Mei Li terus berlari dan berlari. Walaupun tubuh dan napasnya sudah sangat sesak dia tidak mau menghentikan langkahnya.
Berhenti sebentar saja bisa berarti kematian baginya, Mei Li tidak ingin itu terjadi, dia lebih memilih mati berjuang untuk hidup dibandingkan dia harus menghentikan langkah kaki menunggu hingga ajal menjemput dia.
Tepat seperti apa yang Mei Li pikirkan sebelumnya, saat dia sudah memisahkan diri dengan Erlang sebagian besar rombongan monster Naga tidak mengejarnya lagi, mereka terfokus mengejar Erlang yang membawa artifak mereka.
Saat ini tersisa 4 monster Naga beserta 1 kapten yang sedang berlari mengejar dirinya.
Monster-monster Naga rupanya bisa bergerak lebih cepat pada saat mereka berjalan di permukaan padang pasir, karena itu Mei Li kembali mengubah keputusannya, dia memilih kembali masuk ke permukaan bebatuan area barat.
Mei Li berharap bisa mengecoh mere
“Mei Li, Mei Li.”Suara teriakan Angela terdengar menggema memanggil nama sahabatnya.Angela dan Mei Li adalah teman satu angkatan pada saat mereka pertama kali bergabung dengan guild Demeter.Sudah 3 tahun lamanya mereka berlatih, bermain, dan bertualang bersama. Tentu saja ada perasaan khawatir yang mendalam pada saat Angela mendengar Mei Li terpisah dari rombongan tim.Mei Li sudah beberapa kali membantu Angela saat tahun pertama mereka memasuki pintu portal dimensi. Saat dia merasa takut, Mei Li selalu ada bersamanya untuk memberi dia kekuatan dan semangat.Tanpa Mei Li, Angela tidak mungkin bisa menjadi seorang pemburu monster yang berani seperti hari ini.“Angela, saya ada di sini,” balas Mei Li senang. “Kalian ada di mana?”Mereka terus berlari sambil saling mencari sumber suara yang bersahutan.
“Ayo cepat kita harus bergerak, sepertinya Mei Li benar-benar membutuhkan bantuan kita,” perintah Odelia meminta kepada rekan timnya untuk segera bertindak.James, Lina, Ifan dan 8 anggota tim pendukung mengambil lorong jalan yang kanan sedangkan Odelia mengambil jalan yang kiri.“Mei Li bertahanlah kami akan segera datang sebentar lagi.”Angela tidak tahu apa yang sebenarnya sudah terjadi, tapi dari getaran tadi sepertinya ada ledakan hebat yang baru saja terjadi di dekat mereka.Setelah Odelia dan Angela bergerak cepat hingga melewati lorong gua yang cukup panjang, terdengar di telinga mereka sebuah suara pertarungan.Itu dia, akhirnya mereka berhasil menemukan Mei Li.Saat ini Mei Li sedang bertarung sengit dengan dua ekor monster Naga yang tersisa.Odelia memperhatikan situasi, di sekitar mereka 3 monster Naga
Erlang berlari dengan cepat, tapi para monster Naga di belakangnya pun mengejar lebih cepat.Berbeda dengan Erlang, tubuh bagian bawah monster Naga memang terbentuk secara alami untuk bisa bergerak cepat di medan padang pasir.Tubuh bagian bawah dari monster Naga meliuk-liuk seperti ular derik yang lincah.Sedikit lagi pikir Erlang, sedikit lagi dia harus berlari sekuat tenaga agar dia bisa mencapai pintu portal.Erlang tidak akan pernah menyerahkan artifak kuno itu kembali ke tangan para monster Naga. Artifak milik mereka akan membuat dirinya bergelimpangan dengan harta dan penghargaan.Para monster Naga mulai melemparkan senjata setelah jarak di antara mereka sudah semakin dekat.Berbeda dengan Dion, Erlang adalah seorang warrior yang kuat dan gesit, dia mampu menghindari seluruh senjata lempar milik musuh sambil sesekali memutarkan tombak andalannya untuk
