha hanya omong kosong belaka.“Di rumah sakit, di ruang rawat inap Rendra tadi sore.”Jleb!Jawaban Isha spontan membuat Malik semakin terkejut.“Di kamar Rendra? Apakah … apakah dia laki-

  • YOU COMPLETED ME   81: TENTANG MURAD

    Isha sudah tidur sejak lepas isya tadi ketika Malik keluar dari kamar untuk ngobrol dengan Ridwan. Sepertinya sudah agak lama mereka tidak berbincang karena belakangan memang Malik dan Isha jarang pulang.“Tumben pulang bukan hari libur, Mal?” tanya Pak Ridwan yang sedang menikmati secangkir kopi hitam ditemani Rosminah.Malik tersenyum.“Iya, Pak. Belakangan Isha sering malas kalau diajak pulang. Katanya belum rindu sama rumah,” jawab Malik dengan senyum kecil.“Memang anak itu, ya?” gerutu Aminah membuat Pak Ridwan tersenyum.“Eh, Mal. Ibu lihat tadi dia sepertinya murung? Ada sesuatu, Mal? Apa kalian sedang bertengkar?” tanya Rosminah ketika tadi dia melihat wajah Isha sedikit murung ketika mereka tiba.Malik terkejut mendengar pertanyaan itu. Ya, memang diakui bahwa Isha sedikit murung karena memang tadi menangis di rumah sakit. Setahu Malik, karena dia melihat Rendra yang mungkin menimbulkan rasa marah dalam hatinya. Tapi tak mungkin Malik mengatakan hal ini karena ini menyangkut

  • YOU COMPLETED ME   80: KARMA

    Tanpa kata, Isha yang gemetar dan jantung yang berdetak kencang oleh amarah sekaligus kecewa dan sakit hati, dia bergegas meninggalkan ruang rawat inap dimana Rendra dirawat. Malik yang kebingungan dengan sikap Isha, bergegas meninggalkan ruangan itu untuk mengejar Isha.“Sha! Isha tunggu, Isha!” panggil Malik yang kemudian berlari untuk menjangkau Isha yang seolah tak mempedulikan panggilan Malik.Ketika akhirnya Malik bisa menjangkau tangan Isha, dia memaksa Isha berhenti. Namun, saat Malik melihat raut muka Isha yang berlumur air mata, runtuh sudah hati Malik. Rasa bersalahnya menjadi-jadi karena merasa sudah membuat Isha bersedih, meskipun dia belum tahu apa yang membuat istrinya itu sedih.“Hei, Sayang? Ada apa? Mengapa pergi dan menangis?” tanya Malik dengan lembut sambil mengusap air mata di pipi Isha.“Aku mau pulang,” jawab Isha tak peduli bahwa mereka bahkan belum menjenguk Rendra.“Nggak jadi menjenguk Rendra?” tanya Malik masih dengan lembut.Isha mengangguk dan menunduk.

DMCA.com Protection Status