Awalnya hanya ada 5 anggota dari tim pendukung yang melanjutkan pelarian, tapi 3 anggota yang lain pun akhirnya mengikuti, mereka sudah tidak percaya lagi dengan kepemimpinan Odelia.Sudah terlalu banyak anggota tim Odelia yang mati hari ini, mereka tidak ingin menjadi anggota tambahan yang mati akibat kepemimpinan buruk dari Odelia.Odelia pasrah dengan apa yang terjadi, dia tahu kesalahan fatal saat tim mereka bertarung melawan serangan mendadak dari kalajengking raksasa sudah membuat kepercayaan tim kepada dirinya menghilang.Jadi dia tidak ingin mencegah mereka lagi dari usaha untuk menyelamatkan diri.Berbeda dengan rekan-rekannya yang lain, James, Lina, Angela dan Ifan tetap mengikuti petunjuk Odelia untuk tidak melanjutkan pelarian.Mereka segera menghentikan langkah kaki sambil menatap gelisah ke arah gumpalan tanah besar yang terus bergerak semakin cepat mendekat ke arah
Odelia, Angela, James, Lina, Ifan dan Mei Li tidak sanggup melihat apa yang baru saja terjadi.Setelah melihat kemampuan Dhika, mereka pikir dia sanggup mengalihkan perhatian monster penguasa padang pasir ini.Tapi rupanya apa yang mereka pikirkan salah.Tidak puas dengan apa yang sudah dimakannya, monster itu kembali meneruskan pergerakan ke arah 6 anggota tim pendukung yang tersisa.James bersikeras ingin menolong mereka, tapi Lina segera menahannya.Lina sudah melihat sendiri bagaimana monster ini tidak bisa di sentuh sama sekali oleh kekuatan yang mereka miliki saat ini.Dalam waktu singkat, satu persatu anggota tim pendukung dimakan oleh mulut cacing raksasa itu.Teriakan demi teriakan terdengar histeris ke arah rombongan Odelia yang sampai saat ini masih tidak berani datang untuk memberikan pertolongan.Teror mo
Suasananya sangat mencekam, petir yang menyambar benar-benar tidak terkendali. Petir-petir ini memiliki kekuatan penghancur yang besar.Seandainya saja Erlang berada di sana dia pasti akan hangus terbakar.Erlang menutup kedua telinganya berupaya untuk bertahan dari suara lengkingan nyaring monster itu.“Arggghh, monster sialan, hentikan suara itu.”Erlang menunduk ke tanah, kedua gendang telinganya sekarang bahkan sudah meneteskan darah.“Hentikan suara itu sialannnn!!!”Tepat pada saat Erlang memaki untuk yang terakhir kali, suara lengkingan monster itu terhenti.Monster itu ambruk, menghentikan semua geliat juga percikan kilat yang ada di sekitar tubuhnya.Sambil menahan rasa nyeri, Erlang melihat ke arah monster cacing raksasa.Erlang tidak tahu apa yang membuat monster
“Ya itu pasti kamu, saya ingat waktu itu pun kamu masih terlihat bulat seperti ini Reno,” ucap perempuan cantik itu sambil tertawa melihat ke arah perutnya yang sedikit membuncit.Setelahnya perempuan itu langsung melihat ke arah Vivi, naga kecil menggemaskan bertubuh gempal yang sedang terbang melayang di dekat pundak Reno.“Wah apakah ini binatang peliharaan kamu?”Perempuan ini tidak henti-hentinya bertanya, dia terus saja memberikan pertanyaan-pertanyaan yang satu pun belum sempat dijawab oleh Reno.“Dia manis sekali, badannya gempal sama seperti kamu Reno.”“Hahaha,” tawa Reno canggung. “Ma-maaf tapi sepertinya kamu pasti sudah salah paham.”“Ma-maksud saya, tidak mungkin kamu mengenal saya,” jawab Reno makin terlihat kikuk saat dia melihat penampilan murid perempuan ini yang terliha
“Awasssss,” teriak Reno kepada Gita dan Vivi.Tabung kaca tempat perawatan Dhika meledak menyambar siapa pun yang berada di sekitarnya.Kotak-kotak lampu juga peralatan-peralatan elektronik di sekitar membuat suara-suara ledakan yang menakutkan.Gita berteriak ketakutan.Reno bereaksi cepat, dia berubah wujud menjadi seekor beruang besar yang melindungi tubuh Gita dan Vivi dari ledakan ataupun percikan listrik di sekitar mereka.Reno benar-benar tidak menyangka Dhika memiliki kekuatan medan energi listrik yang sangat besar hingga mampu menghancurkan peralatan-peralatan medis di rumah sakit ini.Reno tahu Dhika merahasiakan beberapa kekuatan genetiknya, tapi dia belum pernah melihat kekuatan genetik yang seperti ini.Sekarang tubuh Dhika keluar dari dalam tabung, dia terlihat melayang sambil tetap mengeluarkan percikan-percikan
“Tidak, ini tidak benar, mereka sudah berbohong Pak,” Tommy tidak terima kebohongan itu. Dia jadi semakin tidak terkendali.“Pak, pasti … pasti ada rekaman cctv yang bisa kita lihat secara langsung. Bapak bisa melihatnya dari video rekaman cctv. Kami berenam benar-benar tidak bersalah.”“Kami pihak guru bagian disiplin tentu saja sudah melakukannya Tommy, tapi menurut pernyataan dari petugas cctv, video rekaman untuk kamera D1045 mengalami kerusakan. Karena itu kami tidak bisa melihat hasil rekamannya dan untuk mengatasi masalah itu kami sudah meminta kedua saksi ini untuk memberikan keterangan.”“Tapi Pak pernyataan mereka berdua itu bohong, bukan seperti itu kejadiannya.”“Sudah hentikan, kalian ini sudah membuat keributan, sekarang kalian juga berniat untuk memfitnah saksi?”Tommy merasa sangat kesal, tapi dia
“Pertarungaaann!!”Anak-anak berhamburan memperingatkan yang lain telah terjadi keributan di sekitar area ruang makan guild Demeter.Tommy menyerang pria yang baru saja menampar pipi kanan Evi.Billy bereaksi cepat menahan pria lain yang memiliki niat untuk menyerang Tommy dari belakang.Erlang bersama temannya yang lain datang mendekat untuk membantu, tapi Johan yang berbadan paling kekar menutup jalan mereka.Merasa terganggu dengan kehadiran Johan, Erlang langsung mengeluarkan serangan tinju kilat tanpa ragu ke arah perut bagian bawah Johan.Serangan itu begitu keras hingga mengeluarkan kilatan petir.Erlang menggunakan kekuatan genetiknya pada tinju yang dia lontarkan.Johan terlempar sejauh 2 meter bersamaan dengan meja dan kursi yang berada di sekitar lajurnya.Keadaan di sekitar
“Hentikan, dasar pria kotor, apa yang kamu sentuh sekarang.”Dhika tidak sadar kalau sebagian dari pergelangan tangannya sudah menyenggol salah satu bagian paling besar dan sensitif milik gadis itu.Bulatannya terasa begitu padat tapi cukup empuk dan lembut saat pergelangan tangan Dhika langsung bersinggungan dengan bagian itu.Dhika tidak mengelak kalau dia sepertinya menyukai memeluk gadis itu, baru kali ini dia merasakan sesuatu yang membuatnya begitu nyaman.“Hei apa yang sedang kamu lakukan, cepat lepaskan saya!!”Gadis itu berteriak lantang berulang kali tapi Dhika tetap saja tidak mau mendengarkan perkataannya, dia tetap merangkul gadis itu dan membawanya menuju tepian kolam yang lebih aman.Tepat saat berada di tepian kolam gadis itu langsung memperagakan sebuah gerakan judo, dia mengarahkan tangannya ke belakang, meraih kepala
“Dasar anak monster,” teriak Dimas saat jari tangannya digigit oleh Dhika yang terlihat masih berumur 1 tahun.“Dimas apa yang terjadi?” tanya Bunga dengan napas yang tersendat-sendat saat berlari menuju kamar Dhika.Dhika membuka kedua matanya, dia melihat jari tangan ayahnya terluka hingga meneteskan cairan darah yang cukup banyak.Dhika melihat di pojok ruangan kakaknya Darma yang berusia 11 tahun menangis ketakutan.‘Apa ini? Dimana saya? Papah? Mamah?’“Astaga Dimas tangan kamu sampai berdarah seperti ini, tunggu sebentar biarkan saya mengobati tangan kamu. Darma tolong bantu mamah ambilkan perban di sana.”Darma tidak bergeming, dia masih sangat ketakutan.“Argghh dasar monster, dia seharusnya tidak kita lahirkan, dia benar-benar sangat berbahaya untuk keluarga kita.”
Dhika memasuki ruangan yang terlindungi dengan berbagai sistem keamanan.Prof Einheart menaruh kornea matanya pada sebuah alat pendeteksi, setelah itu dia menempelkan kedua telapak tangan dan menyebutkan suara sandi untuk membuka pintu ruang penelitian.“Dhika kemarilah ikuti saya, saya akan menunjukan kepada kamu projek penelitian seperti apa yang sudah dikerjakan oleh kedua orang tua kamu.”Mengikuti langkah prof Einheart, Dhika melihat ada banyak tabung-tabung berisi ranting pohon berwarna hitam yang sedang diteliti oleh para dokter berbaju putih.Beberapa dokter yang melihat kedatangan prof Einheart memberikan hormat kepadanya.Prof Einheart membalas mereka dengan sebuah senyuman singkat sambil mengajak Dhika melihat lebih dekat ke arah tabung-tabung penelitian tersebut.Alexander dan Arnold berjalan mengikuti mereka dari belakang.&nbs
“Hei Dimas apakah kamu memperhatikan gadis baru itu?”“Ya saya tahu dia sangat cantik, memangnya kenapa kamu naksir sama gadis itu?” balas peneliti muda berusia 30 tahun bernama Dimas kepadanya.“Haha tentu saja saya sudah memperhatikan sejak dia masuk pusat penelitian ini 2 minggu yang lalu. Nama gadis itu Bunga, saya dengar dari prof Einheart dia adalah anak jenius yang sudah menyelesaikan gelar doktornya di usia 24 tahun.”“Saya dengar dia memang sangat pandai,” jawab Dimas datar tampak tidak terlalu berminat dengan topik pembicaraan ini.“Dimas, Dimas, hei sampai kapan kamu mau menjomblo seperti ini? Kamu itu sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya kamu mencari pasangan hidup. Kalau saya masih belum berkeluarga, saya pasti sudah dekati gadis seperti dia, selain cantik dia sangat pintar. Bayangkan anak seperti apa yang akan lahir dari gadis secan
“Tuan Alexander maaf, tapi sepertinya Tuan pasti sudah salah mengenal orang. Anak itu, dia pencuri barang-barang milik pemburu monster yang sudah mati. Tidak mungkin Tuan mencari anak seperti dia, pasti ada sebuah kekeliruan, saya pasti akan membantu Tuan mencari anak yang Tuan cari.”Erlang tidak percaya kalau Alexander datang ke asrama guild Demeter hanya karena ingin bertemu dengan Dhika.Dia juga sebenarnya tidak rela melihat Dhika yang bukan anak seorang bangsawan didekati oleh Alexander.Dhika hanyalah seorang Herbalist miskin yang tidak punya apa-apa, dia hanya seorang anak yatim piatu dari keluarga yang tidak terpandang.“Tuan tunggu! Dengarkan saya.”Erlang mulai merasa kesal karena kata-katanya tidak didengar sama sekali oleh Alexander.Saat Erlang hendak mendekati Alexander agar bisa berbicara lebih dekat dengannya, Arnold t
“Hei lihat pria tampan berambut putih itu bukankah dia Alexander Fraudilant?” tanya seorang murid wanita dari guild Demeter.“Tidak mungkin untuk apa orang sepenting dia sampai datang ke asrama guild kita,” balas teman murid wanita itu kepadanya.“Tapi dia sangat tampan, seandainya saja dia adalah pacar saya, saya pasti akan memamerkannya kepada seluruh teman-teman saya.”Kedua murid itu saling tertawa memikirkan hal-hal menyenangkan apabila pria tampan tadi adalah pacar mereka.Selain mereka berdua, murid-murid lain yang sedang bersantai di sekitar aula depan pintu asrama pun tampak keheranan melihat sosok Alexander wakil ketua dari guild Chronos sedang berdiri di sana.Saat murid-murid yang lain sibuk berbisik, Erlang yang baru saja datang bersama teman-teman dari golongan bangsawan dari guild lain mendekat ke arah Alexander dengan percaya di
“Awasssss,” teriak Reno kepada Gita dan Vivi.Tabung kaca tempat perawatan Dhika meledak menyambar siapa pun yang berada di sekitarnya.Kotak-kotak lampu juga peralatan-peralatan elektronik di sekitar membuat suara-suara ledakan yang menakutkan.Gita berteriak ketakutan.Reno bereaksi cepat, dia berubah wujud menjadi seekor beruang besar yang melindungi tubuh Gita dan Vivi dari ledakan ataupun percikan listrik di sekitar mereka.Reno benar-benar tidak menyangka Dhika memiliki kekuatan medan energi listrik yang sangat besar hingga mampu menghancurkan peralatan-peralatan medis di rumah sakit ini.Reno tahu Dhika merahasiakan beberapa kekuatan genetiknya, tapi dia belum pernah melihat kekuatan genetik yang seperti ini.Sekarang tubuh Dhika keluar dari dalam tabung, dia terlihat melayang sambil tetap mengeluarkan percikan-percikan